Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MODEL SENGKANG PADA KOLOM BERONGGA UNTUK MEMIKUL BEBAN TEKAN Zuraidah, safrin; Ikhsan, Ikhsan; Hastono, K Budi
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2013): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut SNI 03 – 2847 – 2002 menyatakan bahwa saluran dan pipa, bersama kaitnya, yang ditanam pada kolom tidak boleh menempati lebih dari 4% luas penampang yang diperlukan untuk kekuatan atau untuk perlindungan terhadap kebakaran. Pada penelitian sebelumnya,  dengan rongga 4,5% dari luas penampang tanpa tulangan dengan benda uji silinder 15x30 cm yang menyebabkan penurunan kuat tekan dari beton tersebut 29%,  melebihi ketentuan dari SNI maka pengaruh lubang perlu diperhitungkan terhadap kekuatannya. Tujuan dari penelitian ini mengetahui  besar kuat tekan kolom beton dengan adanya rongga di dalamnya dengan memasang tulangan geser model Rectanguler dan Spiral. Metode penelitian ini menggunakan kolom berongga 4,5% luas penampang dengan menambah sengkang dan tulangan memanjang guna meningkatkan kekuatan tekan kolom struktur dengan model sengkang rektanguler / persegi dan spiral untuk memikul beban maksimum. Ukuran benda uji kolom 200x200x600 mm, jumlah benda uji 6 buah kolom berongga, 6 buah kolom pejal, pengujian dilakukan pada umur 28 hari. Hasil  penelitian ini menunjukkan, bahwa pada perhitungan teoritis kuat tekan kolom beton berongga dengan sengkang spiral lebih besar 3,03% di bandingkan sengkang rectanguler, sedangkan hasil pengujian laboratorium menyatakan kuat tekan kolom dengan sengkang spiral lebih besar 2,92% dibandingkan rectanguler. Kesimpulan,  sengkang model spiral lebih kuat memikul beban tekan pada kolom berongga bila dibandingkan  model rectanguler dan kebutuhan tulangan geser (sengkang) model spiral  lebih ekonomis 8% dibandingkan model rectanguler.Kata Kunci : kolom, sengkang, spiral, rectangular, kuat tekan 
PENGARUH RONGGA DALAM BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON Zuraidah, Safrin; Handoko, Handoko; Hastono, K Budi
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia usaha properti dan  jasa kontruksi selain mempertimbangkan unsur  ekonomis dan kekuatan,  juga memperhatikan segi estetika.  Dalam hal memenuhi tuntutan  estetika, misalnya dengan  menyembunyikan atau menutup instalasi air kotor, air bersih, listrik dan sebagainya ke dalam beton, dengan cara membuat  beton berongga (berlubang) pada bagian tengahnya sehingga terlihat rapi, namun hal ini kurang diperhatikan dampak  yang terjadi dalam hal kekuatannya. Diantara beberapa dampak yang mungkin akan timbul dengan adanya lubang adalah kemampuan beton menahan beban. Dalam penelitian ini yang diamati adalah  pengaruh rongga pada beton silinder  15 cm x 30 cm. dengan beban aksial tekan yang mampu dipikul oleh beton dengan  variasi rongga, 0%, 2,2%(½”), 3%(3/4”), 4,5%(1”), 9%(11/4”)  dari luas penampang pada umur 28 hari. Dari hasil penelitian didapat, adanya lubang 0% - 9 % dari luas penampang benda uji,  kuat tekan beton mengalami penurunan secara signifikan. Pada rongga 2,2% kekuatan beton 328,23 kg/cm² (menurun16,76%), pada rongga 3% kekuatan beton 313,20 kg/cm² (menurun 20,57%), pada rongga 4,5% kekuatan beton 279,19 kg/cm² (menurun 29,19%), sedangkan pada rongga 9% kekuatan beton 224,53 kg/cm² (menurun 43,05%) dibandingkan dengan yang tanpa rongga (0% ). Hasil  penelitian ini menguatkan pernyataan yang ada di SNI 03 – 2847 – 2002 yang menyatakan, bahwa saluran dan pipa, bersama kaitnya, yang ditanam pada kolom tidak boleh menempati lebih dari 4 % luas penampang yang diperlukan untuk kekuatan atau untuk perlindungan terhadap kebakaran. Sehingga apabila lebih besar dari 4 % maka pengaruh rongga perlu diperhitungkan terhadap kekuatannya yang akan menyebabkan penurunan kekuatan dari kolom tersebut.Kata kunci : estetika, beton berlubang, beban aksial, kuat tekan.
PENGGUNAAN BAJA RINGAN (COLD-FORMED) TYPE HOLLOW SEBAGAI TULANGAN PADA BALOK BETON BERTULANG DALAM MEMIKUL BEBAN LENTUR Hastono, K. Budi
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai salah satu komponen dalam struktur bangunan, balok merupakan komponen yang memikul beban luar dan itu akan menimbulkan momen lentur dan gaya geser disepanjang bentangnya. Pada pembebanan yang kecil, selama tegangan tarik maksimum beton lebih kecil dari modulus kehancuran, maka seluruh beton dapat dikatakan efektif dalam memikul tegangan tekan dan tegangan tarik. Apabila beban ditambah terus, maka kekuatan tarik beton akan segera tercapai, dan pada tingkatan ini mulai terjadi retak–retak akibat tarik. Retak–retak ini menjalar dengan cepat keatas sampai mendekati garis netral, garis netral tersebut kemudian akan bergeser keatas diikuti dengan menjalarnya retak–retak. Dengan adanya retak–retak ini cukup banyak mempengaruhi perilaku balok yang mengalami pembebanan. Penelitian ini dengan dilakukan pengujian lentur yang dibebani pada 2 titik pembebanan sampai terjadi retak lentur pada balok beton bertulang dengan perencanaan tulangan tunggal, ukuran 15 x 20 x 60 cm dengan variabel dependen tulangan baja diameter 12 mm dan tulangan baja ringan tipe hollow pada dua variasi selimut beton 4 dan 7 cm. Dari hasil penelitian menunjukkan penggunaan tulangan baja ringan khususnya tipe hollow memberikan nilai kuat lentur lebih besar 23,2 % dibandingkan penggunaan tulangan baja ulir pada balok beton bertulang dengan selimut beton 40 mm, dan pada penggunaan selimut beton 70 mm, kekuatan lentur tulangan baja ringan juga menunjukkan lebih besar 262,65 % dibandingkan penggunaan tulangan baja ulir. Sementara itu untuk selimut beton 70 mm pada penggunaan baja ulir mengalami penurunan kuat lentur sebesar 52,3 % dibanding jika menggunakan deking/selimut beton 40 mm. Sedangkan pada penggunaan tulangan baja ringan dengan selimut beton 70 mm pengalami kenaikan kekuatan lentur sebesar 40 % dibandingkan dengan selimut beton 40 mm.Kata Kunci : Balok, Lentur, Baja Ringan
STUDI EXPERIMENTAL PERILAKU INELASTIK ELEMEN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN BAJA LUNAK DAN BAJA MUTU TINGGI AKIBAT BEBAN SIKLIKK. Hastono, Budi
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2012): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil KERN
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mutu baja tulangan yang tersedia dapat dikategorikan menjadi 2 yakni baja lunak (mild steel) dan baja mutu tinggi (high strength steel). Baja lunak mempunyai tegangan leleh antara 210 sampai 280 Mpa, sedangkan baja mutu tinggi mempunyai tegangan leleh antara 280 sampai 500 Mpa. Menurut SNI-03-2847-2002 serta ASTM A 706M, penggunaan baja sebagai tulangan beton dengan kuat leleh fy lebih dari 400 Mpa boleh digunakan dalam struktur beton bertulang tahan gempa selama masih mempunyai nilai tegangan pada regangan 0,35 % . Dijelaskan pula dalam pasal 23, tulangan yang memenuhi ASTM A 615M, yaitu tulangan mutu 300 Mpa dan 400 Mpa boleh digunakan dalam komponen struktur gedung tahan gempa apabila : Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian dipabrik tidak melampaui kuat leleh yang ditentukan sebesar lebih dari 120 Mpa atau 30 % dari 400 Mpa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang melampaui harga ini sebesar lebih dari 20 Mpa) dan Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang dari 1,25. (fs/fy > 1,25). Pada perkembangan dunia konstruksi saat ini, Produsen memproduksi mutu tulangan yang banyak tersedia dilapangan yakni 300 Mpa, 400 Mpa, 500 Mpa, hingga 600 Mpa. Mengacu pada persyaratan SNI-03-2847-2002 tersebut, bahwa pengujian dengan beban statis siklik antara penggunaan baja lunak mutu 240 Mpa dan baja mutu tinggi mutu 400 Mpa dan 500 Mpa pada elemen beton bertulang, baja tulangan mutu 400 Mpa lebih efektif berdasarkan perilaku inelastik , yaitu kuat leleh, kuat tarik, daktilitas, faktor kuat lebih (overstrength), dan rasio kuat tarik terhadap kuat leleh, yang terlihat pada kurva hubungan tegangan – regangan dan kurva hubungan beban dan defleksinya.Kata kunci:  baja lunak, baja mutu tinggi, kuat leleh, kuat tarik, daktilitas, kuat lebih, rasio kuat tarik kuat leleh.
Studi Analisa Atap Rangka Baja Model Paralel dan Segitiga Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Safrin Zuraidah; Budi Hastono; Yasir Arofat
AGREGAT Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.798 KB) | DOI: 10.30651/ag.v3i2.2273

Abstract

AbstractSteel trust roof for industrial buildings has a variety of models, including Gable frame model , Parallel, Polenciou, Triangle, and others. Each model has different strengths in accepting loads that work on building structures. The purpose of this study was to compare steel frame horses Parallel Model and Steel Triangle using a double-angled foot profile based on SNI 03-1729-2002 which resulted in a robust and efficient design with a stretch of 20 m and 30 m. From the analysis, it is found that the steel roof structure uses the most efficient foot double foot profile on the span of 20 m and 30 m that is parallel model compared to the triangle model of the total weight percentage of 3.66%. 8.57% of the total weight of the triangle model. Keywords :  profile, design, efficient, parallel, triangle AbstrakAtap rangka baja untuk bangunan industri mempunyai berbagai macam model, diantaranya model batang Tunggal Parallel, Polenciou, Segitiga, dan lai-lain . Masing-masing model  mempunyai kekuatan yang berbeda-beda dalam menerima beban yang bekerja pada struktur bangunan. Tujuan dari penelitian ini untuk membandingkan atap  rangka baja  Model Paralel dan Segitiga baja mengunakan profil double siku sama kaki berdasarkan SNI 03-1729-2002 yang menghasilkan desain yang kuat dan efisien dengan lebar bentangan 20 m dan 30 m. Dari  hasil analisa yang didapatkan, bahwa struktur atap baja mengunakan profil double siku sama kaki yang paling efisien pada  bentangan 20 m dan 30 m yaitu model paralel dibandingkan model segitiga dari prosentase berat total masing-masing sebesar 3,66%. 8,57% dari berat total model segitiga. Kata kunci : profil, desain, efisien, paralel, segitiga 
Efektifitas Kolom Dengan Tulangan Cold-Formed Type Hollow Dalam Memikul Beban Aksial K.Budi Hastono
AGREGAT Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.263 KB) | DOI: 10.30651/ag.v2i2.1215

Abstract

AbstractAs part of the support component in the building structure, the column is a component that bears an external load and it will give rise to axial force, bending moment and shear force along its height. Pure concrete columns can support very small loads, but their load carrying capacity will increase considerably if added longitudinal bars. Larger strength enhancements can be made by providing lateral restraints in this longitudinal reinforcement. As a result of the compressive load, the column tends not only to shorten in the longitudinal direction but also expands in the lateral direction due to the poison's effect. This research will be carried out by testing the maximum axial load until the crack occurs in the reinforced concrete column with the planning of the two looks, the 20 x 20 x 60 cm column size with the dependent variable of longitudinal steel screw and Cold Formed (mild steel) type hollow steel. The results of this study The use of the column by using screw steel reinforcement is still more effective than by using cold-formed steel reinforcement. Columns with reinforced steel reinforcement have a lower strength of 44.4% of the column by using screw steel reinforcement. Keywords: Column, axial, cold-formed  AbstrakSebagai bagian dari komponen penyokong dalam struktur bangunan, kolom merupakan komponen yang memikul beban luar dan itu akan menimbulkan gaya aksial, momen lentur dan gaya geser disepanjang ketinggiannya. Kolom beton murni dapat mendukung beban sangat kecil, tetapi kapasitas daya dukung bebannya akan meningkat cukup besar jika ditambahkan tulangan longitudinal. Peningkatan kekuatan yang lebih besar dapat dibuat dengan memberikan kekangan lateral pada tulangan longitudinal ini. Akibat beban tekan, kolom cenderung tidak hanya memendek dalam arah memanjang tetapi juga mengembang dalam arah lateral karena pengaruh poison. Penelitian ini akan dilakukan pengujian beban aksial maximum sampai terjadi retak pada kolom beton bertulang dengan perencanaan tampang dua, ukuran kolom 20 x 20 x 60 cm dengan variabel dependen tulangan longitudinal baja ulir dan tulangan Cold Formed ( baja ringan ) type hollow. Hasil dalam penelitian ini Penggunaan kolom dengan menggunakan tulangan baja ulir masih lebih efektif dari pada dengan menggunakan tulangan baja cold-formed. Kolom dengan tulangan baja col-formed mempunyai kekuatan lebih rendah 44, 4 % dari kolom dengan menggunakan tulangan baja ulir. Kata Kunci: Kolom, axial, cold-formed
PENERAPAN MANAJEMEN PRODUKTIF PADA USAHA KRUPUK SAMILER K. Budi Hastono; R. Ayu Erni Jusnita
Jurnal ABM Mengabdi Vol 5 (2018): Desember
Publisher : STIE Malangkucecwara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Samiler merupakan makanan tradisional yang berbahan dasar singkong yang dihaluskan dan diberi bumbu. Krupuk samiler sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Mitra 1, Kelompok produksi Samiler “Gurih-Enak” dan, Mitra 2, Kelompok produksi Samiler “Renyah-Enak” keduanya berada di Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Permasalahan : Bidang Produksi : bagaimana : 1) meningkatkan kuantitas dan 2) meningkatkan kualitas produksi. Solusi pemecahan permasalahan : membuat rancang bangun teknologi tepat mesin pencetak samiler dan rak produksi,. Bidang Manajemen : bagaimana meningkatkan tatakelola keuangan dan administrasi. Solusi pemecahan permasalahan : penyediaan sarana prasarana, pendampingan dan pelatihan pembukuan dan adminsitrasi, rak penyimpanan produksi dan penyiapan penjadwalan pemesanan bahan baku. Kesimpulan ; Aspek produksi. Program pendampingan, mampu meningkatkan kebersihan dapur produksi, melakukan perawatan sarana produksi, memperhatikan adonan dan melakukan usaha diversifikasi produk. Aspek manajemen, melaksanakan arus kas pembukuan 20%, mengadakan rak penjemuran secara mandiri secara bertingkat, dapat melakukan perencanaan produksi dan meningkatkan keuntungan usaha sebesar 66 %. Aspek pemasaran, kemasan lebih variatif sebesar 200%, system pemasaran lebih beragam, mampu penggunaan sarana hand phone dan meningkatkan keterjangkauan produksi sejauh 40 km atau 66%.
Implementasi Manajemen Produksi pada Pengrajin Batu Bata Didik Budiyanto; K Budi Hastono; Sandra Oktavina Pinaraswati
Jurnal ABM Mengabdi Vol 5 (2018): Desember
Publisher : STIE Malangkucecwara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the leading villages in Mojokerto Regency is Karangasem Village with the commodity of Bricks. Currently brick makers face several problems in developing their businesses, among them are: production, marketing, training education and financial governance. The method used is a direct approach to community involvement, an approach to utilizing appropriate technology, an approach that is appealing and support without the element of coercion and socialization and training approaches. The results of the implementation in the field showed improvement in the cleanliness of the environment, arrangement of facilities and infrastructure proved to improve the quality and quantity of production, arrangement and arrangement of scheduling the purchase of raw materials, production and combustion processes greatly determine the readiness of the market to meet market demand. . The availability of coal, sales agents, transport partners along with rising and unloading power and product user partners such as housing greatly determine the sustainability and success of the business.
Penggunaan Limbah Batang Eceng Gondok untuk Beton Fiber Sipil Unitomo; Safrin Zuraidah; K Budi Hastono; Elisabet Trisnawati; Sumaryam Sumaryam
PUBLIKASI RISET ORIENTASI TEKNIK SIPIL (PROTEKSI) Vol 4 No 2 (2022): Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/proteksi.v4n2.p96-101

Abstract

Eceng gondok adalah jenis tanaman gulma tumbuhan air yang mengapung yang pertumbuhannya sangat cepat, hal ini menimbulkan masalah lingkungan, seperti terganggunya ekosistem perairan, menghambat transportasi air, mengurangi daya tampung sungai. Dalam satu sisi perkembangan teknologi tentang material beton yang sangat pesat terutama dalam hal peningkatan performance nya dengan menggunakan serat / fiber sebagai bahan tambahan untuk campuran beton, Tujuan penelitian untuk  mengetahui pengaruh penambahan limbah serat eceng gondok dengan komposisi 0%; 0,05%; 0,15%; 0,25% dan 0,35% dari berat semen bila ditinjau terhadap kuat beton. Metode penelitian eksperimental dengan benda uji silinder 15 x 30 cm berjumlah 45 buah  untuk Kuat Tekan dan 15 buah uji untuk Kuat Tarik Belah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uji Kuat Tekan beton pada umur 28 hari, limbah tanpa serat eceng gondok 23,11 MPa, pada penambahan komposisi  serat hasilnya: 22,45 MPa; 21,03 Mpa; 19,15 Mpa;  17,17 MPa, Sedangkan untuk Uji Kuat Tarik Belah beton 0% sebesar 2,15 MPa, penambahan komposisi limbah hasilnya 1,98 MPa; 1,86 Mpa; 1,77 Mpa; 1,58 Mpa,  mengalami penurunan secara signifikan.  Dengan demikian penggunaan serat eceng gondok dalam campuran beton tidak direkomendasikan.
PENGGUNAAN SERAT POLYPROPHYLENE DARI LIMBAH STRAPPING BAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON RINGAN Safrin Zuraidah; Bambang Sujtmiko; K Budi Hastono; Maria Adelina Lidia
Seminar Nasional Ilmu Terapan Vol 1 No 1 (2018): SNITER 2018
Publisher : Universitas Widya Kartika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.936 KB)

Abstract

Perkembangan pembangunan sangat pesat terutama dibidang konstruksi yang mendorong meningkatnya kebutuhan akan bahan bangunan termasuk beton. Untuk menjawab persoalan tersebut perlu dilakukan sebuah inovasi untuk mendapatkan bahan bangunan yang berkualitas. Dalam penelitian ini menambahkan limbah serat polyprophylene dari bahan strappingband ke dalam campuran beton ringan untuk memperbaiki kinerja beton terutama kuat tarik belahnya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini antara lain variabel bebas yaitu persentase penambahan serat polyprophylene dari bahan strappingband FS- 0%, FS-3%, FS-6% FS-9% dan variabel tak bebas yaitu workability yang dinyatakan dalam nilai slump kuat tekan dan kuat tarik belah beton ringan. Adapunm faktor lain seperti susunan gradasi, bentuk dan ukuran gradasi, proporsi campuran, bahan, perawatan selama proses pengerasan dan sebagainya dianggap sebagai variabel yang tidak berpengaruh. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Hasil Beton ringan dengan penambahan fiber strapping band pada umur 28 hari terdapat pada ( FS-9%), kuat tekan maksimum sebesar 8,58 N/mm2 dan kuat tarik belah maksimum terdapat ( FS-9% ), sebesar 0,45 N/mm2.. Sedangkan berat volume sebesar 1140 kg/m3. Lebih ringan dari beton ringan yang mengandung agregat – agregat ringan dan mempunyai berat jenis 1900 kg/m3 Menurut SNI 03-2847-2002.