Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PADA KELUARGA PRA SEJAHTERA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN SRI MERANTI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU ALKAUSYARI AZIZ; MUHARNI MUHARNI
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 5 No 1 (2016): JURNAL PROTEKSI KESEHATAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.962 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v5i1.51

Abstract

Kurangnya pendapatan akan mengakibatkan kurangnya kemampuan keluarga untuk menyediakan pangan yang cukup dan bergizi bagi seluruh anggota keluarga. Kondisi ini erat kaitannya dengan ketahanan pangan rumah tangga. Secara tidak langsung, ketahanan pangan rumah tangga berhubungan dengan status gizi keluarga. Rancangan penelitian observasional dengan desain potong lintang (Cross-Sectional) yang bertujuan menganalisis ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi keluarga penerima bantuan raskin. Populasi dalam penelitian adalah seluruh keluarga penerima bantuan raskin. Sampel sebanyak 88 keluarga yang diperoleh melalui metode acak sederhana. Ketahanan pangan rumah tangga diukur dengan metode gold standar garis kemiskinan per kapita per hari. Penentuan status gizi setiap anggota keluarga dilakukan dengan indikator BB/U, BB/TB, IMT/U, dan IMT. Sebagian besar keluarga bantuan raskin tergolong kurang pangan (73,8%) dan berstatus gizi keluarga yang tergolong normal Temuan ini mengindikasikan bahwa penggunaan persentase pengeluaran pangan sebagai indikator ketahanan pangan keluarga kurang sensitif untuk memprediksi status gizi pada keluarga berpenghasilan rendah. Temuan ini mengindikasikan bahwa penggunaan persentase pengeluaran pangan sebagai indikator ketahanan pangan keluarga kurang sensitif untuk memprediksi status gizi pada keluarga berpenghasilan rendah.
PELATIHAN PEMBUATAN MAKANAN TAMBAHAN DENGAN BAHAN DASAR TEMPE UNTUK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMAPULUH KOTA PEKANBARU LILY RESTUSARI; MUHARNI MUHARNI; FITRI FITRI; ALKAUSYARI AZIZ; HESTI ATASASIH
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 5 No 2 (2016): JURNAL PROTEKSI KESEHATAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.414 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v5i2.59

Abstract

Masalah gizi pada balita yang diatasi oleh Pemerintah Indonesia belum mampu terlaksana secara optimal atau menghilangkan angka gizi kurang pada balita. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Balita di Posyandu. (Sakti, 2013). Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah salah satu bentuk kelembagaan yang berperan serta memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pemberian makanan tambahan di posyandu sebagian besar masih dianggap lemah. Suplai budjet Posyandu untuk pengadaan makanan tambahan terbatas. Untuk itu perlu diciptakan makanan bergizi yang lebih bervariasi yang diperoleh dari bahan makanan lokal, salah satunya adalah tempe. Pengenalan penggunaan tempe kepada masyarakat terutama ibu balita dan kader posyandu akan lebih efektif bila diterapkan sebagai bahan baku atau tambahan dalam pembuatan makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat dan disukai oleh semua kelompok umur dari balita sampai dewasa diantaranya adalah brownies, donat,cake, risoles, pizza,dll. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya variasi menu untuk PMT serta memotivasi kader untuk berwirausaha dalam pemanfaatan dan pengolahan tempe. Metode yang dilaksanakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan, pelatihan pembuatan PMT dengan bahan dasar tempe, kunjungan, supervise dan bimbingan. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di posyandu wilayah kerja puskesmas Limapuluh, kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil kunjungan dari enam posyandu, posyandu tersebut sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan akan pentingnya variasi menu dalam PMT dimana keempat posyandu sudah menerapkan pembuatan makanan tambahan dengan bahan dasar tempe. Walapun masih ada beberapa Posyandu yang belum menerapkannya. Selain itu juga belum ada satupun kader yang sudah mewujudkan dan mengembangkankan pemanfaatan tempe untuk makanan ini dalam bentuk wirausaha.
Menstrual Problems Among College Students: Prevalence and Treatment Seeking Behaviors Hoirun Nisa; Alkausyari Aziz
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 8 No 2 (2019): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.965 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v8i2.175

Abstract

Background: Menstrual problems are highly prevalence, especially among young adults. However, the signs and symptoms of menstrual disorders are typically disregarded. Objectives: To evaluate the prevalence of menstrual problem, especially premenstrual symptoms and menstrual syndromes, and treatment seeking behavior. Methods: This was a cross-sectional study on 261 female college students. Data were collected using a structured questionnaire. Questions were about menstrual patterns, premenstrual symptoms, menstrual syndrome, its severity and treatment seeking behavior. Information about stress was collected using a perceived stress scale questionnaire. Results: Prevalence of premenstrual symptoms was 70.1%, and that of dysmenorrhea was 93.6%. Mothers were the main source (65%) of information about reproductive heatlh. Mood-swings/irritability (88.1%) and dysmenorrhea (93.5%) were most common of premenstrual symptoms and menstrual syndrome, respectively. Half of participants experienced severe dysmenorrhea (53.2%), however medical seeking behavior during menstrual period was poor (18.8%). Participants did not seek treatment because their menstrual problems did not interfere with their daily activities (80.2%). Conclusion: Premenstrual symptoms and menstrual syndrome are highly prevalent among college students of UIN Jakarta. As mothers were the main source of information regarding reproductive health, health professionals should involve mothers in discussions about menstrual problems and how to deal with them.
Comparison of the Aedes spp Eggs Number Trapped in Ovitrap Using Rainwater and Municipal Water Rinaldi Daswito; Ronaldo Ronaldo; Risman Kurnia; Alkausyari Aziz
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 11 No 2 (2022): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/jpk.v11i2.445

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still a public health problem in Indonesia. The number of sufferers and the area of their distribution is increasing along with the increasing mobility and population density. The purpose of this study was to compare the number of eggs trapped in the ovitrap using rainwater and PDAM water. This type of research was a quasi-experimental design with a post-test-only design. Determination of the sampling location was done by determining the point of the house of DHF sufferers and their surroundings. The total number of eggs trapped in the ovitrap was 3829 eggs. The number of rainwater ovitraps (2279) traps more Aedes spp mosquito eggs than PDAM water ovitraps (1553). Ovitrap index of 61% in this study was included in the level 4 category or high above 40%. The results of the Mann-Whitney analysis with p-value = 0.637 > 0.05 means that it did not showed a significant difference between the number of eggs trapped in the rainwater ovitrap and PDAM water. There was no difference in the average number of eggs in rainwater and PDAM water ovitrap media. The community of RT 2 and RT 3 RW 1 are expected to always carry out the Mosquito Nest Eradication (PSN) movement at least once a week to reduce the proliferation of the DHF vector.