Robert A. Bara
Universitas Sam Ratulangi

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TOKSISITAS EKSTRAK FUNGI YANG BERASOSIASI DENGAN SPONGE Acanthostrongylophora ingens ASAL PERAIRAN PULAU BANTONG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti Maya J. Sanger; Robert A. Bara; Fitje Losung; Frans Lumuindong; Rosita A.J. Lintang; Kurniati Kemer
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53363

Abstract

The aim of this study is to isolate fungal symbionts from the sponge Acanthostrongylophoraingens that grow in Bantong Island Waters to test their larvicidal activity towards A. aegypti larvae. Apiece of sponge A. ingens were cut and then planted on PDA media until the fungal mycelium starts togrow. The pure isolates are inoculated into a rise medium in the Erlenmeyer flasks for static incubationin room temperature for 14 days. Furthermore, the isolates were soaked with ethyl acetate 3 times,followed by evaporation using a Rotary Vacuum evaporator. The extracts of each fungal isolates weretested on A. aegypti larvae. The results showed that the five fungal isolate extracts have anti-larvalactivity with LC50 values in isolates ranging from 1 to 6 ppm, namely, 1.2 (5.094 ppm), isolates 1.3(3.388 ppm), isolates 2.2 (1.614 ppm), isolates 2.1B (5.918 ppm), isolates 1.1.2 (6.220 ppm). From theLC50 results of this study, the extracts of the five isolates of the associated mushroom with the spongeA. ingens from the waters of Bantong Island, East Bolaang Mongondow Regency were categorized asvery toxic according to the Tanamayat and Clarkson categories, so that they could be developed asanti-larval towards A. aegypti mosquito.Keywords: Toxicity, Larvicidal, sponge Acanthostrongylophora ingens, fungal symbionts ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur simbion dari spons Acanthostrongylophoraingens yang tumbuh di Perairan Pulau Bantong dan selanjutnya menguji aktivitas larvasida terhadaplarva A. aegypti. Spons A. ingens dipotong dan kemudian ditanam pada media PDA hingga miseliumjamur mulai tumbuh. Isolat murni diinokulasikan ke dalam media agar dalam labu Erlenmeyer dandiinkubasi secara statis pada suhu ruang selama 14 hari. Selanjutnya isolat direndam dengan etilasetat sebanyak 3 kali, kemudian diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator. Ekstrakmasing-masing isolat jamur diujikan pada larva A. aegypti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimaekstrak isolat jamur tersebut memiliki aktivitas anti larva dengan nilai LC50 pada isolat berkisar antara1 hingga 6 ppm yaitu, 1.2 (5,094 ppm), isolat 1.3 (3,388 ppm), isolat 2.2 (1,614 ppm), isolat 2.1B (5,918ppm), isolat 1.1.2 (6,220 ppm). Dari hasil LC50 penelitian ini, ekstrak kelima isolat jamur berasosiasidengan spons A. ingens dari perairan Pulau Bantong, Kabupaten Bolaang Mongondow Timurdikategorikan sangat toksik menurut kategori Tanamayat dan Clarkson, sehingga dapat dikembangkansebagai anti nyamuk A. aegypti. Kata Kunci: Toksisitas, Larvasida, spons Acanthostrongylophora ingens, simbion jamur
IDENTIFIKASI JENIS KEPITING DI PERAIRAN MOLAS, KECAMATAN BUNAKEN, KOTA MANADO (Identification Of Crab Species in Molas Waters, Bunaken District, Manado City) Reygina B.S Roring; Erly Y. Kaligis; Robert A. Bara; Nickson J. Kawung; Winda M. Mingkid
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53364

Abstract

Crustaceans are an important part of the bentic fauna and one of the groups is infra theorderbrachyura. Brachyura crabs cover about 700 genera and about 5000 to 10000 species. Thepurpose of this study is first to identfy the types of crabs, secondly to calculate abundance, thirdly tofind out the environmetal conditions of the surrounding waters both pH, temperature, salinity occupiedby the types of crabs in Molas waters, Bunaken District, Manado Cit. Identification technique based onthe color and shape of the carapace. The data collection location consists of 2 different places (station)which are 150 m between stations. To compelte the data in the field, supporting water quality data wasalso collected such as: temperature, pH, and salinity at each station. Identification results in Molaswaters, Bunaken District, Manado City found 7 types of crabs with the number recorded namely,Austruca annulipes 155 individuals, followed by Ocypode sp 55 individuals, Ocyopde palidula 53individuals, Leptograpsus variegatus 30 individuals, Gelasimus vocans 20 individuals, Aratus pisonii 15individuals and Portunus pelagicus 10 individuals. Based on the analysis of abudance data with thehighest value, namely Crab Austruca annulipes that is1,55 ind/m2. The quality parameters in Molaswaters are temperature 29-30 oC, Salinity ppt 29-30 ppt, pH 6-8.Keywords: Molas, Crabs, Abudance ABSTRAKKrustasea adalah bagian penting dari fauna bentik dan salah satu kelompok adalah infra ordobrachyura. Kepiting brachyura mencakup sekitar 700 genera dan sekitar 5000 hingga 10.000 spesies.Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama mengidentifikasi jenis-jenis kepiting, kedua yaitumenghitung kelimpahan, ketiga yaitu mengetahui keadaan lingkungan perairan sekitar baik pH, suhu,salinitas yang di tempati oleh jenis-jenis kepiting di perairan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado.Penelitian ini menggunakan metode jelajah. Teknik identifikasi berdasarkan warna serta bentukkarapas. Lokasi pengambilan data terdiri 2 tempat (stasion) berbeda yang berjarak 150 m antar stasion.ntuk melengkapi data di lapangan diambil juga data pendukung kualitas air, seperti: suhu, pH, dansalinitas pada masing-masing stasiun. Hasil identifikasi di Perairan Molas, Kecamatan Bunaken, KotaManado ditemukan 7 jenis kepiting dengan jumlah yang terdata yaitu, Austruca Annulipes yaitu 155individu, kemudian diikuti jenis kepiting Ocypode sp yaitu 55 individu, Ocypode palidula yaitu 53individu, Leptograpsus variegatus yaitu 30 individu, Gelasimus vocans yaitu 20 individu, Aratus pisonii15 individu dan Portunus pelagicus 10 individu. Berdasarkan analisis data kelimpahan dengan nilaitertinggi yakni Kepiting Austruca annulipes yaitu 1,55 ind/m2. Parameter kualitas di perairan Molas yaitusuhu 29-30 oC, salinitas 29-30 ppt, pH 6-8.Kata kunci: Molas, Kepiting, Kelimpahan
IDENTIFIKASI MOLEKULER SPESIES MIKROBA FOTOSINTETIK YANG BERASOSIASI DENGAN ASCIDIACEA DI TELUK MANADO Angelicca L.D.M. Angkouw; Inneke F.M. Rumengan; Joice R.T.S.L. Rimper; Medy Ompi; Deiske A. Sumilat; Robert A. Bara
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.54003

Abstract

The objective of this study was to molecularly determine the microbial species. The isolation of microbes from their hosts was conducted by squeezing the tissues that contain green suspension. The suspension was then kept in a freezer until DNA isolation. DNA isolation was performed with standard procedur, following with PCR amplification using universal primer pair for 16S rRNA gene. PCR products were then sequenced, and the results was aligned with the relevant data in NCBI (National Center for Biotechnological Information) web using BLAST (Basic Local Alignment Search Tool). Among the five ascidian species, only one species, Diplosoma virens that its microbial suspension with sample identity, E1 was molecularly identified. PCR product of its 16S rRNA gene was 1150 bp in length. Alignment of this sequence with the relevant sequences in NCBI using BLAST resulted in the range of similarity of 99.40 – 100% with the 16S rRNA sequences of 17 samples described as Prochloron sp., where their hosts were of different species and from different locations, except for sample with accession number of MT 254065. This sample was described as Prochloron didemni IMFR-1 in NCBI was originated from Lissoclinum patella in Manado Bay. However, the 16S rRNA sequence of E1 sample of this study was 100% similarity with the Uncultured Prochloron sp. clone E11-016 that was from different species of host and location. Therefore, Prochloron didemni was non obligate symbiont microbe that could associate with different ascidian species. Keywords: Ascidian, Microbe, 16S rRNA, Prochloron sp. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis mikroba secara molekuler. Isolasi mikroba dari inang ascidia dilakukan dengan cara memencet jaringan inang yang berisi suspensi warna hijau. Suspensi yang diperoleh, disimpan beku sampai saatnya isolasi DNA. Isolasi DNA dengan prosedur standar, kemudian diamplifikasi menggunakan primer gen 16S rRNA. Produk PCR kemudian disekuens, dan hasil sekuensnya diselaraskan menggunakan BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) yang ada di di laman NCBI (National Center for Biotechnological Information). Dari 5 jenis ascidia yang diisolasi mikrobanya, ternyata hanya suspensi dari Diplosoma virens dengan identitas sampel E1 yang teridentifikasi secara molekuler. Produk PCR ini berukuran 1150 bp yang hasil sekuensnya ketika dicocokkan menggunakan BLAST pada data sejenis di NCBI, mempunyai kemiripan 99,40 – 100% dengan sekuens gen yang sama pada 17 sampel yang terdeskripsikan sebagai Prochloron sp. di NCBI dengan inang dan lokasi yang berbeda dengan penelitian ini, kecuali sampel dengan aksesi MT 254065. Sampel ini terdeskripsi sebagai Prochloron didemni IMFR-1 yang sampelnya diisolasi dari ascidia Lissoclinum patella dari lokasi yang sama dengan penelitian ini. Namun sampel E1 justru mirip 100% dengan Uncultured Prochloron sp. clone E11-016 yang diisolasi dari inang dan lokasi berbeda. Jadi Prochloron didemni merupakan mikroba simbion non obligate yang dapat berasosiasi dengan jenis-jenis inang yang berbeda. Kata Kunci: Ascidia, Mikroba,16S rRNA, Prochloron sp.
ESTIMASI KANDUNGAN KARBON SERASAH DAUN MANGROVE RHIZOPHORA spp. DI HUTAN MANGROVE DESA WORI, KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA Ekarisma Rerung; Calvyn F. A. Sondak; Robert A. Bara; Suria Darwisito; Carolus P. Paruntu; John L. Tombokan
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54986

Abstract

Mangroves play an important role in supporting life in coastal and marine areas. As plants that live in marine and land areas, mangrove forests transfer various kinds of nutrients both on land and into the sea. Decreasing area of mangrove forests leads to a decrease in mangrove litter production. Mangrove litter has a function as a carbon sink and storage. The purpose of this study was to determine the percentage of carbon content (C) and estimate the amount of carbon stored in the leaf litter of mangrove Rhizophora spp., in the mangrove forest of Wori Village, Wori District, North Minahasa Regency. The Litter-trap method (litter trapping net) was used in this study. Litter collection was carried out for 28 days in 12 litter-traps measuring 1x1 m2. All litters trapped in the litter-trap were weighed in their wet and dry weight, then analyzed in the laboratory to determine the carbon content. Based on the results of the analysis, the total average percentage of carbon content in mangrove litter 25.93% C, and from the estimation results, the average carbon content (C) in the litter is 19.99 tons/ha/year. Keywords: Mangrove, Litter, Litter-Trap, Carbon Content, Wori Village ABSTRAK Mangrove merupakan ekosistem yang berperan penting dalam mendukung kehidupan di wilayah pesisir dan kelautan. Sebagai tumbuhan yang hidup di wilayah laut dan darat, hutan mangrove mentransfer berbagai macam nutrien baik ke darat maupun ke laut. Berkurangnya luasan hutan mangrove menyebabkan produksi serasah mangrove juga berkurang. Serasah mangrove memiliki fungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persentase kandungan karbon (C) dan Mengestimasi jumlah karbon yang tersimpan pada daun serasah mangrove Rhizophora spp., di hutan mangrove Desa Wori, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Litter- trap (jaring penangkap serasah). Pengumpulan serasah dilakukan selama 28 hari dalam 12 Litter-trap yang berukuran 1x1 m2 . Seluruh serasah yang terperangkap di dalam litter-trap di timbang berat basah dan berat keringnya, kemudian dilakukan analisis di Laboratorium untuk mengetahui kandungan karbon. Berdasarkan hasil analisis didapatkan total rata-rata persentase kandungan karbon serasah mangrove yakni sebesar 25,93 % C, serta dari hasil estimasi didapatkan rata-rata kandungan karbon (C) pada serasah sebesar 19,99 ton/ha/tahun. Kata Kunci: Mangrove, Serasah, Litter-Trap, Kandungan Karbon, Desa Wori
KANDUNGAN KARBON PADA SERASAH DAUN MANGROVE DI PERAIRAN SEKITAR DESA BULO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA SULAWESI UTARA Glorima J. A. Tijow; Calvyn F. A. Sondak; Robert A. Bara; Carolus P. Paruntu; Esther D. Angkouw; Rignolda Djamaluddin
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.2.2024.58408

Abstract

Hutan mangrove memiliki peran penting dalam hal mengurangi dampak dari perubahan iklim Mangrove menyerap CO2 dari atmosfer dan mengubahnya menjadi karbon organik yang tersimpan dalam bentuk biomassa biomasa bagian atas dan biomasa bagian bawah. Menyadari pentingnya peran ekosistem mangrove maka penelitian mengenai kandungan karbon pada serasah mangrove sangat penting dilakukan untuk menentukan kapasitas hutan mangrove dalam menyerap CO2. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan mangrove yang berada di perairan sekitar Desa Bulo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah kandungan karbon pada serasah daun mangrove. Pengambilan data serasah daun pada penelitian ini menggunakan metode litter-trap (jaring penangkap serasah). Pengambilan serasah mangrove menggunakan 10 buah litter-trap berukuran 1×1 m2 dan sampel diambil setiap 7 hari sekali selama 28 hari. Serasah yang terperangkap di dalam litter-trap ditimbang berat basah dan berat keringnya untuk mengetahui kandungan biomassanya, kemudian dianalisis dengan metode loss on ignition (LOI) untuk mengetahui jumlah persentase kandungan karbon. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh estimasi rata-rata kandungan karbon sebesar 43,03 ton/ha/tahun dan nilai rata-rata persentase kandungan karbon sebesar 12,48% C/hari. Keywords: Mangrove, Serasah, Kandungan Karbon, Bulo Village