Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Gastric Ulcer Healing Effect of Bangle (Zingiber cassumunar (Roxb.)) Rhizome Extract in Aspirin-induced Rats Model Yuniarto, Ari; Susilawati, Elis; Rahman, Toni Abdul; Setiawan, Finna; Juanda, Dadang
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Supp 1, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.322 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v1i1.10436

Abstract

In the gastrointestinal system, gastric ulcers are one of the common serious diseases. The pathophysiology of gastric ulcer is an imbalance between aggressive and mucosal defense factor. Imbalance between aggressive and mucosal defense factor have contribution against developed of gastric ulcer disease. The objective of the research was to evaluate gastric ulcer healing effect of Bangle (Zingiber cassumunar (Roxb.) rhizome extract in aspirin-induced rats model. Antiulcer activity of Bangle rhizome extract was evaluated by several parameters involving gastric acidity, number of ulcers, diameters of ulcers, ulcer index, and healing ratio. Doses level of Bangle rhizome extract which used in this study such as 50 mg/kg and 100 mg/kg, respectively. Histopathological of the stomach was performed using hematoxylin-eosin stained. The results of study showed that groups which given Bangle rhizome extract have signi cant effect in gastric acidity, number of ulcers, diameters of ulcers, ulcer index, and healing ratio compared to the control group. Histopathological study of the stomach ulcers showed tissues regeneration in group were treated by Bangle rhizome extract compared to the control group. It can be concluded that from the experimental study of Bangle (Zingiber cassumunar (Roxb.)) rhizome extract have potential antiulcer activity in aspirin-induced rats model. Keywords : Zingiber cassumunar (Roxb.), Extract, Ulcer, Aspirin. 
Aktivitas ekstrak etanol daun singawalang (Petiveria alliacea L.) dan fraksinya sebagai antidiabetes Susilawati, Elis; Adnyana, I Ketut; Fisheri, Neng
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.017 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v5i2.113

Abstract

Abstrak Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia. Salah satu tanaman yang mempunyai efek antidiabetes adalah daun singawalang (Petiveria alliacea L.). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dengan model hewan defisiensi insulin dan penghambatan enzim alfa glukosidase. Pengujian defisiensi insulin dilakukan menggunakan mencit induksi  aloksan. Mencit dikelompokkan menjadi 11 kelompok, yaitu normal, kontrol negatif, kontrol positif (glibenklamid 0,65 mg/kgbb), ekstrak etanol (dosis 80 dan 160 mg/kgbb), fraksi n-heksana (dosis 80 dan 160 mg/kgbb),  fraksi etil asetat (dosis 80 dan 160 mg/kgbb), dan fraksi air (dosis 80 dan 160 mg/kgbb). Pemberian bahan uji dilakukan berulang setiap hari selama 14 hari dan kadar glukosa darah diukur  pada hari ke-7, 14, 17, dan 19. Kemudian hewan dikorbankan, dilakukan isolasi pankreas, dan dihitung luas pulau Langerhans, jumlah sel alfa dan beta pankreas. Pada uji hambat enzim alfa glukosidase, dilakukan penentuan nilai IC50 tiap fraksi terhadap aktivitas enzim, dan akarbose digunakan sebagai pembanding. Hasil uji defisiensi insulin menunjukkan bahwa ekstrak etanol dosis 80 dan 160 mg/kgbb memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil histologi pankreas juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol dosis 80 dan 160 mg/kgbb mengurangi jumlah sel alfa pankreas, diperkirakan dapat menurunkan sekresi glukagon. Pada metode penghambatan enzim alfa glukosidase fraksi n-heksana dan fraksi air menunjukkan adanya penghambatan aktivitas enzim alfa glukosidase yang lebih baik dibandingkan akarbose. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ektrak etanol daun singawalang dan fraksinya mempunyai aktivitas sebagai antidiabetes. Kata kunci:     Daun singawalang, defisiensi insulin, enzim alfa glukosidase.  In vivo and in vitro activity of ethanol extracts from the leaves of singawalang (Petiveria alliacea l.) and its fractions as antidiabetic Abstract Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemia. One of the plants that has antidiabetic effect is the leaves of singawalang (Petitiia alliacea L.). This study aims to examine antidiabetic activity with animal model of insulin deficiency and inhibition of alpha glucosidase enzyme. Tests of insulin deficiency were performed using alloxan induction mice. The mice were grouped into 11 groups, normal, negative control, positive control (glibenclamide 0.65 mg/kgbw), ethanol extract (doses 80 and 160 mg/kgbw), n-hexane fractions (doses 80 and 160 mg/kgbw), ethyl acetate doses 80 and 160 mg/kgbw), and water fractions (doses of 80 and 160 mg/kgbw). Testing was performed daily for 14 days and blood glucose was measured on days 7, 14, 17, and 19. Later animals were sacrificed, isolated pancreas, and calculated the area of Langerhans Island, the number of alpha and beta cells of the pancreas. In the alpha glucosidase enzyme inhibition test, IC50 values were determined for each fraction of enzyme activity, and the acarbose was used as a comparison. Insulin deficiency test results showed that ethanol extract dose 80 and 160 mg/kg bw has the ability to lower blood glucose levels. Based on histological results of the pancreas also showed that ethanol extract dose 80 and 160 mg/kgbw reduce the number of pancreatic alpha cells, is expected to decrease glucagon secretion. In the inhibition method of alpha glucosidase enzyme n-hexane fraction and water fraction showed the inhibition of alpha glucosidase enzyme activity better than akarbose. The conclusion of this research is the ethanol extract of singawalang leaves and fraction has activity as antidiabetes. Keywords:      Diabetes mellitus, leaf singawalang, insulin deficiency, the enzyme alpha-glucosidase.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (NAPALEUM LAPPACEUM L.) TERHADAP KADAR LDL DAN HDL PADA TIKUS JANTAN Susilawati, Elis
Journal of Pharmacopolium Vol 1, No 3 (2018)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.774 KB)

Abstract

The leaves of the rambutan (Napaleum lappaceum l.) is alleged to have activity as antihiperlipidemia. This research aims to know the activity of ethanol extract of antihiperlipidemia leaves on animal model of rambutan induced with foods high in carbohydrates and fat. Research methodology used in modeling animal experiments as much as 30 white rats Wistar strain males aged 2-3 months and weight 150-220 grams are grouped into 6 groups  , namely the Group of negative control positive control group (Group induction), the standar group (simvastatin 0,9 mg/kgBw) and group test of ethanol extract of rambutan leave with a dose of 17,5, 35 and 70 mg/kgBw. All groups except the negative control induced eating high carbs and fats as food every day for 29 days. The comparison test and extract given every day in per-oral 3 hours after animals induced. The observed parameters i.e. LDL and HDL cholesterol levels specified are enzymatic. From the results of the study showed that ethanol extracts of leaves of herbs against LDL levels and can increase HDL levels at 70 mg/dose KgBB has the same activity with the activity checklist 0.9 mg/dose simvastatin KgBB. It can be concluded that ethanol extracts of leaves of herbs have lower levels of activity in the LDL and increase HDL levels is best with a dose of 70 mg/kgBw.
AKTIVITAS ANTIDIABETES DARIEKSTRAK ETANOL BIJI HANJELI (Coix lacryma-jobi) PADAMENCITGALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Susilawati, Elis
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 02 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.089 KB)

Abstract

Diabetes mellitus adalah penyakit disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Biji hanjeli (Coix lacryma jobi) diduga memiliki khasiat sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak etanol biji hanjeli (Coix lacryma jobi). Penelitian ini dilakukan secara in – vivo pada mencit jantan galur Swiss Webster dengan metode induksi aloksan 50-55 mg/Kg bb secara intravena. Sebanyak 30 ekor mencit dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok dosis I (100 mg/Kg bb), kelompok dosis II (200 mg/Kg bb), kelompok dosis III (400 mg/Kg bb), dan kelompok glibenklamid 0,65 mg/kg BB. Data dianalisis dengan menggunakan uji One Way Anova dan uji Post-Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna penurunan kadar glukosa darah ekstrak biji hanjeli 100 mg/Kg bb, 200 mg/Kg bb dan 400 mg/Kg bb yang dibandingkan dengan kontrol positif. Kesimpulan, ekstrak etanol biji hanjeli tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah.
AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Naphelium lappaceum L.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA MENCIT YANG DI INDUKSI ALOKSAN Susilawati, Elis; Suwendar, Suwendar; Desianti, Gina
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 4 No Edisi Khus (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 Edisi Khusus SemNas Tanaman Obat Indon
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.152 KB)

Abstract

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang, ditandai dengan kadar glukosa yang melebihi nilai normal akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM 40-59 tahun. Indonesia merupakan  negara urutan ke 7 dengan kejadian diabetes mellitus tertinggi dengan jumlah    8,5 juta penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak etanol daun rambutan (Nephelium lappaceum L.)  terhadap mencit yang diinduksi aloksan. Tiga puluh ekor mencit : kontrol negatif, kontrol positif, kelompok pembanding menggunakan Glibenklamid, kelompok uji ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) dosis 25,50 dan 100 mg/kg BB. Semua kelompok kecuali kelompok kontrol negatif diinduksi aloksan 55  mg/kg BB secara intravena, 3 hari kemudian mencit yang kadar glukosa darahnya ±200 mg/dL digunakan untuk penelitian. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan bahwa ekstrak etanol daun  rambutan mempunyai aktivitas menurunkan kadar glukosa darah terhadap mencit yang diinduksi aloksan. Dosis yang paling efektif menurunkan kadar glukosa darah adalah dosis 25 mg/kg BB.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEREHAU (Callicarpa longifolia Lamk.) PADA KADAR MALONDIALDEHID HEWAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Susilawati, elis; Idar, Idar; Aritonang, Meiadi Putra Utama
Media Informasi Vol 15, No 1 (2019): Media Informasi
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk.) memiliki aktivitas antioksidan. Salah satu fungsi antioksidan adalah untuk menurunkan stress oksidatif. Stress oksidatif ini dialami sel pada kondisi dimana jumlah radikal bebas melebihi kapasitas (contohnya pada kondisi diabetes mellitus) yang ditandai dengan adanya kadar malondialdehid diatas normal. Antioksidan dapat menurunkan stress oksidatif pada diabetes mellitus dan menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efek antidiabetes ekstrak etanol daun kerehau dalam mempengaruhi kadar malondialdehid. Metode yang digunakan adalah defisiensi insulin menggunakan mencit Swiss Webster yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, kontrol pembanding (glibenklamid 0,65 mg/KgBB), dosis uji I (75 mg/KgBB), dosis uji II (150 mg/KgBB), dan dosis uji III (300 mg/KgBB). Pada metode defisiensi insulin diinduksi dengan aloksan dosis 55-60 mg/KgBB. Pemberian ekstrak etanol daun kerehau diberikan selama 14 hari. Selama pemberian terapi, kadar gula darah diukur pada hari ke-7, 11 dan 14. Setelah itu mencit diambil darah nya lewat vena ekor dan dilakukan pengukuran kadar malondialdehid menggunakan spektrofotometer. Hasilnya semua dosis uji dapat menurunkan kadar gula darah pada hari ke-7 dan mempengaruhi kadar malondialdehid karena terdapat perbedaan bermakna dengan mencit yang tidak diberi terapi. Kesimpulannya yaitu ekstrak etanol daun kerehau dapat mempengaruhi kadar malondialdehid
AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN KEREHAU (Callicarpa longifolia Lamk.) Susilawati, Elis; Selifiana, Nita; Aligita, Widhya; P.S, Christina Betharia; Fionna, Elvania
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 18, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.304 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v18i2.398

Abstract

Pada penelitian sebelumnya daun Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk.) memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Antioksidan dapat menurunkan stress oksidatif pada diabetes melitus dan menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah mekanisme kerja ektrak etanol daun Kerehau dalam menurunkan kadar glukosa darah. Metode yang digunakan adalah resistensi insulin dan tes toleransi amylum meggunakan mencit Swiss Webster serta penghambatan enzim α-amylase. Metode resistensi insulin dilakukan secara preventif dengan induksi lipofundin 30 ml / kg Kg dan fruktosa 2,52g / KgBB selama 28 hari. Pada tes toleransi amilum mencit diinduksi Amylum manihot 3g/KgBB dan diukur kadar glukosa darah pada menit ke 90, 120, 150, 180, dan 210. Penghambatan enzim α-amilase dilakukan pada konsentrasi ekstrak 50, 100, 150, 200, 250 dan 300ppm berdasarkan reaksi iodin-pati dan diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV/Vis pada 620nm. Pada metode resistensi insulin diperoleh nilai KTTI pada kontrol negatif: 1,56; kontrol positif: 0,22; metformin: 1,11; EEDK 75mg/KgBB: 1,26; 150mg/KgBB: 1,55 dan 300mg/KgBB: 1,10. Sedangkan pada tes toleransi amilum menunjukkan bahwa ekstrak tidak menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan. Pada penghambatan enzim α-amilase diperoleh IC50 ekstrak yaitu 2.324ppm sedangkan acarbose 47ppm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kerehau bekerja meningkatkan sensitivitas insulin pada dosis 75mg/KgBB. Kata kunci : Daun kerehau (Callicarpa longifolia, Lamk.), amylum, resistensi insulin
Acute toxicity test ethanol extract of kerehau leaf (Callicarpa longifolia Lamk) using OECD 420 method Aulia Nurfazri Istiqomah; Shintya Safitri; Elis Susilawati
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol16.iss2.art2

Abstract

AbstractBackground: Kerehau is empirically used as cooling powder to treat acne. Based on previous research, kerehau leaves have a number of activities, including wound healing, antidiabetic, and anti-inflammatory.Objectives: This study aimed to determine the safety level of a single dose of ethanol extract of kerehau leaves within a 24-hour administration period.Methods: Acute toxicity testing of ethanol extract of kerehau leaves was carried out on female Webster mice. Test animals were divided into 4 treatment groups, consisting of 1 control group and 3 test groups. The testing method referred to OECD (Organization of Economic Cooperation and Development) 420 with modified doses of 2000mg/kgBW, 5000 mg/kgBW, and 8000 mg/kgBW. The observations were made on the behaviour of animals towards toxicity symptoms for 4 hours after administration of the test substance as well as death. The death and weight gain were observed for 14 days. On the 15th day, animals were sacrificed, blood was taken, and biochemical parameters were measured. The heart, kidneys, liver, spleen, and lungs were harvested and weighed. Data was analysed using Oneway ANOVA continued with LSD and Post Hoc.Results: The results showed that ethanol extract of kerehau leaves did not cause death in all of the groups. There were significant differences in liver weight, SGPT, and SGOT levels (p< 0.05) at the dose of 5000 mg/kgBW. No toxicity symptoms and death were found until the end of the experiment.Conclusion: LD50 value of ethanol extract of kerehau leaves was above 8000 mg/kgBW with heart as the most affected organ.Keywords: Ethanol extract of kerehau leaves, acute toxicity test, OECD 420.Latar Belakang : Beragam  khasiat yang dimiliki daun kerehau menjadi dasar dilakukannya uji toksisitas akut untuk mengetahui adanya potensi toksik dan organ sasaran yang dipengaruhi.Metode : Metode pengujian toksisitas akut diadaptasi dari OECD 420 dengan dosis 2000 mg/kgbb, 5000 mg/kgbb dan 8000mg/kgbb. Pengamatan dilakukan  terhadap gejala toksik yang muncul, kematian dan berat badan. Pada hari ke-15 dilakukan pengukuran SGPT, SGOT , kreatinin dalam darah, indeks organ jantung, ginjal, hati, limpa dan paru-paru serta histopatologi organ hati dan ginjal.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kerehau mempengaruhi organ hati secara bermakna namun tidak menyebabkan kematian hingga dosis 8000mg/kgbb.Kata kunci : Ekstrak etanol, daun kerehau, toksisitas akut, OECD 420.
MEDICAL CHECK-UP (MCU) MINI MOBILE DI RW 01 DESA MAJASETRA KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG Aulia Nurfazri Istiqomah; Elis Susilawati; Wempi Budiana; Yani Mulyani
AMALIAH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 1 (2020): Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LP2M UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v4i1.377

Abstract

Sindrom metabolik juga dikenal sebagai sindrom resistensi insulin. Prevalensi sindrom metabolisme secara global terus meningkat. Ada beberapa indikasi terkait sindrom metabolic yang patut diwaspadai. di antaranya adalah lingkar pinggang yang melebihi batas normal, tingginya tekanan darah, kadar trigliserida dalam darah, kadar glukosa dalam darah, dan rendahnya kadar HDL. Resiko terjadinya sindrom metabolik dipengaruhi oleh gaya hidup, stress yang berkepanjangan dan faktor genetic. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kesadaran warga di Kp. Pangkalan RW.01 Desa Majasetra, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung akan kesehatan dan pola hidup sehat masih perlu ditingkatkan, oleh karena itu dilaksanakan Medical cek up (MCU) Mini Mobile untuk memberikan informasi terkait gejala sindrom metabolisme dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat.
Aktivitas Antihiperlipidemia Ekstrak Buah Okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench) pada Tikus yang Diinduksi Emulsi Lemak Widhya Aligita; Dulce De Sousa Tpoy; Elis Susilawati
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.6062

Abstract

Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor penyakit kardiovaskular dengan angka kematian di dunia cukup tinggi. Buah okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench) merupakan salah satu sayuran yang berpotensi dapat digunakan sebagai antihiperlipidemia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek antihiperlipidemia dan dosis optimal dari ekstrak air buah okra pada tikus galur wistar yang diinduksi emulsi lemak. Tikus putih jantan galur wistar berumur 2-3 bulan dengan bobot 150-200 gram dibagi secara merata menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok simvastatin 10 mg/kg BB, kelompok ekstrak air buah okra dosis 50, 100, dan 200 mg/kg BB. Induksi hiperlipidemia dilakukan dengan pemberian emulsi lemak. Perlakuan dilakukan selama 35 hari. Parameter yang diukur adalah kadar kolesterol total, trigliserida, dan low-density lipoprotein (LDL). Berdasarkan hasil pengukuran kolesterol total, trigliserida, dan LDL, dapat dilihat bahwa pemberian ekstrak air buah okra dengan dosis 100 dan 200 mg/kg BB mampu menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Ekstrak air buah okra pada dosis 100 mg/kg BB memiliki aktivitas dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL.