Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE PARADIGM OF SCIENCE ACCORDING TO SUHRAWARDI AL MAQTUL Faishol, Riza; Riduan, Imam Malik; Fauzi, Anis; Nasrodin, Nasrodin; Hamdanee, Sayyed Ahmad
INCARE, International Journal of Educational Resources Vol 3 No 4 (2022): December 2022
Publisher : FKDP (Forum Komunikasi Dosen Peneliti)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59689/incare.v3i4.525

Abstract

Science and knowledge are two important things to study. Suhrawardi was a first generation of sufi philosophers. Using the hermeneutics method, the author focuses the study on how the concept of science is in the perspective of Suhrawardi Al Maqtul. From the discussion carried out, it was concluded that in the illumination theory proposed by Suhrawardi, one of the methodologies for obtaining high knowledge was to practice known science as corroborated by the postulates in the Quran and Hadith. According to Suhrawardi, to obtain light, man must move to draw closer to that light with science and charity.
JAMAAH TABLIGH DAN PERGESERAN IDENTITAS POLITIK KEAGAMAAN PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2019 DI LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT Hamdi, Saipul; Rahmawadi, Ihfan; Nasrullah, Arif; Riduan, Imam Malik; Prasojo, Zaenuddin Hudi
Harmoni Vol. 22 No. 1 (2023): Januari-Juni 2023
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v1i22.661

Abstract

Jamaah Tabligh merupakan kelompok Islam transnasional yang bergerak dalam bidang dakwah dengan menyampaikan ajaran yang murni tentang agama dan keimanan, tanpa sedikitpun membahas isu politik. Namun, beberapa tahun belakangan ini, beberapa tokoh Jamaah Tabligh di Indonesia mulai aktif terlibat dalam politik praktis, khususnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Adanya tokoh Jamaah Tabligh yang ikut berpartisipasi atau bahkan menjadi juru kampanye salah satu pasangan calon presiden mendorong peneliti untuk mengkaji keterlibatan mereka pada Pilpres 2019, serta dampaknya terhadap pergeseran identitas politik keagamaan mereka. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendalami pandangan mereka tentang konsep demokrasi, Pancasila dan wacana pembentukan khilafah Islamiyah yang berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini dilakukan di Lombok yang terpusat di beberapa masjid yang menjadi markas Jamaah Tabligh. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Teori Kekuasaan dan Teori Identitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jamaah Tabligh cenderung pragmatis dalam menyikapi berbagai sistem yang diterapkan oleh setiap negara, termasuk sistem demokrasi dan Pancasila. Kelompok ini juga beranggapan bahwa khilafah Islamiyah merupakan kondisi di mana nilai-nilai Islam sudah terinternalisasi oleh setiap individu, bukan dengan mendirikan negara Islam melalui gerakan radikal. Pada Pilpres 2019, beberapa anggota Jamaah Tabligh terlibat dalam politik praktis dan hal tersebut dapat dilihat dalam dua perspektif yang saling berlawanan, yakni sebagai sebuah tindakan yang wajar karena dilakukan di luar forum Jamaah Tabligh, tetapi juga dinilai sebagai sebuah penyimpangan karena tindakan tersebut bertentangan dengan usul dakwah mereka.
The Appropriation of Religiousity in the 2024 Indonesian Presidential Lindgren, Tomas; Prasojo, Zaenuddin Hudi; Bugov, Dobrin Tsvetanov; Riduan, Imam Malik; Anam, Khoirul
IAS Journal of Localities Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Yayasan Irwan Abdullah Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62033/iasjol.v2i2.78

Abstract

Religious appropriation is a phenomenon that is continually reproduced in every electoral contestation. However, this context has not been discussed comprehensively in previous studies. In addition to responding to the shortcomings of previous studies, this study also focuses on explaining the characteristics, factors, and latent dangers of religious appropriation that occured in the 2024 Indonesian presidential election. This study reveals three important findings regarding the religious appropriation in the 2024 Indonesian presidential election. First, religious appropriation frequently manifests in the context of doctrine, language, and religious behaviors expressed outside the values and norms of religion. Second, cultural, spiritual, and structural factors have dominantly influenced the occurance of religious appropriation in the 2024 Indonesian presidential election. Third, the latent dangers of religious appropriation in the 2024 Indonesian presidential election often leads to intolerance, polarization, and persecution against religious communities even after the 2024 Indonesian presidential election. This study also recommends the importance of further studies that explain the attitudes of both formal and informal authorities in responding to religious appropriation in political contestation by conducting intensive interviews.