Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kegiatan Penapisan Kesehatan Kulit Wajah dan Kerusakan Kulit Akibat Paparan Sinar Matahari pada Kelompok Lanjut Usia di St. Anna Tan, Sukmawati Tansil; Gunaidi, Farell Christian; Wijaya, Dean Ascha; Alifia, Tosya Putri; Syarifah, Andini Ghina
Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Juni: Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/perigel.v3i2.1624

Abstract

Ultraviolet (UV) radiation, especially UVB and UVA, plays an important role in the pathogenesis of skin damage. Excessive sun exposure causes various skin problems, such as burning, dehydration, and premature aging, and increases the risk of skin cancer. Precautions such as using sunscreen, protective clothing, and avoiding peak UV exposure times are essential. Using the PDCA (Plan-Do-Check-Act) cycle, we carry out facial skin health checks, including education about sun protection, identification of skin problems, and follow-up interventions. 33 participants (11 men and 22 women) participated in this activity. It was found that the average wrinkle, roughness, moist, and UV damage were 17%, 20%, 46%, and 22.18% respectively. Early counseling and screening is essential to increase awareness, change behavior, and prevent skin problems, ultimately improving skin health and improving quality of life.
GAMBARAN DATA KLINIS STRUMA DAN KEGANASAN KELENJAR TIROID DI RSUD CIAWI DAN KOTA BOGOR TAHUN 2018 Junior, Ooki Nico; Nathaniel, Fernando; Wijaya, Dean Ascha
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v3i1.26102

Abstract

Kanker tiroid merupakan malignansi paling sering pada sistem endokrin. Berdasarkan pada GLOBOCAN tahun 2020, insiden dari kanker tiroid di seluruh dunia adalah 6,6 per 100.000 populasi dengan risiko kumulatif seumur hidup sebesar 0,87%. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai insidensi struma dan keganasan kelenjar tiroid di RSUD Ciawi dan RSUD Kota Bogor, baik saat masuk rumah sakit maupun saat keluar rumah sakit berdasarkan hasil klinis dan pemeriksaan patologi di RSUD Ciawi/ RSUD Kota Bogor yang dipilih sesuai kriteria secara non random consecutive sampling menggunakan data rekam medis pada periode 2018. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, diagnosis saat masuk rumah sakit (struma nodosa non toksik, struma multi nodosa non toksik, struma toksik terkontrol atau karsinoma berdasarkan hasil patologi anatomi) dan diagnosis saat keluar rumah sakit berupa hasil akhir dari patologi anatomi setelah dilakukan pembedahan dan biopsi. Data disajikan dalam bentuk deskriptif. Penelitian ini mengikutsertakan 125 responden dan didominasi oleh perempuan sebesar 107 (85,6%) responden, umumnya berada pada rentang usia 36 hingga 55 tahun pada 68 (54,4%) responden. Diagnosis awal masuk rumah sakit secara klinis umumnya adalah struma nodosa non toksik pada 67 kasus dan karsinoma tiroid pada 43 kasus. Temuan patologi anatomi setelah dilakukan biopsi didominasi oleh PTC dengan varian sebanyak 69 kasus. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kanker tiroid lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki dengan predileksi usia paling sering untuk mengalami kanker tiroid adalah dalam rentang 36-55 tahun.
PENYULUHAN DAN DETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ORANG LANJUT USIA S, Donatila Mano; Santoso, Alexander Halim; Satyanegara, William Gilbert; Wijaya, Dean Ascha; Nathaniel, Fernando; Alifa, Tosya Putri; Kaminto, Eric Raditya; Ezra, Pasuarja Jeranding; Marcella, Agnes
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.20828

Abstract

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu peradangan pada sistem saluran kemih, yang dapat dialami oleh semua orang, yang kejadian lebih tinggi pada dewasa usia lanjut. Salah satu faktor risiko pada ISK adalah pertambahan usia, dimana dewasa usia lanjut memiliki banyak komorbid, memiliki kebiasaan menahan pipis, dan memiliki jadwal buang air kecil yang tidak teratur. Pentingnya edukasi mengenai infeksi saluran kemih bertujuan untuk mengurangi infeksi berulang baik itu pada anak maupun pada dewasa khususnya lansia. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan informasi mengenai ISK, faktor yang mempengaruhi, gejala, dan pencegahan ISK, serta deteksi melalui pemeriksaan urine di Panti St. Anna. Terdapat 50 peserta, dan 35 diantara mengikuti skrining pemeriksaan urine. Pentingnya bagi masyarakat untuk mengenai cara pencegahan ISK, serta mau memeriksakan dirinya dengan pemeriksaan urine lengkap. Dengan melakukan hal ini, diharapkan dapat terdeteksi dini, mendapat pengobatan yang adekuat sehingga terhindar dari komplikasi. Diharapkan masyarakat, khususnya dewasa usia lanjut dapat lebih sadar mengenai pentingnya mengenai infeksi saluran kemih dan ikut mendukung pemeriksaan urine lengkap sebagai upaya skrining infeksi saluran kemih.
UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA ALBUMIN DALAM PENYEMBUHAN LUKA PADA LANSIA Charissa, Olivia; Santoso, Alexander Halim; Kurniawan, Joshua; Wijaya, Dean Ascha; Setiawan, Fiona Valencia; Wijaya, Bryan Anna; Soebrata, Linginda; Suros, Angel Sharon
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.20843

Abstract

Secara global, populasi individu lanjut usia kian meningkat seiring waktu. Salah satu masalah yang sering dihadapi ketika beranjak lanjut usia adalah hipoalbuminemia. Prevalensi hipoalbuminemia lebih tinggi tidak hanya pada pasien rawat inap dan pasien sakit kritis, namun juga individu lanjut usia. Ulkus dekubitus merupakan tanda hipoalbuminemia dan merupakan masalah kesehatan yang signifikan di seluruh dunia, dan umum terjadi pada lansia. Pengelolaannya memakan biaya miliaran dolar per tahun, sehingga membebani perekonomian kesehatan. Albumin dan asupan nutrisi memainkan peran penting dalam penyembuhan luka dan merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam penyembuhan luka pada lansia. Upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap albumin dalam PKM ini dilakukan melalui penyuluhan dan skrining atau deteksi dini penyakit pada kelompok lanjut usia. Pada kegiatan pengabdian ini digunakan tahapan kegiatan PDCA agar acara dapat berlangsung dengan baik dan efisien. Kegiatan ini mencakup 50 responden lanjut usia dengan rerata usia 75,92 (±11,14) tahun. Didapatkan 14% dari responden memiliki kadar albumin darah yang rendah (<3,5 g/dL). Dengan terlaksananya program ini diharapkan terdapat peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya albumin dalam penyembuhan luka pada lansia, sehingga kedepannya terdapat peningkatan kualitas hidup komunitas lansia dan mengurangi beban ekonomi akibat biaya perawatan akibat masalah perawatan luka.
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA EDUKASI DAN SKRINING KADAR GULA DARAH PUASA DAN KAITANNYA DENGAN KADAR SEBUM DAN AIR PADA POPULASI LANJUT USIA Moniaga, Catharina Sagita; Santoso, Alexander Halim; Nathaniel, Fernando; Kurniawan, Joshua; Wijaya, Dean Ascha; Jap, Ayleen Nathalie; Mashadi, Fladys Jashinta
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21440

Abstract

Kulit kering adalah masalah umum pada orang lanjut usia (lansia) dengan dampak signifikan pada kualitas hidup. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain penuaan alami, paparan sinar matahari, dan penyakit kronis penyerta. Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang terkait erat dengan kulit kering. Tingkat gula darah yang tinggi dan HbA1c yang tidak terkendali dapat menimbulkan pruritus kronis dan masalah neuropati yang mengurangi produksi sebum, dan selanjutnya mengganggu fungsi kulit. Tingkat hidrasi kulit adalah faktor penting dalam mengatasi kulit kering, terutama pada lansia. Pengabdian kesehatan di Panti Lanjut Usia Santa Anna diikuti sebanyak 30 peserta dengan rerata usia 73,7 tahun. Kadar sebum yang menunjukan kulit kering terdapat pada 23 responden (76,7%) sementara kadar air yang menunjukan kulit kering didapatkan pada 23 responden (76,7%). Kadar gula darah puasa menunjukan kondisi diabetes pada 2 responden dan prediabetes sebanyak 6 responden. Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelembaban kulit pada kondisi peningkatan kadar gula darah.
PENINGKATAN KEWASPADAAN MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT GINJAL KRONIS DENGAN EDUKASI GAYA HIDUP DAN SKRINING FUNGSI GINJAL Widjaja, Yoanita; Santoso, Alexander Halim; Wijaya, Dean Ascha; Satyanegara, William Gilbert; Kurniawan, Joshua; Herdiman, Alicia; Hartono, Vincent Aditya Budi; Ranonto, Steve Vallery; Lumintang, Valentino Gilbert
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.22087

Abstract

Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan suatu kondisi progresif dengan penurunan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal selama 3 bulan. Prevalensi PGK secara global meningkat mencapai 27,9% pada usia 70-80 tahun. Penyakit ginjal kronis berhubungan erat dengan diabetes, hipertensi, dan obesitas di negara berpendapatan tinggi, sedangkan di negara berpendapatan rendah dan menengah, PGK terkait dengan penyakit menular dan obat nefrotoksik. Edukasi dan deteksi dini penyakit PGK sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan mempertahankan kesehatan yang baik. Edukasi membantu individu memahami faktor risiko dari PGK, seperti diabetes, hipertensi, dan pola makan yang tidak sehat. Melalui pemahaman tentang gejala awal PGK, individu dapat segera mengidentifikasi masalah ginjal dan mencari bantuan medis lebih awal. Deteksi dini PGK dapat membantu mengurangi kemungkinan komplikasi yang serius. Pemeriksaan fungsi ginjal merupakan suatu tindakan proaktif yang mendukung deteksi dini PGK. Meningkatkan kesadaran dan melakukan deteksi dini dapat mengurangi beban sistem kesehatan secara keseluruhan. Pengabdian ini melibatkan 50 responden lanjut usia di Panti Lansia Santa Anna. Seluruh responden mengikuti rangkaian kegiatan berupa penyuluhan dengan media edukasi berupa poster, kegiatan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Rerata usia responden adalah 75,92 tahun dengan 70% responden berjenis kelamin laki-laki. Hasil pemeriksaan penunjang menyatakan 12% responden memiliki kadar ureum >50 mg/dL, 18% responden memiliki kadar kreatinin >1 mg/dL, dan 20% responden memiliki laju filtrasi ginjal <60 mL/menit/1,73m2. Edukasi dan deteksi dini PGK adalah langkah kunci dalam upaya pencegahan dan manajemen penyakit ini. Oleh karena itu, penting untuk dilaksanakan kegiatan komprehensif untuk mengatasi permasalahan ini.
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT MENGENAI EDUKASI DAN DETEKSI DINI GULA DARAH DAN ANEMIA DALAM RANGKA MENJAGA KESEHATAN HIDRASI KULIT PADA POPULASI DEWASA DI SMP KALAM KUDUS, JAKARTA Tan, Sukmawati Tansil; Satyanegara, William Gilbert; Wijaya, Dean Ascha; Edbert, Bruce; Kasvana, Kasvana; Setia, Nicholas
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i2.27423

Abstract

Xerosis kutis (kulit kering) merupakan kondisi kulit yang disebabkan oleh berkurangnya hidrasi pada stratum korneum dan ditandai dengan gejala klinis seperti kulit yang kasar, bersisik, dan terkelupas. Penyebabnya melibatkan 2 faktor, yaitu faktor internal seperti penuaan, penyakit internal (diabtes dan anemia) dan faktor eksternal seperti paparan sinar matahari, durasi mandi yang lama, cuaca, dehidrasi, serta penggunaan obat tertentu. Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko terjadinya kulit kering dan pruritus kronik. Kadar glukosa yang tidak terkontrol dengan baik dapat merusak barrier kulit dan menyebabkan kerusakan saraf yang berdampak pada hidrasi dan kelembaban kulit. Anemia defisiensi zat besi juga dapat menyebabkan kulit kering dan gatal. Kulit kering dapat meningkatkan risiko gatal, yang memicu tindakan menggaruk sehingga menyebabkan kulit menjadi luka dan rentan terhadap infeksi, yang mempengaruhi kualitas hidup individu. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah masalah kulit kering dengan memberikan edukasi dan skrining kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga hidrasi kulit. Kegiatan yang dilakukan di SMP Kalam Kudus ini diikuti oleh 127 peserta dengan rerata usia 39 tahun. Rerata kadar gula darah sewaktu, hemoglobin, hematokrit, kadar hidrasi tangan kanan dan tangan kiri peserta masing-masing adalah 90 mg/dL, 12,9 g/dL, 38%, 40%, dan 45%. Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat memahami faktor risiko kulit kering, terutama dampak gula darah dan anemia terhadap kulit kering, serta memahami cara merawat kulit agar tetap terhidrasi dengan baik.
Kegiatan Penapisan Status Gizi Pada Kelompok Lanjut Usia Di Gereja ST. Fransiskus Asisi Santoso, Alexander Halim; Waltoni, bobby Marshel Ancheloti; Jaya, I Made Satya Pramana; Satyanegara, William Gilbert; Wijaya, Dean Ascha; Destra, Edwin
Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 3 No. 2 (2024): Mei : Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global
Publisher : Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/cakrawala.v3i2.2695

Abstract

Aging is associated with a gradual decline in physiological function, impacting multiple organ systems and reducing resistance to physical, cognitive, and mental stress. Adequate nutrition is critical for elderly people's health and quality of life. However, elderly people are susceptible to nutritional problems, including weight loss, decreased muscle mass (sarcopenia), and weakness. Decreased physical activity, hormonal changes, and metabolic adjustments influence these changes. The elderly population receiving treatment in institutions and hospitals has a significantly higher prevalence of malnutrition. This activity uses the Plan-Do-Check-Act (PDCA) framework to screen the nutritional status of the elderly using the Mini Nutritional Assessment (MNA) questionnaire. Activities were held at St. Fransiskus Assisi, Jakarta which included 35 participants. It was found that 10 people (27.78%) were at risk of experiencing malnutrition and 6 people (16.67%) experienced malnutrition. Early nutritional screening using the MNA questionnaire is essential to detect and prevent complications related to malnutrition in the elderly, thereby improving individual health outcomes and quality of life.
Kegiatan Penyuluhan Dan Penapisan Komposisi Tubuh Pada Kelompok Lanjut Usia Di Gereja St. Fransiskus Asisi Limas, Peter Ian; Kasvana Kasvana; Saerang, Stefanus Hnady; Satyanegara, William Gilbert; Wijaya, Dean Ascha; Santoso, Alexander Halim
jurnal ABDIMAS Indonesia Vol. 2 No. 2 (2024): Juni : Jurnal ABDIMAS Indonesia
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/jurai.v2i2.1317

Abstract

Aging is associated with significant changes in body composition, specifically a decrease in lean body mass and an increase in fat mass. These changes contribute to the prevalence of obesity and sarcopenia in the elderly population, impacting quality of life, morbidity and mortality. A complex interaction between hormonal decline, chronic inflammation, nutritional deficiencies, and reduced physical activity underlies these changes. This activity uses the PDCA (Plan-Do-Check-Act) methodology to screen for obesity and sarcopenia in the elderly at St. Mary's Church, Francis of Assisi. We use Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) to measure body composition, which includes total body fat, visceral fat, subcutaneous fat, and muscle mass. Among 32 participants, the average total body fat, visceral fat, subcutaneous fat, and muscle mass were 36.5% each; 9.6%; 9.68%; and 21.5%. Body composition assessment using BIA is very important in managing the elderly's health. Preventive strategies, including tailored exercise programmes, nutritional counselling, and lifestyle modifications, are essential to maintain muscle mass and prevent excessive fat deposition, thereby improving quality of life and reducing morbidity and mortality. Keywords: Body Composition, Obesity, Sarcopenia, Elderly, Bioelectrical Impedance Analysis