Pengemasan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam produksi pangan karena sangat berkaitan dengan mutu pangan yang dihasilkan karena dengan adanya pengemasan yang baik dapat mempertahankan kondisi suatu produk pangan dari adanya kemungkinan kontaminasi luar. Proses bahan pengemasan terbuat dari bahan baku PET (Polyethylene Terephthalate) dan menggunakan prinsip blow molding merupakan suatu metode pembuatan yang dimulai dari menginjeksi material menjadi bakalan kemasan (Preform), kemudian preform ini dicetak menjadi kemasan yang diinginkan dengan cara menghembuskan udara dengan tekanan dan panas tertentu ke bahan yang akan dicetak. Terdiri dari beberapa tahapan yaitu pencampuran bahan baku, peleburan, pencetakan dan pendinginan, bakalan kemasan, inkubasi, pemanasan dan blowing. Hasil jadi produksi kemasan dilakukan pengendalian mutu oleh parameter uji yaitu, visual, pengukuran neck finish, tinggi ketebalan dan Vacuum Resistance. Ketidaksesuaian menjadi hal yang paling dihindari dari proses produksi kemasan. Ketidaksesuaian yang sering terjadi seperti, kemasan pecah, udara terperangkap dikemasan atau kemasan berkabut, bottom tidak sesuai pada tempatnya kemasan penyok dan inject gate molding menonjol. Salah satu alasan terjadinya ketidaksesuaian produk adalah adanya masalah pada faktor mesin. Ketidaksesuaian ini dapat berdampak negatif pada kualitas produk yang dapat dijual di pasaran, mengakibatkan kerugian secara finansial, dan dapat merusak citra perusahaan.