Pasir besi Indonesia yang terdapat disepanjang pantai Samudera Hindia dapat diolah untuk menghasilkan pig iron yang dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi besi baja. Kandungan titanium pada pasir besi menimbulkan permasalahan pada proses peleburan pasir besi karena dapat meningkatkan temperatur leleh terak. Permasalahan ini dapat dihindari dengan proses pengambilan titanium sebagai produk terpisah sehingga dapat meningkatkan nilai tambah pasir besi. Salah satu proses pengambilan titanium dan besi sebagai produk terpisah dapat ditempuh dengan ekstraksi menggunakan larutan asam seperti asam klorida dan asam sulfat. Studi ini dilakukan untuk menentukan kondisi optimum perolehan titanium dan besi dari pasir besi menggunakan larutan asam klorida dengan memvariasikan waktu tinggal, konsentrasi asam HCl, temperatur pengoperasian, fraksi ukuran butiran, kecepatan pengadukan, dan nisbah solid/likuid (S/L). Serangkaian karakterisasi juga dilakukan untuk mendukung hasil percobaan seperti karakterisasi awal menggunakan XRD untuk menentukan fasa senyawa dominan, XRF untuk menentukan kandungan unsur pada pasir besi secara kuantitatif, dan AAS untuk menentukan kadar elemen pada larutan hasil pelindian. Persen ekstraksi titanium tertinggi adalah 91,38% dan menghasilkan produk sampingan besi sebesar 80,72%, pada kondisi optimum proses pelindian selama 8 jam, konsentrasi HCl 8M, temepratur pengoperasian 90oC, fraksi ukuran butiran -200+350mesh, kecepatan pengadukan 300rpm, dan nisbah solid/liquid sebesar 1/20 (gr/mL).