Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pembuatan Resin Phenol Formaldehyde Sebagai Prekursor Untuk Preparasi Karbon Berpori: Pengaruh Jenis Turunan Phenol Terhadap Karakteristik Resin dan Karbon Nuryati; Imam Prasetyo
Jurnal Rekayasa Proses Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.804 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.1896

Abstract

Resin phenolic merupakan hasil polikondensasi antara phenol (P) dengan formaldehyde (F). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan resin phenol formaldehyde yang dimodifikasi dengan menambahkan reaktan turunan phenol seperti tersier butil phenol (T), resorcinol (R) dan hidroquinon (H). Resin yang dihasilkan digunakan sebagai prekursor pembuatan karbon berpori. Reaksi polimerisasi phenol formaldehyde dilakukan dalam reaktor berpengaduk pada suhu 90oC. KOH digunakan sebagai katalisator dan reaksi berlangsung 1-3 jam. Para Toluene Sulfonic Acid (pTSA) ditambahkan sebagai katalisator crosslinking. Proses pirolisis resin dilakukan pada suhu 800oC selama 1 jam untuk menghasilkan karbon berpori. Hasil karakterisasi dari keempat jenis resin tersebut menunjukkan bahwa densitas tertinggi adalah resin PF dan resin PFT, sebesar 1,18 g/ cm3. Resin PF memiliki kekerasan tertinggi yaitu sebesar 17,20 g/mm2. Hasil karakterisasi terhadap karbon menunjukkan bilangan iodin karbon PF sebesar 862,32 mg/g dan karbon PFT sebesar 794,16 mg/g. Karbon PF dan karbon PFT memiliki luas permukaan masing-masing sebesar 836,7 m2/g dan 720,7 m2/g. Kata kunci: resin phenolic, karbon berpori, bilangan iodin, lebar permukaan Phenolic resin is the product of polycondensation between phenol (P) with formaldehyde (F). This research aims to study synthesis of phenol formaldehyde resin modified by adding the reactant in the form of phenol derivatives, such as tertiary butyl phenol (T), resorcinol (R) and hydroquinone (H). The product is applied as precursor for making porous carbon. Reaction of phenol formaldehyde was carried out in a stirred reactor at temperature of 90oC for 1 to 3 hours. KOH was used as catalyst. Para Toluene Sulfonic Acid (pTSA) was added to the resin as a cross linking catalyst. Carbonization process was carried out by pyrolysis at the temperature of 800oC for 1 hour. The results showed that PF and PFT resins had high density of 1.18g/cm3. PF resin had the hardness value of 17.2 g/mm2. The iodine number of the PF and PFT carbon was 862.3 mg/g and 794.16 mg/g, respectively. The surface area of the PF and PFT carbons were 836.7m2/g and 702.7m2/g, respectively. Keywords: phenolic resins, porous carbon, iodine number, surface area.
DEGRADASI LIMBAH ZAT WARNA DENGAN KATALIS KARBON AKTIF TEREMBAN OKSIDA BESI Shinta Amelia; Wahyudi Budi Sediawan Sediawan; Imam Prasetyo; Teguh Ariyanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.582 KB)

Abstract

Limbah zat warna dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Metode adsorpsi yang dianggap paling efektif untuk mengelola limbah zat warna memiliki kekurangan karena sistem ini hanya mentransfer limbah ke bahan padat dan adsorben tidak dapat di recycle. Pada studi ini, reaksi degradasi katalitik heterogen zat warna dengan sistem reaksi Fenton dilakukan untuk mengatasi limitasi metode adsorpsi. Katalis heterogen oksida besi/karbon dibuat melalui dua tahapan, yaitu impregnasi garam besi dengan metode incipient wetness dan kalsinasi pada suhu 300 °C. Loading oksida besi divariasikan dari 0.5 sampai 2% massa. Reaksi degradasi katalitik zat warna dengan katalis oksida besi/karbon dilakukan pada sistem batch dengan 200 ml larutan metilen biru (konsentrasi 20 ppm) dan penambahan 5 ml H2O2 50%v/v. Uji adsorpsi tanpa reaksi katalitik dilakukan sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi katalitik lebih efektif 31.3% dibandingkan proses adsorpsi. Degradasi metilen biru meningkat dengan naiknya katalis loading dan hasil dekolorisasi tertinggi sebesar 0.365 mmol/(gr katalis) dengan katalis 2% oksida besi/karbon. Studi ini menunjukkan bahwa degradasi katalitik dapat menjadi metode yang efektif untuk mengatasi limbah zat warna.Kata kunci: karbon aktif; oksida besi; oksidasi katalitik 
PERBANDINGAN JUMLAH PISTON CALIPER REM CAKRAM TERHADAP JARAK DAN WAKTU PENGEREMAN PADA SEPEDA MOTOR 110 CC Imam Prasetyo
ELEMEN : JURNAL TEKNIK MESIN Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : POLITALA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/je.v7i2.130

Abstract

Pada setiap sepeda motor caliper rem cakramnya mempunyai piston yang jumlahnya berbeda. Sehingga tingkat kepakeman rem juga berbeda, sehingga perlu adanya penelitian untuk mencari sistem pengereman yang maksimal berdasarkan jumlah piston yang digunakan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui jarak dan waktu pengeremannya dan caliper mana yang baik digunakan ataupun yang paling maksimal kinerjanya. Dalam pengujian ini menggunakan beberapa jenis caliper yaitu caliper 1 piston, 2 piston dan 4 piston juga memberikan tekanan yang berbeda pada tuas rem sebesar 2 Kg, 3 Kg dan 4 Kg. Pada pengujian ini menggunakan alat timbangan pegas digital guna untuk menentukan tekanan pada tuas rem dan juga menggunakan stopwatch untuk menentukan waktu pengereman yang dihitung dari titik awal pengereman sampai motor berhenti. Berdasarkan hasil pengujian didapat kinerja caliper dan paling maksimal adalah caliper 2 piston karena memiliki rata-rata waktu dan jarak pengereman yang lebih rendah dari caliper 1 piston dan 4 piston. Dan yang kedua adalah caliper 4 piston karena memiliki jarak dan waktu yang cukup rendah dibandingkan dari caliper 1 piston. Dan yang terakhir adalah caliper 1 piston memiliki jarak dan waktu yang paling tinggi dibandingkan caliper 2 piston dan 4 piston. Kata Kunci : Rem, Caliper, Jarak, Waktu
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR Yoyo Saputro; Imam Prasetyo
ELEMEN : JURNAL TEKNIK MESIN Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : POLITALA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/je.v7i2.131

Abstract

Asap sepeda motor menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar di kota besar tak terkecuali di Indonesia. Maka dari itu munculah beberapa macam varian untuk mengurangi polusi tersebut, termasuk zat aditif yang dicampurkan pada bahan bakar yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda diantara salah satunya yang memiliki fungsi untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar sehingga emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan sedikit berkurang. Salah satu perusahaan ternama yaitu PT. Synergy World telah mengeluarkan produk dari Eco Racing. Dimana Eco Racing adalah sebuah produk yang berbentuk tablet yang terbuat dari bahan-bahan 100 % organik sehingga aman untuk mesin dan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan zat aditif Eco Racing terhadap kadar emisi gas buang, perbandingan variasi jumlah tablet Eco Racing yang dihasilkan terhadap kadar emisi gas buang, perbedaan emisi paling rendah yang dihasilkan dari variasi jumlah tablet Eco Racing. Hasil dari tugas akhir ini adalah kadar CO paling rendah yaitu 0,15% pada campuran bahan bakar pertalite dengan Eco Racing sebanyak 1 butir dan untuk HC yang paling rendah adalah 124 Ppm pada campuran bahan bakar pertalite dengan Eco Racing sebanyak 1 butir, emisi tererndah pada saat menggunakan bahan bakar pertalite dengan campuran 1 butir yaitu: 0,15 % CO (Carbon monoxide) dan untuk HC (Hydro Carbon) yang paling rendah adalah dengan bahan bakar pertalite dengan campuran 1 butir yaitu: 124 Ppm.
Pembuatan Resin Phenol Formaldehyde Sebagai Prekursor Untuk Preparasi Karbon Berpori: Pengaruh Jenis Turunan Phenol Terhadap Karakteristik Resin dan Karbon Nuryati; Imam Prasetyo
Jurnal Rekayasa Proses Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.1896

Abstract

Resin phenolic merupakan hasil polikondensasi antara phenol (P) dengan formaldehyde (F). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan resin phenol formaldehyde yang dimodifikasi dengan menambahkan reaktan turunan phenol seperti tersier butil phenol (T), resorcinol (R) dan hidroquinon (H). Resin yang dihasilkan digunakan sebagai prekursor pembuatan karbon berpori. Reaksi polimerisasi phenol formaldehyde dilakukan dalam reaktor berpengaduk pada suhu 90oC. KOH digunakan sebagai katalisator dan reaksi berlangsung 1-3 jam. Para Toluene Sulfonic Acid (pTSA) ditambahkan sebagai katalisator crosslinking. Proses pirolisis resin dilakukan pada suhu 800oC selama 1 jam untuk menghasilkan karbon berpori. Hasil karakterisasi dari keempat jenis resin tersebut menunjukkan bahwa densitas tertinggi adalah resin PF dan resin PFT, sebesar 1,18 g/ cm3. Resin PF memiliki kekerasan tertinggi yaitu sebesar 17,20 g/mm2. Hasil karakterisasi terhadap karbon menunjukkan bilangan iodin karbon PF sebesar 862,32 mg/g dan karbon PFT sebesar 794,16 mg/g. Karbon PF dan karbon PFT memiliki luas permukaan masing-masing sebesar 836,7 m2/g dan 720,7 m2/g. Kata kunci: resin phenolic, karbon berpori, bilangan iodin, lebar permukaan Phenolic resin is the product of polycondensation between phenol (P) with formaldehyde (F). This research aims to study synthesis of phenol formaldehyde resin modified by adding the reactant in the form of phenol derivatives, such as tertiary butyl phenol (T), resorcinol (R) and hydroquinone (H). The product is applied as precursor for making porous carbon. Reaction of phenol formaldehyde was carried out in a stirred reactor at temperature of 90oC for 1 to 3 hours. KOH was used as catalyst. Para Toluene Sulfonic Acid (pTSA) was added to the resin as a cross linking catalyst. Carbonization process was carried out by pyrolysis at the temperature of 800oC for 1 hour. The results showed that PF and PFT resins had high density of 1.18g/cm3. PF resin had the hardness value of 17.2 g/mm2. The iodine number of the PF and PFT carbon was 862.3 mg/g and 794.16 mg/g, respectively. The surface area of the PF and PFT carbons were 836.7m2/g and 702.7m2/g, respectively. Keywords: phenolic resins, porous carbon, iodine number, surface area.
ANALISA PERFORMA MESIN DAN KADAR EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEMANFAATKAN BIOETANOL DARI BAHAN BAKU SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF CAMPURAN PERTALITE Imam Prasetyo
Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin vol 2 no 1April 2018
Publisher : Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bahan bakar fosil saat ini keberadaannya semakin langka, dan diperlukan langkah-langkah pencarian bahan bakar alternatif yang layak untuk menggantikan bahan bakar minyak, terutama bensin, yang kebutuhannya sangat banyak untuk kendaraan bermotor. Salah satu bahan bakar alternatif pengganti bensin adalah bioetanol (BE). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana performa mesin dan kadar emisi gas buang kendaraan dari variasi jenis busi yang paling optimal dengan menggunakan bahan bakar campuran bioetanol dari bahan baku singkong. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan menggunakan bahan bakar bioetanol, daya dan torsi yang dihasilkan dari mesin semakin meningkat seiring meningkatnya kadar bioetanol dalam campuran bahan bakar. Lalu pada konsumsi bahan bakar semakin hemat dengan menggunakan bahan bakar BE 30%, hal ini didasarkan jarak tempuh dengan memakai bahan bakar BE 30% lebih jauh dari pada memakai bahan bakar pertalite 100%. Sedangkan hasil emisi gas buang pada kendaraan menunjukkan bahwa dengan menggunakan bahan bakar bioetanol emisi gas buang yang dihasilkan semakin menurun seiring meningkatnya kadar bioetanol dalam campuran bahan bakar dari pada emisi gas buang yang dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar pertalite 100%. Dan dibuktikan melalui metode analisa data statistik dengan Varian ANOVA satu jalan (Uji F) untuk daya, torsi dan kadar emisi HC, didapat nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima, sehingga hasil dari setiap variasi bahan bakar tidak ada perbedaan yang signifikan. Namun untuk kadar CO, didapat nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, sehingga hasil dari setiap variasi bahan bakar ada perbedaan yang signifikan. Kata Kunci : Bioetanol, Singkong, Performa Mesin, Emisi Gas Buang
PEMBUATAN ALAT TAMBAL BAN DALAM ELETRICK DENGAN TEKNOLOGI TIMER OTOMATIS Feri Setiawan; budiyono budiyono; imam Prasetyo
Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin vol 2 no 1April 2018
Publisher : Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT ‘’MAKING THE ELECTRICAL EQUIPMENT TIRE AUTOMATIC TIMER WITH AUTO TECHNOLOGY’’ This final project aims to increase efficiency in filling the tires in the motorcycle and automobile, the function of making this tool in order to provide a level of convenience and security of the person at the time of application of the patch in the tire. For that it is necessary to modify the tire in a manual tool into the tool patched in elektrick and applies automatic timer technology. The modification process , changing tool patched in the manual is a tool tire elektrick technology with automatic timer begins with creating a framework tire, manufacture cradle for the self-timer and on / off, provision of pamanas electrical, supplying rubber to patch / compound, water reservoir, miserly smooth, providing the glue, and the application of the patch. Performance testing tool elektrick tire technology with automatic timers whole can be done by filling a test tube on a motorcycle or a car, the variables are seen is the result of different patches varying perfectly on time. Keywords: Tools tire, electrick and automatic timer.
IDENTIFIKASI DAN TROUBLE SHOOTING SISTEM PENDINGINAN PADA MESIN DAIHATSU GRANMAX DAN CARA MENGATASINYA Imam Prasetyo; Arfian Putra Pardana
Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol.2 No.2 Oktober 2018
Publisher : Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan teknologi yang semakin cepat di bidang otomotif mendorong manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif, kendaraan merupakan alatt ransportasi yang paling sering digunakan. Dalam kendaraan terdapat beberapa system yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain sebagai pendukung kerja dari kendaraan tersebut. Sistem tersebut diantaranya adalah sistem pendingin. Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui komponen yang terdapat pada sistem pendingin beserta fungsi dan cara kerja sistem pendingin mobil Daihatsu GranMax. Dalam Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukannya identifikasi trouble shooting sistem pendingin dibagi menjadi beberapa proses diantaranya :pembongkaran, danpemeriksaan. Dalam proses pembongakaran sistem pendinginan ini dilakukan terhadap komponen sistem pendinginseperti radiator, water jacket, thermostat, selang radiator, water pump. Kemudian berlanjut ke proses pemeriksaan terhadap komponen tersebut untuk mengetahui kondisinya apakah bisa menjadi penyebab troubleshooting pada sistem pendingin. Hasil dari pemeriksaan tersebut nantinya dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang identifikasi trouble shooting sistem pendingin bagi mahasiswa Politeknik Muhammadiyah Pekalonganyang membuat tugas akhir tersebut maupun mahasiswa lainnya. Dan sangat berguna setelah sudah lulus dari Politeknik Muhammadiyah Pekalongan ini Kata kunci : Sistem pendingin, Daihatshu, GranMax
PERBAIKAN DAN PERAWATAN AKI BASAH Imam Prasetyo; , Iwan Saputro
Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol.2 No.2 Oktober 2018
Publisher : Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Aki adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia yang terdiri dari sel atau elemen sekunder dan merupakan sumber arus listrik searah yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Aki termasuk elemen elektro kimia yang dapat mempengaruhi zat pereaksinya, sehingga disebut elemen sekunder. Kutub positif aki menggunakan lempengan oksida dan kutub negatifnya menggunakan lempengan timbal sedangkan larutan elektrolitnya adalah larutan asam sulfat. Tugas akhir ini bertujuan untuk menambah pengetahuan perawatan dan perbaikan aki basah serta menambah pengetahuan tentang penyebab kerusakan aki .Hasil dari keempat aki sebelum diperbaiki hampir semuanya voltasenya lemah, air akinya kurang dan terminalnya berkarat sehingga tidak dapat menstarter mesin dan menghidupkan aksesoris kendaraan . Kemudian setelah diperbaiki tegangan dan voltagenya hampir mendekati spesifikasi aki normal dan dapat digunakan untuk menstarter mesin ,menghidupkan lampu dan dan aksesoris pada kendaran. Kata kunci :Berat jenis, Elektrolit, Aki basah.
ANALISA GANGGUAN SISTEM PELUMASAN PADA MESIN TOYOTA AVANZA 1300 CC Ahmad Nurfaizi; , Khoirul , Khoirul Anam; Imam Prasetyo
Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol.3 No.1 April 2019
Publisher : Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pembuatan tugas akhir ini dilatar belakangi karena pentingnya kelengkapan sarana yang terdapat di Laboratorium Teknik Mesin Otomotif. Oleh karena itu penulis memiliki suatu gagasan untuk menambah sarana praktikum. Tujuan dari tugas akhir ini guna penambahan media praktikum ini untuk menunjang ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa khususnya pada ilmu sistem pelumasan yaitu untuk mengetahui konstruksi dan prinsip kerja sistem pelumasan serta dapat menganalisa yang terjadi pada sistem pelumasan mesin Toyota Avanza 1300cc. Pelaksanaan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa proses diantaranya , pembongkaran, pemeriksaan dan pemasangan. Pembongkaran dilaksanakan selama 1 bulan yaitu bulan Juni. Pembongkaran dilakukan terhadap komponen – komponen dalam sistem pelumasan. Dalam analisa ditemukan beberapa masalah yaitu adanya kebocoran pada karter oli dan cover head cylinder. Kemudian pada proses pemasangan dilakukan beserta penanganan masalah yang dapat dilakukan terhadap masalah yang terjadi pada mesin Toyota Avanza 1300cc tersebut. Hasil dari penambahan media belajar ini yaitu mahasiswa mendapat ilmu dalam pengidentifikasian tentang analisa sistem pelumasan yang dapat menjadi ilmu tambahan untuk mahasiswa Teknik Mesin Otomotif Politeknik Muhammadiyah Pekalongan di masa depan setelah lulus nanti. Kata Kunci : Sistem Pelumasan, Toyota, Avanza