Bako, Arpaini
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN MELALUI KEPEMIMPINAN EKOLOGIS KEPALA SEKOLAH Ashlan, Said; Hamdi, Nurul; Bako, Arpaini
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 9, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v9i2.3438

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan sekolah berbudaya lingkungan melalui kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki kepedulian lingkungan terhadap penyelamatan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan serangkaian reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dampak kepemimpinan ekologis kepala sekolah dalam pembentukan sekolah berbudaya lingkungan adalah terbentuknya sikap peduli lingkungan, pola hidup bersih dan sehat, lingkungan sekolah yang ekologis, dan prestasi sekolah di bidang lingkungan Kata Kunci: Penerapan sekolah berbudaya lingkungan, kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan ekologis This Research Aims To Explain The Implementation Of Environmentally Cultured Schools Through The Leadership Of School Principals Who Are Environmentally Conscious About Saving And Preserving Environmental Functions. This Research Uses A Qualitative Approach With A Case Study Type. Data Collection Uses Interview, Observation And Documentation Methods. Data Analysis Was Carried Out Using A Series Of Data Reduction, Data Presentation And Drawing Conclusions. The Results Of The Research Show That The Impact Of The Principal's Ecological Leadership In Establishing An Environmentally Cultured School Is The Formation Of An Attitude Of Caring For The Environment, A Clean And Healthy Lifestyle, An Ecological School Environment, And School Achievement In The Environmental Sector. Keywords: Implementation Of Environmentally Cultured Schools, School Principal Leadership, Ecological Environment
PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA MASA ANAK-ANAK Herawati, Herawati; Intan Hayati, Cut; Salman, M. Salman3; Bako, Arpaini
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 7, No 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v7i1.1673

Abstract

Abstrak Setiap manusia dilahirkan sepaket dengan fitrahnya (QS. Ar-Ruum: 30) yang salah satunya dapat dimaknai dengan dien hanif (agama Islam), tauhidullah dengan menghambakan diri dan taat kepada Allah swt (QS. Adz-Dzariyat: 56). Tumbuh kembang fitrah tersebut secara sempurna sangat ditentukan oleh latihan dan pengalaman yang diberikan kepadanya sejak masa kanak-kanak. Namun kenyataannya, perkembangan dan pengalaman beragama pada masa anak-anak kerap terabaikan, bahkan dikesampingkan tanpa bimbingan maupun arahan yang intens dan berkesinambungan. Hal ini disamping sebagai dampak dari kesibukan dan atau kurangnya pengalaman/pemahaman beragama orangtua, juga dikarenakan masih adanya orangtua, keluarga ataupun pendidik yang berpandangan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa kebebasan anak untuk bermain dan berbuat semaunya ibarat sang raja, sehingga pembiasaan melatih anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas agama dan menanamkan pemahaman agama dianggap perilaku yang tidak tepat dan keliru atau bahkan dianggap memenjarakan hak-hak anak. Kekeliruan pandangan ini pada akhirnya kerap berdampak pada kurangnya kesadaran dan munculnya ketimpangan-ketimpangan beragama pada diri seseorang di masa-masa berikutnya. Oleh karena itu, fokus masalah kajian ini tertuju pada bagaimana fitrah beragama anak, peran orangtua dalam perkembangan jiwa agama anak, materi serta metode pendidikan agama yang tepat bagi anak. Untuk itu setiap uraian dan paparan kajian ini dianalisis secara kualitatif melalui hasil studi kepustakaan (library research). Dimana hasil kajian menunjukkan bahwa: kesadaran beragama seseorang sangat bergantung pada kekuatan pembekalan perkembangan agamanya di masa kecil. Hal ini dikarenakan kekuatan agama pada masa kecil adalah pondasi dasar beragama yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) kepribadian/karakter orangtua dalam mendidik perkembangan jiwa agama anak, (2) keterpenuhan fase-fase tingkatan perkembangan jiwa agama yang diimplementasikan orangtua/pendidikan, (3) keteladanan orangtua/pendidik sebagai metode utama pengembangan jiwa agama anak yang bersifat authority dan imitatif, dan (4) proses pembinaan jiwa agama anak yang komprehensif antara ranah psikomotorik keagamaan dan dimensi bathinnya, baik dalam penanaman konsep iman, akhlak, ibadah, muamalah dan lainnya. Kata Kunci: Perkembangan Jiwa, Agama, Masa Anak-anak
NUANSA EDUKASI ISLAMI INTERAKSI SOSIAL DOSEN DAN MAHASISWA Rijal, Syamsul; ., Herawati; Bako, Arpaini
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 6, No 2 (2020): Vol. 6 No. 2 OKtober 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v6i2.1166

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui; bentuk-bentuk interaksi edukatif dan gambaran interaksi sosial dosen dan mahasiswa bernuansa edukatif  di UIN Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tiga teknik: telaah dokumentasi, observasi langsung, wawancara mendalam terhadap dosen dan mahasiswa Prodi PAI dan MPI Fakultas Tarbiyah UIN SU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: interaksi sosial yang terbentuk adalah interaksi asosiatif meliputi: kerjasama (cooperation) dan akomodasi (accommodation) yang terwujud melalui beberapa aktivitas formal maupun non formal, seperti: perkuliahan, bimbingan akademik (PA, KRS, skripsi, dsb), kegiatan-kegiatan kemahasiswaan lainnya (kegiatan himpunan mahasiswa, program studi maupun permasalahan personal/individu), serta aktivitas-aktivitas akademik di luar kampus, seperti: penggalangan dana untuk korban bencana alam, anak yatim/fakir miskin, dll. Namun demikian interaksi disosiatif juga berlaku di UIN SU; dengan adanya dosen yang sulit ditemui dan dihubungi mahasiswa, adanya perselisihan pendapat antara dosen dan mahasiswa dalam forum-forum diskusi, sikap mahasiswa yang kurang relevan dengan nilai-nilai pendidikan Islam di dalam beberapa kesempatan, seperti: tidak bertegur sapa saat bertemu dosen, kurang santun dalam berkomunikasi (baik dalam interaksi langsung maupun tidak langsung menggunakan telepon, SMS, WA, FB, dan sejenisnya), acuh terhadap kondisi sekitar atau kurang mempedulikan/mendahulukan orang lain termasuk dosen sebagai orangtua yang sepatutnya dihormati, dll. Berbagai upaya telah dilakukan dosen untuk mewujudkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam interaksi sosial dengan mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya perencanaan interaksi edukatif yang telah diformat sedemikian rupa dalam buku saku kode etik dosen dan mahasiswa; guna mewujudkan interaksi edukatif islami sesuai dengan visi misi UIN SU. Pelaksanaan interaksi edukatif juga dilakukan secara terpadu dalam seluruh aktivitas akademik, dimana setiap dosen senantisa berupaya mengendalikan interaksi sosial sesuai dengan prinsip nilai-nilai pendidikan Islam (akidah, akhlak, dan muamalah yang mengutamakan kemaslahatan umat). Selain itu, proses evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, baik secara personal maupun klasikal dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) bulan sekali dalam berbagai kegiatan/aktivitas dosen dan mahasiswa. Namun para dosen merasa prihatin terhadap kondisi dan etika/akhlak mahasiswa dalam interaksi sosial selama ini. Hal ini mengindikasi bahwa upaya-upaya dosen dalam mewujudkan interaksi edukatif berbanding terbalik dengan realita perilaku mahasiswa. Dengan kata lain, terjadinya reduksi antara keinginan dan realita. Fenomena ini disebabkan oleh empat faktor: (1) Latar belakang pendidikan mahasiswa sebelumnya; (2) pengaruh negatif (brokenhome, tidak berpendidikan, dsb); serta (4) Skop lingkungan kampus yang sempit. Kata Kunci: Epistemologi, Interaksi Edukatif, Dosen, Mahasiswa