Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Efektifitas Ekstrak Daun dan Getah Tanaman Jarak Cina (Jatropha Multifida L) Sebagai Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro Anggita, Dwi; Yusriani, Yusriani; Abdi, Dian Amelia; Desiani, Vivin
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 1 (Januari, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.627 KB)

Abstract

Tanaman jarak cina (Jatropha multifida L.) mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, saponin dan asam fenolik yang berbeda dari setiap bagian tanamannya dan kandungan zat-zat tersebutlah yang membuat Jatropha multifida L. mempunyai fungsi sebagai antibakteri sehingga ekstrak daun dan getah jarak cina (Jatropha multifida L.) diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun dan getah tanaman jarak cina (Jatropha multifida L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian menggunakan desain penelitian true experimental post test. menggunakan metode disc diffusion dengan konsentrasi 25; 50; 75; dan 100% v/v daun dan getah jarak cina. Kontrol positif digunakan kertas cakram antibiotik Clindamycin 5μg. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan zona hambat yang berbeda-beda antar perlakuan. Pada ekstrak daun jarak cina memperlihatkan rata-rata diameter yang berbeda, pada konsentrasi 25%, 50%,75% dengan zona hambat yang terbentuk masing-masing adalah 0 mm, 9,32 mm, dan 17,48 mm serta zona hambat tertinggi pada konsentrasi 100% dengan rata-rata diameter 22,24 mm. Pada getah jarak cina memperlihatkan rata-rata diameter yang berbeda, pada konsentrasi 25%, 50%,75% dengan zona hambat yang terbentuk masing-masing adalah 16,08 mm, 18,15 mm, dan 18,63 mm serta zona hambat tertinggi pada konsentrasi 100% dengan rata-rata diameter 21,91 mm. Kontrol positif Clindamycin memperlihatkan zona hambat rata-rata 23,31 mm. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ekstrak daun dan getah  tanaman jarak cina (Jatropha multifida L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, dan konsentrasi terbaik adalah konsentrasi 100% serta hampir mendekati zona hambat dari antibiotik Clindamycin sebagai kontrol positif.
Efektifitas Ekstrak Daun dan Getah Tanaman Jarak Cina (Jatropha Multifida L) Sebagai Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro Anggita, Dwi; Yusriani, Yusriani; Abdi, Dian Amelia; Desiani, Vivin
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 1 (Januari, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.627 KB) | DOI: 10.33368/woh.v0i0.13

Abstract

Jatropha multifida L. contains alkaloids, tannins, flavonoids, saponins and phenolic acids that differ from each part of the plant and the content of these substances is what makes L. multifida Jatropha has a function as an antibacterial so that the leaf extract and the gap of chinese distance ( Jatropha multifida L.) allegedly capable of inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The aim of this research was to know the effectivity of leaf extract and gum of Jatropha multifida L. to the growth of Staphylococcus aureus bacteria in vitro.Penelitian used true experimental post test design. Using disc diffusion method with concentration 25; 50; 75; and 100% v / v leaf and gum china distance. Positive control was used Clindamycin 5μg drip antibiotic paper disc. The data were analyzed descriptively. The result of the research showed the difference of different inhibition zone between treatments. In chinese leaf extracts showed different mean diameters, at concentrations of 25%, 50%, 75% with inhibit zone formed respectively 0 mm, 9.32 mm, and 17.48 mm and the highest inhibition zone at concentration of 100% with an average diameter of 22.24 mm. In the gap of chinese distance showed a different mean diameter, at concentrations of 25%, 50%, 75% with the inhibit zone formed respectively 16.08 mm, 18.15 mm, and 18.63 mm and the highest inhibition zone at a concentration of 100% with an average diameter of 21.91 mm. Clindamycin positive controls show an average inhibit zone of 23.31 mm. It was concluded that there was an effect of leaf extract and resin of chinese distance plant (Jatropha multifida L.) on growth of Staphylococcus aureus bacteria, and the best concentration was 100% concentration and almost closer to the inhibitory zone of Clindamycin antibiotics as positive control.
Pengaruh Konsumsi Harian Susu Kacang Kedelai (Glycine max(L.)Merr) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Darah pada Mencit Jantan (Mus musculus) yang Hiperkolesterol Dian Amelia Abdi; Dwi Anggita; Rihlah Thahirah Al-Hikmah
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.961 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.24

Abstract

Latar Belakang : Dislipidemia merupakan suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan penurunan HDL di dalam serum. Didalam susu kacang kedelai mengandung isoflavon yang terdiri atas genistein dan daidztein, dan protein kedelai yang dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular dengan cara mengikatkan profil lemak darah. Khususnya, protein kedelai menyebabkan penurunan yang nyata dalam kolesterol total. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan pre-post true experimental test group design dengan menggunakan 24 hewan coba yang hiperkolesterol yang dibagi menjadi 3 kelompok dengan total masing-masing kelompok sebanyak 8 ekor mencit. Kelompok kontrol negatif yang diberi aquades, kelompok kontrol positif diberi simvastatin 0.244 mg/30 gBB mencit/hari, dan kelompok perlakuan yang diberi susu kacang kedelai 0.154 g/ 30 gBB mencit/hari dengan total intervensi 14 hari. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan Rerata kadar Kolesterol total darah mencit pada hari ke-7 pemberian susu kacang kedelai (Glycine max (L.)Merr) adalah 185 mg/dl dan pada hari ke-15 adalah 139 mg/dl. Terdapat perbedaan kadar kolesterol total pada mencit tiap kelompok yang cukup signifikan yakni kelompok kontrol negatif dengan mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 6 mg/dl (p=0.06), kelompok kontrol positif mengalami penurunan yang signifikan sebesar 31 mg/dl (p=0.00) dan kelompok perlakuan mengalami penurunan signifikan sebesar 46 mg/dl (p=0,00) sehingga ada pengaruh konsumsi harian susu kacang kedelai (Glycine max (L.) Merr) terhadap penurunan kadar kolesterol pada mencit jantan (Mus musculus) yang hiperkolsterol. Kesimpulan : Diantara ketiga kelompok, yang paling signifikan penurunan kadar kolesterolnya ada pada susu kacang kedelai dibandingkan kelompok simvastatin sedangkan pada kelompok pemberian aquades terjadi peningkatan kadar kolesterol total pada mencit (Mus musculus).
Studi Deskriptif tentang Partisipasi dan Persepsi Mahasiswa terhadap Kegiatan Inaugurasi Nesyana Nurmadilla; Andi Anita Nur Fadhilah; Dwi Anggita; Shulhana Mokhtar; Rasfayanah Rasfayanah; Nasrudin Andi Mappaware; Syamsu Rijal
UMI Medical Journal Vol 5 No 2 (2020): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v5i2.114

Abstract

Latar belakang:. Di semester 1, mahasiswa baru dihadapkan dengan jadwal perkuliahan yang padat dan persiapan kegiatan rutin tahunan inaugurasi yang cukup menyita waktu. Untuk memberikan gambaran tentang partisipasi dan persepsi mahasiswa terhadap kegiatan inaugurasi. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Fakulta Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2017 dan 2018 yang berpartisipasi pada kegiatan inaugurasi angkatannya dan terhitung masih aktif sebagai mahasiswa FK UMI saat penelitian berlangsung. Teknik pengumpulan sampel menggunakan total sampling. Hasil: Mayoritas responden berpartisipasi sebagai panitia dan pengisi acara inaugurasi (57,2%) dan menghabiskan 1–2 bulan untuk persiapan inaugurasi (51,69%). Sebanyak 46,77% responden menggunakan lebih dari 6 jam setiap hari untuk persiapan inaugurasi. Mayoritas responden berpendapat bahwa inaugurasi mengganggu konsentrasi belajar (80%) dan menyebabkan waktu belajar berkurang (92%) namun tetap perlu dilaksanakan (80,3%). Kesimpulan: Kegiatan inaugurasi cukup menyita waktu sehingga mengganggu konsentrasi dan waktu belajar namun perlu dilaksanakan.
Mekanisme Kerja Antibiotik: Review Article Dwi Anggita; Siti Nurisyah; Edward Pandu Wiriansya
UMI Medical Journal Vol 7 No 1 (2022): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v7i1.149

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan obat-obatan yang tidak rasional adalah masalah yang tersebar luas di semua tingkat pelayanan kesehatan, terutama di rumah sakit. Penggunaan antibiotik di rumah sakit yang tidak perlu atau berlebihan mendorong berkembangnya resistensi terhadap bakteri tertentu. Adanya hubungan yang erat antara penggunaan antibiotik yang salah dengan timbulnya resistensi bakteri penyebab infeksi nosokomial. Sehingga penting diketahui mekanisme kerja antibiotik agar pemberiannya sesuai dengan bakteri penyebab suatu penyakit. Isi: Mekanisme kerja dari antibiotik yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar yaitu antibiotik yang menargetkan dinding sel bakteri, antibiotik yang menghalangi produksi protein baru, dan antibiotik yang menargetkan replikasi DNA atau DNA. Kesimpulan: Antibiotik yang menargetkan dinding sel bakteri adalah golongan ß-laktam (penisilin, cefalosporin, karbapenem, dan monobaktam), glikopeptida, daptomisin, kolistin. Adapun antibiotik yang menghalangi sintesis protein adalah rifamisin, aminoglikosida, makrolid dan ketolide, tetrasiklin dan glisilsiklin, kloramfenikol, klindamisin, streptogram, linezolid, nitrofurantoin. Sedangkan antibiotik yang menargetkan DNA atau replikasi DNA antara lain sulfa, kuinolon, metronidazol.