Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH)

FORMULASI MIKROORGANISME UNTUK TANAMAN TEBU Sudiarso Sudiarso; Ririen Prihandarini
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2019 "Inovasi Cerdas dan Teknologi Hijau untuk Industri 4.0"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.642 KB)

Abstract

Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal sekitar 450 ribu ha pada periode 2007-2017, industri gula berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu petani dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 1.3 juta orang. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, maka dinamika harga gula akan mempunyai pengaruh langsung terhadap laju inflasi. Kebutuhan yang demikian besar harus diimbangi dengan produksi yang tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tebu adalah perbaikan kesuburan tanah melalui teknik budidaya tanaman tebu dengan cara rekayasa teknologi mikroorganime.  Potensi alam dan kekayaan mikroorganisme di Indonesia sangat banyak namun belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal.  Rekayasa pemanfaatan mikroorganisme mempunyai prospek yang bagus untuk memulihkan degradasi lahan pada agroekosistem tanaman tebu.Formulasi mikroorganisme untuk mendapatkan kombinasi mikroorganisme yang paling sesuai untuk tanaman tebu. Berbagai jenis mikroorganisme penambat Nitrogen seperti Nitrobacter, Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Rhizobium akan dikombinasikan dengan bakteri pelarut Phosfat seperti Pseudomonas, Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Acetobacter Thiobacillus, Thrichoderma dan beberapa bakteri dekomposer. Didapat Formulasi yang paling sesuai untuk pertumbuhan bibit tanaman tebu, formulasi dari mikroorganisme Sacharomyces (S), Azospirillum sp (A), Azotobacter (Z), Rhizobium (R), Pseudomonas (P), Bacillus (B) dan  Trichoderma sp (T) yang diformulasi dalam sebuah teknologi mikroorganisme dengan nama popular Refresh Microorganism (RIM)
INOVASI JAMU HERBAL BERBASIS GULMA Ririen Prihandarini; Untung Sugiarti
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2018 "Inovasi IPTEKS untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1243.599 KB)

Abstract

Jamu yang merupakan obat tradisional Indonesia, kini populer dengan sebutan herbal.  Semakin populernya jamu kini dijadikan sebagai salah satu peluang usaha dengan inovasi produk bisa dikombinasikan dengan berbagai  bahan alah satunya dengan gulma.  Gulma dalam bahasa pertanian merupakan tanaman penggganggu, namun dari gulma bisa dijadikan bahan baku jamu yang khasiatnya luar biasa. Beberapa jenis gulma yang bisa dimanfaatkan sebagai inovasi bahan baku jamu adalah Alang alang yang fungsinya melancarkan pembuangan urine, pegagan untuk memperlancar peredaran darah sehingga bagus untuk kesehatan otak dan kulit. Kegiatan PKM ini dilakukan di UKM Dua Daun dan UKM Omah Herba. Kedua UKM tersebut membuat jamu dalam bentuk tunggal dan cair.  Adapun permasalahan yang dihadapi kedua UKM tersebut adalah: produk tidak praktis karena mudah tumpah dan tidak awet, tidak ada inovasi produk yang bisa diunggulkan, dan manajemen produksi  masih dilakukan manual sehingga dibutuhkan waktu lama untuk memproduksi.  Pemasaran hampir tidak menggunakan promosi hanya dititipkan di kios.   Tujuan PKM adalah melakukan inovasi produk unggul dengan gulma, memberikan peralatan yang dapat mempercepat proses produksi jamu herbal, dan melakukan pelatihan dalam promosi.  Adapun hasil kegiatan yaitu: UKM telah bisa memproduksi jamu herbal yang spesifik dengan mengkombinasikan  pegagan , alang alang dan daun sendokan pada produknya.  UKM sudah bisa memproduksi lebih cepat dan produk bervariasi bentuknya juga powder sehingga lebih awet dan praktis. Beberapa peralatan parut dan pengadukan sudah dimodifikasi dengan mesin dynamo sehingga bisa memepercepat proses produksi , demikian pula dengan pemasaran mulai dilatih menggunakan IT, internet dan toko online.