Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Produksi dan laju dekomposisi serasah mangrove (Sonneratia sp) di kawasan hutan mangrove Bahowo, Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Sulawesi Utara Watumlawar, Yunus; Sondak, Calvyn; Schaduw, Joshian; Mamuaja, Jane; Darwisito, Suria; Andaki, Jardie
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 7, No 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.22804

Abstract

Serasah hutan mangrove memiliki fungsi yang amat penting bagi ekosistem mangrove, diantaranya untuk mempertahankan kesuburan tanah hutan yang bersangkutan.  Kesuburan tanah dan tanaman bergantung pada produktivitas dan laju dekomposisi serasah.  Serasah akan mengalami dekomposisi, memberikan sumbangan bahan organik bagi tanah hutan, serta menjadi sumber makanan bagi kehidupan fauna tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai produktvitas serasah mangrove (Sonneratia sp.) dan laju dekomposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total produksi serasah mangrove (Sonneratia sp.) yang terbesar ditemukan pada plot (1) yaitu (83,55 gr/m2/hari), kemudian plot 3 (55,30 gr/m2/hari),  selanjutnya plot 2 (45,87 gr/m2/hari), dan plot 4 menghasilkan produksi serasah sebesar (39,30 gr/m2/hari). Total rata-rata persentase dekomposisi dan laju dekomposisi per hari yang terbesar/tercepat terdapat pada plot 4 yaitu terurai semua pada hari ke-30, kemudian diikuti oleh plot 3 dengan sisa bobot akhir yaitu sebesar 15,70 % dengan laju dekomposisi per hari 1,57 %, kemudian plot 1 dengan sisa bobot akhir yaitu sebesar 16,32 % dengan laju dekomposisi per hari 1,09 %, dan yang terendah terdapat pada plot 2 sebesar 17,16 % dengan laju dekomposisi per hari 1,14%.
Sebaran spasial foraminifera bentik pada terumbu karang Pulau Bunaken Sulawesi Utara Paringgi, Ezra; Mamuaja, Jane; Rampengan, Royke; Ompi, Medy; Roeroe, Kakaskasen; Rembet, Unstain
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.20118

Abstract

Foraminifera diklasifikasikan ke dalam Kingdom Protista, masuk dalam Filum Protozoa dan didefinisikan sebagai organisme bersel tunggal yang hidup secara akuatik (terutama di laut), mempunyai satu atau lebih kamar yang terpisah satu sama lain oleh sekat (septa) yang ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan foraminifera bentik yang ditemukan pada Pulau Bunaken dan menyajikan sebaran spasial dari masing-masing kelompok fungsional dan genus foraminifera bentik, serta menganalisis kualitas lingkungan perairan berdasarkan komposisi foraminifera bentik.  Teridentifikasi 37 spesies foraminifera bentik dari 20 Genus yang tersebar pada 6 stasiun pengambilan sampel. Genus-genus tersebut terdiri dari : Amphistegina, Archaias, Baculogypsina, Calcarina, Heterostegina, Marginopora, Peneroplis, Planorbulinella, Sorites, Eponides, Pyrgo, Quinqueloculina, Rotorbis, Textulariina, Spiroloculina, Triloculina, Elphidium, Ammonia, Polymorphiniina dan Neorotalia. Hasil perhitungan FoRAM Index (FI) pada daerah penelitian lebih besar dari 4 yaitu berkisar dari 7.75 hingga 9.06.
FORAMINIFERA BENTIK PADA PADANG LAMUN DI KAWASAN PANTAI SEKITAR PULAU BUNAKEN SULAWESI UTARA Kombo, Feby GB; Mamuaja, Jane M; Rampengan, Royke M; Wagey, Billy Th; Sondakh, Calvyn FA; Pangkey, Henneke
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 7, No 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.3.2019.24468

Abstract

Benthic foraminifera lives on the seaflor and some of them are attached to plant stem. This organisms use pseudopodia to move. The study aims to describe the groups of foraminifera that live on leaves and seagrass sediments and provide information on the comparison of the number of benthic foraminifera genera in seagrass beds. The study was performed in Bunaken Island and during the study a number of 4593 specimens of benthic foraminifera has been identified and they are divided into specimen that lives on seagrass leaves (1097 specimens) and specimens that live on sediments (3496 specimens). The specimen was grouped in 16 genera and they were scattered in 2 stations within four sampling points. These genera are: Amphistegina, Calcarina, Coscinospira, Elphidium, Eponides, Lachlanela, Marginophora, Neorotalia, Operculina, Cleroplis, Planorbulina, Pseudorotalia, Quinqueloculina, Sorites, Spiroluculina, and Triloculina. Benthic foraminifera in seagrass leaves consist of 16 genera which are characterized by the genus Marginophora and Amphistegina and those live in substratum consist of 14 genera which was characterized by the genus Amphistegina.Keywords : Benthic Foraminifera, Seagrass beds, Bunaken Island
Jenis, komposisi, dan kepadatan sampah laut di Teluk Manado, Sulawesi Utara, pada musim hujan (Type, composition, and density of marine litter in Manado Bay during rainy season) Pane, Lindon R; Pelle, Wilmy E; Undap, Suzanne J; Rumampuk, Natalie D.C; Warouw, Veibe; Mamuaja, Jane M; Lasut, Markus T
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 8, No 1 (2020): APRIL
Publisher : AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.8.1.2020.29570

Abstract

During rainy season, a various type of litter can enter the ocean through rivers. This is a significant contributor to the amount of marine litter in the waters. In order to access the type, composition, and density of the litter during rainy season, this study was conducted in Manado Bay, North Sulawesi. The observation was done on the litter stranded on the beach, and they were classified into two different size groups, macro (>2,5 cm)- and meso (0,5-2,5 cm)-sizes. Malalayang Beach and Bailang Beach were chosen for the location of the study. Litter type, composition, and density was evaluated according to National Marine Litter Monitoring Guide. The result showed that there were 7 types of macro-size and 6 types of meso-size marine litter in Malalayang Beach and it was dominated by glass and ceramic for both sizes. In Bailang Beach, 9 types of macro-size and 7 of meso-size were found, and it was dominated by plastics. It can be concluded that various type of marine litter present in Manado Bay, both macro- and meso- sizes, during the rainy season. The highest composition was the glass and ceramics type. However, the highest density was the plastic type.---Pada musim hujan, berbagai jenis sampah dari daratan masuk ke perairan pantai melalui sungai. Hal ini merupakan penyumbang signifikan bagi jumlah sampah laut di perairan. Untuk menilai jenis bahan, komposisi, dan kepadatan sampah laut pada musim hujan, penelitian ini dilakukan di Teluk Manado, Sulawesi Bagian Utara. Pengamatan dilakukan terhadap sampah laut yang terdampar di pantai (beach litter), berukuran makro (> 2,5 cm) dan meso (0,5-2,5 cm), di dua lokasi, yaitu Pantai Malalayang dan Pantai Bailang. Sampah laut dievaluasi menggunakan Pedoman Nasional tentang Pemantauan Sampah Pantai. Hasil penelitian menunjukkan, sampah laut jenis plastik, kaca & keramik, busa plastik, kertas & kardus, logam, karet, kayu, kain, dan bahan lainnya, baik berukuran makro maupun meso ditemukan di perairan. Di Pantai Bailang, komposisi sampah laut berukuran makro dan meso didominasi oleh jenis bahan plastik; tetapi, di Pantai Malalayang didominasi oleh jenis kaca & keramik. Demikian juga untuk kepadatan sampah laut di Pantai Bailang, jenis bahan plastik mendominasi, baik sampah berukuran makro maupun meso. Sedangkan di Pantai Malalayang, jenis kaca & keramik mendominasi kepadatan sampah laut pada semua ukuran. Selanjutnya, dapat disimpulkan, pada musim hujan, berbagai jenis bahan sampah laut berada di Teluk Manado, baik berukuran makro maupun meso. Komposisi terbesar untuk ukuran makro dan meso ialah jenis bahan kaca & keramik. Namun, kepadatan tertinggi untuk ukuran makro dan meso ialah sampah jenis bahan plastik.