Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Objek Wisata Hidden Canyon Beji Guwang Anggreswari, Ni Putu Yunita; Jayaningsih, A.A. Raka
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.196 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v4i1.13952

Abstract

Bali merupakan pulau penyumbang devisa pariwisata di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya pariwisata di Bali. Besarnya pendapatan dibidang pariwisata ternyata bukan jawaban terhadap masalah kemiskinan di Bali. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, angka kemiskinan di Bali adalah 4,14%. Untuk menangani permasalahan tersebut, pemerintah provinsi dan daerah dapat melakukan program-program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki masyarakat. Melalui program-program tersebut, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri dan mengurangi angka pengangguran.Hidden Canyon merupakan atraksi wisata yang terletak di desa Guwang, kabupaten Gianyar, Bali. Hidden Canyon telah berhasil berkembang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal dan menjadi salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya dan tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh desa Guwang melalui objek wisata Hidden Canyon. Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa pemerintah desa Guwang melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara meyerap tenaga kerja lokal untuk bergabung di dalam pengelolaan Hidden Canyon. Tahapan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan : pertama adalah tahap penyadaran dan pembentukan perilaku yang mana pada tahap ini masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki serta rencana dan harapan akan kondisi mereka yang lebih baik dan efektif. Kedua merupakan tahapan transformasi. Pada tahapan ini, pihak pengelola Hidden Canyon memberikan pelatihan berbahasa Inggris kepada tenaga kerja lokal. Tahapan ketiga, adalah tahapan peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan di mana terjadi peningkatan terhapad ketrampilan pekerja lokal.Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Obyek Wisata
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN OBJEK WISATA HIDDEN CANYON DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN A.A Raka Jayaningsih; Ni Putu Yunita Anggreswari
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.243 KB) | DOI: 10.38043/jids.v3i1.1730

Abstract

Bali merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Besarnya pendapatan pulau dewata di sektor pariwisata tentu tidak terlepas dari peran komunikasi pemasaran dalam memperkenalkan destinasi-destinasi pariwisata baru yang ada di Bali. Strategi komunikasi pemasaran dilakukan dengan menggunakan bauran yang terdiri dari periklanan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat, penjualan personal dan promosi penjualan. Penelitian ini akan berfokus pada bauran komunikasi pemasaran yang diimplementasikan dalam memperkenalkan destinasi wisata Hidden Canyon Beji Guwang. Hidden Canyon Beji Guwang merupakan objek wisata susur alam yang berlokasi di desa Guwang, Sukawati, Gianyar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena berusaha menampilkan dan menjelaskan fenomena yang ditemukan di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yakni melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian. Teknik pengumpulan data juga menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai beberapa informan yang terdiri dari kepala desa adat Guwang, manajer dan pengelola Hidden Canyon, wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, serta beberapa tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Hidden Canyon menerapkan bauran komunikasi pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan brand awareness yang terdiri dari periklanan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan publisitas serta promosi penjualan. Hidden Canyon menerapkan periklanan dengan cara beriklan di televisi untuk menjangkau wisatawan domestik, iklan juga dimuat dalam media cetak lokal. Sementara itu pemasaran langsung dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan tour travel di Bali. Penjualan personal sendiri diterapkan oleh seluruh pengelola Hidden Canyon yang mana seluruh pengelola serta guide Hidden Canyon dibekali dengan kemampuan untuk melakukan personal selling. Seluruh pengelola juga berperan sebagai Public Relations yang bertugas untuk menjaga hubungan antara pihak internal dan masyarakat eksternal. Sementara itu dalam promosi penjualan Hidden Canyon menawarkan paket-paket harga yang menarik untuk wisatawan.Kata Kunci: Strategi, Komunikasi Pemasaran
PENINGKATAN KEMAMPUAN PROMOSI ONLINE MENGGUNAKAN DIGITAL MARKETING Ida Ayu Gde Suwiprabayanti Putra; A. A. Raka Jayaningsih; Putu Eny Suhardiyani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 5 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.216 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i5.5325

Abstract

Abstrak: Mitra pengabdian adalah Bapak A.A. Manik, seorang pengusaha yang menjual Lawar Bali. Berdasarkan hasil wawancara, promosi yang dilakukan mitra berupa promosi dari mulut ke mulut dan mengandalkan penjualan keliling. Kegiatan untuk PKM ini dimulai dari sosialisasi kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan digital marketing dan ditutup oleh evaluasi kegiatan. Sosialisasi dilakukan dengan membahas mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan. Kegiatan kedua yaitu pelatihan Digital Marketing diberikan materi mengenai pengertian, manfaat dan keunggulan Digital Marketing dibandingkan cara konvensional, strategi meningkatkan pemasaran dengan Digital Marketing dan cara memulai Digital Marketing. Kegiatan terakhir yaitu evaluasi, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar mitra merasa kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan promosi mereka kedepannya. Evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian meliputi pemahaman mengenai Digital Marketing, Platform untuk Digital Marketing dan Pemasaran dengan Digital Marketing. Berdasarkan hasil wawancara terhadap penguasaan materi Digital Marketing diketahui bahwa peserta sudah mencapai 90% penguasaan terhadap materi. Luaran yang dihasilkan dalam pengabdian ini adalah adanya peningkatan daya saing berupa peningkatan promosi.Abstract: The service partner is Mr. A.A. Manik, a businessman who sells Balinese Lawar. Based on the results of interviews, promotions carried out by partners are in the form of word of mouth promotion and rely on mobile sales. Activities for this PKM started with socialization of activities followed by digital marketing training and closed by evaluation of activities. Socialization is done by discussing what activities will be carried out. The second activity, namely Digital Marketing training, was given material on the understanding, benefits and advantages of Digital Marketing compared to conventional methods, strategies to improve marketing with Digital Marketing and how to start Digital Marketing. The last activity, namely evaluation, was carried out to find out how much partners felt this activity was useful to improve their promotion in the future. The evaluation is carried out by providing an assessment including an understanding of Digital Marketing, Platforms for Digital Marketing and Marketing with Digital Marketing. Based on the results of interviews on the mastery of Digital Marketing material, it is known that the participants have achieved 90% mastery of the material. The output produced in this service is an increase in competitiveness in the form of increased promotions.
Pelatihan Digital Marketing di Thinker Bee Learning Center Ida Ayu Gde Suwiprabayanti Putra; A.A. Raka Jayaningsih
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 3 No. 3 (2021): Juli
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/widyabhakti.v3i3.276

Abstract

Thinker Bee Learning Center adalah salah satu tempat pendidikan non formal di Bali. Di tempat ini menyediakan Tenaga Pengajar untuk anak-anak yang ingin mempelajari baca tulis hitung, matematika, bahasa inggris dan robotika. Thinker Bee Learning Center memiliki target siswa yang harus dicapai, di mana target tersebut bervariasi disesuaikan dengan kategori program belajar yang ditawarkan. Strategi yang selama ini dilakukan adalah bergantung terhadap word of mouth marketing (promosi dari mulut ke mulut). Pegawai Thinker Bee Learning Center hanya melakukan kegiatan pemasaran dengan mendatangi dan membujuk secara langsung target marketnya serta melakukan persuasi kepada wali siswa untuk menambah jenis program belajar yang diikuti. Seiring dengan bertambahnya lembaga pendidikan non formal di Bali, strategi tersebut belum berhasil meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target sejak tahun 2019. Oleh sebab itu diperlukan adanya penambahan strategi lain untuk meningkatkan jumlah siswa mereka sehingga bisa mencapai target dan peningkatan branding Thinker Bee Learning Center. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memperkenalkan produk kepada pelanggan untuk meningkatan pengenalan perusahaan kepada target pasar adalah Digital Marketing. Oleh sebab itu, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan untuk meningkatkan branding perusahaan dengan memanfaatkan jejaring sosial dan blog melalui pemahaman Digital Marketing.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Objek Wisata Hidden Canyon Beji Guwang Ni Putu Yunita Anggreswari; A.A. Raka Jayaningsih
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v4i1.13952

Abstract

Bali merupakan pulau penyumbang devisa pariwisata di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya pariwisata di Bali. Besarnya pendapatan dibidang pariwisata ternyata bukan jawaban terhadap masalah kemiskinan di Bali. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, angka kemiskinan di Bali adalah 4,14%. Untuk menangani permasalahan tersebut, pemerintah provinsi dan daerah dapat melakukan program-program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki masyarakat. Melalui program-program tersebut, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri dan mengurangi angka pengangguran.Hidden Canyon merupakan atraksi wisata yang terletak di desa Guwang, kabupaten Gianyar, Bali. Hidden Canyon telah berhasil berkembang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal dan menjadi salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya dan tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh desa Guwang melalui objek wisata Hidden Canyon. Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa pemerintah desa Guwang melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara meyerap tenaga kerja lokal untuk bergabung di dalam pengelolaan Hidden Canyon. Tahapan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan : pertama adalah tahap penyadaran dan pembentukan perilaku yang mana pada tahap ini masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki serta rencana dan harapan akan kondisi mereka yang lebih baik dan efektif. Kedua merupakan tahapan transformasi. Pada tahapan ini, pihak pengelola Hidden Canyon memberikan pelatihan berbahasa Inggris kepada tenaga kerja lokal. Tahapan ketiga, adalah tahapan peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan di mana terjadi peningkatan terhapad ketrampilan pekerja lokal.Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Obyek Wisata
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN OBJEK WISATA HIDDEN CANYON DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN A.A Raka Jayaningsih; Ni Putu Yunita Anggreswari
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.243 KB) | DOI: 10.38043/jids.v3i1.1730

Abstract

Bali merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Besarnya pendapatan pulau dewata di sektor pariwisata tentu tidak terlepas dari peran komunikasi pemasaran dalam memperkenalkan destinasi-destinasi pariwisata baru yang ada di Bali. Strategi komunikasi pemasaran dilakukan dengan menggunakan bauran yang terdiri dari periklanan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat, penjualan personal dan promosi penjualan. Penelitian ini akan berfokus pada bauran komunikasi pemasaran yang diimplementasikan dalam memperkenalkan destinasi wisata Hidden Canyon Beji Guwang. Hidden Canyon Beji Guwang merupakan objek wisata susur alam yang berlokasi di desa Guwang, Sukawati, Gianyar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena berusaha menampilkan dan menjelaskan fenomena yang ditemukan di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yakni melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian. Teknik pengumpulan data juga menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai beberapa informan yang terdiri dari kepala desa adat Guwang, manajer dan pengelola Hidden Canyon, wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, serta beberapa tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Hidden Canyon menerapkan bauran komunikasi pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan brand awareness yang terdiri dari periklanan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan publisitas serta promosi penjualan. Hidden Canyon menerapkan periklanan dengan cara beriklan di televisi untuk menjangkau wisatawan domestik, iklan juga dimuat dalam media cetak lokal. Sementara itu pemasaran langsung dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan tour travel di Bali. Penjualan personal sendiri diterapkan oleh seluruh pengelola Hidden Canyon yang mana seluruh pengelola serta guide Hidden Canyon dibekali dengan kemampuan untuk melakukan personal selling. Seluruh pengelola juga berperan sebagai Public Relations yang bertugas untuk menjaga hubungan antara pihak internal dan masyarakat eksternal. Sementara itu dalam promosi penjualan Hidden Canyon menawarkan paket-paket harga yang menarik untuk wisatawan.Kata Kunci: Strategi, Komunikasi Pemasaran
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING DAN PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PANTI ASUHAN KHOIRUL UMMAH Kadek Ray Gangga Jyotika Marchendy; I Putu Agus Bayu Bimantara; Komang Hari Santhi Dewi; A.A. Raka Jayaningsih; I Putu Gede Abdi Sudiatmika; Rifky Lana Rahardian; I Gusti Ayu Sri Melati; Wayan Andrika Putera
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023): Volume 4 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i3.17713

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak-anak Panti Asuhan Khoirul Ummah saat berkomunikasi dan pengenalan lebih dalam mengenai penggunaan teknologi dalam kehidupan. Mitra pengabdian kegiatan ini yaitu Panti Asuhan Khoirul Ummah yang berlokasi di Jl. Lange IV, Br.Batannyuh, Pemecutan Kelod Denpasar Barat, Bali. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan adalah pelatihan secara tatap muka dengan jumlah peserta kegiatan sebanyak 18 anak. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi, survei, analisis permasalahan mitra, pelatihan dan sharing session, pengisian kuesioner pra dan pasca pelatihan, dan evaluasi hasil pelaksanaan. Hasil kegiatan pengabdian menunjukan peningkatan persentase pemahaman public speaking sebesar 16,05% dengan nilai persentase awal 54,54% meningkat menjadi 70,59%. Sedangkan untuk peningkatan persentase pemahaman teknologi sebesar 17,26% dari persentase awal 45,09% menjadi 62,35%. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman anak-anak terhadap public speaking dan pengenalan teknologi informasi yang disampaikan pada pelatihan.