Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Prosiding Konferensi Nasional PKM-CSR

Pengenalan Gaya Belajar Siswa Bagi Guru-Guru SDI Desa Kedung Dalem Wiwit Puspitasari Dewi; Rijanto Purbojo; Sandra Handayani Sutanto; Yuliana Anggreany
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.322 KB)

Abstract

Pendidikan untuk kemajuan bangsa dilaksanakan dengan proses yang berkualitas. Diawali oleh suatu sistem pendidikan yang dilaksanakan pada level negara dan kemudian secara sistemis dilaksanakan terutama oleh guru, siswa, dan orang tua. Dalam berbagai tingkatan pendidikan, interaksi antara guru dan siswa merupakan hal yang sangat penting. Keterikatan atau engagement siswa pada proses belajar merupakan syarat utama keberhasilan proses belajar. Permasalahan yang sering muncul adalah bagaimana guru mengenali karakteristik belajar setiap siswa untuk manghasilkan proses belajar yang lebih berkualitas. Setiap siswa umumnya memiliki berbagai cara dalam menerima dan mengolah informasi, sehingga guru perlu memiliki pengetahuan mengenai sensory learning style atau gaya belajar. Gambaran permasalah ini terjadi di Desa Kedung Dalem, Tangerang di mana para guru masih banyak melakukan kegiatan belajar mengajar konvensional dengan metode ceramah. Solusi yang ditawarkan adalah dengan pemberian pengetahuan mengenai gaya belajar dan memfasilitasi pengalaman sederhana dalam merencanakan kegiatan yang memaksimalkan gaya belajar. Kegiatan PkM dilakukan satu kali kepada guru-guru SD dan PAUD di Desa Kedung Dalem bekerjasama dengan Habitat for Humanity yang sudah terlebih dahulu membangun Desa Kedung Dalem. Kegiatan ini dilakukan oleh tim Fakultas Psikologi dengan bidang keahlian di pendidikan, perkembangan anak, dan orang dewasa. Bagian pertama kegiatan berupa seminar mengenai jenis gaya belajar dan metode pengajaran berdasarkan gaya belajar. Bagian kedua berupa workshop berkelompok untuk membuat rencana dan kegiatan pembelajaran berdasarkan gaya belajar. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil posstest dibandingkan dengan pretest sebesar 3.5 poin dan hasil diskusi menunjukkan para peserta sudah mampu memberikan rencana kegiatan sesuai tujuan dengan metode yang memaksimalkan gaya belajar.
Pelayanan Trauma Healing Bagi Korban Gempa Lombok Wiwit Puspitasari Dewi; Krishervina R. Lidiawati; Pradipta C. Pratiwi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.051 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.341

Abstract

Rangkaian bencana gempa bumi Lombok yang dimulai sejak 29 Juli 2018 dan dilanjutkan dengan ratusan gempa susulan menimbulkan dampak fisik maupun psikologis bagi para korbannya. Salah satu dampak psikologis yang terjadi pada korban adalah munculnya gejala trauma yang membuat mereka mengalami disfungsi serta hambatan dalam menjalani rutinitas hidup sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan yang bertujuan untuk membantu para korban menjadi lebih stabil dan dapat kembali beradaptasi dengan kehidupan mereka. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini disebut dengan Trauma Healing yang merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang sudah terlebih dahulu dilakukan. Tim dosen Fakultas Psikologi UPH dengan latar belakang pendidikan psikologi klinis dan pendidikan bermitra dengan Baptist Global Response International (BGRI) melaksanakan kegiatan ini dalam bentuk seminar dan workshop selama satu hari. Sebanyak 23 peserta yang merupakan korban gempa dan sekaligus merupakan pemimpin komunitas di Lombok mengikuti kegiatan yang terbagi atas tiga bagian. Bagian pertama adalah seminar mengenai trauma dan Psychological First Aid (PFA), bagian kedua adalah workshop untuk mendengarkan dan relaksasi, serta bagian terakhir adalah workshop teknik bermain dan bercerita. Hasilnya secara umum peserta mendapatkan informasi yang baru mengenai trauma, mengetahui prosedur teknik relaksasi melalui pengaturan pernapasan, serta cara mendengarkan dan berkomunikasi dengan korban yang dalam kondisi trauma
Psikoedukasi Pendidikan Seksualitas: “Love, Sex And Dating” Pada Remaja Krishervina Rani LIDIAWATI; Erni Julianti Simanjuntak; Wiwit Puspitasari Dewi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.374 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.1004

Abstract

Remaja dijelaskan sebagai masa transisi atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa dan tahap terjadinya kematangan seksual atau dikenal dengan istilah pubertas. Perubahan-perubahan secara fisik ini belum diikuti kematangan dalam berpikir jangka Panjang sehingga pengambilan keputusan kerapkali kurang mempertimbangkan resikonya. Pada masa pubertas ini, banyak remaja yang menjalin hubungan dan memiliki kedekatan dengan pasangan lawan jenis (Dari & Ratnawati, 2015). Terbatas dan kurangnya pemngetahuan dalam memahani love, sex dan dating berdampak pada gaya pacaran yang salah atau tidak sehat. Salah satu indikasi pacaran yang tidak sehat adalah terlibat dalam perilaku seks beresiko dan dampak yang dapat ditimbulkan yaitu, hamil di usia dini, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual. Menanggapi fenomena sosial yangberkembang dalam kehidupan remaja dewasa ini, maka pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk seminar untuk mengedukasi siswa remaja SMA tentang love, Sex and Dating (LSD). Diharapkan melalui psikoedukasi ini, siswa dapat memahami perilaku-perilaku LSD yang sesuai dengan usia mereka dan dapat diterima dalam masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi 61 siswa dapat memahami definisi cinta, pacaran yang sehat dan tujuan dari pacaran.