Kepiting bakau Scylla serrata merupakan salah satu komoditas krustasea yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu kendala yang belum terpecahkan dalam pemeliharaan kepiting bakau adalah tingkat stres kepiting akibat kualitas air yang menurun. Sistem resirkulasi merupakan salah satu cara untuk menjaga kualitas air selama pemeliharaan kepiting budidaya dengan penggunaan air yang sama dan berputar terus menerus melalui filter. Sistem ini dapat menggunakan berbagai material filter fisik, seperti zeolit, pasir dan material lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pasir malang sebagai filter fisik dalam budidaya kepiting bakau yang berpengaruh positif terhadap respons fisiologis dan produksi kepiting bakau. Penelitian ini dilakukan menggunakan sistem resirkulasi dengan rancangan acak lengkap yang dilakukan dalam lima perlakuan dengan tiga ulangan, yaitu pasir malang dengan bobot 0 kg (kontrol), 5 kg, 10 kg, 15 kg, dan 20 kg. Hasil penelitian membuktikan bahwa respons fisiologis dan produksi kepiting bakau terbaik diamati pada perlakuan pasir malang dengan bobot 5 kg. Perlakuan ini menunjukkan laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan panjang mutlak, dan tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau dengan nilai tertinggi masing-masing sebesar 0,18±0,061%, 0,13±0,05 g/hari, 0,0016±0,00006 cm/hari, dan 77,77%, namun memiliki rasio konversi pakan terendah yaitu 3,76±004. Selain itu pada perlakuan 5 kg memiliki nilai kualitas air yang mendekati kontrol.
Copyrights © 2020