cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik" : 6 Documents clear
Analisis Senyawa Alkaloid dan Uji Daya Hambat Ekstrak Buah Sirih (Piper betle L) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis Tjandra, Regina F.; Fatimawali, .; Datu, Olvie S.
eBiomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.8.2.2020.28963

Abstract

Abstract: Betel fruit contains saponins, tannins, alkaloids, flavonoids, and steroids which are antibacterial compounds. Alkaloids are one of the secondary metabolites that are found in nature and have physiological activity. This study aims to determine the presence of alkaloid content in betel fruit and to determine the inhibitory activity of betel fruit extract against Staphylococcus epidermidis bacteria. This study is using the disc method in the antibacterial test, TLC method, color reaction and UV-Vis spectrophotometry to determine the presence of alkaloids in betel fruit. The results showed that betel extract contained alkaloids, as evidenced by the presence of orange stains on TLC with chloroform: methanol (1: 4) eluent sprayed with Dragendrof reagents. UV-Vis spectrophotometer analysis results, the alkaloids are at a maximum wavelength of 282 nm.The results of the antibacterial activity test of betel extract against Staphylococcus epidermidis shows that the concentration of 10% and 20% had a strong antibacterial activity with an average inhibition zone of 12.8 ± 1.40 mm and 15.03 ± 0.723 mm and a concentration of 40% had Antibacterial activity is very strong with an average inhibition zone of 21.53 ± 1.530 mm. In conclusion, betel fruit extract contains alkaloid compounds and has antibacterial activity with strong to very strong categories.Keywords: Betel Fruit (Piper betle L), Alkaloids, Antibacterial, Staphylococcus epidermidis.  Abstrak: Buah sirih memiliki kandungan saponin, tanin, alkaloid, flavonoid, dan steroid yang merupakan senyawa antibakteri. Alkaloid merupakan salah satu metabolit sekunder yang banyak ditemukan di alam dan mempunyai aktivitas fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan alkaloid pada buah sirih dan untuk mengetahui adanya aktivitas daya hambat dari ekstrak buah sirih terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode cakram pada uji antibakteri, metode KLT, reaksi warna dan Spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui adanya alkaloid pada buah sirih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah sirih memiliki kandungan alkaloid, terbukti dengan adanya noda berwarna jingga pada KLT dengan eluen kloroform:methanol (1:4) yang  disemprotkan pereaksi Dragendrof. Hasil analisis Spektrofotometer UV-Vis, alkaloid tersebut berada pada panjang gelombang maksimum 282 nm. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak buah sirih terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis diperoleh bahwa konsentrasi 10% dan 20% memiliki aktivitas antibakteri kuat dengan zona hambat rata-rata sebesar 12,8±1,40 mm dan 15,03±0,723 mm serta konsentrasi 40% memiliki aktivitas antibakteri sangat kuat dengan zona hambat rata-rata sebesar 21,53±1,530 mm. Sebagai kesimpulan ekstrak buah sirih mengandung senyawa alkaloid dan memiliki aktifitas antibakteri dengan kategori kuat sampai sangat kuat.Kata kunci : Buah Sirih (Piper betle L), Alkaloid, Antibakteri, Staphylococcus epidermidis
Isolasi, Identifikasi Senyawa Alkaloid Dan Uji Efektivitas Penghambatan Dari Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis Kapondo, Gwendolyn L.; Fatimawali, .; Jayanti, Meilani
e-Biomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i2.28999

Abstract

Abstract: Betel leaf (Piper betle L) contains alkaloid compounds and has antibacterial and antiseptic functions. The purpose of this research was to isolated alkaloid compounds also to tested the effectiveness of inhibition of the betel leaf extract against the Staphylococcus epidermidis bacterial growth. Simplicia betel leaf was extracted used 96% of ethanol solvent. Antibacterial activity tested of betel leaf extract with a concentration variation of 25%, 20%, 15%, 10% and 5% using the liquid dilution method. The results of identification of alkaloid isolates used UV-Vis Spectrophotometry method can be known alkaloid compounds contained in betel leaves include alkaloids with indole base framework that was absorption at 262 nm and 274 nm wavelengths. The results of the effectiveness of betel leaf on Bacteria Staphylococcus epidermidis used the liquid dilution method showed that betel leaf extract with Optical density values at concentrations of 25%, 20%, 15% and 10% before and after incubation decreased respectively by -0.347, -0.304, -0.192 and -0.104, while at a concentration of 5% there was increase in Optical density values of 0.162. From the results of the research, it can be concluded that the ethanol extract of betel leaf contains an alkaloid with an indole base framework and was inhibitory activity against Staphylococcus epidermidis bacteria with a MIC at a concentration of 10%.Keywords: betel leaf, Staphylococcus epidermidis, alkaloid compound, liquid dilution.  Abstrak: Daun Sirih (Piper betle L) mengandung senyawa alkaloid dan memiliki fungsi sebagai antibakteri dan antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa alkaloid dan menguji efektivitas penghambatan dari ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Simplisia daun sirih hijau diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih dengan variasi konsentrasi 25%, 20%, 15%, 10% dan 5% menggunakan metode dilusi cair. Hasil identifikasi terhadap isolat alkaloid menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis dapat diketahui senyawa alkaloid yang terkandung dalam daun sirih termasuk alkaloid dengan kerangka dasar Indol yang mempunyai serapan pada panjang gelombang 262 nm dan 274 nm. Hasil uji efektivitas daun sirih terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode dilusi cair menunjukan bahwa ekstrak daun sirih dengan nilai densitas optik pada konsentrasi 25%, 20%, 15% dan 10% sebelum dan sesudah inkubasi mengalami penurunan berturut-turut sebesar -0.347, -0.304, -0.192 dan -0.104, sedangkan pada konsentrasi 5% mengalami kenaikan nilai densitas optik sebesar 0.162. Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sirih mengandung alkaloid dengan kerangka dasar indol dan memiliki aktivitas penghambatan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan KHM pada konsentrasi 10%.Kata Kunci: daun sirih, Staphylococcus epidermidis, senyawa alkaloid, dilusi cair.
Uji Sitotoksik dan Anti-Inflamasi Ekstrak Buah Bengkuang (Pachyrizus erosus (L.) Urb.) terhadap Sel RAW 264.7 yang Distimulasi Lipopolisakarida Li, Wilvia; Li, Novelya
e-Biomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i2.31465

Abstract

Abstract: Jicama, cultivated in Indonesia, has the potential as an anti-inflammatory agent. In this study, cytotoxic test was tested to reveal the safety of jicama’s flesh extract (JFE) to cells’ viability, then the safe concentration of jicama’s flesh extract was tested on LPS-induced RAW 264.7 cells to imitate inflammatory process. There were three kinds of ELISA tests being done to expose the anti-inflammatory activity of jicama, as folows: prostaglandin E2 (PGE2), tumor necrosis factor alpha (TNF-α), and interleukin 1β (IL-1β). The results showed that JFE was safe in concentrations of 12.5 μg/ml, 25.0 μg/ml, and 50.0 μg/ml. JFE with a concentration of 75.0 μg/ml had a significant anti-inflammatory potential, shown by the ELISA test result towards PGE2, TNF-α, and IL-1β. Although JFE with a concentration of 12.5 μg/ml also showed anti-inflammatory effects on TNF-α and IL-1β, but there was no signicifant difference in PGE2 compared to the positive control. In conclusion, JFE is safe in concentrations of 12.5 μg/ml, 25.0 μg/ml, and 50.0 μg/ml. Moreover, JFE with a concentration of 75.0 μg/ml had a significant anti-inflammatory potential.Keywords: jicama’s flesh extract, Pachyrizus erosus, cytotoxic effect, anti-inflammatory effect Abstrak: Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia ialah buah bengkuang yang berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai agen anti-inflamasi. Dalam penelitian ini, ekstrak buah bengkuang (EBB) diujikan terlebih dahulu sitotoksisitasnya untuk mengetahui kadar ekstrak buah bengkuang yang aman untuk keberlangsungan hidup sel. Konsentrasi EBB yang aman pada uji sitotoksik dilanjutkan dengan pengujian pada sel RAW 264.7 (sel makrofag) yang distimulasi lipopolisakarida (LPS) untuk mengimitasi proses inflamasi. Dilakukan 3 jenis uji ELISA untuk mengetahui aktivitas anti-inflamasi ekstrak buah bengkuang, yaitu: Prostaglandin E2 (PGE2), Tumor Necrosis Factor alpha (TNF-α), dan Interleukin 1β (IL-1β). Hasil penelitian menunjukkan bahwa EBB aman pada konsentrasi 12,5 μg/ml, 25,0 μg/ml, dan 50,0 μg/ml. Selain itu, EBB dengan konsentrasi 75,0 μg/mLmemiliki potensi anti-inflamasi yang bermakna, ditunjukkan dengan hasil uji ELISA terhadap protein PGE2, TNF-α, dan IL-1β. Konsentrasi 12,5 μg/mL dari EBB juga memiliki potensi anti-inflamasi, ditunjukkan dengan hasil uji ELISA terhadap TNF-α dan IL-1β, namun tidak memiliki perbedaan bermakna terhadap penurunan PGE2 bila dibandingkan dengan kontrol positif. Simpulan penelitian ini ialah EBB aman pada konsentrasi 12,5 μg/ml, 25,0 μg/ml, dan 50,0 μg/ml melalui uji sitotoksik. Selain itu, EBB 75,0 μg/ml memiliki potensi anti-inflamasi yang bermakna.Kata kunci: ekstrak buah bengkuang; Pachyrizus erosus, sitotoksik, anti-inflamasi
Pengaruh Latihan Sit-Up terhadap Massa Otot Dondokambey, Gertje G.; Lintong, Fransiska; Moningka, Maya
e-Biomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i2.31693

Abstract

Abstract: As a connective tissue, muscle’s main task is contraction to move body parts and substances in the body. Sarcopenia or decreased muscle mass and strength results in loss of muscle function. According to the Riskesdas 2018, the proportion of lack of physical activity in the Indonesian population has increased from 26.1% in 2013 to 33.5% in 2018. Physical activity such as light exercise with high intensity and short duration can increase muscle size. Sit-up exercise could strengthen abdominal muscles and increase lean muscle mass. This study was aimed to determine the effect of sit-up exercise on muscle mass. This was a literature review study. There were three databases used in this study, as follows: Pubmed, ClinicalKey, and Google Scholar. The keywords were muscle mass and sit-up. Four literatures that fulfilled the criteria showed that sit up exercise could give effect to muscle mass through several factors such as correct sit-up procedure, movement variation, and the exact duration of sit-up exercise according to ability. In conclusion, sit-up exercise could give effect to muscle mass.Keywords: sit-up exercise, muscle mass Abstrak: Otot adalah jaringan konektif dalam tubuh yang memiliki tugas utama yaitu kontraksi. Kontraksi otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Sarkopenia atau berkurangnya massa dan kekuatan otot mengakibatkan hilangnya fungsi otot. Menurut hasil Riskesdas tahun 2018, proporsi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari 26.1% pada tahun 2013 menjadi 33.5% pada tahun 2018 Aktivitas fisik seperti olahraga ringan dengan intensitas tinggi dan durasi yang singkat dapat meningkatkan ukuran otot. Latihan sit-up merupakan salah satu olahraga untuk latihan kekuatan otot perut dan meningkatkan massa otot tanpa lemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan sit-up terhadap massa otot. Jenis penelitian ialah literature review. Tiga database yang dipergunakan, yaitu: Pubmed, ClinicalKey, and Google Cendekia dengan kata kunci muscle mass dan sit-up. Terdapat empat literatur yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil kajian keempat literatur menyatakan adanya pengaruh latihan sit-up terhadap massa otot melalui beberapa faktor yaitu prosedur sit-up yang benar, variasi gerakan, dan durasi sit-up yang tepat sesuai kemampuan. Simpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh latihan sit-up terhadap massa otot.Kata kunci: latihan sit-up, massa otot
Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pemeliharaan Alat Container Crane dan Rubber Tyred Gantries Arnold, Jhierren K. T.; Doda, Diana V. D.; Akili, Rahayu H.
e-Biomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i2.29553

Abstract

Abstract: Occupational accidents in Indonesia continue to increase every year, requiring policies and actions that can reduce cases of occupational accidents. Risk management is one of the systems for preventing and reducing risks. In the implementation of risk management, the use of HIRARC is one of the methods to identify hazards, conduct risk assessments, and risk control. In the maintenance process of container crane and rubber-tired gantries, potential hazards may occur. The research aims to identify hazards, conduct a risk assessment, and recommend the risk control on the maintenance activities of the container crane and rubber-tired gantries. The study uses qualitative methods with information sources namely: corporate leaders, K3 experts, supervision, and worker technicians. Qualitative data is obtained based on the results of in-depth interview and site observation. The research shows that there are eight job processes with several hazards identified in the maintenance process of container crane and rubber-tired gantries, namely mechanical hazards, electrical hazards, fire hazards, physical hazards, and chemical hazards. The hazards were at the low-risk to high-risk level. It is necessary to apply risk management using the HIRARC method as an evaluation system in risk control.Keywords: risk management, HIRARC, maintenance container crane and rubber-tyred gantries  Abstrak: Kecelakaan kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun, sehingga membutuhkan penerapan manajem risiko yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi risiko. Metode HIRARC menjadi salah satu cara untuk dapat mengidentifikasi bahaya, melakukan penilaian risiko dan pengendalian risiko pada tindakan pemeliharaan alat container crane dan rubber tyred gantriesyang proses pekerjaannya menghasilkan potensi bahaya dan risiko. Penelitian bertujuan untuk mengetahui identifikasi bahaya, melakukan penilaian risiko dan mengetahui pengendalian risiko pada tindakan pemeliharaan alat container crane dan rubber tyred gantries. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber informasi: Pemimpin perusahaan, ahli K3, supervisi dan pekerja teknisi. Data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan menggunakan model analisis data Mile dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan terdapat delapan proses pekerjaan dengan bahaya yang teridentifikasi pada tindakan pemeliharaan alat container crane dan rubber tyred gantries yaitu bahaya mekanik, bahaya elektrik, bahaya kebakaran, bahaya fisik dan bahaya kimia dengan penilaian risiko berada pada tingkatan risiko rendah sampai risiko tinggi. Diperlukan penerapan manajemen risiko dengan menggunakan metode HIRARC sebagai sistem evaluasi dalam pengendalian risiko.Kata kunci: manajemen risiko, HIRARC, pemeliharaan container crane dan rubber tyred gantries
Manfaat Olesan Madu Pada Penyembuhan Luka Kulit Lomban, Arantsa; Kalangi, Sonny J. R.; Pasiak, Taufiq F.
e-Biomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i2.31902

Abstract

Abstract: The use of honey in wound care has been used since ancient times. Honey has been shown to have antibacterial properties, as well as low pH levels making environmental conditions unfavorable for bacterial growth. Clinical observations from human trials report that honey helps granulation tissue formation, increases epithelialization, and reduces inflammation which affects the acceleration of wound healing. The aims of this study is to determine the effect of honey toward wound healing. This study is in the form of a literature review. Literature is taken from one database, namely PubMed. The keywords used are honey and wound healing. After being selected by inclusion and exclusion criteria, ten literature will be reviewed. Honey gave good results and affected the healing of skin wounds, including several types of honey that were studied in experimental animals and in experimental people. In conclusion, honey has an effect on healing skin wounds.Key words: Honey, wound healing  Abstrak: Penggunaan madu dalam perawatan luka telah digunakan sejak saat zaman kuno. Madu telah terbukti memiliki sifat antibakteri, juga kadar pH rendah membuat kondisi lingkungan yang tidak mendukung untuk pertumbuhan bakteri. Pengamatan klinis dari uji coba pada manusia melaporkan bahwa madu membantu pembentukan jaringan granulasi, meningkatkan epitelisasi, dan mengurangi peradangan yang mempengaruhi percepatan penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh madu terhadap penyembuhan luka. Penelitian ini dalam bentuk literature review. Literatur diambil dari satu database yaitu PubMed. Kata kunci yang digunakan yaitu honey and wound healing. Setelah diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sepuluh literatur yang akan direview. Madu memberikan hasil yang baik dan berpengaruh terhadap penyembuhan luka kulit, di antaranya ada beberapa jenis madu yang diteliti pada hewan percobaan maupun pada orang coba. Sebagai simpulan, madu mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan luka kulit.Kata kunci: Madu, penyembuhan luka

Page 1 of 1 | Total Record : 6