cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
DIDAKTIKA BIOLOGI: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Didaktika Biologi (Biology Didactics, in english) is a journal that contains scientific articles of research results in the field of biological education. Didaktika Biologi is for teachers, lecturers, students, researchers, and practitioners who concentrate and contribute in the field of biological education.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2020): DIDAKTIKA BIOLOGI" : 6 Documents clear
IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MELALUI ASESMEN KINERJA Situmorang, Sundy M. S.; Rustaman, Nuryani Y; Purwianingsih, Widi
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 4, No 1 (2020): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/dikbio.v4i1.2287

Abstract

Kreativitas merupakan bagian berpikir kritis-kreatif yang penting dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis inkuiri menggunakan Levels of Inquiry (LOI) diterapkan untuk mendukung aspek kreativitas siswa yang dinilai melalui penilaian atau asesmen kinerja pada materi sistem pernapasan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kreativitas siswa SMA dalam pembelajaran Levels of Inquiry (LOI) dengan penerapan asesmen kinerja pada materi sistem pernapasan. Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan sampel 30 siswa secara cluster random sampling. Instrumen penelitian adalah instrumen asesmen kinerja (utama) dan tes kreativitas gambar (pendukung). Indikator kreativitas adalah fluency, elaboration dan originality yang mengacu Torrance (1977). Asesmen kinerja mencakup discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, dan inquiry laboratory yang dillaksanakan dalam 2 pertemuan. Asesmen menilai kreativitas siswa (secara kelompok) dalam melakukan kegiatan LKPD dan produk sebagai tugas individu di akhir pembelajaran. Kriteria ketercapaian kreativitas dianalisis dalam persentase menggunakan tingkat penguasaan dari Purwanto (2006) dengan kategori dari NRC (2011). Hasil penelitian menunjukkan kreativitas siswa dapat teridentifikasi menggunakan asesmen kinerja dan dapat diterapkan pada pembelajaran LOI dengan persentase tertinggi indikator elaboration dan originality. Pembelajaran menggunakan LOI dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas siswa SMA, ditunjukkan dari persentase indikator di atas 60% (kegiatan kelompok pertemuan II dan tugas individu) dengan kategori cukup atau emerging (kreativitas telah muncul). Creativity is an important creative-critical thinking part of learning. Inquiry-based learning using the Levels of Inquiry (LOI) is applied to support student’s creativity that is assessed through performance assessment on respiratory system material. The research objective was to identify the creativity of high school students in learning Levels of Inquiry (LOI) by applying performance assessment on respiratory system material. The conducted research was descriptive with a sample of 30 students using cluster random sampling. The research instruments were the performance assessment instrument (main) and the image creativity test (supporting). The indicators of creativity were fluency, elaboration and originality which refer to Torrance (1977). The performance assessment included discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, and laboratory inquiry which was carried out in 2 meetings. The assessment assessed students' creativity (as a group) in carrying out LKPD activities and product as individual assignment at the end of the lesson. Criteria for creativity achievement were analyzed in percentage using the level of Purwanto (2006) with the category of NRC (2011). The results showed that students' creativity could be identified using performance assessment and could be applied to LOI learning with the highest percentage of elaboration and originality indicators. Learning using LOI could be used to develop the creativity of high school students, as indicated by the percentage of indicators above 60% (group activities in meeting II and individual assignment) with emerging category (creativity has emerged).
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN INKUIRI: TINJAUAN DARI KEIKUTSERTAAN GURU BIOLOGI DALAM DIKLAT Purbowati, Dwi; Saifuddin, Much Fuad
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 4, No 1 (2020): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/dikbio.v4i1.2707

Abstract

Keberhasilan implementasi suatu model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pengalaman seorang guru baik dari latar belakang pendidikan maupun pengalaman dalam mengikuti kegiatan diklat. Tujuan penelitian untuk mengetahui implementasi model pembelajaran inkuiri oleh guru biologi berdasarkan keikutsertaan diklat di SMA Negeri Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di tujuh SMA Negeri Kota Surakarta dengan sampel penelitian sebanyak 7 guru biologi kelas X. Data pendukung penelitian ini adalah penerimaan perlakuan guru oleh siswa kelas X. Instrumen penelitian adalah lembar observasi, lembar kuesioner, lembar angket, lembar dokumentasi, dan lembar pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan guru biologi dengan durasi keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan (diklat) lebih dari 3 kali dan berlatar belakang pendidikan S2 Pendidikan Biologi mampu melaksanakan sintaks pembelajaran inkuiri dengan keterlaksanaan yang lebih baik. Guru dengan kualifikasi pendidikan yang tinggi memberikan performansi yang baik di kelas dan keikutsertaan dalam diklat akan menyebabkan seseorang mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seseorang. The successful implementation of a learning model is strongly influenced by the experience of a teacher from both the educational background and the experience in participating in training activities. The research objective was to determine the implementation of the inquiry learning model by biology teachers based on training participation in State Senior High Schools (SMA Negeri/SMAN) in Surakarta. This research was a descriptive qualitative. The research was conducted in seven SMAN Surakarta with a research sample of 7 biology teachers for class X. Supporting data for this research was the acceptance of teacher treatment by class X students. The research instrument were: observation sheets, questionnaire sheets, questionnaire sheets, documentation sheets, and interview guideline sheets. The results showed that the biology teacher with more than three times participation in education and training and a master's education background in Biology Education was able to carry out inquiry learning syntax with better implementation. Teachers with high educational qualifications provide good performance in class and participation in training will cause a person to have the skills and knowledge needed to improve one's performance.
MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP EKOSISTEM Ratnasari, Dwi; Amelia, Evi; Suhartono, Arief
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 4, No 1 (2020): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/dikbio.v4i1.2303

Abstract

Siswa perlu memiliki motivasi, khususnya dalam hal belajar. Penggunaan model pembelajaran dapat menjadi salah satu aspek penting untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Ekosistem merupakan salah satu konsep pelajaran biologi yang cukup mudah untuk ditemukan di lingkungan sekitar siswa dan dapat diterapkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motivasi yang dimiliki oleh siswa SMA di Kota Serang dalam model pembelajaran berbasis masalah pada penerapan konsep ekosistem. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan April 2019. Populasi penelitian adalah seluruh kelas X MIPA SMA 5 Kota Serang dan 15 siswa kelas X MIPA 1 digunakan sebagai sampel yang diambil secara acak. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari lembar angket motivasi belajar siswa, lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah, dan jurnal reflektif guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah pada konsep ekosistem berada pada kategori sedang. Motivasi eksternal siswa sedikit lebih tinggi dari pada motivasi internal siswa dalam model PBM pada konsep ekosistem. Motivasi yang timbul dari dalam diri (internal) akan lebih stabil dibandingkan dengan motivasi belajar eksternal yang muncul dari faktor luar diri. Students need to be motivated, especially in terms of learning. The use of learning models can be an important aspect of fostering student motivation. Ecosystem is one of the concepts of biology that is quite easy to find in the environment around students and can be applied with problem-based learning model. The purpose of study was to analyze the motivation possessed by high school students in Serang City in problem-based learning on ecosystem concept. The method used in this study was descriptive qualitative. The study was conducted in April 2019. The study population was all grade X MIPA SMA 5 Serang City and 15 students of grade X MIPA 1 were used as samples taken randomly. The instrument used consisted of a student learning motivation questionnaire sheet, an observation sheet for the implementation of problem-based learning, and a teacher's reflective journal. The results showed that students' motivation through learning based on ecosystem concept was in the medium category. Students' external motivation was slightly higher than students' internal motivation in the problem based learning for the ecosystem concept. Motivation that arises from within (internal) will be more stable than external motivation that arises from external factors.
PENGEMBANGAN E-MODUL TERINTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM PADA MATERI SISTEM RESPIRASI Larasati, Anggia Dwi; Lepiyanto, Agil; Sutanto, Agus; Asih, Triana
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 4, No 1 (2020): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/dikbio.v4i1.2766

Abstract

Modul dapat digunakan bagi peserta didik untuk belajar mandiri dan diintegrasikan nilai keIslaman dengan harapan peserta didik memiliki pondasi agama yang kokoh dengan cara mengetahui kaitannya materi Biologi dengan nilai Islami. Selain itu, modul harus disesuai dengan perkembangan zaman, yaitu kebutuhan teknologi elektronik (e-modul). Tujuan penelitian adalah mengembangkan dan melihat kelayakan bahan ajar berupa e-modul yang terintegrasi nilai-nilai Islam. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Pengembangan menggunakan model pengembangan Thiagarajan (4D) yang terdiri dari empat tahapan: pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Tahap pengembangan terdiri atas validasi dan revisi. Validasi dilakukan melalui uji coba dengan 2 tahap, yaitu uji ahli (ahli desain oleh 2 dosen, ahli materi oleh 2 dosen dan 1 guru, dan ahli tafsir Ayat Al-Qur’an oleh 1 dosen) dan uji kelompok kecil (25 peserta didik). Validasi digunakan untuk kelayakan produk yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan e-modul terintegrasi nilai KeIslaman yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran biologi pada materi sistem respirasi dengan penilaian sangat baik berdasarkan penampilan desain 85,36%, isi materi 89,22%, tafsir ayat Al-Qur’an 96,36%, dan respon peserta didik 85,60%. e-Modul dapat diakses dimana saja dan kapan saja pada Playstore melalui smartphone android dengan kata kunci “Sistem Respirasi Manusia by Anggia”. Module can be used for students to learn independently and be integrated with Islamic values in the hope that students have a solid religious foundation by knowing the relationship between Biology material and Islamic values. In addition, the module must be adapted to the times, namely the need for electronic technology (e-module). The research objective was to develop and determine the feasibility of teaching materials in the form of e-module that was integrated with Islamic values.This type of research was research and development using the Thiagarajan development model (4D) which consists of four stages: define, design, develop, and disseminate. The development stage consists of validation and revision. Validation was carried out through trials with 2 stages, namely expert testing (design experts by 2 lecturers, material experts by 2 lecturers and 1 teacher, and exegesis of the Qur'anic Verses by 1 lecturer) and small group testing (25 students). Validation was used for the feasibility of the developed product. The results showed that the integrated e-module of Islamic values that has been developed was feasible for learning biology on the respiratory system material with a very good assessment. It based on the appearance of the design was 85.36%, the content of the material was 89.22%, the exegesis of the Qur'anic Verses was 96.36%, and students' response was 85.60%. e-Module can be accessed anywhere and anytime on Playstore via an Android smartphone with the keyword " Sistem Respirasi Manusia by Anggia".
PROFIL KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI Nurhayati, Nurhayati; Ramdhan, Billyardi; Suhendar, Suhendar
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 4, No 1 (2020): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/dikbio.v4i1.2566

Abstract

Salah satu pembelajaran yang menekankan penguasaan keterampilan berupa kemampuan memecahkan masalah adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kemampuan ini termasuk ke dalam aspek critical thinking. Karakteristik siswa SMP yang sudah mulai mampu berpikir kritis secara mandiri perlu dilakukan pengembangan kemampuan tersebut ke depannya. Oleh karena itu, tujuan penelitian adalah mengetahui profil kemampuan memecahkan masalah siswa SMP kelas VIII. Metode penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan subjek penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri Kabupaten Sukabumi yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Instrumen  penelitian berupa soal kemampuan memecahkan masalah sebanyak 10 soal uraian dengan 5 indikator (mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menetapkan hipotesis, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan) pada materi sistem ekskresi. Instrumen pendukung adalah lembar wawancara. Analisis data penelitian dilakukan dengan menghitung capaian rata-rata skor kemampuan memecahkan masalah siswa perindikator dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan persentase kemampuan memecahkan masalah siswa adalah 40,3% (dikategorikan kurang). Berdasarkan wawancara diketahui bahwa kurangnya kemampuan memecahkan masalah siswa dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan belum melatihkan kemampuan memecahkan masalah. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi. Kemampuan memecahkan masalah dapat ditingkatkan dengan cara guru memilih metode pembelajaran yang mampu melatih dan mengembangkan kemampuan ini, yaitu dengan metode praktikum. One of the lessons that emphasizes mastery of skill in the form of problem solving skills is Natural Sciences (IPA). These skills are included in the critical thinking aspect. The characteristics of junior high school (SMP) students who have begun to be able to think critically independently need to develop these skills in the future. Therefore, the study aimed to determine the profile of the problem solving skills of junior high school student in class VIII. The study method was descriptive using the subjects of class VIII students of SMP Negeri Sukabumi who were selected based on purposive sampling. The study instrument was 10 questions in description with 5 indicators (identifying problems, collecting data, establishing hypotheses, testing hypotheses and drawing conclusions) on the excretory system material. The supporting instrument was an interview sheet. Data analysis was carried out by calculating the average achievement score of the indicator student's problem-solving skills in the form of a percentage. The results showed the percentage of students' problem solving skills was 40.3% (categorized as less). Based on the interview, it was known that the students' lack of problem solving skills was due to the learning methods used had not yet practiced problem solving skills. The learning methods used are lectures, question and answer, and discussion. The problem solving skills can be improved by the teacher chooses learning methods that are able to train and develop these skills, one of those is the practicum method.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI BINGIN TELUK DENGAN ANALISIS MODEL RASCH Sari, Dewi Sartika; Auliandari, Lia; Nawawi, Sulton
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 4, No 1 (2020): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/dikbio.v4i1.3300

Abstract

Syarat dalam pembelajaran biologi adalah kegiatan praktikum yang bertujuan membantu siswa untuk menghubungkan objek nyata dan konsep. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran pelaksanaan praktikum pada pembelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri Bingin Teluk. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan dua kali pelaksanaan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA dengan 63 siswa pada Tahun Ajaran 2018/2019. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket dengan emapt indikator, yaitu keadaan laboratorium, waktu pelaksanaan prakrikum, minat siswa terhadap praktikum, dan persiapan dan pelaksanaan praktikum. Pernyataan angket diukur dalam skala Likert dan dianalisis menggunakan Rasch model melalui program Winstep dengan melihat person item map dan person measure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan praktikum memiliki nilai logit rata-rata di atas 0,00, yaitu 1,18 untuk praktikum kesatu dan 1,32 untuk praktikum kedua. Artinya, adanya kecenderungan siswa yang lebih banyak menyetujui butir pernyataan angket, yang menandakan bahwa kegiatan pelaksanaan praktikum termasuk dalam kategori baik. Namun, salah satu butir pernyataan pada indikator keadaan laboratorium sangat sulit disetujui siswa karena menunjukkan suatu kondisi yang tidak tersedianya alat-alat penunjang, seperti sumber air, pemadam api, dan P3K. Oleh karena itu, saran dari penelitian adalah sekolah diharapkan untuk meningkatkan perlengkapan penunjang laboratorium, sehingga pelaksanaan praktikum dapat lebih baik lagi. Requirement for learning biology is practicum activities that aims to help students connect the real objects and concepts. The research purpose was to provide an overview of the practicum implementation in Biology class XI at SMA Negeri Bingin Teluk. This research was a quantitative descriptive research with two implementations. The research subjects were students of class XI IPA with 63 students in the 2018/2019 Academic Year. The data collection instrument used a questionnaire with four indicators, namely laboratory conditions, practical implementation time, student interest in practicum, and preparation and implementation of practicum. Questionnaire statements were measured on a Likert scale and analyzed using the Rasch model through the Winstep program by looking at the person item map and person measure. The results showed that the practicum implementation had an average logit value above 0.00, namely 1.18 for the first practicum and 1.32 for the second practicum. Those meant there was a tendency for students to agree more with the questionnaire statement items, which indicated that the practicum implementation was good. However, one of the statement items on the laboratory condition indicator was very difficult for students to agree because it indicated a condition where supporting equipment was not available, such as a water source, fire extinguisher, and first aid kit. Therefore, the suggestion from the research is that school is expected to improve laboratory supporting equipment, so that the practicum implementation can be even better.

Page 1 of 1 | Total Record : 6