cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Aksara
Published by Balai Bahasa Bali
ISSN : 08543283     EISSN : 25800353     DOI : -
Core Subject : Education,
AKSARA is a journal that publishes results of literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in AKSARA have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. AKSARA is published by Balai Bahasa Bali twice a year, June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 299 Documents
INTERPRETASI SEGMEN BUNYI BAHASA JAWA KUNA: ANALISIS SPEECH ANALYZER DAN FITUR DISTINGTIF Erawati, Ni Ketut Ratna
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.472 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.79.225-238

Abstract

Bahasa Jawa Kuna merupakan salah satu dialek temporal yang pernah ada di Indonesia, khususnya di Jawa.. Bahasa tersebut diperkirakan berkembang dari abad IX hingga akhir abad XV. Secara tipologi fonologis, bahasa Jawa Kuna memiliki sistem tujuh vokal dasar. Dari i sudut tipologi morfologis, bahasa tersebut termasuk tipe aglutinasi dengan ciri utamanya, yaitu satu kata terdiri dari satu atau lebih morfem sebagai pembentuknya. Bahasa yang  aglutinatif memiliki kata dasar dan morfem terikat sebagai pembentuk kata menampakkan ciri analisis yang bersifat morfofonemik. Dengan demikian, dalam proses pembentukan kata sering terjadi proses perpaduan morfem yang berdampak pada perubahan fonem. Oleh karena itu, telaah  morfem-morfem dan variasi fonem yang cukup banyak cocokdianalisis berdasarkan fonologi generatif. Secara fonologis, perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dapat ditelusuri dengan tepat berdasarkan teori fitur distingtif dan metode mekanik speechanalyser. Cara tersebut digunakan untuk menelaah dan menginterpretasi pelafalan segmen bunyi dalam bahasa Jawa Kuna. Di samping itu, segmen bunyi yang telah terjadi dalam tuturan yang ada dalam teks bahasa Jawa Kuna dapat dijelaskan secara lebih tuntas. Berdasarkan hasil telaahan, segmen bunyi terutamavokal dalam bahasa Jawa Kuna, seperti: segmen /u/ yang diikuti dengan /i/ berubah menjadi /w/, segmen bunyi /a/ diikuti /i/ menjadi /e/, dan segmen /i/ diikuti /a/ menjadi /y/.  Perubahan-perubahan seperti itu tentu memiliki kelas dan fitur bunyi yang saling mempengaruhi. Hal seperti itu  perlu dikaji lebih detail karena secara kasat mata satu segmen tunggal sebenarnya merupakan dua buah fonemmerger yang mengalami proses fonologis.  
KOSMOLOGI LAUT DALAM TRADISI LISAN ORANG MANDAR DI SULAWESI BARAT Sunarti, Sastri
Aksara Vol 29, No 1 (2017): Aksara, Edisi Juni 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.396 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i1.99.33-48

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kosmologi laut dalam tradisi lisan nelayan Mandar di Sulawesi Barat. Data penelitian ini meliputi ekspresi budaya dalam tradisi lisan seperti ritual laut dan sastra lisan yang terdapat di wilayah pesisir Mandar. Masalah yang hendak disoroti dalam penelitian adalah bagaimana kosmologi laut yang direpresentasikan dalam tradisi lisan orang Mandar sebagaimana terdapat dalam ritual laut dan cerita lisan yang berkaitan dengan laut. Untuk menunjang penelitian ini, digunakan metode etnografis dan kualitatif. Etnografis membantu memahami karakteristik orang Mandar dan kualitatif merupakan prasyarat dalam kajian lapangan sebagaimana yang sering dilakukan dalam penelitian tradisi lisan. Adapun data primer seperti cerita lisan Mandar akan dianalisis dengan pendekatan komposisi skematik lisan yang dikemukakan oleh Ong dan Sweeney. Hasil dan pembahasaan ini menunjukkan bahwa kosmologi laut orang Mandar sangat penting memeperlakukan laut sebagai tradisi dan arti penting laut dalam tradisi lisan nelayan Mandar ketika akan, dan, sedang melaut. Selain itu, pembahasaan ini menjelaskan proses asimilasi agama (Islam) dengan tradisi (agama lokal) di Mandar tanpa saling menafikan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tradisi lisan ini sudah wajar dilaksanakan oleh masyarakat Mandar, Sulawesi Selatan sebagai sebuah budaya yang adiluhung.  
NOUN PHRASES (NPs)-MOVEMENT IN SASAK Husnan, Lalu Erwan
Aksara Vol 26, No 2 (2014): Aksara, Edisi Desember 2014
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1433.204 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v26i2.154.121-132

Abstract

Sasak is spoken language used by Sasak speakers in Lombok, West Nusa Tenggara. This language is included into Bali-Sasak-Samawa subgroup. Most of the linguists and researchers constructed this language using SVO, but they do not explore the possible movement of the Noun Phrases (NPs) as the basis of constructing its structure. So, it is a need to have the possibility of the NPs movement whether the predicates in Sasak require one or two argument. Data used in this writing are taken through documentary method. They are analyzed using case theory proposed by Chomsky. The analysis shows that both raising verbs and raising adjective involve phrases case. They do not allow structural case movement. In addition, both induce raising. However, they are different in selecting source of NP movement; raising verbs finite or non finite clause, and raising adjective finite clause. Passivization also induces NP-movement in Sasak.Moreover, passive verbs in Sasak can be followed by preposition of locative or not depend on the notion of the verbs used. It has the same analogy with unaccusativity verbs. They lack of internal argument and cannot assign accusative case.
NILAI EDUKATIF CERITA “BE JELEG TRESNA TELAGA”: MEMPERKUAT PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Sukrawati, Cokorda Istri
Aksara Vol 27, No 2 (2015): Aksara, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.902 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v27i2.187.229-241

Abstract

Penelitian ini membicarakan nilai-nilai edukatif dalam cerita “Be Jeleg Tresna Telaga” sebagai salah satu upaya memperkuat karakter bangsa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam salah satu cerita rakyat Bali, yaitu “Be Jeleg Tresna Telaga”. Kajian nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam cerita itu dianalisis dengan teori pragmatik. Pendekatan pragmatik memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca. Selain itu, pendekatan pragmatik  juga mempertimbangkan implikasi pembaca melalui berbagai kompetensinya. Dengan mempertimbangkan indikator karya sastra dan pembaca, maka masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatik, di antaranya berbagai tanggapan masyarakat tertentu terhadap sebuah karya sastra, baik sebagai pembaca eksplisit maupun implisit dan secara sinkronis maupun diakronis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perpustakaan karena teks yang diteliti telah didokumentasikan dalam bentuk sebuah buku, yaitu kumpulan buku cerita rakyat Bali karya Suparta, berjudul Satua Bali. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat empat penerapan nilai edukatif yang diperoleh dalam cerita rakyat tersebut, yaitu cinta tanah air, demokratis, religius, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut bersifat universal sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam mewujudkan generasi muda yang berkarakter kuat sehingga mampu menghadapi berbagai pengaruh dalam kehidupan dalam era globa saat ini.
ANALISIS PERCAKAPAN BAHASA SASAK DALAM PERSPEKTIF GENDER: SEBUAH KAJIAN WACANA KRITIS Bakri, Bakri
Aksara Vol 28, No 1 (2016): Aksara: Edisi Juni 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.791 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i1.20.91-102

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi peran laki-laki atau perempuanSasak dalam pilihan kosakata, dalam melakukan kendali interaksional, dalam struktursintaksis, dan dalam pemakaian metafora dengan percakapan bahasa Sasak. Teori yangdipergunakan adalah teori wacana kritis model Norman Fairclough dan dilengkapi denganteori Teun A. Van Dijk. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan cakap(wawancara) serta teknik dasar dan turunannya, metode observasi, dan metode dokumentasi.Sumber data diperoleh dari para pemuda dan pemudi Sasak yang sedang berkomunikasi.Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untukmembuat deskripsi secara sistematis, kategorisasi, dan pemolaan. Data disajikan secaraformal dan informal. Pada akhirnya, penelitian ini menghasilkan realita motif atau ideologisikap komunikator yang memihak peran laki-laki atau perempuan Sasak dalam perspektifgender, yang kerap menimbulkan persinggungan fisik-psikis, seperti; pelecehan seksual,KDRT, dan bahkan dalam budaya kawin cerai.
IDEOLOGI PENGASINGAN PADA KOSAKATA BUDAYA DALAM TERJEMAHAN NOVEL BREAKING DAWN Irawan, Yusup
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.357 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.132.213-226

Abstract

Penelitian penerjemahan ini mengangkat masalah pengaruh ideologi pengasingan pada sebuah karya terjemahan sastra modern. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh ideologi pengasingan pada kosakata budaya dalam terjemahan novel populer Breaking Dawn karya Stephenie Meyer. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan   metode pengumpulan data pembacaan teks dengan teknik catat. Metode analisis data menggunakan analisis kontens dengan teknik perbandingan karya terjemahan dengan karya asli. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori ideologi penerjemahan Venuti dan Judickaitė, sedangkan teori yang digunakan untuk menganalisis kosakata budaya adalah teori kategori budaya Newmark. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ideologi pengasingan dalam karya terjemahan novel tersebut pada kosakata budaya. Hal tersebut terlihat dari strategi-strategi penerjemahan yang diaplikasikan oleh penerjemah, yaitu strategi penerjemahan (1) preservasi, (2) penambahan, (3) naturalisasi, dan (4) literal. Strategi-strategi itu digunakan oleh penerjemah pada berbagai kategori kosakata budaya, yaitu kategori  (1) ekologi, (2) budaya material atau artefak, (3) budaya sosial yang mencakup pekerjaan dan aktivitas pada waktu luang, (4) organisasi atau kelompok, dan (5) gestur/bahasa tubuh dan  kebiasaan. Implikasi dari penggunaan pendekatan pengasingan dalam karya terjemahan novel Breaking Dawn adalah pembaca karya terjemahan tersebut dapat menikmati “foreigness”, yaitu rasa bahasa sumber novel tersebut sekaligus juga rasa budaya sumbernya. 
MAKNA VERBA MAJEMUK ~KIRU DALAM BAHASA JEPANG: KAJIAN STRUKTUR DAN SEMANTIS Taqdir, Taqdir; Sunarni, Nani; Suryadimulya, Agus
Aksara Vol 26, No 1 (2014): Aksara, Edisi Juni 2014
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1790.253 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v26i1.143.47-56

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur verba majemuk (V + V) dalam bahasa Jepang. Struktur tersebut meliputi pembentukan zenkoudoushi (verba awal) dengan koukoudoushi (verba akhir). Verba akhir (koukoudoushi) yang menjadi objek dalam makalah ini adalah verba ~kiru. Sementara itu, zenkoudoushi (verba awal) dalam pembahasan ini meliputi joutai doushi ‘verba statis’, keizoku doushi ‘verba kontuinitas’, shunkan doushi ‘verba fungtual’ dan daiyonshu doushi ‘verba bagian ke empat’. Pengklasifikasi ini mengacu pada pengklasifikasian verba Kindaichi. Kiru sebagai verba tunggal bermakna memotong, mengirisi, memutuskan, dan mematikan. Kiru pada saat digabungkan dengan verba lain akan membentuk sebuah verba majemuk yang mempunyai beberapa arti. Secara garis besar verba gabung kiru memiliki dua makna, yakni makna dari segi leksikal dan makna dari segi sintaksis.Secara leksikal verba gabung ~kiru bermakna setsudan ‘pemotongan’ dan shuketsu ‘selesai/berkahir’, sedangkan dari segi sintaksis memiliki makna kyokudo ‘luar biasa / tak terhingga’ dan makna kansui ‘perfektif’. Verba gabung ~kiru yang melekat pada verba kontuinitas (keizokudoushi) akan bermakna setsudan setsudan ‘pemotongan’, shuketsu ‘selesai/berkahir’, dan kansui ‘perfektif’, sedangkan apabila melekat pada verba fungtual (shunkandoushi) akan bermakna kyokudo ‘luar biasa/tak terhingga’. 
REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA Parwati, Sang Ayu Putu Eny
Aksara Vol 27, No 1 (2015): Aksara, Edisi Juni 2015
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.029 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v27i1.169.37-47

Abstract

Penelitian ini membahas tentang konsonan getar alveolar [r] menggunakan kajian fonetis yang direalisasikan dengan program spektogram. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bunyi konsonan getar alveolar [r] yang diucapkan oleh orang orang dewasa.  Metode padan dan teknik simak digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan uji spektogram diperoleh gambaran bunyi konsonan getar alveolar  [r] oleh responden dewasa pada posisi awal [rusak] oleh laki-laki memiliki durasi lebih pendek daripada perempuan, frekuensi untuk laki-laki diperoleh lebih rendah daripada perempuan. Sementara itu, bunyi getar pada posisi tengah [surat] oleh laki-laki berdurasi lebih pendek daripada bunyi perempuan, sedangkan frekuensi bunyi laki-laki lebih rendah daripada perempuan. Bunyi getar pada posisi akhir [getar] oleh informan laki-laki lebih panjang daripada bunyi perempuan dengan frekuensi bunyi getar laki-laki lebih rendah daripada bunyi perempuan.  
REGISTER PERCAKAPAN ANGGOTA KESATUAN LALU LINTAS POLRESTA PONTIANAK: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Damayanti, Wahyu
Aksara Vol 29, No 1 (2017): Aksara, Edisi Juni 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.978 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i1.104.103-116

Abstract

Register adalah variasi bahasa berdasarkan penggunaannya. Variasi bahasa merupakan wujud keanekaragaman bahasa yang ditampilkan berdasarkan konteks yang menyertainya, termasuk penutur dan penggunaannya. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan bentuk register yang terdapat pada percakapan anggota kesatuan lalu lintas Polresta Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara simak dan catat. Data penelitian ini berupa kata, abreviasi, kode, istilah, dan wacana yang termasuk register dalam percakapan komunitas Satlantas Polresta Pontianak melalui jejaring sosial WhatsApp pada bulan Agustus dan September 2016. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil dan pembahasaan penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik bentuk register dalam percakapan anggota melalui jejaring sosial WhatsApp berupa bentuk dasar, bentuk berafiks, bentuk ulang, bentuk majemuk, pemendekan atau abreviasi, pemenggalan, singkatan, akronim, kontraksi, sapaan, kode, dan istilah khusus. Dengan demikian, penelitian register dalam percakapan anggota Satlantas merupakan satu di antara bentuk register yang terjadi di masyarakat, dalam hal ini kajian sosiolinguistik. 
MUATAN IDEOLOGIS DALAM NOVEL SEKALI PERISTIWA DI BANTEN SELATAN Hastuti, Heksa Biopsi Puji
Aksara Vol 26, No 2 (2014): Aksara, Edisi Desember 2014
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1383.567 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v26i2.159.189-199

Abstract

Novel “Sekali Peristiwa di Banten Selatan” (SPBS) adalah karya Pramoedya Ananta Toer yang sederhana, tidak seperti karya Toer lainnya yang bersifat kontemplatif. Dengan kesederhanannya, SPBS mampu menyampaikan pesan mendalam dari sang pengarang tentang arti sebuah perjuangan. Fokus penelitian ini adalah muatan ideologis yang terkandung dalam novel SPBS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif, yaitu memberikan gambaran secara sistematis tentang objek penelitian dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Objek dalam penelitian ini adalah apa dan bagaimana muatan ideologis yang dikandung novel tersebut. Dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa muatan ideologis yang terdapat dalam novel SPBS adalah ideologi pengarang, yakni realisme sosialis. Ideologi ini direpresentasikan melalui tiga ciri, yakni (a) menyajikan permasalahan yang timbul dari hubungan penindas dan tertindas, (b) menempatkan kaum lemah (proletar) sebagai manusia penggerak dan penentu sejarah, dan (c)  menggunakan seni sebagai wahana penyadaran bagi masyarakat.

Page 4 of 30 | Total Record : 299