cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2337621X     EISSN : 25810294     DOI : -
Journal of Fisheries and Marine Research (JFMR) is dedicated to published highest quality of research papers on all aspects of : Aquatic Resources, Aquaculture, Fisheries Resources Technology and Management, Fish Technology and Processing, Fisheries and Marine Social Economic and Marine Science. This journal is jointly published by Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University Malang Indonesia and Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani). JFMR is a new journal but related to the past journal of Faculty of Fisheries and Marine Science that is Jurnal Penelitian Perikanan (JPP) with ISSN: 2337-621X (print version) and website link of www.jpp.ub.ac.id
Arjuna Subject : -
Articles 535 Documents
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PEMBUDIDAYA IKAN (NTPI) DI DANAU MANINJAU PROVINSI SUMATERA BARAT: FACTORS AFFECTING TO EXCHANGE THE RATE OF FISH FARMER IN LAKE MANINJAU, WEST SUMATERA PROVINCE Dio Adrian; Lamun Bathara; Trisla Warningsih
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.5

Abstract

Sumatera Barat memiliki luas perairan umum (sungai, danau, rawa, telaga) seluas 69.806 ha yang mana sebanyak hanya 3.100 ha (4,4%) berpotensi dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya. Budidaya perikanan dengan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) cukup berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada kegiatan ini Nilai Tukar digunakan untuk mengetahui kesejahteraan para pembudidaya. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022 di Danau Maninjau Nagari Tanjung Sani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan melakukan pengamatan langsung. Data dianalisis menggunakan SPSS 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar pembudidaya ikan di Nagari Tanjung Sani pada 6 petak sebesar 133, 8 petak sebesar 138 dan 10 petak sebesar 141 > 100, artinya pembudidaya ikan memiliki pendapatan lebih tinggi daripada pengeluaran atau mengalami surplus. Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) Danau Maninjau Nagari Tanjung Sani sangat dipengaruhi oleh pendapatan budidaya, pendapatan non budidaya, pengeluaran budidaya dan pengeluaran non budidaya. Pengaruh paling besar yaitu pendapatan budidaya sebesar 81,5% diikuti dengan pendapatan non budidaya sebesar 5,5% dikarenakan pengaruhnya bersifat positif. Sedangkan pengeluaran budidaya dan pengeluaran non budidaya berpengaruh secara negatif dan menurunkan nilai tukar pembudidaya ikan.   In exploiting the potential of fisheries as a place to develop aquaculture activities can be carried out in sea waters and public waters. West Sumatra has an area of ​​public waters of 69,806.78 ha consisting of rivers, lakes, swamps, ponds and others. Of this area, only 3,100 ha have potential for aquaculture in public waters. In the development of aquaculture there are many aquaculture activities such as floating net cage (FNC) cultivation. In this activity the Exchange Rate is used to determine the welfare of the cultivators. This research activity was carried out in September 2022 at Lake Maninjau Nagari Tanjung Sani. The research method used is a survey method by making direct observations. Data were analyzed using SPSS 26. The results showed that the exchange rate of fish farmers in Nagari Tanjung Sani in 6 plots was 133, 8 plots was 138 and 10 plots was 141 > 100, meaning that fish farmers had higher income than expenses or experienced a surplus. The fish farmer exchange rate (FFER) of Danau Maninjau Nagari Tanjung Sani is strongly influenced by cultivation income, non-cultivation income, cultivation expenditure and non-cultivation expenditure. The biggest influence is cultivation income of 81.5% followed by non-cultivation income of 5.5% because the influence is positive. Meanwhile, cultivation expenditure and non-cultivation expenditure have a negative effect and reduce fish farmer exchange rates.
KELIMPAHAN GASTROPODA SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS PERAIRAN PADA ALIRAN SUNGAI DI DESA GILI TIMUR KECAMATAN KAMAL KABUPATEN BANGKALAN MADURA: GASTROPOD ABUNDANCE AS A BIOINDICATOR OF WATER QUALITY IN RIVER FLOW IN EAST GILI VILLAGE, KAMAL DISTRICT, BANGKALAN MADURA REGENCY Akhmad Farid; Feranita Tricha Desyderia; Apri Arisandi; Haryo Triajie
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.007.02.12

Abstract

Gastropoda merupakan kelompok fauna yang paling dominan dari ketuju kelas dalam fillum mollusca. Kelimpahan jenis gastropoda dapat menggambarkan kodisi perairan, serta berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologi di ekosistem sungai. Gastropoda merupakan biota air yang juga dapat digunakan sebagai indikator yang baik tidaknya kondisi kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan gastropoda sebagai bioindikator kualitas perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2022. Pengambilan sampel gastropoda dan sampel air dilakukan menggunakan metode purposive sampling dan transek, dengan 3 stasiun masing-masing stasiun 3 plot dengan melakukan pengulangan 3 kali setiap minggunya. Parameter kualitas air yang meliputi suhu, salinitas pH, kecerahan, DO, kecepatan arus, BOD, Nitrat, dan fosfat.  Jumlah kelimpahan gastropoda pada stasiun 1 yang didapatkan nilai sebesar 10,33 ind. Pada stasiun 2 didaptakan nilai 62,00 ind. Stasiun 3 mendapatkan nilai kelimpahan gastropoda sebesar 146,33 ind. Berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, kualitas perairan di aliran sungai di Desa Gili Timur Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan berada dalam kondisi tercemar ringan. Perairan yang belum tercemar akan menunjukkan jumlah individu seimbang sedangkan perairan yang tercemar akan menunjukkan persebaran individuyang tidak merata dan cenderung ada spesies mendominasi.   Gastropods are the most dominant group of fauna of the class in the mollusca phyla. The abundance of gastropod species can describe the codition of waters, as well as play an important role in maintaining ecological balance in river ecosystems.  Gastropods are aquatic biota that can also be used as a good indicator of whether the condition of water quality is good. This study aims to determine the abundance of gastropods as a bioindicator of water quality. Oini research was carried out in November-December 2022. Gastropod sampling and water samples were carried out using purposive sampling and transect methods, with 3 stations each station 3 plots by repeating 3 times each week. Water quality parameters include temperature, pH salinity, brightness, DO, current speed, BOD, Nitrate, and phosphate.  The total abundance of gastropods at station 1 obtained a value of 10.33 ind. At station 2 there is a value of 62.00 ind. Station 3 received a gastropod abundance value of 146.33 ind. Based on the Shannon-Wiener diversity index, the quality of the waters in the river flow in East Gili Village, Kamal District, Bangkalan Regency is in a mildly polluted condition. Unpolluted waters will show a balanced number of individuals while polluted waters will show an uneven distribution of individuals and there tends to be species dominating.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI PVA (POLIVINIL ALKOHOL) DAN TEPUNG BUAH MANGROVE Bruguiera gymnorrhiza TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT FISIKA HIDROGEL: THE EFFECT OF DIFFERENT CONCENTRATIONS OF PVA (POLYVINYL ALCOHOL) AND MANGROVE FRUIT FLOUR Bruguiera gymnorrhiza ON THE PHYSICAL PROPERTIES OF HYDROGELS Anna Lailatul Fitri; Dwi Setijawati; Muhammad Firdaus; Angga Wira Perdana
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.6

Abstract

Tumbuhan mangrove Bruguiera gymnorrhiza merupakan tanaman sumberdaya pesisir yang banyak tumbuh di Indonesia. Buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza bisa dijadikan tepung dan dapat digunakan dalam pembuatan produk hidrogel. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi PVA dan tepung buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza terhadap karakteristik sifat fisika hidrogel. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu perbedaan konsentrasi PVA (1,5%, 1,75%, 2%, dan 2,25%) sedangkan faktor kedua yang digunakan yaitu perbedaan konsentrasi tepung buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza (0%, 2,5% dan 4,5%) dengan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi PVA, tepung buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza, dan interaksi keduanya memberikan hasil berbeda nyata (P<0,05) terhadap daya serap air, fraksi gel, kadar air, tensile strength, dan elongasi hidrogel. Produk hidrogel ditandai dengan kemampuan menyerap air yang tinggi. Dengan karakteristik hidrogel terhadap daya serap air, didapatkan hasil tertinggi perlakuan PVA 2% dan tepung buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza 4,5% sebesar 287,49 ± 0,39%.   The Bruguiera gymnorrhiza mangrove is a coastal resource plant that grows a lot in Indonesia. Bruguiera gymnorrhiza mangrove fruit can be made into flour and can be used in the manufacture of hydrogel products. The purpose of this study was to determine the effect of different concentrations of PVA and Bruguiera gymnorrhiza mangrove fruit flour on the physical characteristics of the hydrogel. The research method used is an experimental method using a Factorial Completely Randomized Design (CRD) with 2 factors. The first factor is the difference in the concentration of PVA (1.5%, 1.75%, 2%, and 2.25%) while the second factor used is the difference in the concentration of the Bruguiera gymnorrhiza mangrove fruit flour (0%, 2.5% and 4, respectively). 5%) with 3 repetitions. The results showed that the different concentrations of PVA, mangrove fruit flour Bruguiera gymnorrhiza, and their interactions gave significantly different results (P<0.05) on water absorption, gel fraction, water content, tensile strength, and hydrogel elongation. Hydrogel products are characterized by their high water absorption capacity. With hydrogel characteristics on water absorption, the highest yield of PVA treatment was 2% and Bruguiera gymnorrhiza mangrove fruit meal 4.5% at 287.49 ± 0.39%.
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN METODE DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM (DSAS) TAHUN 2017-2021 (STUDI KASUS: PANTAI PARANGTRITIS, KABUPATEN BANTUL): ANALYSIS OF SHORELINE CHANGES IN 2017-2021 USING THE DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM (DSAS) METHOD (CASE STUDY: COAST OF PARANGTRITIS, BANTUL REGENCY) Desy Setyoningrum; Fahreza Okta Setyawan, S.Kel.,M.T; Anggita Sekar M; Faisal Akmal; M. Falbian Arsetyo N; Imam Akbar Wicaksono
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.10

Abstract

Kawasan pesisir Parangtritis adalah salah satu tujuan wisata pantai yang signifikan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Aktivitas pariwisata di Parangtritis dapat dibagi menjadi dua bagian, yaito aktifitas wisatawan di wilayah pasang surut (swash zone) dan pembangunan fasilitas pendukung bagi wisatawan di wilayah darat (backshore). Perubahan garis pantai disebabkan oleh faktor-faktor seperti angin, gelombang laut, dan arus laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis pantai yang terjadi di wilayah Pantai Parangtritis serta hubungannya dengan pasang surut dan gelombang laut. Pemantauan perubahan garis pantai dilakukan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Metode perhitungan perubahan garis pantai yang digunakan pada DSAS yaitu metode Net Shoreline Movement (NSM), Shoreline Change Envelope (SCE) dan End Point Rate (EPR). Pengamatan perubahan garis pantai mengambil rentang waktu selama 5 tahun menggunakan data tahun 2017, 2018, 2019, 2020, dan 2021. Pada hasil penelitian ditemukan fakta bahwa terjadi abrasi dan akresi pada wilayah Pantai Parangtritis. Abrasi terjadi pada daerah yang terdampak ombak secara tinggi, tanpa adanya pemecah ombak. Akresi terjadi pada wilayah dengan kemiringan landai dengan gelombang lebih lemah. Akresi tertinggi tercatat sebesar 63.31 meter, dan abrasi tertinggi tercatat dengan angka -63,35 meter. Faktor hidrooseanografi seperti gelombang yang datang menuju pantai akan mengikis dan berpengaruh terhadap berubahnya garis pantai dan besarnya angkutan sedimen. Hal tersebut didukung dengan tinggi gelombang pada daerah tersebut adalah 2,5meter dengan rata-rata periode 10,81 detik.   The coastal area of Parangtritis is one of the significant beach tourism destinations in the Special Region of Yogyakarta (DIY). Tourism activities in Parangtritis can be divided into two parts, namely tourist activities in the swash zone and the development of supporting facilities for tourists on the backshore. Changes in the coastline are caused by factors such as wind, sea waves, and ocean currents. The purpose of this research is to understand the changes in the coastline that occur in the Parangtritis Beach area and their relationship with tides and sea waves. Monitoring of coastline changes is conducted using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS). The methods used for calculating changes in the coastline in DSAS are Net Shoreline Movement (NSM), Shoreline Change Envelope (SCE), and End Point Rate (EPR). The observation of coastline changes spans a period of 5 years, using data from 2017, 2018, 2019, 2020, and 2021. The research findings show that there were both abrasion and accretion processes in the Parangtritis Beach area. Abrasion occurred in areas heavily impacted by high waves without the presence of wave breakers. Accretion took place in areas with gentle slopes and weaker waves. The highest accretion recorded was approximately 63.31 meters, while the highest erosion reached -63.35 meters. Hydrooceanographic factors, such as waves approaching the coast, erode the shoreline and influence the change in coastline and sediment transport. This is supported by the fact that the wave height in the area is 2.5 meters with an average period of 10.81 seconds.
KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN FISIKO-KIMIA SE’I IKAN TUNA DENGAN PEWARNA ALAMI ANGKAK: ORGANOLEPTIC AND PHYSICO-CHEMICAL CHARACTERISTICS OF TUNA FISH WITH NATURAL DYEING ANGKAK Hardoko Hardoko; Eddy Suprayitno; Jenny E. Tambunan; Santi Dwi Lestari
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.7

Abstract

Se’i merupakan produk olahan daging asap khas NTT yang berbentuk irisan memanjang, beraroma asap cukup kuat, dan berwarna coklat sehingga terkadang kurang menarik konsumen. Dilain hal terdapat angkak sebagai pewarna alami yang aman dan sudah diterapkan berbagai produk pangan sehingga warna atau penampilan produk menjadi lebih menarik. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki performa se’i ikan tuna dengan mengaplikasikan pewarna alami  angkak. Metode penelitian yang digunakan metode eksperimen dengan perlakuan perendaman (marinasi) daging ikan tuna dalam larutan angkak dan bumbu selama 0, 6, 12, 24 jam, dan dilanjutkan dengan proses pengasapan sehingga dihasilkan se’i tuna-angkak.  Hasilnya menunjukkan bahwa se’i tuna memunyai skoring intensitas  warna merah sampai merah kecoklatan, skoring  intensitas aroma asap sedikit berasa dan beraroma asap, bertekstur agak empuk, dan berkadar air 38,67 – 55,33%. Se’i tuna-angkak yang paling disukai adalah hasil hasil marinasi selama 6 jam. Se’i tuna hasil marinasi 6 jam mempunyai nilai hedonik keseluruhan 6,6 (suka-sangat suka), nilai skoring intensitas  warna 4,4 (merah), aroma asap 3,5 (agak beraroma asap), skoring intensitas tekstur 4,2 (agak empuk), kadar air  38,67%, dan kadar peroksida 0,22 meq/Kg, serta nilai warna oHue 36,46 dengan L (lightnes) 68,47 (merah cerah).   Se'i is a processed smoked meat product typical of NTT which has the shape of long slices, has quite a strong smell of smoke, and is brown in color so that it is sometimes less attractive to consumers. On the other hand, Angkak is a natural dye that is safe and has been used in various food products so that the color or appearance of the product becomes more attractive. Therefore, a research was carried out with the aim of improving the performance of tuna se'i by applying the natural Angkak dye. The research method used was the experimental method by immersing (marinating) tuna meat in a solution of Angkak and seasonings for 0, 6, 12, 24 hours, and followed by the smoking process to produce se’i tuna Angkak. The results show that se'i tuna has a red to brownish red color intensity score, a smoke aroma intensity score with a slight taste and smell of smoke, a slightly soft texture, and a water content of 38.67 - 55.33%. The most preferred se'i tuna Angkak is the result of marination for 6 hours. Se'i tuna marinated for 6 hours has an overall hedonic value of 6.6 (likes to very much), color intensity scoring value is 4.4 (red), smoke aroma is 3.5 (slightly smells of smoke), texture intensity score is 4.2 (a bit soft), 38.67% water content, and 0.22 meq/Kg peroxide content, and oHue color value 36.46 with L (lightness) 68.47 (bright red).