cover
Contact Name
Panji Suroso
Contact Email
panjisuroso@unimed.ac.id
Phone
+6285173022012
Journal Mail Official
gondang@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl.Willem Iskandar Ps. V, Medan Estate.
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya
ISSN : 25990594     EISSN : 25990543     DOI : https://doi.org/10.24114/gondang.v7i2
Gondang is a Journal of Art and Cultural for information and communication resources for academics, and observers of Art and Culture, Performing Arts, Educational Arts, Methodology of Art and Cultural. The published paper is the result of research, reflection, and actual critical study with respect to the themes of Art and Culture. All papers are peer-reviewed by at least two referees. The scope of Gondang is the Science of Art and Culture. Published twice a year (June and December) and first published for print edition in June 2017.
Articles 151 Documents
Perubahan, Kontinuitas, Struktur Musik, Dan Teks Realisasi Nyanyian Buku Ende dan Kidung Jemaat Yamuger Muhammad Yusuf
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 1, No 1 (2017): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.159 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v1i1.7920

Abstract

This study used qualitative methods with participant observer to study Continuity and change of Ende Book and Yamuger's Song of the Church is an integral part of church music. Continuity and change by using synchronic and historical diachronic theory. To study the structure of music used the theory of weighted scale, rhythm, and the relationship of music with text. To study the text used semiotic theory. The origins of song and melody texts are from the German Protestant congregation, which is then translated into Batak (Ende's Book) and Indonesian (Yamunger's Song of the Church). On the other hand, there are also direct translations that give rise to differences of etymological and semantic meaning between these three types of chanting. In the context of sosioreligious, Batak language has been very fulfilled into a language of religious choice in worship, to strengthen the social sentiments that cause the emergence of religious emotions and the attainment of the inner atmosphere of the congregation. Among young people the phenomenon above is true, but not in all places or locations of the support community, so the doubt about its loyalty to Ende's Book is undoubtedly not a latent danger. Social sentiment that causes the emergence of religious emotion is still considered strong, but it is expected that there will be a system that will be a benchmark to be able to stay awake.
Ansambel Musik Batak Toba Sebagai Pengiring dalam Peribadata Umat Kristen Etnis Batak Toba di Medan Pita HD Silitonga
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 1, No 2 (2017): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Desember 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.537 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v1i2.8565

Abstract

Musik Ansambel sebagai musik pengiring ibadah di Gereja meliputi pengertian ansambel musik, pengertian musik pengiring, pengertian ibadah, pengertian musik gerejawi, pengertian lagu ibadah, pengertian ansambel sejenis. Penggunaan musik ansambel batak toba sebagai pengiring peribadatan, di latar belakangi jemaat yang sebagian mayoritas suku batak toba, dan jemaat beranggapan lebih menikmati jalan perayaan ibadah deng penggunaan musik ansambel batak toba, dan lagu-lagu yang dinyanyikan lagu rohani yang berbahasa batak. Keberadaan musik batak toba ini sangat membatu dalam mengiringi perayaan ibadah sehingga lagu-lagu pujian yang mereka nyanyikan lebih enak didengar dan juga dapat dirasakan pada jemaat yang beribadah, sehingga bertambah banyak.
Sejarah Lembaga Pendidikan Musik Klasik Non Formal di Kota Medan Agung Suharyanto
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 1, No 1 (2017): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.992 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v1i1.5967

Abstract

Tjong Sce Yin (founder of the first music school in Medan) and Tjong A Fie Mansion (the first school house in Medan) with the name of Medan Music School renamed the Pure Music Institute (LMM) and now renamed the Conservatory Music Medan. In addition to the above three things, also can not be separated from some non-formal music education institutions that organize classical music education in Medan that is Melody Music Studio (Musical Field), Musika Era, Music Rhythm and Institute of Music Education (LPM) Farabi Medan .
Makna Pesta Kerja Tahun pada Masyarakat Karo Siosar Pasca Bencana Alam Gunung Sinabung Agung Suharyanto; Dandy Yosafat Ginting; Kristina Maria Br. Rajagukguk; Nopita Pebrianti; Rabinra M Panggabean; Syafriyenni Tanjung
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2018
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.478 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v2i1.9765

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kerja tahun dan bentuk perubahan kerja tahun serta untuk mengetahui aturan baru yang ditetapkan dalam pelaksanaan kerja tahun bagi masyarakat karo pasca relokasi ke siosar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskrptif dengan pendekatan kualitatif. Kerja Tahun atau dalam bahasaa Karo Merdang merdem merupakan suatu pesta adat yang dilakukan secara turun temurun oleh kalak Karo di seluruh wilayah taneh Karo dengan tujuan menjaga ketentraman dan keseimbangan bermasyarakat serta membangun komunikasi dengan keluarga yang sudah lama tidak bertemu (Brahmana et al., 2009). Saat ini perubahan yang terjadi pada perayaan pesta tahun pasca relokasi ke siosar itu tidak terlalu tampak yakni Kerja Tahun hanya dijadikan sebagai suatu kebiasaan dan formalitas belaka, tarian adat karo yang sakral sedikit berubah menjadi hiburan biasa bagi kalangan muda maupun tua, kemudian beberapa alat musik pun berubah dan diminimalisir jumlah menjadi alat musik kibot karo yang mencakup suara dari beberapa alat musik. peraturan yang Ditetapkan dalam Pelaksanaan Kerja Tahun Pasca Relokasi ke Siosar tersebut masih tetap seperti semula.
Peran Tradisi Berbalas Pantun dalam Acara Pesta Perkawinan Pada Masyarakat Melayu di Tanjung Pura Muhammad Ikhsan Rizky; Tumpal Simarmata
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 1, No 2 (2017): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Desember 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.916 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v1i2.8567

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek penelitian peran pantun pada suku Melayu dalam acara pesta perkawinan di Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, perekaman, dan pencatatan. Teknik analisis data yang dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pantun dalam kehidupan orang melayu adalah sebagai sarana untuk menyampaikan psan-pesan moral yang sarat berisi nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial masyarakat. Melalui pantun, nilai-nilai luhur itu disebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat dan diwariskan kepada anak cucunya. Nilai-nilai simbolik yang terkandung dalam pantun adalah nilai agama, adat istiadat, yang biasa dilakukan, nilai sosial dan budi pekerti. Aspek lainnya yang dapat dilihat adalah nilai estetika, keoptimisan, ramah, sifat terbuka. Biasanya pantun nasihat diselipkan dalam pembicaraan pada saat pinang-meminang, antar belanja ataupun antar tanda, pembuka dan penutup pintu ataupun dalam khutbah nasihat nikah.pantun nasihat sangat populer dan dimanfaatkan dengan baik oleh warga masyarakat untuk menyampaikan ide dan gagasan mereka. demi tegaknya nilai moral dan radat resam melayu dalam kehidupan sehari-hari.
Analisis Bahan Ajar Instrumen Gitar Persiapan Program Studi Pendidikan Musik Universitas Negeri Medan Adina Sastra Sembiring; Uyuni Widiastuti
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2018
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.679 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v2i1.9761

Abstract

Bahan Ajar merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran, baik dalam pembelajaran teori maupun praktek.  Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran instrumen gitar persiapan terdiri dari tangga nada, etude dan lagu. Namun bahan ajar tersebut perlu dianalisis kembali untuk mengetahui kesesuaian bahan ajar dengan mahasiswa semester awal, bahan ajar yang diberikan ter-update dan sesuai dengan grade (tingkatan) pada pembelajaran gitar.Hasil analisis yang telah dilakukan pada bahan ajar gitar persiapan ternyata banyak materi yang ada pada bahan ajar kurang sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa, karena mahasiswa yang masih dikategorikan pada tingkat pemula. Tangga nada yang diberikan terlalu sedikit padahal tangga nada tersebut mendukung dalam permainan etude dan lagu, sedangkan etude dan lagu yang banyak yang sulit untuk dimainkan karena tingkatannya yang tidak sesuai dengan pemula. Oleh sebab itu perlu adanya revisi bahan ajar agar mahasiswa dapat bermain gitar sesuai dengan tingkatannya (grade).
Keunikan Empat Karya Musik Kontemporer pada Gelaran Seremonialita Javid Nama Tanaka Manalu Wiflihani Wiflihani
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 1, No 1 (2017): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.873 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v1i1.7917

Abstract

Contemporary music emerges as a contemporary development in the journey of the art of music. Contemporary is regarded as a way to respond to the present, or the latest cultivation pattern or also one of the working attitude of art that is involved. Although later, the development of contemporary music that many raises questions about the existence of contemporary music in Indonesia. Contemporary music is increasingly pervasive and spreads unstoppable among the contemporary definition of bergamnya itself. In a celebration performed by young people of Medan, by presenting the work of music in accordance with their perspective. It seems clear that contemporary terminology is not able to stem the desire to work of the young generation, which shows a side that is still related to the culture of the country itself and still describes the characteristics of Indonesian culture. 
Eksistensi Silek Galombang Pada Upacara Perkawinan Etnis Minangkabau Di Medan Shafwan Mahmudin; Trisni Andayani
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 1, No 2 (2017): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Desember 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.835 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v1i2.8566

Abstract

Penelitian ini adalah mengenai Eksistensi Silek Galombang pada upacara perkawinan etnis Minangkabau di kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan, proses pelaksanaan pada upacara perkawinan, dan perubahan yang terjadi serta upaya pelestarian Silek Galombang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang menjelaskan mengenai data dan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. Subjek informan adalah Tokoh Adat Minangkabau, Pemain Silek Galombang, dan Masyarakat di sekitaran Kota Matsum II. Teknik pengumpulan data dengan melakukan studi lapangan dengan cara observasi, wawancara (Field Research), pendekatan informan, penelitian kepustakaan (Library Research), dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Silek Galombang pada upacara perkawinan masih diakui keberadaannya yaitu dengan adanya Group Seni Budaya Minang Keluarga Bayur. Proses pelaksanaan Silek Galombang yaitu gerakan pertunjukan mengggunakan bungo-bungo silek rampak simultan sebagai ilustrasi untuk memperindah gerakan Silek Galombang dan barisan pemain Silek Galombang menggunakan pola berbaris satu arah yang dinamakan dengan Silek Manyongsong. Perubahan yang terjadi pada Silek Galombang saat ini yaitu adanya variasi fungsi kegunaannya yaitu pertunjukannya berperan penting dalam penyambutan kedatangan tamu kehormatan tokoh adat. Peran dari Tokoh adat Minangkabau di Kelurahan Kota Matsum II  sangat penting terhadap upaya pelestarian seni pertunjukan tradisional.
Estetika Antologi Puisi-Puisi Pujangga Baru Afrilia Wahyuni Eka Pertiwi; Fahira Zhazha Madinah; Ririn Wulandari
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2018
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.529 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v2i1.9762

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji (1) bentuk estetika pada kumpulan puisi pujangga baru. (2) fungsi estetika dalam kumpulan puisi pujangga baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan estetika filosofis teori Alexander Baumgartenn. Sumber data penelitian ini kumpulan puisi pujangga baru dengan beberapa objek yaitu; puisi Aku karya Chairil Anwar, puisi Bahasa, Bangsa karya Moh. Yamin, dan puisi Do’a karya Amir Hamzah. Data diperoleh dengan teknik baca dan catat. Teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan memahami bait puisi. Teknik analisis data yang digunakan model analisis isi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi teori. Metode yang di dapatkan melalui buku dan jurnal, serta diskusi teman sejawat. Sumber data dan data berwujud bait puisi kumpulan puisi pujangga baru. Hasil penelitian diklasifikasikan menjadi; (1) bentuk estetika puisi Aku karya Chairil Anwar menggunakan diksi, sehingga menghasilkan bentuk bebas, bentuk estetika dalam sajak puisi Bahasa, Bangsa ditunjukan dalam pemakaian majas personifikasi. Bentuk estetika dalam sajak Do’a, yaitu penggunaan bentuk ekspresi syair panjang. (2) fungsi estetika kumpulan puisi pujangga baru dalam setiap objeknya yaitu: Puisi Aku memiliki fungsi estetika menggambarkan semangat perjuangan dengan bentuk yang menarik, puisi Bahasa, Bangsa memiliki fungsi estetika sebagai imajinasi pembaca dalam suatu bangsa dan puisi Do’a memiliki fungsi estetika dalam pemilihan kata yang indah.
Idiom Musikal Minangkabau dalam Komposisi Karawitan, Sebuah Analisis Konteks Adaptasi Musikal Erizon Koto
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 1, No 1 (2017): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2017
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.579 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v1i1.7918

Abstract

The study aims at understanding and analyzing (a) understanding of the terminology of the composition and method of cultivation so that the terms of composition and arrangement can be understood contextually, (b) the mustering of Minangkabau musical idioms developed using Western elements and instruments to become a work of music; (c) Adapting Minangkabau karawitan to Western music concepts in a musical work in Karawitan ISI Padangpanjang. This research is field work, field includes observation, interview, and recording. Work in the laboratory includes processing, selecting, and filtering field data. The method used is qualitative method verivikatif begins with data collection both field, interview, and library then looking for theoretical approach to analyze the data that have been obtained. The results of the analysis show (a) The existence of inappropriate perception of the term compositional terms to be confused with the term arrangement. Cultivation works tend to be done collectively, not purely from the creativity of the owner of the work, but the work of the music on behalf of a person alone. (b) There is the use of Western musical elements and instruments in musical works in the form of harmonious harmonies, homophonic textures and polyphony and the use of flute instruments, alto saxophone, tenor saxophone, trumpet, trombone, tuba, guitar, bass guitar, keyboard and drum set. (c) Minangkabau Karawitan adapts to Western music in an academic context, in ISI Padangpanjang on musical forms. 

Page 1 of 16 | Total Record : 151