cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice)
ISSN : 20888139     EISSN : 24432946     DOI : -
Core Subject : Health,
JMPF is the first open access journal in Indonesia specialized in both research of pharmaceutical management and pharmacy practice. Articles submitted in JMPF are peer reviewed, we accept review articles and original research articles with no submission/publication fees. JMPF receives manuscripts in both English (preferably) and Indonesian Language (Bahasa Indonesia) with abstracts in bilingual, both Indonesian and English. JMPF is also open for various fields such as pharmaceutical management, pharmacoeconomics, pharmacoepidemiology, clinical pharmacy, community pharmacy, social pharmacy, pharmaceutical marketing, goverment policies related to pharmacy, and pharmaceutical care.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1" : 7 Documents clear
PERSEPSI PRESEPTOR TERHADAP KEY INDICATORS KOMPETENSI PHARMACEUTICAL CARE PADA PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK Bondan Ardiningtyas; Marchaban Marchaban; Hari Kusnanto; Achmad Fudholi
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 7, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.362

Abstract

Praktek Kerja Profesi Apoteker adalah tahap penting untuk meningkatkan keterampilan pharmaceutical care mahasiswa. Tidaklah mudah bagi preseptor untuk menilai peningkatan kompetensi mahasiswa dalam waktu yang singkat, sehingga diperlukan key indicators.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja key indicators kompetensi pharmaceutical care pada Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek berdasarkan persepsi preseptorditinjau dari tingkat kepentingan dan resiko kejadian medication error. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif ekploratif menggunakan rancangan cross sectional observation menggunakan kuessioner. Subyek penelitian adalah seluruh preseptor PKPA di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 22 preseptor, dengan kriteria inklusi: mendapatkan rekomendasi dari organisasi profesi dan bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi adalah preseptor yang mengundurkan diri ketika penelitian berlangsung. Indikator kunci ditetapkan berdasarkan nilai mean rank tertinggi. Hasil penelitian diperoleh 11 indikator kompetensi ditinjau dari tingkat kepentingan (indikator nomor 13; 14; 19;12; 18; 1; 16; 22; 2; 15; dan 33) .dan 11 indikator kompetensi ditinjau dari tingkat resiko kejadian medication error(indikator nomor 14; 16; 12; 13; 22; 9; 15; 8; 23; 17; dan 19).Indikator hasil intersection (irisan) dari kedua kelompok indikator tersebut diperoleh 7 key indicator yaitu indikator nomor 12, 13, 14, 15, 16, 19 dan 22 sebagai key indicatorskompetensi pharmaceutical care pada PKPA di Apotek berdasarkan persepsi preseptor yaitu: menyerahkan obat disertai informasi obat, menyampaikan informasi obat dengan benar, menyiapkan obat dengan benar, melakukan peracikan obat bila diperlukan, membuat etiket obat,melakukan pelayanan informasi obatdan memberikan konseling kepada pasien.
EVALUASI TERAPI ADJUVAN DAN KEJADIAN RELAPS PADA PASIEN PREMENOPAUSAL EARLY BREAST CANCER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Fef Rukminingsih; Tri Murti Andayani; Fita Rahmawati; Kartika Widayati
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 7, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.364

Abstract

Terapi adjuvan pada pasien early breast cancer (EBC) bertujuan untuk meningkatkan disease free survival, menurunkan risiko relaps dan menurunkan angka kematian. Tetapi pada kenyataannya masih sering dijumpai, pasien EBC yang telah mendapat terapi adjuvan mengalami relaps. Kejadian relaps sering dihubungkan dengan meningkatnya risiko kematian tanpa memperhatikan jenis pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui angka kejadian relaps pada pasien premenopausal EBC yang telah mendapatkan terapi adjuvan di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain cross sectional study menggunakan data retrospektif yang diperoleh dari data rekam medik pasien premenopausal EBC di Poliklinik Kanker Terpadu “Tulip” RSUP dr. Sardjito Yogyakarta yang telah mengalami tindakan pembedahan pada tahun 2010-2013, bersifat hormon responsif dan HER-2 negatif, mendapatkan terapi adjuvan, perempuan dengan umur 18-60 tahun dan  riwayat pemeriksaan sampai bulan Desember 2016. Pasien akan di eksklusi bila mempunyai penyakit penyerta. Dari 30 pasien diketahui sebanyak 46,67% berumur 41-50 tahun, sebanyak 63,33% menunjukkan ekspresi ER-PR positif, sebanyak 93,34% merupakan invasive ductal carcinoma (IDC). Semua pasien mendapatkan terapi adjuvan kemoterapi menggunakan regimen kombinasi dan semua pasien mendapatkan terapi endokrin berupa tamoksifen. Relaps terjadi pada 11 pasien (36,67%) dan kejadian relaps paling banyak adalah metastasis tulang yaitu pada 8 pasien (26,67%).
Evaluation Medicine Availability Before and After NHI Implementation at Health Centers in Keerom District, Papua Province Ivonie Carolien; Achmad Fudholi; Dwi Endarti
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 7, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.30294

Abstract

The availability of medicine in health center is associated with medicine management system and should be supported by adequate and sustainable resource. The Implementation of National Health Insurance (NHI) program will increase the need for medicine, to describe the medicine availability at primary health center before and after NHI, to identify the factors affect the availability, to compile solutions to increase the medicine availability at health centers in Keerom District. This research method was a descriptive. The data has been gathered based on observations to primary health center’s document of 2012 to 2015, for 35 indicator medicine, and interview with  the medicine manager and  the chief of health center, the manager of pharmacy district and the chief of health office at Keerom District. The data analysis was presented by charts, tables, and in narrative description. The results were  the availability of medicine at the health centers in Keerom District, before and after NHI program was same, by category of supply was safe, but insufficient as health center’s need. The medicine availability was not appropriate with essential medicine list and illness, the expired and defected medicine still be found, and  stock out time increased after NHI. In that period, the factors affect were, the demand process has not been optimal, insuffiecient and uneven distribution, lack of personel and  inadequate supporting for drug distribution charges the solution proposed were,  to improve knowledge and skill for medicine manager of health center, to plan pharmacist requirements, to set up medicine management information system, to do the integrated medicine planning and to provide the enough cost of distribution.
KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIARE AKUT DI BANGSAL RAWAT INAP ANAK Kristina Eni Trisnowati; Sylvi Irawati; Eko Setiawan
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 7, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.363

Abstract

Pemberian terapi antibiotik untuk pasien diare akut anak yang kurang tepat merupakan salah satu tantangan dalam bidang kesehatan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Fenomena tersebut berpotensi meningkatkan biaya kesehatan yang seharusnya dapat dihindari di era implementasi program Jaminan Kesehatan  Nasional (JKN). Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan deskripsi profil penggunaan dan biaya antibiotik pada pasien diare akut anak yang menjalani rawat inap. Penelitian observasional ini dilakukan secara prospektif selama April-Juli 2015. Rekam medis pasien serta data tagihan biaya perawatan (billing) pasien digunakan sebagai bahan penelitian. Konfirmasi dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan, dilakukan pada saat proses visite bersama dengan tenaga kesehatan lain. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan antibiotik dan biaya. Sebanyak 43 pasien anak memenuhi kriteria inklusi penelitian ini. Hampir seluruh pasien (93,02%) mendapatkan antibiotik dan sefalosporin generasi ketiga (69,23%) merupakan golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi. Sebanyak 45,49% (rentang 2,13%-79,48%) dari total biaya obat dialokasikan untuk penggunaan antibiotik. Rata-rata lama perawatan pada pasien diare akut non disentri dengan dan tanpa terapi antibiotik adalah 4,72 hari dan 2,5 hari, secara berturut-turut. Penggunaan antibiotik yang lazim diberikan kepada pasien diare akut anak tidak memperpendek lama tinggal di rumah sakit. Peresepan antibiotik pada pasien anak dengan diare akut perlu dipertimbangkan lebih lanjut dengan mempertimbangkan peta kuman lokal rumah sakit. 
TOTAL BIAYA TERAPI INSULIN PADA KASUS DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI KOTAMADYA DENPASAR Luh Putu Febryana Larasaty; I Gusti Ngurah Agung Dewantara Putra; Made Ary Sarasmita
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 7, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.361

Abstract

Insulin merupakan salah satu terapi obat untuk pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2. Terdapat 4 jenis insulin berdasarkan onset kerjanya. Tiap jenis insulin memiliki besaran biaya dan effektivitasnya masing - masing. Telah banyak penelitian dilakukan untuk menilai effektivitas penggunaan insulin, di lain pihak penelitian yang membandingkan biaya total tiap jenis insulin masih sangat sedikit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total biaya yang dibutuhkan untuk terapi insulin pada pasien DM tipe 2 rawat jalan di rumah sakit kotamadya Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2016 di rumah sakit pemerintah di Kotamadya Denpasar. Subyek penelitian adalah pasien DM tipe 2 rawat jalan. Data regimen terapi insulin dan biayanya diperoleh dari rekam medis pasien, data resep, lembar administrasi, laporan terapi pasien pada instalasi farmasi dan juga riwayat sosial pasien. Total biaya dihitung berdasarkan biaya medis langsung (jasa dokter, tes laboratorium, biaya obat dan biaya penyiapan obat serta alat kesehatan), biaya non medis langsung (biaya administrasi dan transportasi) serta biaya non medis tidak langsung (hilangnya gaji/upah karena tidak masuk kerja). Terdapat 8 nama dagang insulin yang diresepkan untuk pasien DM tipe 2, dengan masing – masing persentase penggunaannya adalah sebagai berikut : Apidra Solostar (12,50%), Humalog Mix (4,35%), Humalog Quickpen (3,80%), Humulin N (2,17%), Lantus Solostar (28,26%), Levemir (11,96%), Novomix (1,09%) and Novorapid (35,87%). Total biaya terendah regimen terapi insulin adalah penggunaan Lantus Solostar (Rp 528.480,-) dan total biaya tertinggi adalah Humalog Mix (Rp. 685.066,-). Rata – rata total biaya terapi insulin adalah sebesar Rp. 565.474,-
ANALISIS PROSES PENGELOLAAN OBAT RSUD DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN LEAN HOSPITAL Novianti Fatli Azizah; Wakhid Slamet Ciptono; Satibi Satibi
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 7, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.369

Abstract

Proses pelayanan yang efisien erat kaitannya dengan proses pengelolaan obat yang efisien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi aktivitas serta menganalisis akar penyebab masalah dari waste kritis dengan menggunakan pendekatan lean hospital pada proses pengelolaan obat di sebuah Rumah Sakit Umum Daerah di Jawa Timur. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu melalui observasi, wawancara dan penelusuran dokumen pada bulan November-Desember 2016 dan Januari 2017, untuk mendapatkan identifikasi aktivitas seleksi, pengadaan dan distribusi. Waste kritis diperoleh melalui kuesioner pembobotan waste dari penilaian seluruh petugas yang terlibat dalam proses, untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Future state mapping dibuat dengan menghilangkan unsur waste dari proses pengelolaan obat. Hasil penelitian: Value stream mapping menunjukkan waste di setiap tahapan proses pengelolaan obat yaitu waste of defect, waste of waiting, waste of inventory, waste of transportation, waste of motion, waste of overprocessing, waste of overproduction, dan waste of human potential. Kesimpulan: Sebagian besar tahapan dalam proses pengelolaan obat memiliki value added activity kurang dari 50%. Analisis akar penyebab masalah dari waste kritis yaitu kesibukan dokter dalam pelayanan menyebabkan penundaan dalam pengisian formulir usulan dan tidak semua SMF memiliki sekretaris, perencanaan belum terfasilitasi oleh SIM, sistem yang memaksa input SPPH pada saat penyusunan PO e-purchasing, adanya perubahan harga obat yang mendadak, tidak adanya tenaga kasir di UPF, tidak ada pemisah resep di awal pelayanan, bentuk ruangan UPF 1 memanfaatkan fasilitas lama, CPO belum difasilitasi oleh SIM, mesin etiket hanya 1 unit dan belum optimal.
GAMBARAN PENGOBATAN DAN BIAYA MEDIS LANGSUNG PASIEN ISPA ANAK DI RS ‘X’ TAHUN 2015 Nurul Mar'atus Sholihah; Ressi Susanti; Eka Kartika Untari
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 7, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.368

Abstract

Infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat, yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak- anak dan dewasa. Infeksi saluran pernafasan akut serta dampak yang ditimbulkannya membawa akibat pada tingginya konsumsi obat. Bervariasinya penggunaan obat pada pasien ISPA menyebabkan terjadinya pembebanan biaya yang bervariasi dari setiap pasien yang akhirnya akan berpengaruh terhadap beban biaya kesehatan yang harus ditanggung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengobatan dan biaya medis langsung pada pasien ISPA anak rawat jalan di RS ‘X’.Penelitian yang dilakukan dengan metode observasional dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional) dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling yaitu teknik purposive sampling pada 70 pasien anak yang menderita ISPA rawat jalan di RS ‘X’ pada tahun 2015. Hasil penelitian didapatkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan pada pasien anak penderita ISPA adalah amoksiklav sebesar 21,42%. Sedangkan terapi suportif yang paling banyak digunakan untuk pasien anak ISPA adalah kombinasi golongan dekongestan dan antihistamin sebesar 21,42%. Biaya total rata-rata medis langsung pada pasien ISPA anak rawat jalan yaitu sebesar Rp. 250.407.00

Page 1 of 1 | Total Record : 7