cover
Contact Name
Anissa Lestari Kadiyono
Contact Email
anissa.lestari@unpad.ac.id
Phone
+6281311114811
Journal Mail Official
jurnal.psp@unpad.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21 Jatinangor - Sumedang 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Psychological Science and Profession
ISSN : 25983075     EISSN : 26142279     DOI : https://doi.org/10.24198/jpsp
Aim: Jurnal ini memuat artikel ilmiah hasil penelitian yang terkait dengan keilmuan dasar psikologi dan penerapannya dalam keprofesian Psikolog. Scope: Adapun bidang psikologi yang termasuk di dalamnya yaitu Psikologi Klinis baik dewasa, anak maupun remaja, Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, dan Psikologi Umum & Eksperimen.
Articles 159 Documents
Efektifitas Pelatihan Koping Religius untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Hesty Yuliasari; Hepi Wahyuningsih; Rr. Indahria Sulityarini
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.686 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.15024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelatihan koping religius dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain non-randomized pretest-posttest control group design. Partisipan dalam penelitian ini adalah 18 penderita Diabetes Mellitus tipe 2. Berjenis kelamin perempuan dan laki-laki beragama islam yang dikelompokkan dalam dua kelompok. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok, satu kelompok (n=8) sebagai kelompok eksperimen yang menerima perlakuan berupa pelatihan koping religius. Satu kelompok lainnya (n=10) sebagai kelompok kontrol (waiting list). Skala kesejahteraan psikologis yang digunakan, dibuat berdasarkan teori dari Ryff (1989). Uji hipotesis menggunakan analisis non-parametrik berupa Mann Whitney U Test untuk menguji perbedaan nilai berdasarkan kelompok, yaitu eksperimen dan kontrol (Z = -3,558 dan p = 0,000 dimana p < 0,05). 
PERSEPSI REMAJA TERHADAP AUTHORITATIVE PARENTING PRACTICE YANG DITERAPKAN ORANGTUA DAN INTENSI BERPERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA Desiningrum Desiningrum; Dinie Ratri
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.252 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.16579

Abstract

Remaja merupakan fase usia transisi anak-anak menuju dewasa, dimana individu mulai ingin menonjolkan identitas dirinya. Remaja dalam perkembangannya tetap membutuhkan arahan dan pengawasan dari orangtua, karena remaja akan banyak dipengaruhi oleh pergaulan sosial teman sebaya dalam pembentukan identitas dirinya, yang bisa mengarah pada kenakalan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi remaja terhadap authoritative parenting style dan intensi berperilaku delinkuen. Penelitian ini menggunakan metode korelasi kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja siswa kelas IX SMPIT di tiga sekolah di Semarang dan tinggal bersama orangtua dengan jumlah populasi total 400 siswa, dan diperoleh sampel 188 siswa dengan teknik cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan dua skala psikologis, yaitu skala persepsi remaja terhadap authoritative parenting practice orangtua dengan 39 item valid, serta skala intensi berperilaku delinkuen pada remaja dengan 35 item valid. Data penelitian diolah menggunakan analisis regresi, dengan hasil nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) dan korelasi (r)=-0,228. Artinya terdapat hubungan negatif dan signifikan antara persepsi remaja terhadap authoritative parenting practice orangtua dengan intensi dalam berperilaku delinkuen pada remaja. Temuan hasil wawancara adalah, subyek menilai bahwa kemampuan orangtua dalam menjaga keharmonisan keluarga adalah penting, dan menurut subyek peran kedua orangtua meskipun berbeda bisa saling melengkapi. Kata kunci: persepsi terhadap authoritative parenting practice, intensi berperilaku delinkuen, remaja
EFEKTIVITAS COGNITIVE BEHAVIOR ART THERAPY UNTUK MENINGKATKAN SELF-ESTEEM REMAJA OBESITAS YANG MENJADI KORBAN BULLYING Fadila Nisa Ul-Hasanah; Ihsana Sabriani Borualogo; Hedi Wahyudi
Journal of Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.518 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v1i3.14969

Abstract

Remaja obesitas kerap menjadi korban bully. Self-esteem mereka yang rendah, menghambat mereka untuk dapat adaptif dengan lingkungannya, sehingga menjadi rentan untuk menjadi korban bully. Penelitian ini bertujuan utuk mengukur efektivitas pemberian Cognitive Behavior Art Therapy guna meningkatkan self-esteem remaja obesitas yang menjadi korban bully. Teknik intervensi yang digunakan untuk meningkatkan self-esteem pada remaja obesitas korban bully yaitu Cognitive Behavior Art Therapy yang  diadaptasi dengan menggunakan panduan art therapy tecniques and application. Melalui intervensi ini, subjek mengeksplorasi emosi dan kebutuhannya,  serta  melakukan restrukturisasi kognitif  pikiran negatif dan mengubahnya menjadi pikiran positif menggunakan media menggambar, agar mereka dapat adaptif dengan lingkungannya. Partisipan dalam penelitian ini adalah dua orang remaja obesitas korban bully yang mengalami kendala untuk dapat adaptif dengan lingkungannya, keduanya perempuan usia 15 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test post-test. Hasil penelitian dibahas secara deskriptif, karena jumlah partisipan yang hanya dua orang, tidak mencukupi untuk dilakukan uji hipotesis. Self-esteem diukur menggunakan Coopersmith Self-esteem Inventory. Pengukuran self-esteem sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan bahwa Cognitive Behavior Art Therapy cukup efektif dalam meningkatkan self-esteem kedua remaja obesitas korban bully tersebut. Subjek pertama mengalami peningkatan skor self-esteem sebesar 42,31%; sedangkan subjek kedua mengalami peningkatan skor self-esteem sebesar 38,46%. Dengan meningkatnya self-esteem, remaja obesitas korban bully menjadi lebih mampu mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya, memberikan penilaian positif mengenai dirinya, sehingga dapat adaptif dengan lingkungannya.  Kata kunci : Cognitive Behavior Art Therapy, Self-esteem, Obesitas, Korban bully
MENGENAL LEBIH DEKAT: OCCUPATIONAL STRESS PADA DOKTER INTERNSIP Annisa Yuliarahma Wintoro; Ratu Rantilia Dwiputri; Seruni Yuniarti; Aulia Iskandarsyah
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.709 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.16840

Abstract

Dokter yang telah studi dan mengambil sumpah dokter, berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, diwajibkan mengikuti intersip selama satu tahun. Selama menjalani internsip, terdapat perbedaan antara ekspektasi dan realita yang membuat mereka frustrasi, namun tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubah keadaan sehingga dapat menyebabkan perasaan tertekan (stres). Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan tingkat stres dari dokter internsip. Adapun partisipan dari penelitian ini yaitu 95 dokter internsip yang bekerja minimal 3 bulan dan ditempatkan di luar kota asal. Penelitian ini menggunakan alat ukur occupational stressdengan reliabiltas 0.91. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 44,21% dokter berada pada tingkat stres sedang, artinya mereka mengalami stres yang masih dapat dihadapi sehingga tidak dapat menimbulkan gangguan fisik. Berdasarkan hasil penelitian, hal yang paling mengganggu para dokter internsip adalah upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. Selain itu ketidakjelasan peran mereka di rumah sakit pun menjadi salah satu faktor yang menyebabkan stres. Terdapat 27,37% dokter internship yang berada pada kategori agak tinggi dan 3,16% pada tingkat tinggi, artinya mereka dapat berpotensi menimbulkan gangguan fisik. Hasil penelitian dapat digunakan oleh Institusi yang berkaitan dengan dokter internsip agar memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan occupational stress.
PERBEDAAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP DOKTER KANDUNGAN PRIA DAN WANITA Nago Tejena; Nindya Putri Aprodita; Keumala Nuranti; Aulia Iskandarsyah
Journal of Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.391 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v1i3.15231

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Wanita muslim memegang nilai-nilai untuk membatasi interaksi fisik dengan lawan jenis, sehingga diasumsikan akan timbul kesulitan ketika bertemu dengan dokter kandungan pria. Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan gambaran perbedaan sikap ibu hamil terhadap dokter kandungan pria dan wanita. Partisipan penelitian ini adalah 132 ibu hamil beragama Islam yang mengenakan hijab, yang berada dalam masa kehamilan pertama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparatif dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sikap ibu hamil diukur melalui kuesioner yang dibuat berdasarkan teori Sikap (Ajzen, 2005). Selain itu, melalui kueisioner serupa juga dijaring data mengenai belief of competence. Reliabilitas alat ukur sikap berada dalam kategori tinggi (r = 0.889 untuk dokter pria dan r = 0.831 untuk dokter wanita), sedangkan reliabilitas alat ukur belief of competence berada pada kategori sangat tinggi (r = 0.95 untuk dokter pria dan wanita). Analisis data menggunakan teknik analisa kuantitatif dengan menggunakan uji beda T-test untuk membandingkan sikap terhadap dokter kandungan pria dan wanita, serta analisis regresi untuk melihat kontribusi belief of competence pada sikap partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap ibu hamil terhadap dokter wanita secara significant lebih positif dibandingkan dokter pria (t(262) = 3.87, p < 0.001). Faktor gender, budaya, dan agama dinilai sebagai kontributor terhadap sikap ini. Sementara ketika ibu hamil memiliki sikap positif terhadap dokter pria, belief of competence dinilai sebagai faktor yang paling berkontribusi (R2 = 0.46, p < 0.001). Kata kunci—Sikap, Ibu Hamil, Dokter Kandungan, Studi Komparatif
HUBUNGAN KEYAKINAN DIRI MENGELOLA KONFLIK KERJA-KELUARGA, DUKUNGAN ATASAN, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGAYAAN KERJA-KELUARGA Neni Puji Astutik; - Artiawati
Journal of Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.986 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v1i3.14968

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara keyakinan diri mengelola konflik kerja-keluarga, dukungan atasan dan dukungan keluarga besar dengan pengayaan kerja-keluarga. Partisipan penelitian ini sebanyak 250 guru di Surabaya. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner pengayaan kerja-keluarga dibuat oleh Carlson, Kacmar, Waybe & Grzywacz (2006) dan keyakinan diri mengelola konflik kerja-keluarga dibuat oleh Cinamon (2003). Kedua kuesioner tersebut diadaptasi oleh Artiawati dan Andhini (dalam Andhini 2016).  Kuesioner dukungan atasan dan dukungan keluarga besar yang dibuat oleh Antani dan Ayman (2003) dengan tim project 3535 dan didaptasi oleh Artiawati (2012). Hasil yang didapatkan,antara lain:(1)ada hubungan yang signifikan antara keyakinan diri mengelola konflik kerja-keluarga, dukungan atasan, dan dukungan keluarga besar dengan pengayaan kerja-keluarga (F = 25.032; p < 0.05; R square = 0.234). (2)keyakinan diri mengelola konflik kerja-keluarga memiliki hubungan paling kuat dengan pengayaan kerja-keluarga (r parsial 0.259 ; p < 0,05). (3) Dukungan atasan memiliki hubungan terkuat kedua dengan pengayaan kerja-keluarga (r parsial 0.239; p < 0.05). (4)dukungan keluarga besar memiliki hubungan paling lemah dengan pengayaan kerja-keluarga (r parsial 0.216 ; p < 0.05). Saran untuk penelitian selanjutnya perlu melibatkan variabel lain seperti kepribadian, konflik kerja-keluarga, juga mempertimbangkan latar belakang kultural.Kata kunci: keyakinan diri mengelola konflik kerja-keluarga, dukungan keluarga besar, dukungan atasan, guru
DIRI RELIGIUS: SUATU MODEL KONSEPTUAL TENTANG DIRI Retno Hanggarani Ninin; Tb.Zulrizka Iskandar; Ahmad Gimmy Pratama Siswadi; Elmira N. Sumintardja
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1019.511 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.16580

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep Diri Religius (DR) Sejumlah lima belas partisipan terlibat dalam studi kualitatif dan total 739 subyek menjadi partisipan dalam studi kuantitatif. Rancangan penelitian adalah exploratory sequential mix method dengan studi kualitatif mendahului studi kuantitatif. Pengambilan data kualitatif dilakukan menggunakan wawancara dengan pendekatan fenomenologi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis tematik dan menghasilkan konsep DR dengan konstruk yang terdiri dari empat dimensi. Pengambilan data kuantitatif dilakukan melalui kuesioner tertulis, berlokasi di kota Bandung, Denpasar, Jogjakarta, Cimahi, Surabaya, Garut, dan Depok. Penelitian membuktikan bahwa model konseptual DR dengan tiga dimensi yaitu pandangan individu akan keterlibatan Tuhan dalam keber’ada’an, perspektif positif tentang keterlibatan Tuhan dalam peristiwa kehidupan, dan perilaku positif yang disertai dengan emosi positif, secara signifikan sesuai dengan data empiris. DR terbukti merupakan konsep yang dapat membedakan individu yang berorientasi pada Tuhan (theistik) dengan yang tidak (nontheistik). Kata-kata kunci: diri religius, religiusitas, spiritualitas
HUBUNGAN KECEMBURUAN DENGAN KUALITAS HUBUNGAN ROMANTIS REMAJA PENGGUNA INSTAGRAM USIA 15-18 TAHUN YANG BERPACARAN Reti Dwi Utami; Langgersari Elsari Novianti
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.208 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.17067

Abstract

Instagram bukan hanya menjadi media untuk mendapatkan informasi mengenai pasangan tetapi juga dapat menimbulkan kecemburuan bagi para remaja. Kecemburuan seringkali diasosiasikan dengan hal yang negatif pada sebuah hubungan romantis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecemburuan dengan kualitas hubungan romantis pada remaja pengguna instagram usia 15-18 tahun yang berpacaran. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecemburuan merupakan hasil adaptasi dan modifikasi alat ukur multidimensional jealousy dari Pfeiffer & Wong (1989) dengan reliabilitas sebesar 0.950. Kualitas hubungan romantis diukur dengan menggunakan alat ukur PBSC dan SBSC dari Ducat & Zimmer-Gembeck (2010) yang sudah diadaptasi oleh Sarrah (2015) berdasarkan self determination theory (SDT) dengan reliabilitas sebesar 0.923. Kedua alat ukur ini memiliki bukti validitas berupa evidence based in test content.  Responden penelitian ini berjumlah 108 remaja pengguna instagram berusia 15-18 tahun yang berpacaran. Melalui teknik statistik pearson correlation didapatkan hasil bahwa hubungan kecemburuan dengan kualitas hubungan romantis remaja pengguna instagram usia 15-18 tahun yang berpacaran adalah sebesar -0.291 dengan p<0.01. Semakin tinggi kecemburuan yang dimiliki remaja maka semakin rendah kualitas hubungan romantis yang dimilikinya. 
PEMAKNAAN LOYALITAS KARYAWAN PADA GENERASI X DAN GENERASI Y (Studi Pada Karyawan Di Indonesia) Ayu Dwi Nindyati
Journal of Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.57 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v1i3.15230

Abstract

Beberapa survey menjelaskan tidak kurang dari 30% angkatan kerja saat ini adalah generasi Y (gen Y) dengan segala karakteristik yang ada. Perusahaan saat ini didominasi kombinasi antara generasi X (gen X) dan gen Y, yang masing-masing generasi memiliki karakteristik yang berbeda. Lingkungan dan perkembangan teknologi di tempat bekerja para gen X dan gen Y membentuk karakteristik yang berbeda. Dalam dunia Industri, salah satu yang menjadi perbincangan adalah loyalitas karyawan yang dipahami sebagai keyakinan karyawan atas pilihannya dalam mendukung kesuksesan organisasi tempatnya bekerja. Secara singkat karyawan yang loyal memberikan indikator perilaku bersedia untuk menetap dalam organsasi tempatnya bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemaknaan akan loyalitas pada gen X dan gen Y, dengan harapan dapat membantu manajemen untuk mengelola karyawannya. Penelitian dilakukan dengan metode survey pada 108 karyawan gen Y (L = 42 dan P = 66) dan 88 karyawan gen X (L = 33 dan P = 55) di beberapa kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Solo, Manado dan Surabaya). Rata-rata usia gen Y adalah 29 tahun dan gen X adalah 43 tahun. Hasil utama penelitian ini menjelaskan bahwa baik gen X dan gen Y memiliki perbedaan yang signifikan tentang tingkat kepentingan loyalitas karyawan. Gen X menyatakan bahwa loyalitas lebih penting dibandingkan pada gen Y (Mean gen X = 4 dan Mean gen Y = 3,77). Secara frekwensi pindah bekerja memang gen Y memiliki pengalaman pindah kerja yang lebih besar dibandingkan gen X. Pada gen Y loyalitas lebih dipandang pada bagaimana karyawan komit dan bertanggung jawab secara profesionalitas terhadap tugasnya dengan dilandasi kompetensi yang tepat. Gen X memandang loyalitas berkaitan dengan bagaimana karyawan menjalankan fungsinya yang berorientasi pada kemajuan organisasi atau pencapaian tujuan organisasi.  Artinya bahwa pada gen Y lebih focus pada pengembangan karir dalam dirinya sedangkan dalam gen X ketika berorientasi pada pengembangan karir adalah mengarah kepada pengembangan organisasinya. Kata kunci: Gen X, Gen Y, Pemaknaan (meaning), Loyalitas
EFEKTIVITAS CAREER DEVELOPMENT LEARNING PROGRAM UNTUK MEMPERSIAPKAN EMPLOYABILITY DEVELOPMENT PADA SISWA SMK Sulistiobudi, Rezki ashriyana
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 3 (2018): Psikologi Sains dan Profesi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v2i3.19382

Abstract

Sekolah vokasi diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk bisa membantu memangkas tingkat pengangguran di Indonesia. Program revitalisasi dan berbagai kebijakan yang dilakukan masih belum cukup signifikan untuk meningkatkan kemampuan kerja lulusan. Dalam konsep employability development, kemampuan kerja lulusan perlu dipersiapkan sejak dini dengan dasar penetapan arah karir yang matang. Melalui career development learning dengan tahapan dasar yaitu membangun self awareness dan opportunity awareness, maka disusunlah sebuah program yang terdiri dari berbagai aktivitas yang disebut Career Development Learning Program. Sebanyak 26 orang peserta yang berasal dari salah satu SMK di Jatinangor berpartisipasi dalam program ini. Berdasarkan hasil analisa, terdapat peningkatan self awareness yang signifikan pada siswa. Pasca program, peserta juga mengalami peningkatan upaya dalam career self exploration untuk membangun opportunity awareness mengenai dunia kerja. Hal ini menjadi tahapan kritis untuk menentukan aktivitas-aktivitas relevan yang dapat berkontribusi pada pengembangan employability siswa selama dipersiapkan di jenjang sekolah. 

Page 3 of 16 | Total Record : 159


Filter by Year

2017 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 6, No 3 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 5, No 3 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 3, No 3 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 2, No 3 (2018): Psikologi Sains dan Profesi Vol 2, No 2 (2018): Psikologi Sains dan Profesi Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 2, No 1 (2018): Psikologi Sains dan Profesi Vol 2, No 1 (2018): Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess More Issue