cover
Contact Name
Anissa Lestari Kadiyono
Contact Email
anissa.lestari@unpad.ac.id
Phone
+6281311114811
Journal Mail Official
jurnal.psp@unpad.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21 Jatinangor - Sumedang 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Psychological Science and Profession
ISSN : 25983075     EISSN : 26142279     DOI : https://doi.org/10.24198/jpsp
Aim: Jurnal ini memuat artikel ilmiah hasil penelitian yang terkait dengan keilmuan dasar psikologi dan penerapannya dalam keprofesian Psikolog. Scope: Adapun bidang psikologi yang termasuk di dalamnya yaitu Psikologi Klinis baik dewasa, anak maupun remaja, Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, dan Psikologi Umum & Eksperimen.
Articles 159 Documents
PENGARUH INDUKSI GAYA KOGNITIF REFLEKTIF TERHADAP PERSEPSI AKURASI BERITA PALSU (FAKE NEWS) PADA SITUASI EFEK KEBENARAN SEMU (ILLUSORY TRUTH EFFECT) Muh. Zulfajri Shadiq Taswin; Whisnu Yudiana
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2221.598 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i3.19374

Abstract

Penyebaran informasi yang begitu cepat ternyata kurang dapat diimbangi dengan jaminan bahwa informasi tersebut benar adanya. Fenomena beredarnya berita di dunia maya yang kontennya tidak sesuai dengan kenyataan, dikenal dengan istilah berita palsu (fake news). Semakin sering seseorang mendengar sebuah informasi, terlepas dari apakah informasi tersebut benar atau tidak, semakin mungkin pula ia mempercayai bahwa informasi tersebut benar. Fenomena tersebut dinamakan dengan efek kebenaran semu (illusory truth effect). Kecenderungan menggunakan salah satu dari dua proses kognitif yang ada, yakni proses tipe 1 (intuitif) atau tipe 2 (reflektif), ketika menerima berita palsu dinamakan gaya kognitif. Orang dengan gaya kognitif reflektif cenderung lebih mungkin untuk mampu membedakan berita palsu dari berita asli, dibandingkan orang dengan gaya kognitif intuitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam situasi efek kebenaran semu terjadi, seseorang yang diinduksikan gaya kognitif reflektif lebih mampu menilai berita palsu sebagai palsu dibandingkan orang yang tidak terinduksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan metode between participant post-test only design yang dilakukan pada 215 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran menggunakan simple random sampling. Induksi gaya kognitif reflektif diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan metode Visual Priming gambar patung The Thinker. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney U dua sampel bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh induksi gaya kognitif reflektif terhadap persepsi akurasi berita palsu dalam situasi adanya efek kebenaran semu. Penjelasan dominan yang menjadi dugaan peneliti ialah karena induksi menggunakan visual priming gambar patung The Thinker tidak dapat direplikasi pada penelitian ini.
PARENTAL EMOTIONAL COACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHADAPI EMOSI NEGATIF ANAK TUNARUNGU Sarry, Septi Mayang
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 2 (2018): Psikologi Sains dan Profesi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.101 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i2.21193

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan orang tua dalam menghadapi anak yang memiliki emosi negatif sebelum dan sesudah mengikuti program parental emotional coahing. Hasil dari penelitian ini menunjukan parental emotional coaching efektif bagi orang tua untuk meningkatkan kemampuan menghadapi emosi negatif anak tunarungu. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen yang diukur dengan Coping with Children’s Emotion Scale yang mengambarkan 6 respon orang tua dalam menghadapi emosi negatif anak yaitu problem focused reaction, emotion focused reaction, expressive encouragement, minimization reaction, punitive reaction, distress reaction. Dua respon pertama yaitu, problem focused reaction, emotion focused reaction merupakan suatu respon yang mendukung untuk bisa menghadapi emosi negatif anak secara efektif. 
PROGRAM PSIKOEDUKASI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG TENTANG CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH (2-5 TAHUN) Novianti, Lanngersari Elsari; Noer, Afra Hafny; Qodariah, Laila; Moeliono, Marisa Fransisca; Pebriani, Lucia Voni; Joefiani, Poeti; Ardiwinata, Maya
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Psikologi Sains dan Profesi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.15286

Abstract

Pendidik anak usia dini atau lebih dikenal dengan sebutan Guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), memegang peranan penting terhadap optimalisasi aspek perkembangan anak secara holistik. Merujuk pada kebutuhan guru PAUD dan hasil pemeriksaan psikologi pada anak-anak PAUD di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, diadakanlah program psikoedukasi bagi para guru untuk meningkatkan pengetahuan guru mengenai ciri perkembangan anak usia dini (3-6 tahun) dan stimulasi bagi aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Metode yang digunakan dalam program ini adalah Psikoedukasi yang diberikan kepada 86 orang guru PAUD dari Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Materi mencakup 1) Mengenal Ciri Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun dan 2) Stimulasi Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun yang dikemas dalam metode belajar lecturing, games, diskusi kelompok, experiential learning, dan presentasi. Berdasarkan hasil evaluasi partisipan merasakan adanya manfaat dalam penambahan wawasan dan dapat berbagi ilmu dengan pengajar dan rekan guru PAUD lainnya, namun jika dilihat dari hasil pre-post test, tidak terdapat perubahan signigikan dalam perolehan pengetahuan guru. Terdapat beberapa hal yang dapat dikembangkan dari kegiatan ini, antara lain pengembangan alat ukur pre-post test yang lebih spesifik, pengkajian ulang mengenai materi dan metode, perluasan materi mengenai anak berkebutuhan khusus, dan keberlanjutan program yang dapat dilaksanakan kepada orang tua siswa.Kata kunci : pendidikan anak usia dini, ciri perkembangan anak, stimulasi perkembangan anak, psikoedukasi
Penyusunan Prototipe Performance Management System berbasis Balanced Scorecard pada PT. X nugroho, bintang karismacho; Artiawati, -
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 3 (2018): Psikologi Sains dan Profesi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v2i3.20633

Abstract

PT. X merupakan perusahaan yang memiliki bisnis pada bidang kuliner. Sejak didirikan hingga saat ini, PT. X belum pernah mencapai target secara sempurna. Pimpinan PT. X merasa hal tersebut disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut, yaitu penerapan performance management system berbasis balanced scorecard, karena dapat mendukung peningkatan kinerja perusahaan melalui pengelolaan sumber daya manusia dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal perusahaan.Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan intervensi berupa rancangan performance management system berbasis balanced scorecard yang paling sesuai dengan PT. X untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengelolaan sumber daya manusia. Metode penelitian ini adalah research & development. Hasil rancangan intervensi yang telah dirumuskan berupa performance management system pada tahap prerequisites (rumusan harapan pimpinan dan skema arahan strategi, balanced scorecard (objective).Hasil evaluasi terhadap rancangan intervensi, yaitu secara keseluruhan para rater menilai rancangan intervensi yang dirumuskan telah tepat dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi, namun pada beberapa hal kurang aplikatif jika saat ini langsung diterapkan di perusahaan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rancangan intervensi yang telah dirumuskan ini dapat diterima oleh pihak ahli dan user, meskipun terdapat beberapa catatan yang membangun untuk menyempurnakan rancangan intervensi yang telah dirumuskan. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini, yaitu penelitian selanjutnya harus tetap mengacu pada konsep performance management system tahap prerequisites yang telah dirumuskan, agar pengembangan tetap terintegrasi dengan arah, tujuan, dan strategi perusahaan, serta PT. X juga perlu melakukan pilot test untuk menguji keefektifan rancangan intervensi yang telah dirumuskan.
PENGEMBANGAN SERVICE CLIMATE ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN EMPLOYEE WORK PASSION Marina Sulastiana; Anissa Lestari Kadiyono; Aulia Anisyah Fassa
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.605 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i2.21191

Abstract

Peningkatan iklim pelayanan dibutuhkan untuk dapat memberikan jasa terbaik bagi pasien yang membutuhkan perawatan pada Rumah Sakit. Upaya untuk dapat bekerja dengan baik dan juga mencintai profesi mereka merupakan hal yang penting untuk ditumbuhkan. Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh service climate terhadap employee work passion pada perawat di rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner service climate berdasarkan teori Schneider & White (2004), dan kuesioner employee work passion yang merujuk pada model employee work passion yang dikembangkan oleh Zigarmi et al., (2011) kepada 41 orang perawat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara service climate terhadap employee work passion pada perawat. Hal ini menunjukkan semakin positif service climate di rumah sakit, maka akan semakin tinggi employee work passion pada perawat. Service climate yang positif dan employee work passion yang tinggi pada perawat dapat mendorong perawat memunculkan perilaku kerja yang memuaskan, sehingga dapat tercapai pelayanan yang berkualitas. Untuk mempertahankan dan meningkatkan service climate di rumah sakit dilakukan intervensi berupa workshop dan group counseling yang diberikan kepada perawat maupun pihak manajemen.service climate; employee work passion; kualitas pelayanan; perawat; rumah sakit.
SELF-DISCLOSURE DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN DAN SELF-ESTEEM PADA REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL Achmad Zulkifli
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.171 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i2.21194

Abstract

Manusia dalam hidupnya selalu bergantung kepada manusia lain. Manusia selalu butuh berkomunikasi dengan manusia lain. Seiring dengan modernnya zaman, kini komunikasi manusia semakin kreatif dengan adanya media sosial online. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan antara tipe kepribadian dan self-esteem terhadap self-disclosure pada remaja pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang diukur menggunakan tiga skala yaitu Eysenck Personality Inventory (EPI), Self-esteem Coppersmith, dan Self-disclosure Scale. Responden penelitian adalah 205 remaja yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Tipe kepribadian dan self-esteem terhadap Self-disclosure., Tipe kepribadian dan self-esteem mempengaruhi self-disclosure sebesar 56,3%. Tipe kepribadian memberikan sumbangan sebanyak 1,5% dan self-esteem sebanyak 54,7% terhadap self-disclosure. 
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK CBT DENGAN PASSIVE VS ACTIVE MUSIC THERAPY UNTUK MEREDUKSI ACADEMIC ANXIETY Dominikus David Biondi Situmorang; Mungin Eddy Wibowo; Mulawarman Mulawarman
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.8 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i2.17803

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan layanan konseling kelompok pendekatan cognitive behavior therapy (CBT) dengan teknik passive music therapy dan active music therapy dalam mereduksi academic anxiety mahasiswa BK Unika Atma Jaya penyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan repeated measures (pretest, posttest, dan follow-up). Konseling kelompok dilaksanakan selama 5 pertemuan (masing-masing 100 menit), dan follow-up dilakukan setelah 2 minggu diberikan treatment. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 14 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok. Pemilihan subyek menggunakan teknik purposive sampling yaitu didasarkanpada kriteria academic anxiety yang diperoleh dari academic anxiety scale (rxy= 0.536-0.823, koefisien alpha = 0.963). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pretest vs posttest, konseling kelompok pendekatan CBT dengan passive music therapy (MD=47,000) lebih efektif untuk mereduksi academic anxiety dibandingkan dengan active music therapy (MD=42,000). Pada pretest vs follow-up, active music therapy (MD=45,714) lebih efektif untuk mereduksi academic anxiety dibandingkan dengan passive music therapy (MD=40,857). Selanjutnya pada posttest vs follow-up, active music therapy (MD=3,714) lebih efektif untuk mereduksi academic anxiety dibandingkan dengan passive music therapy yang mengalami kenaikkan academic anxiety (MD=-6,143) setelah dua minggu diberikan treatment. Teknik Passive dan Active Music Therapy yang diintegrasikan dalam konseling kelompok pendekatan CBT tidak hanya dapat mengatasi masalah individu, tetapi juga dapat membantu individu menganalisis pikiran dan perilaku mereka sendiri, melalui aktivitas mendengarkan musik secara pasif dan memainkan musik secara aktif.
SOCIAL MEDIA ENGAGEMENT SEBAGAI MEDIATOR ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA Sarentya Fathadhika; - Afriani
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.872 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i3.18741

Abstract

Fear of missing out atau kekhawatiran akan kehilangan momen penting pada aktivitas media sosial, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya intensitas remaja dalam menggunakan media sosial saat ini. Hal tersebut dapat mengarah kepada terjadinya kecanduan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fear of missing out dengan kecanduan media sosial yang dimediasi oleh social media engagement pada remaja di Kota Banda Aceh. Sejumlah 343 remaja dengan rentang usia 13 – 18 tahun dari 4 sekolah menengah di Kota Banda Aceh terpilih sebagai subjek penelitian melalui metode multistage cluster dan disproportionate stratified random sampling. Penelitian ini mengadaptasi alat ukur yaitu Social Media Disorder (SMD) Scale-short version dari Eijnden, Lemmens, dan Valkenburg, Fear of missing out Scale dari Przybylski, Murayama, Haan, dan Gladwell, dan Social media engagement Questionnaire dari Przybylski, Murayama, Haan, dan Gladwell untuk mengukur variabel kecanduan media sosial, fear of missing out, dan social media engagement. Data penelitian dianalisa menggunakan hierarchical regression analysis untuk menguji hipotesa penelitian. Hasil analisa menunjukkan bahwa fear of missing out memiliki hubungan yang signifikan secara langsung (β=0,37; p<0,05) dan tidak langsung (β=0,39; p<0,05) terhadap kecanduan media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa risiko kecanduan media sosial berkaitan dengan fear of missing out yang dimediasi oleh social media engagement. Semakin besar kekhawatiran remaja akan kehilangan momen dalam media sosial, maka mendorong mereka untuk terus dapat terikat dengan aktivitas di media sosial yang mengarah kepada perilaku kecanduan.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENJAWAB TANTANGAN MEA Diana Harding; Anissa Lestari Kadiyono; Yuyun Hidayat; Nurul Yanuarti
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.526 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i2.21196

Abstract

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) menjadi sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota didalamnya. MEA dapat mengembangkan konsep meta-nasional dalam rantai suplai makanan, dan menghasilkan blok perdagangan tunggal yang dapat menangani dan bernegosiasi dengan eksportir dan importir non-ASEAN. MEA juga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Dalam rangka menjawab tantangan MEA tersebut, tentu saja hal ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Perlu adanya suatu perencanaan, konsep yang tertata, serta partisipasi antara pihak pemerintah, swasta dan akademisi. Salah satu upaya pihak akademisi dalam menghadapi tantangan MEA adalah menyiapkan suatu konsep yang tertata dalam hal pelatihan & pengembangan SDM, sehingga konsep tersebut bisa dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait. Pelatihan & Pengembangan SDM merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas SDM, karena pada dasarnya setiap manusia dapat “diasah”, dilatih dan dikembangkan. 
MARITAL SATISFACTION PADA ISTRI DI KELUARGA TAHAP FAMILY WITH YOUNG CHILDREN: STUDI DESKRIPTIF Alifa Anandyta Putri Lasmana
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.611 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i2.17110

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pernikahan (marital satisfaction) pada istri yang berada dalam keluarga di tahap family with young children di Kota Bandung. Pada tahap ini, pasangan mengalami transisi peran dari hanya pasangan menjadi orang tua. Transisi peran tersebut akan memberikan banyak masalah bagi pasangan tersebut yang berhubungan dengan kepuasan pernikahan yang dirasakan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan kepuasan pernikahan partisipan secara umum yang dilihat dari 10 dimensi kepuasan pernikahan menurut Fowers & Olson (1993). Penelitian ini juga menyajikan data terkait dimensi mana yang memiliki skor kepuasan pernikahan paling tinggi dan paling rendah pada tiap kategori kepuasan pernikahan. Pada penelitian ini, peneliti menganalisa kepuasan pernikahan pada level individu dan hanya pada pasangan wanita (istri). Partisipan dalam penelitian ini adalah 38 istri dengan anak pertama dibawah 5 tahun di Kota Bandung. Data penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner online dengan teknik sampling non probability, yaitu snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan 97,3% sampel merasa puas atas pernikahan mereka.

Page 4 of 16 | Total Record : 159


Filter by Year

2017 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 6, No 3 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 5, No 3 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 3, No 3 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 2, No 3 (2018): Psikologi Sains dan Profesi Vol 2, No 2 (2018): Psikologi Sains dan Profesi Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess Vol 2, No 1 (2018): Psikologi Sains dan Profesi Vol 2, No 1 (2018): Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess More Issue