cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi" : 10 Documents clear
INTERAKSI SOSIAL ANTARA DIFABEL DENGAN PEDAGANG PASAR TANGGUL DI KOTA SURAKARTA Johan Effendy Dwi Saputra
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.41587

Abstract

The rapid development and growth in the trade sector makes the traditional market a place where sellers and buyers exchange for goods and services. With the traditional market everyone has the right to access it as well as the diffable that have special needs. This research aims to determine the social interaction between the disabled and the market trader of Surakarta City and to know the service provided by the trader to the diffable. This study used the symbolic interacionism theory of George Herbert Mead. This research with a qualitative descriptive approach gathered from findings in the field through observation, in-depth interviews and documentation. The results of this research show that the form of social interaction that occurs between the diffable with the market trader of the city embankment of Surakarta is associative and dissociative. Pasar Tanggul also provides some services to the diffable by providing a friendly smile, good service by traders and market managers, whether it is to serve the diffable honestly and help the diffable in shopping. So that the diffable feel comfortable with the service provided. In addition, it is also supported and availability of accessible facilities that facilitate the accessibility of Tanggul market.Keywords: Social interactions, Diffable, Merchants, Traditional Markets. AbstrakPerkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam sektor perdagangan menjadikan pasar tradisional sebagai tempat penjual dan pembeli mengadakan pertukaran barang dan jasa. Dengan adanya pasar tradisional semua orang berhak untuk mengaksesnya begitu juga dengan difabel yang memiliki kebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi sosial antara difabel dengan pedagang Pasar Tanggul Kota Surakarta dan Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan pedagang terhadap difabel. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik dari George Herbert Mead. Penelitian ini dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang dikumpulkan dari hasil temuan di lapangan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk interaksi sosial yang terjadi antara difabel dengan pedagang Pasar Tanggul Kota Surakarta yaitu asosiatif dan disosiatif. Pasar Tanggul juga memberikan beberapa pelayanan terhadap difabel dengan memberikan senyuman yang ramah, pelayanan yang baik oleh pedagang maupun pengelola pasar, baik itu dalam melayani difabel dengan jujur dan membantu difabel dalam berbelanja. Sehingga difabel merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Selain itu juga didukung dan tersedianya fasilitas yang ramah difabel yang mempermudah difabel dalam mengakses Pasar Tanggul.Kata kunci: Interaksi Sosial, Difabel, Pedagang, Pasar Tradisional. 
PERILAKU MASYARAKAT KOTA: TELAAH KRISIS EKOLOGI DI KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA Muhammad Alif Alauddin; Alif Akbar Pribandono; Fio Debi Saputri; Novenda Hijrah Nugraheni Pramukti; Khexe Purnama Sari; Rosseta Septia Menawati; Addin Kurnia Putri
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.40665

Abstract

Population growth in big cities impact to various social problems. The city of Surakarta as the second largest municipality in Central Java is full of social problems due to the behavior caused by the people. This study explores the behavior of urban communities which widely impact to environmental damage or ecological crises. Serengan Subdistrict was chosen as the research location because of its limited environmental management facilities which are not evenly distributed compared to other sub-districts in Surakarta City. The focus of this study is the behavior of urban communities in Serengan District, Surakarta City. Researchers used a mixed method with a qualitative-dominant and quantitative-less design. Phenomenology is used as an approach to explore the various typifications of society from the perspective of behavior and ecological crises. In-depth interviews (in-depth interviews), observation, literature study, and documentation were carried out in collecting qualitative data. While there were 96 respondents who then used quantitative Pearson correlation analysis in presenting the data results. Qualitative research shows that in the Serengan District community there are 2 types of behavior and ecological crises, i.e gigantism and environmental management systems. The quantitative results show a positive relationship between the 2 variables. This research is useful as an in-depth study of sociology and environmental science on the development of urban communities, particularly in the city of Surakarta.Keywords: Urban Community Behavior, Urban Sociology, Ecology.AbstrakPertumbuhan penduduk di kota-kota besar menimbulkan beragam masalah sosial. Kota Surakarta sebagai kota madya terbesar kedua di Jawa Tengah penuh dengan permasalah sosial akibat perilaku masyarakatnya. Penelitian ini berusaha menggali perilaku masyarakat kota yang berpengaruh kepada kerusakan lingkungan atau krisis ekologi. Kecamatan Serengan dipilih menjadi lokasi penelitian karena keterbatasan fasilitas pengelolaan lingkungan yang tidak merata dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Surakarta. Fokus studi ini adalah perilaku masyarakat perkotaan di Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Peneliti menggunakan mixed method dengan desain qualitative-dominant and quantitative-less. Fenomenologi digunakan sebagai pendekatan untuk menggali ragam tipifikasi masyarakat atas perspektif perilaku dan krisis ekologi. Wawancara mendalam (indepth-interview), observasi, studi literatur, dan dokumentasi dilakukan dalam pengumpulan data kualitatif. Sedangkan terdapat 96 responden yang selanjutnya menggunakan analisis korelasi pearson kuantitatif dalam penyajian hasil data. Penelitian kualitatif menunjukan pada masyarakat Kecamatan Serengan terdapat 2 tipifikasi terhadap perilaku dan krisis ekologi yaitu gigantisme dan sistem pengelolaan lingkungan. Hasil kuantitatif menunjukan hubungan positif antara 2 variabel tersebut. Penelitian ini bermanfaat sebagai telaah mendalam sosiologis dan ilmu lingkungan terhadap perkembangan masyarakat kota khususnya di Kota Surakarta. Kata kunci: Perilaku Masyarakat Kota, Sosiologi Perkotaan, Ekologi.
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI HOMESCHOOLING MELALUI PEMBELAJARAN REFLEKTIF Irfan Fatkhurrahman; Ahmad Zuber; Supriyadi Supriyadi; Afif Muchlisin
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.43174

Abstract

This study aimed to analyze 1) Homeschooling as an Alternative to Non-Formal Education with the support of Paulo Freire’s educational theory for freedom, 2) The Implementation of Character Education through Reflective Learning at PKBM Homeschooling Primagama Solo. The study used qualitative research methods with case study strategy. The determination of informants used purposive sampling techniques. The informants consisted of one key informant, 4 main informants, and 7 supporting informants. The data collection was carried out using a participant observation technique in the field, in-depth interviews, and documentation studies. The data were analyzed in three stages, including data reduction, data display, and drawing conclusions. The data were verified by source triangulation. The results showed that 1) Primagama could be an alternative to non-formal education with the facilities and services provided. However, referring to Freire’s educational theory for freedom which revealed 4 important points: the relationship between teacher and student, educational methods, educational curriculum, and educational goals, it obtained that education in homeschooling had not been fully liberated because the curriculum was still followed the rules and due to problems of education costs which caused not all people could experience this type of education, 2) The implementation of the four levels of reflective learning hierarchy: habitual action, understanding, reflection, and critical reflection had an impact on the self-development and critical thinking of homeschooling students. The more students move to the right and have broader critical thinking in the continuum of the hierarchy, the learning outcomes in homeschooling are expected to be of higher quality. Keywords: Character Education, Freedom Education, Homeschooling, Reflective learning.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) Homeschooling Sebagai Alternatif Pendidikan Nonformal dengan didukung teori pendidikan untuk pembebasan dari Paulo Freire, 2) Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Reflektif di PKBM Homeschooling Primagama Solo. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif  dengan strategi studi kasus. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Informan terdiri dari satu informan kunci, 4 informan utama, dan 7 informan pendukung. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi partisipan di lapangan, wawancara (in-depth interview), dan studi dokumentasi. Data dianalisis dalam tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Data diverifikasi dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan 1) Primagama bisa menjadi salah satu alternatif pendidikan nonformal dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Namun mengacu pada teori pendidikan untuk pembebasan dari Freire yang mengungkap 4 poin penting : hubungan guru dan murid, metode pendidikan, kurikulum pendidikan, dan tujuan pendidikan, ternyata ditemukan bahwa pendidikan dalam homeschooling belum sepenuhnya membebaskan dikarenakan kurikulum yang masih mengikuti aturan dan masalah biaya pendidikan sehingga tidak semua masyarakat bisa untuk menikmati pendidikan jenis ini, 2) Penerapan empat hierarki pembelajaran reflektif : tindakan rutin, pengertian, refleksi, dan refleksi kritis berdampak bagi pengembangan diri dan pemikiran kritis siswa homeschooling. Semakin siswa bergerak ke kanan dan mempunyai pemikiran kritis yang lebih luas dalam kontinum hierarki, maka hasil belajar dalam homeschooling diharapkan menjadi lebih bermutu.Kata kunci: Pendidikan karakter, Pendidikan Pembebasan, Homeschooling, Pembelajaran reflektif.
PERAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA & LINGKUNGAN HIDUP (LPPSLH) DALAM PEMBERDAYAAN PETANI PENDERES Arum Tri Astuti
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.41961

Abstract

Plantation is one of the potential agricultural sub-sectors in Indonesia and coconut is a commodity that is developed as a raw material for the coconut sugar industry. Rancamaya has great potential in the coconut sugar business, but the craftsmen, namely taper farmers, are still living in poverty. This study aims to describe the role of the LPPSLH as a facilitator in the coconut sugar empowerment program for tanters farmers, the empowerment process and efforts to build the independence of Teres farmers in Rancamaya Village, Cilongok District, Banyumas Regency. The research subjects were LPPSLH and taper farmers in Rancamaya Village. The research method used a qualitative method with a descriptive approach and the sampling was done purposively. Data collection was carried out through interviews, observation and literature study. Anthony Giddens' structuration theory regarding agents and structure is used to examine the role of agents and structures in the empowerment process of taster farmers. The results showed that LPPSLH played a role in education, facilitation and advocacy for smallholders in empowerment programs, the empowerment process was carried out through the stages of area assessment, program socialization, training, organic certification, development of market access, and monitoring evaluation. Efforts to build independence are carried out by encouraging farmers to form farmer groups and cooperatives as a forum for learning together, strengthening farmers' bargaining positions and developing coconut sugar businesses.Keywords: Role, Community Empowerment, Facilitator, Penderes Farmer. AbstrakPerkebunan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang potensial di Indonesia dan kelapa menjadi komoditas yang dikembangkan sebagai bahan baku dalam industri gula kelapa. Rancamaya memiliki potensi besar dalam usaha gula kelapa, namun pengrajinnya yaitu petani penderes masih hidup dalam kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran LPPSLH sebagai fasilitator dalam program pemberdayaan gula kelapa terhadap petani penderes, proses pemberdayaan dan upaya membangun kemandirian petani penderes di Desa Rancamaya, Kecamatan Cilongok , Kabupaten Banyumas. Subjek penelitian yaitu LPPSLH dan petani penderes di Desa Rancamaya. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Teori struktursasi miliki Anthony Giddens mengenai agen dan struktur digunakan untuk mengkaji bagaimana peran agen dan struktur dalam proses pemberdayaan petani penderes. Hasil penelitian menunjukkan LPPSLH melakukan peran edukasi, fasilitasi dan advokasi kepada petani penderes dalam program pemberdayaan, proses pemberdayaan dilakukan melalui tahapan assesment wilayah, sosialisasi program, pelatihan, sertifikasi organik, dan pengembangan akses pasar, serta monitoring evaluasi. Upaya membangun kemandirian dilakukan dengan cara mendorong petani untuk membentuk kelompok tani dan koperasi sebagai wadah untuk belajar bersama, menguatkan posisi tawar petani dan mengembangkan usaha gula kelapa.Kata kunci: Peran, Pemberdayaan Masyarakat, Fasilitator, Petani Penderes.
NILAI KARAKTER DALAM UNGKAPAN HIKMAH BERSUMBERKAN WACANA BERITA Wardani, Lupita Sari Pitra; Al-Ma’ruf, Ali Imron; Prayitno, Harun Joko
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.43177

Abstract

The purpose of this study is to describe the value of character education in wisdom expressions sourced from news discourse. This research utilizes descriptive qualitative approach. The data of research are in the form of phrase, words, and sentense in news discourse that contain wisdom expressions. The data source is news discourse that contain character value in expressions of wisdom. Data collection techniques utilized are observation and note taking. The object of this study is the expressions of wisdom sourced from news discourse. The data analysis method utilizes the referential identity method and the constituent analysis method. Data analysis uses content analysis method. The result of this study indicate that are various value of character education in expressions of wisdom in news discourse, namely the value of religiosity, professionalism, national defense, creativity, peace loving, fighting spirit, love of environment, love of the motherland, harmony, and honesty. The conclusion of this research is that news discourse contain multidisciplinary wisdom expressions, which can be used in character education for the nation's successors.Keywords: Character Value, Wisdom, Discourse. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memaparkan nilai pendidikan karakter pada ungkapan hikmah bersumberkan wacana berita. Penilitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data berupa kata, frasa, serta kalimat yang ada pada wacana berita yang mengandung nilai karakter dalam ungkapan hikmah. Sumber data adalah wacana berita yang mengandung nilai karakter dalam ungkapan hikmah. Simak dan catat merupakan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Objek dalam penelitian ini adalah ungkapan hikmah yang bersumber dari wacana berita. Metode analisis data menggunakan padan referensial dan metode agih. Analisi data dengan menggunakan analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat berbagai nilai pendidikan karakter dalam ungkapan hikmah dalam wacana berita yakni nilai religiusitas, profesionalisme, bela negara, kreativitas, cinta damai, semangat juang, cinta lingkungan, cinta tanah air, kerukunan, kejujuran. Simpulan dari penelitian ini adalah wacana berita banyak mengandung ungkapan hikamah multidisipliner yang dapat dijadikan sebagai pendidikan karakter bagi insan penerus bangsa.Kata kunci: Nilai Karakter, Hikmah, Wacana.
SOCIAL CRITICISM IN RHYME DILEMA MELAYU PATANI -Mae, Fateenee Sa; Hasyim, Nafron; Imron, Ali; Sabardila, Atiqa; Markhamah, Markhamah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.42996

Abstract

The objectives of this study are: (1) identify social criticism the author delivers in Kumpulan Sajak Dilema Melayu Patani, and (2) study the relevance of the result as literature teaching material for Senior High School. This is a descriptive qualitative research using library technique for data collection. This research uses soft data in the form of words, phrase, clause and sentences located in the poetry by Phaosan Jehwae which contains social criticism. Data was analyzed using dialectic method. The researchers classify the result of this into social criticism and learning material relevance. The social criticism includes social condition which leads to criticism towards government, economic problems due to assets taken, which lead to poor condition, cultural problems due to changing era, and lack of faith due to foreign cultures. This poetry is found to be relevant as literature learning material, because (a) the language is appropriate with Senior High School students, (b) the content is psychologically appropriate with Senior High School spirits, and (c) socially, these poetries depict oppressed society appropriate with Senior High School students’ desire in fighting for the people. In conclusion, the poetry is relevant as literature learning material and the social criticism helps in that aspect.Keywords: Potry, Social Critism, Literature Learning Material. AbstrakTujuan dalam penelitian ini ada dua, yakni (1) menemukan kritik sosial yang ingin disampai pengarang, dan (2) relevansi hasil penelitian sebagai bahan ajar  dalam pembelajaran sastra di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini mengguna teknik pustaka. Data penelitian ini berupa data lunak yang berwujud kata-kata, frasa, klausa, dan kalimat yang termuat dalam Kumpulan Sajak Dileme Melayu Patani karya Phaosan Jehwae yang memuat kritik sosial. Teknik analisis data menggunakan metode dialektik. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan dua hal, (1) Kondisi sosial terjadi karena rakyat tidak senang hati terhadap pemerintah yang tidak adil, sehingga menimbul berbagai konflik, masalah ekonomi terjadi karena harta negara dirampas rakyak dalam keadaan miskin, masalah budaya terjadi karena zaman berubah dan kekurangan iman mudah dipengaruhi budaya-budaya asing. (2) Penelitian ini relevan dengan pembelajaran sastra, karena (a) bahasanya sesuai dengan kemampuan siswa SMA,  (b) isinya secara psikologis sesuai dengan semangat juang siswa SMA, dan (c) secara sosial puisi-puisi ini menggambarkan keadaan masyarakat yang sedang tertindas yang sesuai dengan keinginan remaja seusia SMA untuk berjuang demi masyarakat.Kata kunci: Kritik Sosial, Kumpulan Sajak Dilema Melayu Patani, Sosiologi Sastra, Bahan Ajar Sastra. 
STRATEGI PENGELOLAAN SOLO BATIK CARNIVAL (SBC) DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA Rachmadi, Aditya Yudha; Demartoto, Argyo
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.40988

Abstract

Solo Batik Carnival (SBC) is an annual event of surakarta city government using batik as the main material of costume making with the specified theme. The positive benefits and benefits of SBC are not only felt by solo organizers or city governments, but various related parties, such as the surrounding community who get entertainment, pride, and satisfaction. The form of reciprocity is not only material but in the form of feelings, values and norms. This research aims to know the management strategies of SBC, know supporting factors and inhibitors, and know its benefits and benefits. The subject in this qualitative study was the specificity of SBC, using the Structure theory of Giddens. Sampling is purposive sampling, by way of observation, interview and documentation. Validity of data with source triangulation. One of the planning in SBC is the creation of a theme that is different every year and made in such a way as to attract tourists and the surrounding community. The purpose of SBC to introduce the culture of Solo city is batik that is modified with a theme that has been made and packaged in a modern way, by the way the costumes of the participants are exhibited with the catwalk parade on Jalan Slamet Riyadi every year. In this research, the actors or agents are Yayasan Solo Batik Carnival, Dinas Pariwisata, and also the organizers, for the structure that is the committee namely the committee of Solo Batik Carnival which creates rules and has resources and is used as the principle of organizing various social practices that are ongoing in order to become a new social practice. SBC received support from Yayasan Solo Batik Carnival, Dinas Pariwisata and support between committees. The obstacles include a lack of communication with the foundation, the commitment of some committees, and a lack of attention from the foundation and tourism office. The advantage of SBC for individuals is to gain experience in carrying out a national scale event, and for the community that is advancing UMKM, such as in the 100 calendar of events of the Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia in 2019, SBC was able to introduce an interesting event located in Solo city and introduce Solo into one of the cultural cities.Keywords: Tourism, Governance, Event SBC. AbstrakSolo Batik Carnival (SBC) adalah sebuah event tahunan pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum dengan tema yang ditentukan. Keuntungan dan manfaat positif SBC bukan hanya dirasakan penyelenggara atau pemerintah kota Solo, tetapi berbagai pihak yang terkait, seperti masyarakat sekitar yang mendapatkan hiburan, kebanggaan, dan kepuasan. Bentuk timbal balik tidak hanya berupa materi namun berupa perasaan, nilai dan norma. Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi pengelolaan SBC, mengetahui faktor pendukung dan penghambat, serta mengetahui manfaat dan keuntungannya. Subjek dalam penelitian kualitatif ini adalah kepanitiaan SBC, dengan menggunakan teori Strukturasi dari Giddens. Pengambilan sampel yaitu purposive sampling, dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data dengan triangulasi sumber. Salah satu perencanaan di SBC yaitu pembuatan tema yang setiap tahunnya berbeda dan dibuat sedemikian rupa supaya menarik dan dapat menarik para wisatawan maupun masyarakat sekitar. Tujuan SBC untuk mengenalkan budaya Kota Solo yaitu batik yang dimodifikasi dengan tema yang sudah dibuat dan dikemas secara modern, dengan cara hasil kostum para peserta dipamerkan dengan parade catwalk di Jalan Slamet Riyadi setiap tahunnya. Dalam penelitian ini yang menjadi aktor atau agent yaitu Yayasan Solo Batik Carnival, Dinas Pariwisata, dan juga para panitia, untuk strukturnya yaitu kepanitiaan Solo Batik Carnival yang menciptakan aturan dan memiliki sumber daya dan dipakai sebagai prinsip pengorganisasian berbagai praktik sosial yang sedang berlangsung agar menjadi praktik sosial yang baru. SBC  mendapatkan dukungan dari Yayasan Solo Batik Carnival, Dinas Pariwisata dan dukungan antar panitia. Hambatan yang dimiliki yaitu kurangnya komunikasi dengan pihak yayasan, komitmen beberapa para panitia, dan kurangnya perhatian dari yayasan maupun dinas pariwisata. Keuntungan SBC bagi individu yaitu mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan sebuah event skala nasional, dan untuk masyarakat yaitu memajukan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), seperti pada 100 kalender event Kementrian Pariwisata Republik Indonesia pada tahun 2019, SBC mampu mengenalkan event yang menarik yang berada di Kota Solo dan memperkenalkan Solo menjadi salah satu kota budaya.Kata kunci: Pariwisata, Tata Kelola, Event SBC.
CHINA’S NATIONAL INTEREST AS THE MAIN CONDUCTOR OF UIGHUR ISSUES Antar Zidane
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.42995

Abstract

This scientific paper examines the main factors causing the Uighur issue. The problems contained in the Uighur issue are complex problems that make the existence of a scientific work examining this issue urgent. Because, this problem has become one of the popular issues, especially in the study of International Relations in the contemporary period. So that encourages the writer to study this problem and provide a spectrum of Uighur issues through this scientific paper. This scientific paper is made by the writer using qualitative methods that refer to credible sources as a reference related to the main factors that are conductors of Uighur issues. In this scientific paper, the author has found that China's national interest in the form of territories in places used as homes by ethnic Uighurs are the main variable on the conductors of Uighur issues.Keywords: China; Issue; National Interest; Uighur. AbstrakKarya tulis ilmiah ini mengkaji tentang faktor-faktor utama yang menyebabkan isu Uighur. Masalah yang terkandung dalam isu Uighur merupakan permasalahan kompleks yang menjadikan eksistensi karya tulis ilmiah yang mengkaji isu ini berurgensi tinggi. Karena isu ini telah menjadi salah satu masalah yang populer, terutama dalam studi Hubungan Internasional di masa kontemporer. Sehingga hal ini mendorong penulis untuk mengkaji masalah ini dan memberikan spektrum isu Uighur melalui karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ini dibuat oleh penulis menggunakan metode kualitatif yang merujuk pada sumber-sumber yang bersifat credible sebagai referensi terkait dengan faktor utama yang menjadi konduktor isu Uighur. Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis telah menemukan bahwa kepentingan nasional China dalam bentuk teritori di tempat-tempat yang digunakan sebagai tempat tinggal oleh etnis Uighur adalah variabel utama pada konduktor masalah Uighur.Kata kunci: China; Issue; National Interest; Uighur. 
STRATEGI PENGUATAN IDENTITAS KULTURAL MELALUI PENGGUNAAN SELENDANG LURIK OLEH INSTANSI PEMERINTAHAN SEBAGAI IMPELEMENTASI KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN KLATEN Riska Aryani Damayanti; Supriyadi Supriyadi; Ahmad Zuber
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.43175

Abstract

This research aims to examine deeply the meaning of the use of lurik shawls as obligatory attribute for government officials in Klaten Regency, as the implementation of local wisdom. Lurik shawls as attributes of official clothing which must be worn every Wednesday by employees of government agencies in Klaten Regency. So that, the use of lurik shawls become a cultural identity in Klaten Regency. This research was examined using qualitative research methods with descriptive research type, then supported by a phenomenological approach strategy. The selection of informants uses purposive sampling technique. In this study 10 informants were selected, consisting of key informants, secondary informants and supporting informants, then interviewed. Methods of data collection include steps of observation, interviews, and documentation. Techniques of data analysis, as proposed by Glaser and Strauss, consist of data reduction, data categorization, researcher synthesis, data validity, and conclusions and suggestions. Data verification uses triangulation, with source triangulation techniques. The result showed that the use of local wisdom-based lurik shawls must be worn by employees of government agencies, encouraging efforts to strengthen cultural identity strategies in Klaten Regency. In addition, there is the concept of embeddedness between the economy of lurik Micro small and Medium Enterprises (UMKM) and the socio-cultural aspects.Keywords: Lurik, Cultural Identity, Local wisdom, Government Agency, Embeddedness. AbstrakStudi ini bertujuan mengkaji pemaknaan penggunaan selendang lurik yang wajib dikenakan oleh pegawai instansi pemerintahan di Kabupaten Klaten, sebagai implementasi kearifan lokal, yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten tentang Pemakaian Atribut Pakaian Dinas pada tanggal 21 Oktober 2019. Penggunaan selendang lurik sebagai kearifan lokal merupakan kebijakan baru yang mulai resmi diberlakukan tanggal 6 November 2019. Selendang lurik sebagai atribut pakaian dinas wajib dikenakan pada setiap hari Rabu oleh pegawai instansi pemerintahan di Kabupaten Klaten. Penelitian ini dikaji dengan metode penelitian kualitatif jenis penelitian deskriptif, serta didukung dengan strategi pendekatan fenomenologi. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini 10 informan terpilih, yang meliputi kategorisasi informan kunci, informan sekunder dan informan pendukung, kemudian keseluruhan informan diwawancarai secara mendalam. Teknik pengumpulan data melalui kegiatan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisa data, berdasarkan konsep yang disampaikan oleh Glaser dan Strauss, terdiri dari reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi peneliti, keabsahan data, serta kesimpulan dan saran. Verifikasi data menggunakan teknik triangulasi sumber. Temuan menunjukkan penggunaan selendang lurik berbasis kearifan lokal yang wajib dikenakan oleh pegawai instansi pemerintahan, mendorong upaya strategi penguatan identitas kultural di Kabupaten Klaten. Selain itu, adanya konsep ketertambatan antara perekonomian UMKM lurik dengan aspek sosial budaya.Kata kunci: Selendang lurik, Kearifan Lokal, Identitas Kultural, Strategi penguatan, Ketertambatan.
PENGORGANISASIAN KELOMPOK TANI DALAM MEMPERJUANGKAN PERHUTANAN SOSIAL (STUDI KASUS PENGORGANISASIAN STAM DI DESA MENTASAN, KECAMATAN KAWUNGANTEN, KABUPATEN CILACAP) Titin Marliyana
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.41369

Abstract

Forest can be considered as rich natural resources, but many people who lives near the forest is living in poverty because of agrarian conflicts and wrong management of the forest by Perhutani. StaM organized farmers group to resolve the agrarian conflicts in Cilacap regency. Mantesan village experiences some problems with Perhutani, and STaM conducts assistancing program by proposing Social Forestry. From the explanation above, researcher wants to investigate the motivation of StaM doing the organizing program, how the organizing program is carried, and the difficulty in carrying the organizing program. Social Movement theory from Tarrow is used to investigate the organizing program which can be a social movement. Qualitative study with case study approach is conducted to answer the research questions. Research partcipants are selected by using purposive sampling method. The data in this research will be collected through interview and supporting documment. Technique of data collection will be conducted through observation, interview, and docummentation. The data validity will be tested by carrying out triangualtion of data source and data analysis of Miles and Huberman interactive model.The results of the research reveal that the need of the farmer is causing certain behaviour which lead them to form farmers group to fullfill the farmers’ need. Organizing program is carried out to fight the powerless farmer to create some changes for the farmer can adapt to resolve their problems. Organizing program is carried out because there are problem and potential solution, intervention to the direction of change, and people who involved in intervention. To carry out Organizing Program, StaM considers the principle, the model, the media and the procedure of organising. The difficulties found in this research are agrarian reformation issue which become the sensitive issue, farmers group who’s experiencing burnout, the lack of cooperativeness from the government, and the lack of respond from the society to change.Keywords: Agrarian Conflict, Community Organizing, Social Forestry.AbstrakHutan merupakan sumber daya alam tergolong kaya, namun banyak masyarakat sekitar hutan dalam kategori miskin akibat adanya konflik agraria dan pengelolaan hutan yang salah oleh Perhutani. STaM melakukan pengorganisasian pada kelompok tani untuk menyelesaikan konflik agraria di Kabupaten Cilacap. Desa Mentasan mengalami konflik dengan perhutani dan STaM melakukan pendampingan dengan mengusulkan perhutanan sosial. Peneliti ingin mengetahui motivasi STaM melakukan pengorganisasian, bagaimana pengorganisasian dilakukan, dan kendala yang dihadapi dalam melakukan pegorganisasian. Teori gerakan sosial dari Tarrow digunakan untuk melihat pengorganisasian yang dilakukan menjadi sebuah gerakan sosial. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Infoman penelitian ditentukan melalui purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara langsung dan dokumen pendukung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data melalui teknik triangulasi sumber dan analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kebutuhan petani, menyebabkan tingkah laku untuk membentuk kelompok tani dengan tujuan memenuhi kebutuhan petani. Pengorganisasian dilakukan untuk melawan ketidakberdayaan petani guna menciptakan perubahan agar petani mampu beradaptasi menghadapi permasalahannya. Pengorganisasian dilakukan karena adanya persoalan dan potensi penyelesaian, intervesi ke arah perubahan, dan pihak yang terlibat dalam intervensi. Dalam melakukan pengorganisasian, STaM mempertimbangkan prinsip pengorganisasian, bentuk model dan media pengorganisasian, dan langkah-langkah maupun tahapan pengorganisasian. Kendala yang dihadapi yaitu isu reforma agraria merupakan isu yang sangat sensitif, kelompok tani mengalami kejenuhan, kurangnya kerjasama dari aktor-aktor pemerintahan, dan kurangnya respon dari masyarakat untuk menuju perubahan.Kata kunci: Konflik Agraria, Pengorganisasian Masyarakat, Perhutanan Sosial.

Page 1 of 1 | Total Record : 10