cover
Contact Name
Sri Rahayu
Contact Email
srirahayuatirfiyah@gmail.com
Phone
+6285379034482
Journal Mail Official
srirahayuatirfiyah@gmail.com
Editorial Address
Jl.Tentara Pelajar Mudal Boyolali 57351
Location
Kab. boyolali,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kebidanan
Core Subject : Science,
ABSTRAK Latar Belakang : Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses ini dimulai segera plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2009). Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan setelah melahirkan, dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot – otot setelah kehamilan (Ervinasby, 2008). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu post partum Di Puskesmas Mariana Kabupaten Banyuasin tahun 2020. Metodologi : Penelitian ini Merupakan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen dengan rancangan pretest posttest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control group). Hasil : Hasil Penelitian menunjukan bahwa rerata involusi uterus pada kelompok Kontrol (Tidak melakukan senam Nifas) adalah 5,30+0,67 cm, rerata kelompok perlakuan (melakukan Senam Nifas) adalah 3,00+1,05 cm. Analisis kemaknaan dengan uji Mann Withney menunjukkan bahwa nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan, rerata Involusi Uterus berbeda secara bermakna (p<0,05). Kesimpulan : Involusi uterus kelompok kontrol (Tidak melakukan senam) sesudah/Pengukuran ke dua terjadi penurunan involusi uterus dan Involusi uterus kelompok Perlakuan (melakukan senam nifas) sesudah senam nifas terjadi penurunan involusi uterus secara signifikan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh senam nifas terhadap involusi uteri.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "VOLUME 11. No.02, Desember 2019" : 12 Documents clear
EFEKTIFITAS MEDIA PROMOSI KESEHATAN KANKER SERVIKS TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS Masruroh .; Cahyaningrum .
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.347

Abstract

ABSTRAKProgram pemeriksaan IVA dicanangkan agar semua wanita usia subur mau melakukan pemeriksaan IVA, namun cakupan pemeriksaan IVA masih dibawah target nasional. Upaya promosi kesehatan tentang  kanker serviks sudah dilakukan dengan metode ceramah dan leaflet  tetapi masih kurang efektif dan menarik. Media elektronik seperti video diharapkan lebih menarik dan mudah dipahami.Penelitian ini mempunyai tujuan umum untuk menganalisis efektifitas media promosi kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks  dengan IVA. Populasi dalam penelitian  adalah wanita usia subur yang ada di Puskesmas Bergas. Sampelnya  Wanita usia subur  berjumlah 40 responden.Teknik pengambilan sampel dengan  simple random sampling. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah video, Leaflet dan kuesioner. Metode yang dipakai adalah eksperimen semu dengan pendekatan pre-posttest design. Analisis dilakukan dengan uji beda Wilcoxon, uji untuk melihat keefektifanan media menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok leaflet   ( p = 0,0001), ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok video    ( p = 0,0001). Media video lebih efektif pada upaya promosi kesehatan (p = 0,016 ). Kesimpulan pemberian  promosi kesehatan dengan media video lebih efektif daripada menggunakan media leafledKata kunci : Media Promosi Kesehatan, IVA, Pengetahuan,WUSTHE EFFECTIVENESS OF HEALTH PROMOTION MEDIA TALKING ABOUT CERVICAL CANCER TOWARD THE IMPROVEMENT OF PRODUCTIVE AGE-WOMEN’S KNOWLEDGE ABSTRACTThe IVA examination program is planned so that all women of productive age are willing to do IVA examination, but the scope of IVA examination is still below the national target. Some efforts to promote health about cervical cancer have been carried out by using lecture and leaflet methods but they are still less effective and interesting. Electronic media such as videos are expected to be more interesting and easier to understand. This study had a general objective to analyze the effectiveness of health promotion media on early detection of cervical cancer using IVA. The populatin in this study  was productive age womens in the puskesmas bergas. The sampel was productive age women 40 respondont.Sampling technique with simple random sampling.The Instrument used in this research are video,leaflet and questionnaer. The method used quasi-experimental with a pre-posttest design approach. The analysis was carried out by using the difference test of Wilcoxon, while the test to see the effectiveness of the media used the Mann Whitney test. The results showed the differences of knowledge before and after the treatment in the leaflet group (p = 0.0001), the differences of knowledge before and after the treatment in the video group (p = 0,0001). Video media are more effective in health promotion efforts (p = 0.016). The conclusion is that providing health promotion using video media is more effective than using leaflet mediaKey words: Health Promotion Media, IVA, Knowledge, Productive Age Womens
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS WONOGIRI I Nur Zilawati; Wahyuningsih .
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.353

Abstract

ABSTRAKGizi pada masa balita perlu mendapatkan perhatian yang serius dari orang tua, karena kesehatan seorang balita sangat berhubungan erat dengan gizi yang diserap oleh tubuh. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ dan menghasilkan energi. Pada tahun 2018 di Puskesmas Wonogiri I terdapat 2.185 balita. 25 (1,14%) balita gizi lebih, 2.054 (94,02%) balita gizi baik, 83 (3,79%) balita gizi kurang, 23 (1,05%) balita gizi buruk (Buku Register Gizi Puskesmas Wonogiri I, 2018). Informasi tentang gizi diberikan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan posyandu balita yang dilakukan setiap 1 bulan sekali di desa-desa sewilayah kerja puskesmas Wonogiri I. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan ibu balita usia 1-5 tahun tentang Gizi di Puskesmas Wonogiri I. Medote penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross secsional. Tehnik sampling menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 96 diambil dengan rumus solvin dari 2.185 populasi serta menggunakan kuesioner pernyataan tertutup. Tehnik analisa data dengan data univariat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi. Hasil penelitian: pengetahuan ibu balita 1-5 tahun tentang gizi dalam kriteria sangat baik 88,54% dan baik 11,46%.. Kesimpulan pengetahuan ibu balita 1-5 tahun dalam kriteria sangat baik yang dipengaruhi oleh usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, jumlah anak dalam keluarga, cara mendapatkan informasi.Keyword : Pengetahuan, Ibu Balita, Balita, GiziDESCRIPTION OF TODDLER'S KNOWLEDGE MOTHER ABOUT NUTRITION IN AGE 1-5 YEARS IN WONOGIRI I PUSKESMASABSTRACTNutrition in infancy needs serious attention from parents, because the health of a toddler is very closely related to nutrition absorbed by the body. Nutrition is a process of organism using food that is consumed normally through the process of digestion absorption, transportation, storage, metabolism, and release of substances that are not used to maintain life, growth and normal function of organs and produce energy. In 2018 at Community Health Center of Wonogiri I there were 2,185 children under five. 25 (1.14%) toddlers of over nutritional status, 2,054 (94.02%) toddlers of good nutrition, 83 (3.79%) toddlers of poor nutrition, 23 (1.05%) toddlers with poor nutrition. Information of nutrition is provided by health workers through posyandu toddlers activities that are conducted every 1 month in villages in the Community Health Center of Wonogiri I. Quantitative descriptive research methodology with a cross-sectional approach. Sampling technique using accidental sampling with a sample of 96 taken with the solvin formula from 2,185 populations and using a closed statement questionnaire. Data analysis techniques with univariate data are presented in the form of frequency distribution tables. The results of the study of mothers of toddlers 1-5 years of age about nutrition in very good criteria 88.54% and good 11.46%. The conclusion of this study is the knowledge of mothers of children under five 1-5 years old in very good criteria which is influenced by age, education, work, experience, number of children in the family, how to obtain information.Keyword: Knowledge, Toddler Mother, Toddler, Nutrition
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN DAN PIJAT ENDORPHIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI Dyah Ayu Wulandari; Dewi Mayangsari; Sawitry .
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.349

Abstract

ABSTRAKASI adalah sumber gizi utama bagi bayi yang belum dapat mencerna makanan padat, manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Fenomena yang dijumpai saat ini adalah cakupan ASI yang semakin hari semakin menurun dengan berbagai factor penyebabnya.Pijat oksitosin merupakan salah satu upaya memperlancar produksi ASI dengan mekanisme mampu memicu pengeluaran prolaktin dan oksitosin yang merupakan hormon yang diperlukan untuk mengeluarkan ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin dan pijat endorphin terhadap kelancaran ASI. Metode penelitian ini menggunakan quasi eksperiment pada 30 responden dibagi menjadi 2 kelompok intervensi. Statistik parametric yang digunakan untuk menguji perbedaan hasil yang dimiliki oleh kedua kelompok intervensi adalah uji independent test. Hasil Penelitian menunjukkan nilai rerata kelancaran ASI pada kelompok intervensi pijat oksitosin  661.20 dan pada kelompok intervensi pijat endorphin 598.60, dengan p value 0.454  > 0.05, yang bermakna tidak ada perbedaan kelancaran produksi ASI pada kedua kelompok intervensi., sehingga dapat disimpulkan intervensi pijat oksitosin dan pijat endorphin sama-sama berpengaruh untuk meningkatkan kelancaran produksi ASI.Kata kunci: pijat oksitosin, kelancaran ASITHE EFFECT OF OXYTOCIN MASSAGE ON BREAST MILK PRODUCTION OF POSTPARTUM MOTHERSABSTRACTBreast milk is the main source of nutrition for babies who have not been able to digest solid food, the benefits of breast milk will greatly increase if the baby is only given breast milk for the first 6 months of life. The phenomenon that is currently found is that the coverage of breast milk is increasingly decreasing with various factors causing it. Oxytocin massage is one of the efforts to expedite milk production with a mechanism capable of triggering the release of prolactin and oxytocin which is a hormone needed to excrete milk. The purpose of this study was to determine the effectiveness of oxytocin massage for smooth milk. This research method uses quasi experiment in 30 respondents divided into 2 intervention groups. Parametric statistics used to test the differences in the results of the two intervention group are the independent test. The results showed the mean value of smoothness of breast milk in the intervention group after being given oxytocin massage 661.20 and in the intervention group given endorphin massage 598.60, with p value 0.454> 0.05, which means there was no difference in the smoothness of breast milk in the two intervention group, equally influential to increase the smooth production of breast milkKeyword: Oxytocin Massage, Milk Production
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU POST PARTUM DENGAN PIJAT OKSITOSIN DI BPM NGUDI RAHARJO CEPOGO Titik Wijayanti; Atik Setiyaningsih
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.354

Abstract

ABSTRAKASI Eksklusif diberikan  hingga bayi berusia 6 bulan, dimana ASI eksklusif merupakan salah satu indikator kesehatan anak. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014 : 106). Di kabupaten Boyolali pada tahun 2014 cakupan ASI eksklusif hanya mencapai 15,6 % dan untuk cakupan ASI Eksklusif di kecamatan Cepogo 65,1 %. (Profil Kesehatan Kab. Boyolali, 2014). Upaya untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif antara lain adalah pijat oksitosin. Pijat okstosin merupakan metode baru yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, keluarga terutama suami sehingga belum banyak ibu post partum yang tahu dan mau melakukan pijat oksitosin. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang antara lain umur, pendidikan dan sosial ekonomi (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum di BPM Ngudi Raharjo Cepogo pada bulan Maret – Juni 2017 sejumlah 60 ibu post partum. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu post partum yang melakukan pijat oksitosin di BPM Nguji Raharjo Cepogo sejumlah 30 ibu post partum dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu post partum yang melakukan pijat oksitosin berumur 20 – 35 tahun sebanyak 21 responden (70%), memiliki pendidikan menengah (SMA) sebanyak 18 responden ( 60%) serta bekerja sebanyak 18 responden (60%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umur, pendidikan dan pekerjaan merupakan faktor pembentuk perilaku pijat oksitosin pada ibu post partum di BPM Ngudi Raharjo Cepogo.Kata Kunci : Pijat Oksitosin, Umur, Pendidikan, Pekerjaan. DESCRIPTION OF CHARACTERISTICS OF POST PARTUM MOTHER WITH OXYTOSIN MASSAGE IN BPM NGUDI RAHARJO CEPOGOABSTRACTExclusive breastfeeding is given until babies are 6 months old, where exclusive breastfeeding is an indicator of children's health. (Indonesia Health Profile, 2014: 106). In Boyolali district in 2014 exclusive breastfeeding coverage only reached 15.6% and for exclusive breastfeeding coverage in Cepogo sub-district 65.1%. (Health Profile of Boyolali Regency, 2014). Efforts to increase the coverage of exclusive breastfeeding include oxytocin massage. Ostosin massage is a new method that can be done by health workers, families, especially husbands so that not many post partum mothers know and want to do oxytocin massage. Several factors that influence a person's health behavior include age, education and socioeconomic (Notoatmodjo, 2010). The design of this research is quantitative descriptive research. The population in this study were all post partum mothers in BPM Ngudi Raharjo Cepogo in March - June 2017, as many as 60 post partum mothers. The sample in this study was post partum mothers who performed oxytocin massage at BPM Nguji Raharjo Cepogo with 30 post partum mothers using purposive sampling technique. The results showed that the majority of post partum mothers who did oxytocin massage aged 20 - 35 years were 21 respondents (70%), had secondary education (SMA) as many as 18 respondents (60%) and worked as many as 18 respondents (60%). Thus it can be concluded that age, education and occupation are the factors forming the behavior of oxytocin massage in post partum mothers at BPM Ngudi Raharjo Cepogo.Keywords: Oxytocin Massage, Age, Education, Work.
HUBUNGAN BAYI LAHIR STUNTING DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI DI BPM YULIATI SEMANU GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Eva Putriningrum; Eniyati .; Fatimah Dewi Anggraeni
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.350

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. DIY merupakan daerah prioritas untuk intervensi stunting, prevalensi stunting tertinggi terdapat di Kabupaten Gunung Kidul yaitu 19,82%. Di BPM Yuliati, pada bulan Januari – Juni 2018, terdapat 20,45% bayi mengalami lahir stunting.  Tujuan: Diketahuinya hubungan bayi lahir stunting dengan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia maksimal 12 bulan pada saat dilakukan penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling sebanyak 61 bayi. Analisis data menggunakan analisis korelasi Chi Square.  Hasil : Sebagian besar responden dengan riwayat lahir stunting mengalami pertumbuhan dengan kategori normal yaitu sebanyak 27 responden (44,26%), dan 3 responden (4,92%) masuk dalam kategori tidak normal, dan pada perkembangan bayi dengan riwayat lahir stunting, sebagian besar responden mempunyai perkembangan yang normal yaitu sebanyak 25 responden (40,98%), dan terdapat 5 responden (8,20%) yang masuk ke dalam kategori meragukan. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara riwayat bayi lahir stunting dengan pertumbuhan pada bayi, dan terdapat hubungan antara bayi dengan riwayat lahir stunting dengan perkembangan pada bayi.Kata Kunci : Lahir Stunting, Pertumbuhan, Perkembangan RELATIONSHIP BETWEEN NEWBORN WITH STUNTING AND BABY’S GROWTH AND DEVELOPMENT IN BPM YULIATI SEMANU GUNUNG KIDUL YOGYAKARTAABSTRACTBackground: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by a lack of nutritional intake for a long time due to the provision of food that does not meet nutritional needs. Yogyakarya is the priority area for stunting intervention. The highest prevalence of stunting in Yogyakarta is in Gunung Kidul Regency as much as 19.82%. In January - June 2018, 20.45% of babies in BPM Yuliati suffer from stunting. Objective: The aim of this research is to acknowledge the relationship between newborn with stunting and baby’s growth and development. Method: This type of research was a correlation description study used a cross sectional approach. The population in this study were infants aged a maximum of 12 months at the time of the study. The sampling technique used consecutive sampling of 61 infants. Data analysis using Chi Square correlation analysis. Results: Most respondents with a birth history of stunting experienced growth in the normal category of 27 respondents (44.26%), and 3 respondents (4.92%) were in the abnormal category, and in the development of infants with a history of stunting, partly The large number of respondents has a normal development of 25 respondents (40.98%), and there are 5 respondents (8.20%) who fall into the dubious category. Conclusion: There is no relationship between the history of stunting born babies and babies’ growth and development, and there is a relationship between stunting birth history with development in infants.Keywords: Birth Stunting, Growth, Development
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWI KEBIDANAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO Herdini Widyaning Pertiwi; Shafira Kaesa Siska Hapasari
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.355

Abstract

ABSTRAK                           Latar belakang : Angka kematian akibat kanker payudara meningkat setiap tahun. SADARI merupakan upaya pencegahan yang efektif untuk mendeteksi dini adanya benjolan pada payudara. SADARI sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun setiap bulan. Mahasiswi Kebidanan sudah mendapatkan pendidikan berupa materi perkuliahan tentang SADARI pada semester 4 sehingga berpeluang besar melakukan SADARI secara rutin. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi kebidanan di Stikes Estu Utomo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswi program studi sarjana kebidanan semester 7 Stikes Estu Utomo angkatan 2019 dengan jumlah sampel 49 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan  total sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan Responden dengan pengetahuan cukup mayoritas jarang melakukan SADARI yaitu 80% dan responden dengan pengetahuan baik juga jarang melakukan SADARI yaitu 94,3%. Hasil analisa bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Stikes Estu Utomo (p-value=0,250).Kata Kunci : Pengetahuan, SADARI RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE WITH BEHAVIOR OF EXAMINATION OF SELF BREAST (BSE) IN MIDWIFES STUDENTS IN HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE UTOMO ESTU  ABSTRACTBackground: Mortality from breast cancer increases every year. Breast self-examination behavior (BSE) is an effective preventive measure to detect breast lumps early. BSE should be done from the age of 20 years every month. Midwifery students have received education in the form of lecture material about BSE in semester 4 so there is a great opportunity to do BSE routinely. The purpose of this study was to analyze the relationship of knowledge with SADARI in midwifery students at Estu Utomo Stikes. This research uses observational research with cross sectional approach. The population in this study was the 7th semester midwifery study program at the Estu Utomo Stikes class of 2019 with a sample of 49 people. The sampling technique uses total sampling. Data analysis using Chi Square test. The results showed that Respondents with sufficient knowledge of the majority rarely do SADARI that is 80% and respondents with good knowledge also rarely do SADARI which is 94.3%. The analysis there was no relationship between knowledge with SADARI) on Stikes Estu Utomo students (p-value = 0,250).Keywords: Knowledge, SADARI
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPSIAGAAN REMAJA PADA KEJADIAN BENCANA DI SMP N 1 SELO KABUPATEN BOYOLALI Triani Yuliastanti; Novita Nurhidayati
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.406

Abstract

ABSTRAK           Latar belakang: Bencana merupakan sebuah peristiwa fisik, fenomena atau aktivitas manusia yang memiliki potensi merusak yang menyebabkan kehilangan nyawa atau cedera, kerusakan harta benda, struktur. Tinggal di negara rawan bencana membuat masyarakat harus selalu siaga dalam menghadapi bencana. SMP Negeri 1 Selo adalah salah satu SMP yang terkena dampak erupsi Merapi tahun 2010. SMP ini berada di Kecamatan Selo, jarak sekolah ini sekitar 10km dari puncak Merapi. Saat erupsi Merapi tahun 2010 sekitar 600 siswa dan guru mengungsi karena adanya gempa, hujan abu vulkanik dan lahar panas yang turun dari puncak. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan remaja pada kejadian bencana di SMP N 1 Selo Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian : Desain penelitian ini merupakan penelitian survei yang sifatnya deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan IX yang berjumlah 311 murid di SMP Negeri 1 Selo. Sampel menggunakan rumus sampel dengan jumlah 76 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Proportionate Stratified Random Sampel. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Pengolahan data menggunakan analisa data chi Square. Hasil Penelitian : Responden dalam penelitian ini sebagian besar berumur 15 tahun yaitu 33 responden (43,7%), mayoritas memiliki jenis kelamin perempuan dan sebagian besar responden kelas IX. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana mayoritas responden siap dalam menghadapi bencana yaitu  57 responden (75,0%). Ada hubunganantara umur dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan p value =0,000 (?=0,05). Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan p value =0,015 (?=0,05). Ada hubung anantara kelas dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan p value =0,001 (?=0,05). Kesimpulan: Ada hubungan umur, jenis kelamin dan kelas dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.Kata kunci : Umur, Jenis kelamin, Kelas, Kesiapsiagaan menghadapi bencanaFACTORS RELATING TO PREPAREDNESS TEENAGERS IN A DISASTER  IN JUNIOR HIGH SCHOOL  1 SELO BOYOLALI DISTRICTABSTRACTBackground: A disaster is a physical event, phenomenon or human activity that has the potential to damage it causing loss of life or injury, damage to property, structures. Living in a disaster-prone country means that people must always be prepared in the face of disasters. SMP Negeri 1 Selo is one of the junior high schools affected by the Merapi eruption in 2010. This junior high school is located in Selo District, the distance of this school is about 10 km from the peak of Merapi. During the eruption of Merapi in 2010, around 600 students and teachers were displaced due to the earthquake, rain of volcanic ash and hot lava that fell from the summit. Research Objectives: To determine the factors related to the preparedness of adolescents in the event of a disaster in SMP N 1 Selo, Boyolali Regency. Methods: This research design is a survey research which is descriptive analytic with cross-sectional approach. The population in this study were students of class VIII and IX, amounting to 311 students at SMP Negeri 1 Selo. The sample used a sample formula with a total of 76 respondents. The sampling technique in this study was the Proportionate Stratified Random Sample. The research instrument was a questionnaire. Data processing using chi Square data analysis. Results: Most of the respondents in this study were 15 years old, namely 33 respondents (43.7%), the majority were female and most of the respondents were class IX. Preparedness in facing disasters, the majority of respondents were ready to face disasters, namely 57 respondents (75.0%). There is a relationship between age and disaster preparedness with p value = 0.000 (? = 0.05). There is a relationship between gender and disaster preparedness with p value = 0.015 (? = 0.05). There is a relationship between classes and preparedness in facing disasters with p value = 0.001 (? = 0.05). Conclusion: There is a relationship between age, sex and class with disaster preparedness.Keywords: Age, gender, class, disaster preparedness
HAMBATAN IBU BEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTOLO II, KULONPROGO, YOGYAKARTA Fatimah Dewi Anggraeni; Eva Putriningrum
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.351

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : ASI sangat diperlukan bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi serta kesehatan ibu. Data di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukan capaian ASI eksklusif tahun 2012 menunjukkan adanya kondisi yang menyebabkan adanya penurunan yaitu sebesar 48%. Penurunan yang terus menerus tanpa ada penanganan dan fokus khusus, maka banyak bayi yang tidak mendapatkan haknya yaitu memperoleh ASI. Dampak lebih jauh dapat terjadi penurunan status gizi bayi. Hal ini jika dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan akan menurunkan kualitas generasi penerus bangsa. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah kesibukan ibu bekerja. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hambatan manajemen laktasi pada ibu bekerja di wilayah kerja Puskesmas Sentolo II Kabupaten Kulon Progo. Metode Penelitian adalah kualitatif. Pengambilan sampel informan dilakukan secara purposive dengan jumlah 20 informan. Analisis data yang digunakan adalah analisi kualitatif dengan metode deduktif. Hasil : Hambatan ibu dalam managemen laktasi yaitu kurangnya pengetahuan tentang manajemen laktasi, kurang maksimalnya sosialisasi dari tenaga kesehatan, anggapan Sindrom ASI kurang, Motivasi/kesadaran ibu dalam pemberian ASI Eksklusif masih rendah,  Dukungan ditempat kerja masih kurang,  dan Minimnya dukungan dari keluarga/pengasuhKesimpulan : Hambatan dalam pemberian ASI yaitu pengetahuan, presepsi tentang asi, motivasi ibu, dukungan keluarga, dukungan tempat kerja, dukungan tenaga kesehatan.Kata Kunci : Hambatan,  Bekerja, Pemberian ASI THE OBSTACLE OF WORKING MOTHER IN PROVIDING EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN INFANTS IN NURSING MOTHERS IN PUSKESMAS SENTOLO II, KULONPROGO, YOGYAKARTAABSTRACTBackground : ASI very important for baby’s health and growth and also maternal health. The Yogyakarta data profile shows the exclusive breastfeeding target in 2012 is decline as much as 48%. Babies will not get their right to obtain breast milk if the continuous decline do not get special handling and focus. Further impacts can occur in infant's nutritional status. This is if left unsealed it will likely decrease the quality of the nation's future generation.  One factor that can affect the failure of exclusive breast feeding is the busyness of working mothers. Research objectives is to know the obstacles of the lactation management of working mothers in the workplace Puskesmas Sentolo II Regency of Kulon Progo. Research methode is Qualitative research. Informant sampling is done in purposive with the number of 20 informant. Analysis of the data used is qualitative analyzers with deductive methods. Result: The mother barrier in the management of lactation is a lack of knowledge about the management of lactation, the maximum dissemination of health workers, the assumption of less breast syndrome, motivation/awareness of mothers in the provision of exclusive breastfeeding is still low, support in the workplace is still lacking, and lack of support from the family/caregiver. Conclusion: The barriers of mothers in the management of lactation in nursing mothers is low knowledge, conception of breastfeeding, mother motivation, family support, support of health workers, suport of health workers,Keywords: Barriers, Women Working, Breast Feeding
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI SMP BHINEKA KARYA Allania Hanung Putri Sekar Ningrum; Mega Puspita Ria
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.357

Abstract

ABSTRAK                           Kesehatan reproduksi merupakan permasalahan yang terjadi pada remaja saat ini. Permasalahan tersebut diantaranya berupa hubungan seks diluar nikah, putus sekolah karena kehamilan, aborsi, dan terinfeksi HIV/ AIDS. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku menyimpang remaja di SMP. Populasi penelitian ini berjumlah 80 orang siswa  dan diperoleh 30 siswa dipilih secara acak dari berbagai tingkat  kelas sebagai sampel penelitian. Sumber data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data melalui teknik kuesioner. Analisa data pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas memiliki pengetahuan baik yaitu 27 responden (90%). Perilaku menyimpang remaja mayoritas memiliki perilaku tidak menyimpang yaitu 28 responden (93,3%). Hasil analisis dengan fisher’s Exact Test menunjukkan nilai p value 0,007<0,05 sehingga menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku menyimpang  remaja di SMP Bhineka Karya. Nilai OR 25,0 artinya responden dengan pengetahuan cukup beresiko berperilaku menyimpang 25 kali lebih besar dibandingkan responden dengan pengetahuan baik.Kata kunci: Kesehatan reproduksi, Pengetahuan, Perilaku Menyimpang RemajaRELATIONSHIP  REPRODUCTIVE HEALTH KNOWLEDGE TO ADOLESCENT DEVIANT BEHAVIOR AT BHINEKA KARYA MIDDLE SCHOOL.ABSTRACTReproductive health is a problem in adolescents today. These problems include sexual relations without marriage, dropping out of school due to pregnancy, abortion, and HIV / AIDS. The study aims is to determine the relationship of reproductive health knowledge to adolescent deviant behavior in junior high school. The population of study is 80 students, and 30 students were randomly selected from various grade levels. Data sources include primary data and secondary data. Retrieval of data through questionnaire techniques. Analysis of the data in this study is quantitative with bivariate analysis techniques. The results showed that the majority had good knowledge, namely 27 respondents (90%). Deviant behavior of the majority of adolescents has non-deviant behavior ie 28 respondents (93.3%).The results of the analysis with the Fisher's Exact Test showed a p value of 0.007 <0.05  so to show that is a relationship between reproductive health knowledge and the deviant behavior of adolescents in first Bhineka Karya Middle School. The OR value of 25.0 means that respondents with sufficient knowledge are at risk of deviant behavior 25 times greater than respondents with good knowledge. Keyword: Reproduction health, knowledge, adolesecent deviant behaviour.
PENGARUH PENGETAHUAN DAN PELATIHAN KADER POSYANDU TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI KABUPATEN PURWOREJO Nurma Ika Zuliyanti; Restu Pangestuti
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.407

Abstract

ABSTRAK            Latar Belakang: Kinerja kader merupakan salah satu indikator keberhasilan program Posyandu dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Adanya faktor individu dan sosial dapat mempengaruhi kinerja kader dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tingkat pengetahuan dan pelatihan yang diberikan kepada kader mampu menunjang kinerja dalam pelayanan Posyandu. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh pengetahuan dan pelatihan kader Posyandu terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Purworejo. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada 25 Posyandu dari bulan Juni - Juli 2019 di Purworejo, Jawa Tengah. Subjek penelitian sebanyak 200 kader dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pelayanan kesehatan. Variabel independen yang digunakan yaitu pengetahuan dan pelatihan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan Stata 13. Hasil Penelitian: Kader dengan pengetahuan yang baik memiliki kemungkinan untuk melakukan pelayanan yang baik 24,56 kali daripada kader dengan pengetahuan yang kurang. Kader dengan pelatihan yang baik memiliki kemungkinan untuk melakukan pelayanan yang baik 35,55 kali daripada kader yang memiliki pelatihan kurang dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Nilai signifikansi p yaitu <0.001. Kesimpulan: Pengetahuan kader yang baik dan pelatihan yang baik yang diberikan kepada kader dapat meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam kegiatan Posyandu dengan nilai p<0.001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan dan pelatihan sangat berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan. Saran: Memberikan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan pada semua kader Posyandu secara berkala dan menyeluruh.Kata kunci : Kader Posyandu, Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Ibu dan AnakTHE EFFECT OF POSYANDU CADRE KNOWLEDGE AND TRAINING ON MATERNAL CHILD HEALTH SERVICES IN PURWOREJO REGENCYABSTRACTBackground: Cadre performance is one of the indicators Posyandu program in maternal and child health services. The existence of individual and social factors can affect the performance of cadres in providing health services. The level of knowledge and training given to cadres is able to support the performance in Posyandu services. Purpose: Knowing the effect of posyandu cadre knowledge and training on maternal and child health services in Purworejo Regency. Subjects and Method: The type of research used is observational analytics with a cross sectional approach. The research was conducted on 25 Posyandu from June - July 2019 in Purworejo, Central Java. The study subjects were 200 cadres with sampling techniques using simple random sampling. The dependent variable in this study is the health service. Independent variables used are knowledge and training. Data collection using questionnaires and data analysis using Chi-Square test with Stata 13. Results: Cadres with good knowledge have the possibility to perform good service 24.56 times than cadres with less knowledge. Cadres with good training are more likely to perform good service 35.55 times than cadres who have less training in providing maternal and child health services. The value of p significance is <0.001. Conclusion: Good cadre knowledge and good training provided to cadres can improve maternal and child health services in Posyandu activities with p value <0.001. These results show that knowledge and training are very influential in improving services. Suggestions: Providing training to improve skills and knowledge to all Posyandu cadres periodically and comprehensive.Keywords: Posyandu Cadre, Health Services, Maternal and Child Health

Page 1 of 2 | Total Record : 12