cover
Contact Name
Noh Ibrahim Boiliu
Contact Email
nohibrahim.boiliu@uki.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
regulafidei@uki.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Agama Kristen, FKIP, Universitas Kristen Indonesia., Indonesia
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 25028030     EISSN : 26209926     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
REGULA FIDEI: Jurnal Pendidikan Agama Kristen diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Agama Kristen, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia. Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk memublikasikan hasil kajian ilmiah di bidang Pendidikan Agama Kristen dan yang terkait dengan studi keagamaan Kristen.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019" : 9 Documents clear
PENDEKATAN HORST DIETRICH PREUSS DAN GERHARD VON RAD DALAM METODOLOGI TEOLOGI PERJANJIAN LAMA Noh Ibrahim Boiliu; Otieli Harefa
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.869 KB)

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melihat pendekatan yang digunakan Horst Dietrich Preuss dan Gerhard von Rad dalam Teologia Perjanjian Lama. Memilih salah satu metode pendekatan dalam Teologia Perjanjian Lama merupakan suatu keharusan. Dalam pendekatannya, Horst Dietrich Preuss memilih teologi yang sistematis dan terstruktur. Metode pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah menelaah metodologi Teologia Perjanjian Lama Gerhard von Rad dan setelah itu menganalisis metodologi Teologia Perjanjian Lama Horst Dietrich Preuss berdasarkan Buku Old Testament Theology. Volume 1, Kentucky: Westminster John Knox Press, 2007. Deskripsi terstruktur secara sistematis dapat memperlihatkan dan melihat gambaran secara keseluruhan baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, serta lebih kondusif bagi usaha hermeneutis. Preuss menerima kritik historis seperti yang disampaikan von Rad. Preus juga memperhatikan unsur koherensitas antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sebab keduanya, teologi Perjanjian Lama dan Teologi Perjanjian Baru harus menjadi dasar teologi Kristen. Teologi Perjanjian Lama pasti harus membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan teologis; juga harus mempertimbangkan keseluruhan spektrum teologi dalam pembentukan deskripsi sendiri, dan mengklarifikasi tempat Perjanjian Lama dalam teologi yang komprehensif. Dengan demikian, Preuss moderat dengan asumsi, Preuss ke arah pendekatan multipleks kanonik. Tidak hanya melihat sisi historisnya saja melainkan juga konteksnya baik dalam penerapan maupun perdebatan teologis kontemporer.
OPAT MAPAISA SEBAGAI BENTUK PEMBINAAN BAGI MASYARAKAT POLEN DAN IMPLIKASI BAGI PELAYANAN GEREJA Harun Y. Natonis; Maglon F. Banamtuan
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.215 KB)

Abstract

The objectives achieved from this research are: to find out how the procedure for mapaisa opat, to find out the reason for the affair fines are still maintained in Pollen, to know mapaisa opat as a form of formation, and to know mapaisa opat in church services. Then the research results obtained, namely: Implementation of customary fines are seen as a form of guidance for the community. The form of coaching is that every person found having an affair is required to pay a fine according to the agreement. Determination and provision of fines as a form of education or guidance so that people do not repeat their actions. Determination of fines with the aim of people afraid and not having an affair again promise and repent. The important aspects of customary fines include; religious aspects, it seems that in this aspect there is confession and repentance; social aspects, looks forgiveness and restoration of good name; then the pedagogical aspect, this aspect appears in the change of attitude and the perpetrator promises not to repeat the act of adultery; and finally the juridical aspect arises in the implementation of the opat mapaisa because it is a feared law and takes people on a good path. Customary fines have an important role in society and the church. Customary fines in the service of the Church serve as a forum for guidance for those who make mistakes. Fines are there, to reduce infidelity and educate people on the truth. Abstrak: Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana tata cara opat mapaisa, mengetahui alasan denda perselingkuhan masih tetap dipertahankan di Polen, mengetahui opat mapaisa sebagai bentuk pembinaan, dan untuk mengetahui opat mapaisa dalam pelayanan jemaat. Maka hasil penelitian yang diperoleh, yakni: Pelaksanaan denda adat dilihat sebagai bentuk pembinaan bagi masyarakat. Bentuk pembinaannya adalah bahwa setiap orang yang kedapatan berselingkuh diharuskan membayar denda sesuai kesepakatan. Penetapan dan pemberian denda sebagai bentuk didikan atau pembinaan supaya orang tidak mengulangi perbuatannya. Penentuan denda dengan tujuan orang takut dan tidak berselingkuh lagi berjanji dan bertobat. Adapun aspek-aspek penting dalam denda adat di antaranya; aspek religius, nampak dalam aspek ini adanya pengakuan dosa dan pertobatan; aspek sosial, terlihat pengampunan dan pemulihan nama baik; selanjutnya aspek paedagogis, aspek ini nampak dalam perubahan sikap dan pelaku berjanji tidak mengulangi perbuatan perselingkuhan; dan yang terakhir aspek yuridis muncul dalam pelaksanaan opat mapaisa karena bersifat hukum yang ditakuti serta membawa manusia pada jalan yang baik. Denda adat memiliki peranan penting dalam masyarakat maupun gereja. Denda adat dalam pelayanan Jemaat dijadikan sebagai wadah pembinaan bagi jemaat yang melakukan kesalahan. Denda ada, untuk mengurangi perselingkuhan serta mendidik orang pada kebenaran.
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KOTBAH DI BUKIT Aeron Frior Sihombing
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.461 KB)

Abstract

Latar belakang permasalahan dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan dalam generasi zaman ini akibat media massa yang mengubah pola pikir, perilaku, maupun kebiasaan pemuda zaman sekarang, disertai pendidikan yang kecenderungannya berbasiskan pengetahuan atau kognitif. Semua ini akan mengakibatkan manusia tidak menjadi manusiawi. Maka, pendidikan karakter ditawarkan oleh Yesus dalam ucapan bahagia di Kotbah di Bukit merupakan pendidikan berbasiskan karakter yang berpusatkan pada imitasi Kristus, yaitu mengikuti jejak atau langkah Kristus dalam kehidupan mahasiswa/i Kristen Indonesia. Kerangka berpikir atau world view inilah yang menjadi pendidikan Karakter Kristen. Dengan demikian, penelitian ini akan mengunakan metode sinkronik yaitu mengeksegese apa yang dikatakan dalam teks Matius 5:1-12.
FILSAFAT PENDIDIKAN DRIYAKARA DALAM MENJAWAB TANTANGAN ERA INDUSTRI 4.0 Eustalia Wigunawati
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.303 KB)

Abstract

There are so many challenges faced in the world of education in the era of industrial revolution 4.0. In answering this, the writer made an article that use literature study methods from several literatures with content analysis studies. In the article the author emphasizes that educators must restore the essence of an education. As offered by Driyarkara in his thoughts and integrated with the philosophy of humanism education. The main actors in education are parents and children. The essence of an education is the inculcation of religious values and morals. The educational values conveyed by Driyarkara are basic education which consists of parents and children. The task of parents as educators is to accompany children to become mature humans. Children learn to become adults by learning directly and actively. Thus, children will realize the benefits of learning itself. In the process there must still be discipline and the implementation of values. Abstrak: Ada begitu banyak tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan di era revolusi industri 4.0. Dalam tulisan ini, penulis berusaha menjawab tantangan tersebut dengan metode studi pustaka dari beberapa literatur dengan kajian analisis isi. Dalam artikel penulis menekankan bahwa para pendidik harus mengembalikan esensi dari sebuah pendidikan. Seperti yang ditawarkan oleh Driyakara dalam pemikirannya dan dipadukan dengan filsafat pendidikan humanism. Pelaku dalam pendidikan yang utama adalah orangtua dan anak. Esensi dari sebuah pendidikan adalah penanaman nilai-nilai dan moral keagamaan. Nilai-nilai pendidikan yang disampaikan oleh Driyarkara adalah pendidikan mendasar yang didalamnya terdiri dari orangtua dan anak. Tugas orangtua sebagai pendidik adalah mendampingi anak agar menjadi manusia yang dewasa. Anak belajar menjadi manusia dewasa dengan belajar secara langsung dan aktif. Dengan demikian, anak akan menyadari manfaat dari belajar itu sendiri. Dalam prosesnya harus tetap ada pendisiplinan dan pelaksanaan nilai-nilai.
METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) UNTUK KELOMPOK DISABILITAS DI GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) RESORT LUBUK PAKAM Solmeriana Sinaga
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.717 KB)

Abstract

The purpose of this writing is to provide an understanding that the Church was born and has grown cannot be separated from its essence to serve others as stated in the Three Pillars of the Church in the sense the Church is able to answer the struggles faced by people. One of the is how children with disabilities face various forms of exclusion and that affects them at various levels depending on the type of disability they experience, the environment where they live and culture as well as their social class. The Church, as the place where Christian Religious Education (PAK) being taught, is a bridge to bring people, including the disabled, to relish the work of God’s salvation. In this case, a teaching method is needed for disabled people that cannot be separated from how the community views people with disability. In teaching children in a disability group, it is important to choose certain teaching strategies that are considered most effective for certain children. This selection depends on the learning style and the material delivered. Teaching methods used in teaching children with disabilities in the implementation of PAK, as follows: a. Communication; b. Task analysis; c. Direct instruction; d. Prompts. The Church should have vision to be friends to disabled people as well as their families on the journey of faith in God and the Church should be able to become an open and friendly Church for everyone. Abstrak: Tujuan dari penulisan ini ialah untuk memberikan pengertian bahwa Gereja lahir dan bertumbuh tidak terlepas dari hakekatnya untuk melayani sesama yang tertuang dalam dalam Tri Darma Gereja dalam arti Gereja mampu menjawab pergumulan yang sedang dihadapi oleh manusia. Salah satu diantaranya ialah bagaimana dengan anak-anak penyandang disabilitas dalam menghadapi berbagai bentuk pengucilan dan itu mempengaruhi mereka dalam berbagai tingkatan tergantung dari jenis disabilitas yang mereka alami, di mana mereka tinggal dan budaya serta kelas sosial mereka. Gereja dalam tempat pelaksanaan pembelajaran PAK menjadi jembatan untuk membawa umat termasuk kaum disabilitas menikmati karya keselamatan Allah. Dalam hal ini diperlukan sebuah metode pembelajaran bagi penyandang disabilitas yang tidak lepas dari bagaimana masyarakat memandang penyandang disabilitas. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Para informan terdiri dari Pendeta, orang tua dan anak disabilitas. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ialah memberikan metode pembelajaran PAK di gereja untuk kelompok disabilitas. metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran anak disabilitas dalam pelaksanaan PAK, yaitu: a.communication/ komunikasi b.task analysis/ analisis tugas; c.direct instruction; d.prompts. Gereja sebaiknya memiliki visi menjadi sahabat bagi orang-orang dengan disabilitas serta bersama keluarganya dalam perjalanan iman kepada Allah serta Gereja mampu menjadi Gereja yang terbuka dan bersahabat bagi semua orang.
PLURALITAS DAN TANTANGAN MISI: KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK Fransiskus Irwan Widjaja
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.87 KB) | DOI: 10.46307/rfidei.v4i1.28

Abstract

The purpose of this paper is to see plurality and mission as a conceptual framework in Christian religious education. Building pluralism is an appeal to accept pluralism is an order of people who understand each other that in essence they are a unity in diversity. Pluralism is a condition where there are various things. Religious pluralism explain "all religions have the right to exist and live. Socially, we must learn to be tolerant and even respect the faith or beliefs of followers of other religions. Religious communities need to rethink their religious responsibilities to work together, and even in some cases act as agents of God's general grace in promoting peaceful and harmonious coexistence among people of all religions. In this shell of plurality and mission, the concept of pluralistic Christian religious education developed. Abstrak: Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat Pluralitas dan misi sebagai kerangka konseptual dalam pendidikan agama Kristen. Membangun pluralisme merupakan imbauan menerima kemajemukan merupakan sebuah tatanan masyarakat yang saling mengerti bahwa pada hakekatnya mereka merupakan kesatuan dalam kepelbagaian. Pluralisme adalah suatu kondisi dimana adanya keberadaan sesuatu yang beragam. Pluralisme agama berarti ”semua agama berhak untuk ada dan hidup”. Secara sosial, kita harus belajar untuk toleran dan bahkan menghormati iman atau kepercayaan dari penganut agama lainnya. Komunitas agama perlu memikirkan kembali tanggung jawab agamanya untuk bekerja sama, dan bahkan dalam beberapa hal bertindak sebagai agen rahmat umum Tuhan dalam mempromosikan hidup berdampingan secara damai dan harmonis di antara orang-orang dari semua agama. Dalam kerang pluralitas dan misi inilah, konsep pendidikan agama Kristen yang majemuk dikembangkan.
PENDEKATAN HORST DIETRICH PREUSS DAN GERHARD VON RAD DALAM METODOLOGI TEOLOGI PERJANJIAN LAMA Boiliu, Noh Ibrahim; Harefa, Otieli
REGULA FIDEI: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas Kristen Indonesia, FKIP, Prodi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46307/rfidei.v4i1.63

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melihat pendekatan yang digunakan Horst Dietrich Preuss dan Gerhard von Rad dalam Teologia Perjanjian Lama. Memilih salah satu metode pendekatan dalam Teologia Perjanjian Lama merupakan suatu keharusan. Dalam pendekatannya, Horst Dietrich Preuss memilih teologi yang sistematis dan terstruktur. Metode pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah menelaah metodologi Teologia Perjanjian Lama Gerhard von Rad dan setelah itu menganalisis metodologi Teologia Perjanjian Lama Horst Dietrich Preuss berdasarkan Buku Old Testament Theology. Volume 1, Kentucky: Westminster John Knox Press, 2007. Deskripsi terstruktur secara sistematis dapat memperlihatkan dan melihat gambaran secara keseluruhan baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, serta lebih kondusif bagi usaha hermeneutis. Preuss menerima kritik historis seperti yang disampaikan von Rad. Preus juga memperhatikan unsur koherensitas antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sebab keduanya, teologi Perjanjian Lama dan Teologi Perjanjian Baru harus menjadi dasar teologi Kristen. Teologi Perjanjian Lama pasti harus membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan teologis; juga harus mempertimbangkan keseluruhan spektrum teologi dalam pembentukan deskripsi sendiri, dan mengklarifikasi tempat Perjanjian Lama dalam teologi yang komprehensif. Dengan demikian, Preuss moderat dengan asumsi, Preuss ke arah pendekatan multipleks kanonik. Tidak hanya melihat sisi historisnya saja melainkan juga konteksnya baik dalam penerapan maupun perdebatan teologis kontemporer.
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KOTBAH DI BUKIT Sihombing, Aeron Frior
REGULA FIDEI: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas Kristen Indonesia, FKIP, Prodi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46307/rfidei.v4i1.64

Abstract

Latar belakang permasalahan dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan dalam generasi zaman ini akibat media massa yang mengubah pola pikir, perilaku, maupun kebiasaan pemuda zaman sekarang, disertai pendidikan yang kecenderungannya berbasiskan pengetahuan atau kognitif. Semua ini akan mengakibatkan manusia tidak menjadi manusiawi. Maka, pendidikan karakter ditawarkan oleh Yesus dalam ucapan bahagia di Kotbah di Bukit merupakan pendidikan berbasiskan karakter yang berpusatkan pada imitasi Kristus, yaitu mengikuti jejak atau langkah Kristus dalam kehidupan mahasiswa/i Kristen Indonesia. Kerangka berpikir atau world view inilah yang menjadi pendidikan Karakter Kristen. Dengan demikian, penelitian ini akan mengunakan metode sinkronik yaitu mengeksegese apa yang dikatakan dalam teks Matius 5:1-12.
PLURALITAS DAN TANTANGAN MISI: KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK Widjaja, Fransiskus Irwan
REGULA FIDEI: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas Kristen Indonesia, FKIP, Prodi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46307/rfidei.v4i1.65

Abstract

The purpose of this paper is to see plurality and mission as a conceptual framework in Christian religious education. Building pluralism is an appeal to accept pluralism is an order of people who understand each other that in essence they are a unity in diversity. Pluralism is a condition where there are various things. Religious pluralism explain "all religions have the right to exist and live. Socially, we must learn to be tolerant and even respect the faith or beliefs of followers of other religions. Religious communities need to rethink their religious responsibilities to work together, and even in some cases act as agents of God's general grace in promoting peaceful and harmonious coexistence among people of all religions. In this shell of plurality and mission, the concept of pluralistic Christian religious education developed. Abstrak: Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat Pluralitas dan misi sebagai kerangka konseptual dalam pendidikan agama Kristen. Membangun pluralisme merupakan imbauan menerima kemajemukan merupakan sebuah tatanan masyarakat yang saling mengerti bahwa pada hakekatnya mereka merupakan kesatuan dalam kepelbagaian. Pluralisme adalah suatu kondisi dimana adanya keberadaan sesuatu yang beragam. Pluralisme agama berarti ”semua agama berhak untuk ada dan hidup”. Secara sosial, kita harus belajar untuk toleran dan bahkan menghormati iman atau kepercayaan dari penganut agama lainnya. Komunitas agama perlu memikirkan kembali tanggung jawab agamanya untuk bekerja sama, dan bahkan dalam beberapa hal bertindak sebagai agen rahmat umum Tuhan dalam mempromosikan hidup berdampingan secara damai dan harmonis di antara orang-orang dari semua agama. Dalam kerang pluralitas dan misi inilah, konsep pendidikan agama Kristen yang majemuk dikembangkan.

Page 1 of 1 | Total Record : 9