cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpenataanruang@gmail.com
Editorial Address
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan dan Kebumian (FTSPK),Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya 60111
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Penataan Ruang
ISSN : 19074972     EISSN : 2716179X     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Penataan Ruang (JPR) merupakan jurnal yang dikelola oleh Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia. Tujuan dari Jurnal Penataan Ruang adalah sebagai wadah diseminasi hasil-hasil penelitian pengabdian masyarakat pada bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, baik di Indonesia maupun internasional.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009" : 5 Documents clear
ARAHAN PENEMPATAN LOKASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH DI KABUPATEN REMBANG - Mardi; Eko Budi Santoso; Endang Titi Sunarti
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i2.2354

Abstract

Distribusi penempatan lokasi SMP yang tidak terencana dengan baik menyebabkan teniadinya ketimpangan pelayanan pendidikan SMP antar wilayah di Kabupaten Rembang. Oleh sebab itu perlu dirumuskan arahan penempatan lokasi SMP sebagai salah satu solusi efektif dalam pendistribusian lokasi SMP. Penelitian diawali dengan melakukan kajian pustaka untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam penempatan lokasi SMP. Pengumpulan data primer dan data sekunder dengan data sekunder dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode dan Analytical Hierarchy Proccess (AHP), kineria pelayanan SMP (Performance Analysis) metode Land Suitability Analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor prioritas dalam penempatan lokasi SMP di Kabupaten Rembang adalah faktor penduduk dan faktor distribusi sekolah. Sedangkan kriteria proiritas adalah jumlah SD dan jumlah SMP. Wilayah prioritas penambahan unit SMP di Kabupaten Rembang, yaitu kecamatan Sarang, Kragan, Sedan, Kalio, Sale, Gunem, Bulu dan Sluke. Arahan lokasi penempatan SMP di Kabupaten Rembang, yaitu di Babaktulung (kecamatan Sarang), Woro (kecamatan Kragan), Dadapan, Sedan dan Mojosari (kecamatanSedan); Sambiyan (kecamatan Tahunan (kecamatan Sale), Gunem (kecamatan Gunem); Pasedan Bulu) dan Manggar (kecamatan Sluke).
PENDEKATAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN PERKOTAAN DALAM PERANCANGAN KOTA Sri Amiranti; Erwin Sudarma
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i2.2350

Abstract

Psikologi lingkungan perkotaan yang mengkaji relasi antara perilaku pemanfaat kota dengan konteks lingkungan perkotaan tempat perilaku, menjadi pendekatan yang menjanjikan dalam proses perancangan kota dan evaluasi hasilnya. Gejala pemanfaatan ruang kota yang tidak sesuai dengan rancangan awalnya (misal: digunakan tidak sesuai peruntukan, digunakan sesuai peruntukan namun diubah tatanan fisiknya), dapat ditelusuri penyebabnya dengan pendekatan ini. Dasarnya adalah karena ruang kota terbentuk tidak hanya sebagai hasil rancangan fisik kota saja, tetapi juga karena hasil stimuli ruang kota hasil dan perilaku spasial pemanfaat kota dalam ruang kota. Proses persepsi, eksperiensi dan perilaku manusia tercakup dalam proses psikologi hubungan manusia dengan lingkungan, yang menjadi bagian kajian ilmu psikologi lingkungan. Hasil penelusurannya dapat menjadi masukan bagi perancangan kembali kawasan kota tersebut, sekaligus komparasi untuk perancangan kawasan baru yang lebih manusiawi.
FAKTOR-FAKTOR PENENTUAN TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA (TPS) BERDASARKAN ASPIRASI MASYARAKAT DI KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA Dida Aditya; Rimadewi Suprihardjo
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i2.2351

Abstract

The enhancement of city makes increasing volume of domestic waste. The consequences is the waste management become more difficult and being a main problem for big cities such as Surabaya. At present, waste management in Surabaya still using end of pipe approach solution, which are consist of  three procedures: (i) collecting, (ii) transferring, and (iii) final disposal. The temporary waste transfer station (TPS) and final waste disposal location (TPA) is very important on the collecting procedure. Transfer station is public facility necesities, but it is becomed a problem for the people if its location is near by their daily activities due to the air pollution and stained. Based on these phenomena, it is needed to formulate the determination factors of waste transfer location based on community aspiration. To achieve those factors, it is needed some identification of factors and indicators which are use to determine location of transfer station based on community aspiration.There are three analysis methode: (i) descriptive-qualitative, (2) comparative analysis to find out the information added of determination temporary waste transfer station location's factors from publics' participation, (ii) scoring analysis to find out the weight of factors identify each priority factors based on both preferences, and (iii) quadrant analysis to find out the mappings priority factors on both preferences.The analysis result are: (i) some distances between location of TPS with settlement or public facilities to be exist (ii) integrated between location TPS and recycle waste management, (iii) the location of TPS election will not disturb the fulfill of community needs of natural resources especially on ground water quality. The major priority factors on determination of TPS location in Sukolilo sub district are the demography and physical environment, while the the easy accessibility became the major factor of the main respondent Finally, the lowest priority factors are the utility and appropriate technology. The research result can be use for more detail study to determine parameter factors of TPS location, particularly for Sukolilo sub district and generally for urban area.
POTENSI WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN LAYANAN PENDIDIKAN KEJURUAN PERTANIAN Suyanto, -; Purwadio, Heru; Sulistyarso, Haryo
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i2.2352

Abstract

Kabupaten Trenggalek mempunyai PDRB tertinggi pada sektor pertanian di tahun 2006dengan potensi kekhususan yang merupakan perpaduan antara kehutanan, tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan. Sektor ini menjadi sektor dominan sedangkan dukungan sarana pendidikan kejuruan pertanian yang ada hanya 2 SMK, yaitu SMK Pertanian di Kota Trenggalek dan SMK Perikanan di Watulimo. Masalah yang dihadapi adalah pendidikan kejuruan pertanian di Kabupaten Trenggalek belum berkembang sesuai dengan potensi wilayah.Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan layanan pendidikan kejuruan pertanian berdasarkan potensi wilayah yang merupakan perpaduan antara kehutanan, tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivisme, yaitu dengan menggunakan fakta/data empirik sesuai yang ada di wilayah penelitian. Untuk mengetahui potensi wilayah kabupaten Trenggalek digunakan analisis LQ (Location Quotient). Untuk menganalisis faktor penyebab digunakan analisis Delphi. Strategi pengembangan pendidikan kejuruan pertanian di Kabupaten Trenggalek dilakukan dengan analisis SWOTHasil penelitian ini adalah jenis layanan sekolah yang sesuai dengan potensi wilayah adalah Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian yang membidangi kehutanan,tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan. Strategi yang dikembangkan berdasarkan potensi wilayah Kabupaten Trenggalek adalah Memprioritaskan pendidikan pertanian dan melakukan kerjasama antara dinas pendidikan dan pertanian untuk mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian yang membidangi kehutanan, tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan.
KRITERIA TAMAN KOTA UNTUK SARANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI AF Asri Primastuti; Rimadewi Suprihardjo; Bambang Soemardiono
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i2.2353

Abstract

Meningkatnya performa Taman Kota di Surabaya dalam dua tahun terakhir menimbulkan konsekuensi peningkatan jenis penggunaannya, di antaranya ialah pemanfaatan untuk kegiatan edukasi. Data pemanfaatan taman menunjukkan pengguna terbanyak Taman Kota adalah dari kalangan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD tersebut memanfaatkan taman-taman kota sebagai salah satu alternatif sumber pembelajaran luar ruangan (outdoor learning). Keadaan ini dapat dilihat sebagai suatu demand yang memerlukan supply berupa Taman Kota yang dapat mendukung pencapaian tujuan dari penyelenggaraan PAUD.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kriteria Taman Kota yang mampu berperan sebagai sarana Pendidikan Anak usia Dini, dengan kota Surabaya sebagai study kasus. Untuk itu akan digunakan pendekatan rasionalistik, dengan mode analisis deskriptif. Variabel penelitian didapatkan dari proses triangulasi berbagai teori dan konsep, yakni dari aspek Pendidikan Anak Usia Dini dan dari aspek Taman Kota.Dari hasil analisa didapatkan taman kota yang sesuai untuk sarana Pendidikan Anak Usia Dini adalah Taman Kota yang memiliki kriteria-kriteria: 1) Jenis vegetasi yang aman, estetis, variatif,  2) Lokasi memenuhi nilai efisiensi, nyaman dan aman. Harus dekat dengan dengan pemukiman dan lembaga PAUD, namun jauh dari zona-zona rawan. 3) Pembatas taman yang estetis dan aman dari material dan bentuk. 4) Perancangan taman harus stimulatif, nyaman, aman dan estetis. Banyak menggunakan pola-pola rancangan yang organis. 5) Fasilitas taman harus lengkap, dengan berjalan dan edukatif. Luas taman memadai, minimal ½ jam bila ditempuh dengan berjalan kaki skala anak-anak, untuk kenyamanan dan keamanan. 7) Pengelolaan dan  harus berprinsip responsif dan efisien.

Page 1 of 1 | Total Record : 5