cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sampang,
Jawa timur
INDONESIA
KABILAH : Journal of Social Community
ISSN : 25029649     EISSN : 25033603     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
KABILAH (Journal of Social Community) Print-ISSN: 2502-9649 and Online-ISSN: 2503-3603, this journal is published by Institute for Research and Community Service (LP2M) Islamic College Nazhatut Thullab Sampang Madura. Journal published twice a year, every June and December. This journal contains conceptual articles and research result report about social community from the perspective of religion, education, law, economy and culture.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)" : 9 Documents clear
Kritik Terhadap Metode Muhammad Al-Ghazali Dalam Memahami Hadits Nabi Muhammad SAW Abdul Basid
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1459.105 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3079

Abstract

Abstrak: Metode Muhammad al-Ghazali dalam memahami Hadits Nabi Muhammad Saw yaitu, Muhammad al-Ghazali tidak mau mempergunakan hadits âhâd dalam menetapkan akidah, masalah akidah harus berdasarkan keyakinan, dan bukan pada dugaan. sesuatu yang dhanni tidak layak untuk diamalkan dan dijadikan hukum, serta penelitian hadis pada kritik matan. kajian Muhammad al-Ghazali terhadap Hadits Nabi menitik beratkan pada kritik matan, dalam arti mengkaji otentisitas sebuah matan hadis dan mengungkap makna (memahami hadis Nabi). Kata Kunci: Metode, Hadits Abstract: The method of Muhammad al-Ghazali in understanding the Hadith of Prophet Muhammad SAW, Muhammad al-Ghazali did not want to use the hadith of âhâd in determining aqidah, aqidah problem should be based on belief, and not on suspicion. something dhanni not worthy to be practiced and made law, and research hadith on criticism matan. Muhammad al-Ghazali's study of the Prophet's hadith emphasizes the criticism of matan, in the sense of examining the authenticity of a hadith matan and revealing the meaning (to understand the hadith of the Prophet) Keywords: Method, Hadith
Madura Awards Dan Perbandingan Prestasi Pendidikan Empat Kabupaten Di Madura Moh Wardi
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.244 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3087

Abstract

Abstrak: Islam menganjurkan kepada umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Penelitian menunjukan bahwa, kontestasi Kabupaten berprestasi merupakan salah satu upaya dalam mengamalkan syiar Islam diantaranya berlomba-lomba dan seruan berbuat kebaikan. Secara budaya, ajang Madura Awards menegaskan bahwa Madura bagian dari komonitas simbolis. Bagi masyarakat Madura, simbol tropi dan penghargaan menjadi daya magnet. Secara pendidikan, publikasi hasil prestasi masing-masing Kabupaten yang ada di Madura merupakan implementasi dari nilai-nilai perbandingan pendidikan (comparative education). Menjadi bahan evaluasi, mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing Kabupaten untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan prestasi khususnya di bidang pendidikan. Kata kunci: Madura Awards, Prestasi pendidikan Abstract: Islam advocates for his people to compete in goodness. Research shows that, the contestation of achievement Regency is one of the efforts in implementing syiar Islam such as competing and calling to do good. Culturally, the Madura Awards event asserts that Madura is part of a symbolic communion. For the Madurese, symbols of trophies and awards become magnetism. In education, the publication of the achievements of each Kabupaten in Madura is an implementation of comparative education values. Being an evaluation material, know the strengths and weaknesses of each District to constantly improve the quality and achievements, especially in the field of education. Keywords: Madura Awards, Educational achievement
Model-Model Integrasi Keilmuan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Nur Jamal
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.58 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3088

Abstract

Abstrak: Tulisan ini membahas tentang integrasi keilmuan Islam, hal ini dilatarbelakangi oleh adanya dualisme atau dikotomi keilmuan antara ilmu-ilmu umum di satu sisi dengan ilmu-ilmu agama di sisi lain. Yang kemudian berimplikasi luas terhadap aspek-aspek kependidikan di lingkungan umat Islam, baik yang menyangkut cara pandang umat terhadap ilmu dan pendidikan, kelembagaan pendidikan, kurikulum pendidikan, maupun psikologi umat pada umumnya. Mode-model integrasi keilmuan dapat berupa model IFIAS, ASASI, Islamic Worldview, Struktur Pengetahuan Islam, Model Bucaillisme, Integrasi Keilmuan Berbasis Filsafat Klasik, Integrasi Keilmuwan Berbasis Tasawuf, Integrasi Keilmuwan Berbasis Fiqh, Model Kelompok Ijmali, Model Kelompok Aligarh. Kata Kunci : Model, integrasi, ilmu Abstract: This paper discusses the integration of Islamic scholarship, it is motivated by scientific dualism or dichotomy between general sciences on the one hand with the religious sciences on the other. Which then broad implications for aspects of education in the Muslim community, both involving the community perspective on science and education, educational institutions, educational curricula, as well as people in general psychology. Fashion-model of integration of science can be IFIAS models, RIGHTS, Islamic Worldview, Islamic Knowledge Structure, Model Bucaillisme, Scientific-Based Integration Classical Philosophy, Integration-Based Science of Sufism, Integration-Based Science of Fiqh, Ijmali Group Model, Model Group Aligarh. Keywords: Model, integration, science
Membangun Tradisi Akademik Pendidikan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter Munib Munib
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.377 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3093

Abstract

Abstrak: Menetapkan tradisi akademis dalam pendidikan di dunia sekunder lebih rendah adalah sesuatu yang penting di lembaga formal dan informal baik di sekolah, universitas maupun di Pondok Pesantren. Keberhasilan MAN 3 Malang dan MAN Malang II Batu sebagai institusi unggulan dibantu oleh hadirnya sekolah-sekolah pendidikan (Ma'had) di sekolah dengan tradisi pendidikan pesantren dan budaya pesantren (Ma'hady culture) sehingga Para siswa di samping dilengkapi dengan sains mereka juga mendapat bimbingan di bidang teologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tradisi akademis di pesantren ma'had al-Qalam MAN 3 Malang dan pesantren (ma'had) siswa al-Ulya MAN Malang II Batu dalam pembentukan karakter, dengan sub-fokus. meliputi: (1) tradisi akademik pendidikan pesantren, (2) nilai-nilai luhur tradisi Pondok Pesantren dalam membentuk karakter siswa yang menjadi tradisi atau budaya ma'had al-Qalam MAN 3 Malang dan ma'had al -Ulya MAN Malang II Batu. Kata Kunci: Tradisi Akademik, Pendidikan, Karakter Abstract: Establishing an academic tradition in education in the world of lower secondary is something that is important in the formal and informal institutions be it in schools, universities and in the Boarding School. The success of MAN 3 Malang and MAN Malang II Batu as a superior institution is helped by the presence in schools of education (Ma'had) in the school with a tradition of academic and cultural boarding school education(Ma'hady culture) so that the students in addition equipped with the science they also received guidance in the field of theology. This study aims to reveal the academic tradition in the boarding school(ma'had) al-Qalam MAN 3 Malang and boarding school(ma'had) al-Ulya MAN Malang II Batu students in the formation of character, with a sub-focus include: (1) academic tradition of boarding school education, (2) the noble values ​​of the Boarding School tradition in forming the character of students who become a tradition or culture in ma'had al-Qalam MAN 3 Malang and ma'had al-Ulya MAN Malang II Batu. Keywords: Academic Tradition, Education, Character
Manajemen Head Master Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru di SMAN II Kabupaten Bangkalan Badrut Tamam
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.808 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3095

Abstract

Abstrak: Salah satu faktor penunjang dan keberhasilan kunci sekolah yang memiliki prestasi atau kesuksesan adalah faktor kepemimpinan atau manajemen kepala sekolah. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mengungkap keberadaan tokoh sentral kepala sekolah, dalam melakukan perubahan, perubahan manajemen dan perubahan baru bagi para guru, karena kepala sekolah merupakan tokoh yang paling dominan dalam meningkatkan profesionalisme guru dan institusi pendidikan menjadi lebih maju Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, pertama, kepala sekolah mengacu pada visi, misi dan tujuan sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, kedua, kepala sekolah mengembangkan dan memotivasi para guru dan bawahannya dalam meningkatkan profesionalisme guru, (2) Penerapan tugas kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru: pertama, kepala sekolah meningkatkan pengawasan dalam meningkatkan profesionalisme guru, kedua, kepala sekolah menjadikan guru sebagai mitra, dalam mengambil keputusan. , pengaturan job description, pembuatan promissory, prota, dan perencanaan persiapan belajar. (3) Evaluasi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, pertama, kepala sekolah memberi penghargaan kepada guru yang berprestasi, kedua, kepala sekolah memberi posisi kepada guru yang mampu menempati posisi strategis, seperti wakil kepala sekolah, ketua dari panitia, dan kelas wali. Kata Kunci: Manajemen, Kepala Sekolah, Guru Profesional Abstract: One of supporting factors and success key for school which has an achievement or success is a factor of leadership or head master’s management. Therefore, researchers are trying to uncover the existence of the central figure of the headmaster, in making changes, management changes and a new changing for the teachers, because the head master is the most dominant figure in improving the professionalism of teachers and educational institutions to be more advanced. The results shows that: (1) the head master’s planning in improving teacher professionalism, first, the head master refers to the vision, mission and goals of the school in improving the professionalism of teachers, second, the head master develop and motivate the teachers and his subordinates in improving the professionalism of teachers, (2) Implementation of head master’s job in improving teacher Professionalism: first, head master improve the supervision in improving the professionalism of teachers, second, head master make the teachers as partners, in making decision, arrangement of job description, making the promissory, prota, and the planning of learning preparation. (3) Head master’s evaluation in improving teacher Professionalism, first, head master gives reward to the teachers who has achievement, second, head master gives position to teachers who are able to occupy in the strategic positions, such as vice of head master, chairman of the committee, and guardian class. Keywords: Management, Head Master, Teacher Professionalism.
Kecerdasan IQ, EQ dan SQ Dalam Pembentukan Kepribadian Mukmin Ismail Ismail
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.904 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3105

Abstract

Abstrak: Penelitian ini merupakan kajian teoritis tentang kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang kemudian dengan kecerdasan itu dapat mengarahkan dirinya untuk memiliki kepribadian, karena kecerdasan dapat diartikan sebagai sebuah kecakapan yang dimiliki oleh seorang individu. Beberapa pendapat mengatakan bahwa di dalam diri manusia tidak hanya kecerdasan intelektual (IQ), melainkan juga terdapat kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Sehingga pertumbuhan dan perkembangan individu manusia akan selalu dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan ketiga jenis kecerdasan itu sendiri. Keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan ketiga kecerdasan itu akan berakibat pada keseimbangan pertumbunhan dan perkembangan kepribadian. Dalam kajian ini penulis akan menjelaskan korelasi antara IQ, EQ & SQ dalam pembentukan pribadi mukmin, serta bagaimana proses pembentukan pribadi mukmin. Kata Kunci: IQ, EQ, SQ, Pribadi Mukmin Abstract : This study is a theoretical study of intelligence possessed by the human intellect then it can lead a person to have a personality, as intelligence can be defined as a skill possessed by an individual. Some opinions say that in a human being is not just intellectual intelligence (IQ), but there are also emotional intelligence (EQ) and spiritual intelligence (SQ). So that the growth and development of the human individual will always be influenced by the growth and development of three types of intelligence itself. Balance growth and development of the three intelligence will result in the balance and personality development. In this study the authors will describe the correlation between IQ, EQ and SQ believer in personal formation, and how the process of personal formation believer. Keyword: IQ, EQ, SQ, Personal Believer.
Problematika Pembelajaran Statistik di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Sri Irawati
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.254 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3113

Abstract

Abstrak: Statistik merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Upaya mengembangkan pendekatan dan strategi pembelajaran sudah banyak dilakukan dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan. Dengan modal pengalaman yang dimiliki selama aktif di dunia pendidikan dapat melahirkan inovasi dalam pembelajaran matematika/statistik, tidak sedikit pula hasil inovasi yang mereka lakukan memberikan hasil yang efektif. Permasalahan yang bersumber dari karakteristik matematika, Permasalahan yang bersumber dari media dan alat peraga, Permasalahan yang bersumber dari bahasa (simbol, huruf dan kata), serta Permasalahan yang bersumber dari Mahasiswa yang bersangkutan. Diantara solusi dari Dosen adalah Adanya peningkatan profesionalisme tenaga pendidik yang meliputi kompetensi personal, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kata kunci : problematika, statistik, PTKI Abstract: Statistics is the science dealing with the ways of data collection, processing or penganalisisannya and drawing conclusions based on analyzing the data set and done. Efforts to develop approaches and learning strategies has been done in order to improve the quality of education. With the experience that capital active in the world for education can deliver innovation in the learning of mathematics/statistics, there are also the result of innovation they do provide very effective results. Problems derived from mathematical characteristics, problems originating from media and props, the problem comes from the language (symbols, letters and words), as well as the problems that come from the students. Among the solutions of the teacher is the presence of increased professionalism of educators that includes personal competence, pedagogical competence, professional competence and social competence. Keywords : problems, statistics, Islamic college
Ibnu Rusyd dan Kontribusi Pemikirannya Terhadap Perkembangan Ilmu Fiqih Mohamad Thoyyib Madani
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.905 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3080

Abstract

Abstrak : Tulisan mengkaji tentang pemikiran Ibnu Rusyd di bidang pendidikan, terutama fiqh. Ibnu Rusyd berpikir tentang yurisprudensi pendidikan dapat ditemukan, dengan pemikiran filosofis yang mendalam, sekitar dua bagian ilmu, yaitu metode konsep (tasawwur), dan verifikasi (tasdiq). Metode tasdiq, mengelompokkan manusia, sesuai dengan kemampuan berfikirnya, menjadi tiga kelompok, yaitu ahl al-khitab, ahl al-jadal, dan ahl al-burhan. klasifikasi, menyebabkan metode penyampaian pendidikan fiqh berbeda, disesuaikan dengan kemampuan berpikir manusia, bahwa dalam pembahasan fikih, dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu biasa, muqtasid, dan mujtahid. Awam identik ahl al-khitab, muqtasid identik ahl al-jadal, dan mujtahid identik dengan ahl al-burhan. Kata kunci: Pemikiran Ibnu Rusyd, Ilmu Fiqih. Abstract : This article studies about the thought of Ibn Rusyd in education, especially fiqh. Ibn Rusyd thinking about education jurisprudence can be found, with deep philosophical thought, about two parts of science, namely the method of concept (tasawwur), and verification (tasdiq). Tasdiq methods, classifying humans, according to the ability berfikirnya, into three groups, namely al-khitab ahl, ahl al-jadal, and ahl al-burhan. the classification, causes fiqh education delivery methods are different, customizable, with the ability to think man, that in the discussion of jurisprudence, divided into three groups, namely ordinary, muqtasid, and mujtahid. Layman identical, the ahl al-khitab; muqtasid identical, the ahl al-jadal, and mujtahid synonymous with ahl al-burhan. Keywords: Thought of Ibn Rusyd, Fiqh
Problematika Dualisme Ideologi dan Kelembagaan Pendidikan Islam Fathorrahman Z
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.551 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3092

Abstract

Abstrak: Dualisme pendidikan di Indonesia telah menjadi dilema yang belum dapat diselesaikan hingga sekarang. Dualisme ini tidak hanya berkenaan dengan sistem pengajarannya tetapi juga menjurus pada keilmuannya. Pola pikir yang sempit cenderung membuka gap antara ilmu-ilmu agama Islam dan ilmu-ilmu umum. Padahal dikotomi keilmuan ini justru menjadi garapan bagi para pakar pendidikan Islam untuk berusaha menyatukan keduanya. Dualisme pendidikan Islam juga muncul dalam bidang manajerialnya, khususnya di lembaga swasta. Lembaga swasta umumnya memiliki dua top manager yaitu kepala madrasah dan ketua yayasan (atau pengurus). Meskipun telah ada garis kewenangan yang memisahkan kedua top manager tersebut, yakni kepala madrasah memegang kendali akademik sedangkan ketua yayasan (pengurus) membidangi penyediaan sarana dan prasarana, sering di dalam praktik terjadi overlapping. Praktek manajemen di madrasah sering menunjukkan model manajemen tradisional, yakni model manajemen paternalistik atau feodalistik. Dominasi senioritas semacam ini terkadang mengganggu perkembangan dan peningkatan kualitas pendidikan. Kata Kunci: idealisme, kelembagaan, pendidikan islam Abstract: The dualism of education in Indonesia has become a dilemma that has not been resolved until now. This dualism is not only concerned with the teaching system but also leads to its scholarship. A narrow mindset tends to open the gap between the sciences of Islam and the general sciences. Yet this dichotomy of science is actually a claim for Islamic education experts to try to unite the two. Islamic education dualism also emerged in the managerial field, especially in private institutions. Private institutions generally have two top managers: the head of the madrasah and the chairman of the foundation (or caretaker). Although there is a line of authority that separates the two top managers, ie the head of the madrasah holds academic control while the chairman of the foundation (caretaker) in charge of the provision of facilities and infrastructure, often in the practice of overlapping. Management practices in madrasas often show a traditional management model, the paternalistic or feudalistic management model. Such seniority dominance sometimes interferes with the development and improvement of the quality of education. Keywords: idealism, institution, Islamic education

Page 1 of 1 | Total Record : 9