cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sampang,
Jawa timur
INDONESIA
KABILAH : Journal of Social Community
ISSN : 25029649     EISSN : 25033603     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
KABILAH (Journal of Social Community) Print-ISSN: 2502-9649 and Online-ISSN: 2503-3603, this journal is published by Institute for Research and Community Service (LP2M) Islamic College Nazhatut Thullab Sampang Madura. Journal published twice a year, every June and December. This journal contains conceptual articles and research result report about social community from the perspective of religion, education, law, economy and culture.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)" : 9 Documents clear
Gagasan Pemikir Islam Progresif; Beragama Secara Otentik Dalam Kehidupan Kontemporer Ach. Maimun
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.382 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3135

Abstract

Abstrak: Beragama secara otentik adalah idealisme penganut agama yang sungguh-sungguh. Di satu sisi beragama tidak bisa sekadar meniru dalam tradisi, tapi di sisi lain ia berhadapan dengan modernitas yang mengubah tradisi. Di satu sisi Islam terjaga dalam tradisi tapi di sisi lain kemajuan mengharuskan mengikuti modernitas. Karena itu, pertanyaan bagaimana menjadi muslim sekaligus menjadi modern adalah pertanyaan dasar dalam pencarian otentisitas beragama. Pertanyaan itu terutama dilatari oleh kesadaran atas ketertinggalan dari Barat dan upaya yang dilakukan dengan menirut Barat tidak memberikan hasil yang menggembirakan, untuk tidak menyebut gagal. Umat Islam mengalami “alienasi” dalam keagamaan dan kehidupan kontemporer. Para pemikir Islam progresif menawarkan gagasan yang beragam dalam rangka menemukan otentisitas beragama tersebut. Iqbal memberikan gagasan yang bercorak filosofis dengan mendasarkan konsepnya pada diri/jiwa yang otonom, Sayyid Quthub yang radikal mendasarkan pada konsep dasar Islam yang berseberangan dengn kejahiliahan, Ali Syari’ati yang revolusioner mendasarkan pada spirit ajaran Islam yang diterjemahkan gerakan nyata melawan berbagai bentuk tirani, dan Arkoun yang kritis dalam menggali turats dengan menggunakan perangkat-perangkat modern. Berbagai gagasan yang beragam ini dapat memberi inspirasi bagi upaya terus menerus mencari otentisitas beragama. Kata Kunci: ashalah, turats, modernitas, alienasi. Abstract: Authentic religion is a religious idealism. On the one hand religion can not simply imitate in tradition, but on the other hand it deals with modernity that changes tradition. On the one hand Islam is awake in tradition but on the other hand progress requires following modernity. Therefore, the question of how to become Muslim and to be modern is a basic question in the quest for religious authenticity. The question is mainly due to the awareness of the backwardness of the West and the efforts made by emulating the West have not yielded encouraging results, not to mention failure. Muslims experience "alienation" in religious and contemporary life. Progressive Islamist thinkers offer diverse ideas in order to discover the religious authenticity. Iqbal gave a philosophical idea of ​​basing his concept on autonomous self, the radical Sayyid Quthub based on the basic concept of Islam that is opposed to ignorance, the revolutionary Ali Shari'ati based on the spirit of Islamic teachings translated by real movements against various forms of tyranny, and Arkoun are critical in digging turats using modern devices. These diverse ideas can inspire the continued quest for religious authenticity. Keywords: ashalah, turats, modernity, alienation.
Peningkatan Mutu Pembelajaran Berbasis Aneka Sumber Belajar di MTsN Sumber Bungur Pamekasan Ali Wafa
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.612 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3136

Abstract

Abstrak: Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus ditunjang oleh fasilitas pembelajaran atau sumber belajar yang memadai serta didukung oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif karena endekatan ini cocok digunakan untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang fenomena sosial. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui (1) peningkatan mutu pembelajaran berbasis aneka sumber; (2) perncanaan pembelajaran berbasis aneka sumber belajar; (3) dampak peningkatan mutu pembelajaran. Hasil penelitiannya (1) dalam meningkatkan mutu pembelajaran sekolah melengkapi fasilitas atau sumber belajar yang memadai dan melakukan pembinaan guru-guru secara terus-menerus; (2) dalam perencanaan guru mengacu pada kurikulum khususnya silabus sebagai acuan utama dalam menyusun perencanaan pembelajaran dan disesuaikan dengan kondisi sekolah. Di dalamnya memuat materi, media, pendekatan, metode, dan penilaian; (3) pada tahun 2016-2017 banyak meraih prestasi baik tingkat Kabupaten, Madura, Jawa Timur, Nasional dan bahkan Internasional. Kata Kunci: Mutu Pembelajaran, Sumber Belajar Abstract: The teacher is one factors that determine the success of learning process. The learning process should be supported by learning facility or learning resources that are adequate and supported by teachers ability and skills in learning implemention. This research used a descriptive approach because it is suitable for obtaining a deep understanding of the social phenomenon. The methode was used in data collection are observation and interview.The purpose of this study is to know: (1) the improvement of leaning resources based learning; (2) the planning of learning resources various learning resources; (3) the impact of learning gualities improvement. The results of his research (1) in improving the quality of school learning complementary facilities or learning resources adequate and continuous mentoring the teachers; (2) in teacher planing refers to curriculum especially syllabus as the main reference in preparing lesson planning and adapted to school conditions. Inside determines the material, media, approaches, methods, and assessments; (3) at 2016-2017 a lot of achievement both district level, Madura, East Java, National and even international. Keywords: Quality of Learning and Learning Resources
Madrasah Diniyah Dalam Multi Perspektif Ismail Ismail
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.156 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3137

Abstract

Abstrak: Penelitian tentang madrasah diniyah telah banyak dilakukan oleh para ahli, namun dari sekian penelitian itu masih parsial, yakni penelitian yang hanya menurut satu perspektif. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melihat madrasah diniyah menurut beberapa perspektif, antara lain: perspektif ideologis filosofis, historis, politik, manajemen, dan metodologis. Penelitian tentang madrasah diniyah multi perspektif ini bertujuan untuk menegaskan bahwa madrasah diniyah sebagai lembaga pendidikan dapat dilihat menurut berbagai perspektif yang sejalan dengan perkembangan dunia ilmu (scientific view). Penelitian ini diperoleh hasil antara lain: (1) penyelenggaraan pendidikan madrasah diniyah sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki landasan ideologis filosofis yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits; (2) madrasah diniyah memiliki akar sejarahnya sendiri yang sejalan dengan sejarah Islam dan muslim di Indonesia; (3) madrasah diniyah memiliki posisi strategis secara politik; (4) untuk meningkatkan kualitas, secara manajemen madrasah diniyah perlu mendapatkan perhatian yang serius dari stakeholders pendidikan agar madrasah diniyah semakin fungsional bagi bangsa negara; dan (5) peningkatan sumber daya manusia madrasah diniyah sangat dibutuhkan guna meningkatkan mutu pendidikan madrasah diniyah utamanya dalam pembelajaran sehingga terlaksana pembelajaran yang kontekstual. Kata Kunci: Madrasah Diniyah Abstract: Research on madrasah diniyah has been done by many experts, but the research is still partial, ie research which only according to one perspective. Therefore, this research tries to look at madrasah diniyah according to several perspectives, among others: philosophical, historical, political, management, and methodological perspective. Multi perspective research on madrasah diniyah aims to emphasize that madrasah diniyah as an educational institution can be seen according to various perspectives that are in line with the development of science world (scientific view). This study obtained results include: (1) the implementation of madrasah diniyah as an Islamic educational institution has a philosophical ideological foundation derived from the Qur'an and Hadith; (2) madrasah diniyah has its own historical roots in line with the history of Islam and Muslims in Indonesia; (3) madrasah diniyah has a strategic political position; (4) to improve the quality, madrasah diniyah management needs to get serious attention from education stakeholders to make madrasah diniyah more functional for nation state; and (5) the improvement of human resources of madrasah diniyah is needed to improve the quality of madrasah diniyah education especially in learning so that the contextual learning is done. Keywords: Madrasah Diniyah
Studi Kritis Tentang Konstitusionalisme Islam Modern Perspektif Abdullahi Ahmed An-Na'im Fahmi Assulthoni
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.397 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3138

Abstract

Abstrak: Abdullahi Ahmed An-Na’im adalah seorang tokoh Muslim yang cukup berani untuk menolak konsep-konsep yang telah ditetapkan dalam Islam. Konsep pemikiran yang selalu ia tawarkan ialah perlunya dilakukan reformasi syariah. Reformasi syariah yang diinginkan olehnya adalah harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman dan masyarakat dalam kehidupan bernegara. Formulasi pemikirannya bersifat menyeluruh dan menyentuh tataran sosial, politik, hukum pidana, hukum internasional, dan hak-hak asasi manusia tak terkecuali dalam konteks konstitusionalisme Islam. Dari sekian banyak pemikirannya, tulisan ini hanya akan mengungkap satu pemikirannya tentang konstitusionalisme Islam modern. Artikel ini sangat penting mengingat Naim sendiri sebagai tokoh Islam mampu mengkritik keras terhadap penafsiran yang dianggap bertolak belakang dengan konsep-konsep umum yang terjadi di dunia. Dari sisi metodenya, tulisan ini menggunakan teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kepustakaan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa konstitusionalisme Islam modern menuurut an-Na’im harus lebih bersifat aspiratif, egaliter, dan tidak diskriminatif. Konstitusi Islam modern harus sejalan dengan konstitusi publik yang diakui di dunia internasional. Sebagai implikasinya maka konstitusi Islam berada di level ke dua setelah konstitusi internasional Kata Kunci: konstitusionalisme Islam, Abdullahi Ahmed An-Na’im Abstract: Abdullahi Ahmed An-Na'im is a Muslim figure who dared to reject the concepts that has been specified in Islam. The concept of thinking that he always offers is the need for reformation of sharia. Shariah reforms desired by him is to be tailored to the needs of the times and communities in the life of the state. The formulation of his thinking is comprehensive and touches the social, political, criminal, international, and human rights levels in the context of Islamic constitutionalism. Of his many thoughts, this article will only reveal one of his thoughts on modern Islamic constitutionalism. This article is very important considering Naim himself as a Muslim figure able to criticize hard against interpretations that are considered contrary to the general concepts that occur in the world. In terms of method, this paper uses descriptive analysis techniques with literature approach. Based on the results of the analysis can be concluded that the modern Islamic constitutionalism menurut an-Na'im should be more aspirational, egalitarian, and non-discriminatory. The modern Islamic Constitution must be in line with the internationally recognized public constitution. As an implication, the Islamic constitution is at the second level after the international constitution Keyword: konstitusionalisme Islam, Abdullahi Ahmed An-Na’im
Problematika Pendidikan Islam; Antara Determinisme Historis dan Realisme Praktis Masykurotus Syarifah
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.197 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3139

Abstract

Abstrak: Pendidikan Islam sampai sekarang dapat dikatakan masih berada dalam posisi problematik antara 'determinisme historis' dan 'realisme praktis'. Di satu sisi, pendidikan Islam belum sepenuhnya keluar dari cita-cita kemuliaan masa lalu hegemoni tentang pemikiran dan peradaban Islam; Sementara di sisi lain, juga 'dipaksa' menerima tuntutan masa kini, terutama yang datang dari Barat, dengan orientasi yang sangat praktis. Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa basis yang digunakan adalah peradaban pembebasan pemberdayaan. Dasar dari reformasi ini adalah pendidikan dengan konsep keagamaan, demokrasi, toleransi, berbasis hukum, egaliter, menjunjung tinggi martabat manusia, berbasis budaya, berbasis global, anti kekerasan, dan berbasis antikorupsi. Sistem pendidikan Islam di masa kini dan masa yang akan datang perlu dipikirkan dan dibicarakan sebab-sebab permasalahannya, antara lain: Pertama, bahwa penyelenggaraan pendidikan Islam secara formal/ informal belum sesuai dengan pengertian pendidikan Islam itu sendiri; Kedua, bahwa sistem dan metode itu masih dalam lingkaran pendakalan (proses de islamisasi). Kata kunci: Pendidikan, Islam, historis, Realisme Praktis Abstract: Islamic education until now may be said to still be in a problematic position between 'historical determinism' and 'practical realism'. On the one hand Islamic education has not been entirely out of the ideals of the hegomonic past glories of Islamic thought and civilization; while on the other hand, it is also 'forced' to accept the demands of the present, especially those coming from the West, with a very practical orientation. 2) The renewal of Islamic education in Indonesia, it can be concluded that the basis used is empowerment-liberating civilization. The basis of this reform is education with religious foundations, democracy, tolerance building, law-based, egalitarian stance, uphold human dignity, cultural-based diversity, global-based, anti-violence, and anti-corruption-based. 3) Islamic education system in the present and the future should be considered and discussed the causes of the problem, among others: First, that the implementation of Islamic education in a formal / informal not in accordance with the understanding of Islamic education itself; Second, that the systems and methods are still in the circle of delinquency (de Islamization process). Keywords: Education, Islam, historical, realism Practical
Pendidikan Alamiah Fiqih Pendidikan Ala Rasulullah Maimun Maimun
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.824 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3140

Abstract

Abstrak: Secara alamiah, alam menyediakan sumber pengetahuan yang bisa diserap oleh manusia untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan diri guna mencapai taraf hidup yang lebih baik. Nabi Muhammad sebagai manusia yang diutus untuk manusia lahir dalam konteks pendidikan yang tidak terlembaga seperti sekarang ini. Walaupun demikian kepribadiannya menjadi rujukan semua manusia baik dalam dimensi keilmuan, kebijaksanaan dan akhlakul karimahnya, sehingga penting untuk dieksplor rahasia dibalik kesuksesannya itu. Kajian ini merupakan telaah literatur dengan fokus; pertama apa itu pendidikan alamiah? kedua, bagaimana pola pendidikan nabi Muhammad sebagai referensi manusia? Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa pendidikan alamiah merupakan pendidikan yang identik dalam hidup manusia karena menjadikan alam sebagai sumber pengetahuan baik sebagai objek ilmu atupun sebagai pengalaman hidup yang memungkinkan kematangan hidup sebagai hasilnya. Pendidikan nabi Muhammad melalui proses yang sama, dimana beliau berkembang melalui alam dan pengalamannya; menjadi yatim, tinggal di lingkungan bani Saad, mengembala kambing, dan melakukan perniagaan. Kata Kunci: Pendidikan, Alam, Nabi Muhammad Abstract: Naturally, nature provides a source of knowledge that can be absorbed by human to sustain their life and develop themselves to achieve a better standard of living. Prophet Muhammad as a human being sent to all human in this world, was born in an educational context that is not institutionalized as it is today. Nevertheless, his personality becomes the reference of all human being both in the dimensions of science, the wisdom and akhlakul karimah, so it is important to be explored the secret behind his success. This review is a literature study with some focuses; first, what is natural education? Secondly, how is the pattern of Prophet Muhammad's education as a human reference? The results show that natural education is identical education in human life because it makes nature as a source of knowledge both as an object of science or as life experience that allow the maturity of life as a result. Prophet Muhammad's education through the same process, where he developed through his nature and experience; being an orphan, living in the Saad neighborhood, to goat and doing trade. Keywords: Education, Natural, Prophet Muhammad
Analisis Historis Terhadap Integrasi Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Abbasiyah Siti Farida
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.746 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3141

Abstract

Abstrak: Sejak awal kekuasaannya, Dinasti Abbasiyah sangat memperhatikan perkembangan pendidikan. Hamper diseluruh wilayah Islam berdiri berbagai macam lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga tersebut tersebar di perkotaan dan perdesaan. Perkembangan lembaga pendidikan yang demikian maju pada masa Dinasti Abbasiyah telah disertai dengan penataan kurikulum yang baik. Ketika itu terdapat tiga jenis kurikulum di madrasah-madrasah: kurikulum pendidikan rendah, menengah dan kurikulum pendidikan tinggi. Kurikulum pendidikan rendah bentuknya bervariasi, tergantung pada tingkat kebutuhan masyarakat. Namun secara umum kurikulum yang diajarkan ketika itu adalah belajar membaca, menulis, tata bahasa, hadits, prinsip-prinsip dasar matematika, dan syair. Selain itu ada pula yang menambahkan pelajaran nahwu dan cerita-cerita kepahlawanan Islam.bahkan ada kurikulum yang sebatas menghafal Al-Qur’an dan menkaji dasar-dasar ajaran Islam. Kurikulum pendidikan tinggi dibagi menjadi dua jurusan : jurusan ilmu-ilmu agama dan jurusan ilmu pengetahuan umum. Kurikulum agama terdiri dari fikih, nahwu, kalam, kitabah, dan lain-lain. Sedangkan kurikulum umum terdiri dari matematika, logika, ilmu angka-angka, geometri, astronomi, music, aritmatika, hukum-hukum geometri dan sebagainya. Kata Kunci: Kurikulum, Abbasiyah Abstract:Since the beginning of his power, The Abbasid dynasty paid great attention to the development of education. Almost all Islamic regions stand a variety of educational institutions. These institutions are scattered in urban and rural areas. The development of such an educational institution advanced during the Abbasid period has been accompanied by a good curriculum arrangement. At that time there were three types of curriculum in Madrasahs: low, middle, and higher education curricula. The lower education curriculum varies in form, depending on the level of community needs. But in general the curriculum taught at the time was learning to read, write, grammar, hadith, basic principles of mathematics, and poetry. In addition there are also add nahwu lessons and Islamic heroic stories.bahkan there is a curriculum that is merely memorize the Qur'an and examine the basics of Islamic teachings. The higher education curriculum is divided into two majors: the majors of the religious sciences and the general science department. The religious curriculum consists of fiqh, nahwu, kalam, kitabah, and others. While the general curriculum consists of mathematics, logic, numerology, geometry, astronomy, music, arithmetic, geometry laws and so on. Keywords: Curriculum, Abbasiyah
Performance Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren Dalam Dalam Meraih Simpatik Masyarakat Supandi Supandi
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.363 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3142

Abstract

Abstrak: Sinergi perguruan tinggi dengan pesantren merupakan fenomena yang unik dan selalu menjadi bahan pembicaraan yang selalu menarik untuk menjadi topik diskusi. Pendidikan tinggi Islam yang tinggal di ranah pesantren, menjadi salah satu alternatif varian menu bagi masyarakat dalam menentukan pilihan untuk mendidik generasi muda tanpa perlu meninggalkan gaya pesantren, namun bisa berinovasi dan berkreasi hingga perguruan tinggi, akademisi, sekolah menengah, institut dan bahkan universitas). Tujuannya adalah untuk mencetak ilmuwan Islam, ahli di berbagai bidang Islam dan lainnya. Seiring dengan perkembangan ini, pendidikan tinggi ada di semua pesantren, menghadapi berbagai masalah sosial, profesionalisme akademis dan bahkan pengelolaan kelembagaan. Fenomena ini harus segera diatasi dan menemukan cara alternatif untuk memecahkan masalah. Salah satu tawarannya adalah menciptakan dan berinovasi sistem administrasi akademik, transformasi pesantren dan manajemen perguruan tinggi, meningkatkan sinergi pendidikan tinggi, dan merekonstruksi pemahaman politik pendidikan di kinerja pesantren. Upaya ini merupakan syarat mutlak bagi kemajuan dan kepercayaan masyarakat dalam melaksanakan regulasi pendidikan. Kata Kunci: Pendidikan Tinggi, Pesantren and Masyarakat Abstract: The synergy of universities with pesantren is a unique phenomenon and always become the subject of conversation that is always interesting to be a topic of discussion. Islamic high education that resided in the sphere of boarding school, became one of the alternative variants menu for the community in determining the choice to educate the younger generation with no need to leave the style of pesantren, but can innovate and create to college, (academic, high schools, institute and even university). The goal is to print Islamic scientists, experts in various areas of Islam and soon. Along with these developments, higher education is within the all of pesantren, facing various social problems, academic professionalism and even institutional management. This phenomenon must be readily addressed and find an alternative way to solve the problem. One of the offer is to create and innovate academic administration system, transformation of pesantren and college management, increase synergy of higher education, and reconstruct the political understanding of education in pesantren performance. These efforts are an absolute requirement for the progress and confidence of the people in carrying out the regulation of education. Keywords: Higher Education, Pesantren and Society
Pendekatan Ijbari Dalam Studi Al-Qur'an Zaglul Fitrian Djalal
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.733 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3143

Abstract

Abstrak: Al-Qur’an secara teks tidak berubah, tetapi penafsiran atas teks, selalu berubah, sesuai dengan konteks ruang dan waktu manusia. Karenanya, al-Qur’an selalu membuka diri untuk dianalisis, dipersepsi dan diinterpretasikan (ditafsirkan) dengan berbagai alat, metode, dan pendekatan untuk menguak isi sejatinya. Aneka metode dan tafsir diajukan sebagai jalan untuk membedah makna terdalam dari al-Qur’an itu. Salah satu pendekatan dalam studi al-Qur’an adalah pendekatan ijba>ri> (eksperimen). Pendekatan dengan riset ijba>ri> ini diartikan sebagai penelitian eksperimen. Penelitian ini mengambil alam fisika sebagai objek penelitiannya; langit, bumi, air, tubuh manusia, dan lain-lain. Penelitian eksperimental inilah yang membuat Islam maju dan memimpin dunia pada masa keemasannya. Kata Kunci: ijba>ri>, Al-Qur’an Abstract: The Qur'an is textually unchanged, but the interpretation of the text, constantly changing, corresponds to the context of human space and time. Therefore, the Qur'an always opens itself to be analyzed, perceived and interpreted (interpreted) with various tools, methods, and approaches to uncover its true content. Various methods and interpretations are proposed as a way to dissect the deepest meaning of the Qur'an. One approach in the study of the Qur'an is the ijba>ri> (experimental) approach. This approach with ijba>ri> research is interpreted as experimental research. This research takes the nature of physics as the object of its research; sky, earth, water, human body, and others. This experimental study has led Islam to advance and lead the world in its heyday. Keywords: ijba>ri>, Al-Qur’an

Page 1 of 1 | Total Record : 9