cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Purifikasi
ISSN : 14113465     EISSN : 24663352     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Purifikasi was published since January 2000 by Division of Journal Purifikasi Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environment and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya in collaboration with the Association of Indonesian Sanitary and Environmental Techniques (IATPI) East Java. Jurnal Purifikasi is published twice a year in July and December, covers topics on technology and management related to environmental engineering field.
Arjuna Subject : -
Articles 344 Documents
IDENTIFIKASI TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PADA SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) RIAM KANAN Fransisca Dwiputri Giyanti; Rony Riduan; Ranti Aprilliantari
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.4

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan kondisi Sub DAS Riam Kanan di Kalimantan Selatan menjadi kritis adalah pembukaan lahan di sepanjang aliran sungai akibat penggunaan lahan oleh masyarakat yang tidak menerapkan teknik - teknik konservasi tanah yang tepat. Akibatnya fenomena kejadian banjir, tanah longsor, kekeringan dan pencemaran kualitas air akan meningkat apabila kondisi DAS tersebut tidak segera ditangani dengan upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah. Tujuan penelitian ini untuk memetakan tingkat bahaya erosi di sepanjang Sun DAS Riam Kanan. Software ArcView GIS 3.3 adalah program yang berbasis SIG yang dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisa objek - objek serta fenomena - fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting untuk dianalisis sehingga dapat mempermudah proses visualisasi dan eksplorasi geografis dari data sekunder yang diperoleh khususnya dalam mengidentifikasi tingkat bahaya erosi pada wilayah studi Sub DAS Riam Kanan ini. Hasil penelitian menunjukan di sepanjang Sub DAS Riam Kanan teridentifikasi tingkat bahaya erosi kriteria ringan dengan luas 120.590,81 ha (73,19 %), kriteria sedang seluas 34.859,34 ha (21,16 %), dan kriteria sangat berat seluas 9318,00 ha (5,66 %).
PENAMBAHAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK MENINGATKAN PRODUKSI BIOGAS PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA ANAEROBIK Abdul Kahar; Ira Aisya; Waya Wulan Sari
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.5

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan tandan kosong kelapa sawit pada reaktor anaerobik terhadap produksi biogas limbah cair kelapa sawit. Bahan penelitian berupa limbah cair kelapa sawit, kotoran sapi dan variasi penambahan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) 1%, 3% dan 5% dengan 2 kali ulangan dan waktu fermentasi selama 70 hari. Percobaan dilakukan dengan sistem batch dalam reaktor anaerobic, pada temperatur psychrophilic (27°C) dan temperatur. Mesophilic (37°C) dan kapasitas reaktor adalah 300 mL, dengan volume campuran sebanyak 210 mL yang berisi: a) LCKS, dan b) LCKS dengan tambahan kotoran sapi dengan rasio 1:2 (v/v). Reaktor anaerobik terhubung ke penampung untuk menghitung produksi biogas, yang diamati setiap hari selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi biogas tertinggi adalah pada limbah cair kelapa sawit, kotoran sapi, TKKS 5% sebesar 872,5 mL. Penambahan TKKS memberikan pengaruh terhadap produksi biogas limbah cair kelapa sawit pada hari ke 1-24. Penambahan TKKS yang optimal yaitu pada penambahan TKKS 5 %. Hasil penelitian menunjukkan produksi biogas pada temperatur mesophilic lebih besar daripada produksi biogas pada temperatur psychrophilic. The objective of research is to know the effect of empty fruit bunches in anaerobic reactor of palm oil mill effluent (POME) of biogas production. Research materials are this form of palm oil mill effluent, cows manure with a variation of Empty Fruit Bunches (EFB) addition of 1%, 3% and 5% with two replications and 70 days fermentation. The experiment was conducted in a batch system with the anaerobic reactor. It was conduct, at temperature psychrophilic (27°C) dan temperature mesophilic (37°C), with reactor capacity is 300 mL, and the volume of mixture is 210 mL which is contains: a) POME and b) POME with additional cow manure with the ratio of 1:2 (v/v). Anaerobic reactor was connected to the collector to calculate production of biogas. It was observed in every day during 50 days. The results showed that biogas production is highest in palm oil mill effluent, cow manure, EFB 5% is 872.5 mL. The addition of EFB give effect of palm oil mill effluent biobiogas production on days 1-24. The addition of empty fruit bunches which are optimal in the addition of 5 %. The results showed the biogas production at temperature mesophilic more hight than temperature psychrophilic.
KADAR DEBU AMBIEN PADA JALUR YANG DILALUI DAN TIDAK DILALUI ANGKUTAN BATUBARA DI KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Qomariyatus Sholihah
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.6

Abstract

Kalimantan Selatan mempunyai kasus transportasi yang jarang sekali ditemui pada kota-kota lain di dunia. Jalan raya tidak saja digunakan untuk melayani kepentingan umum tapi digunakan juga untuk usaha pertambangan salah satu yang paling dominan yaitu pertambangan batubara. Kegiatan ini mengakibatkan dampak terhadap kesehatan masyarakat, karena besarnya kadar debu yang ada di udara ambien pada jalur lintasan angkutan batubara. Tujuan penelitian untuk menentukan kadar debu di jalan yang dilintasi dan tidak oleh angkutan batubara dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian bersifat deskriftif yang menggambarkan kadar debu ambien di sepanjang jalan trikora Banjarbaru dengan pengukuran secara purposive sampling. Pengukuran di lakukan pada jam 18.00-06.00 WITA karena pada saat itu banyak truk pengangkut batubara yang melintas. Alat yang digunakan Dust Sampler tipe high volume sampler (HVS-500). Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar debu rata-rata pada ruas jalan yang dilintasi angkutan batubara 92,6 – 305,6 µg/m3, sedangkan pada ruas jalan yang tidak dilintasi angkutan batubara rata-rata 58,9 – 255,3 µg/m3. Kadar debu tertinggi terukur pada periode jam 18.00-00.00 WITA karena pada jam-jam tersebut kendaraan yang melintas lebih banyak. South Kalimantan experienced a very district transportation case which is not found elsewhere in the world. The road was not only used for public purposes but also for mining bussiness purposes, dominantly coal mining. The activities affected human health because of particulate matter in the ambient along the road for coal transport. Therefore, the aim of this research was to determine particulate matter (PM) concentration on the roads used for transporting coal and roads which were only for public. The analysis method is descriptive to picture PM content in the ambient along Trikora Banjarbaru St. Using purposive sampling. Meassurement were done betwen 6.00 PM – 6.00 AM WITA to accommodate coal truck traffic. The device used was high volume dust sampler (HVS-500). Research showed that PM average concentration on roads used for coal transport was 92.5 – 305.6 µg/m3, whereas on the roads speerfically only for public the value weere 58,9 – 255,3 µg/m3 . Higest PM content was monitored betwen 6.00 PM – 12.00 PM WITA due to traffic volume on that particular hour interval.
PENGEMBANGAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA TEGAL Yustika Kusumawardani; Wiharyanti Oktiawan; Ganjar Samudro
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.7

Abstract

Kota Tegal merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki jumlah penduduk 248.722 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebesar 61.513. Namun dari keseluruhan jumlah penduduk tersebut tercatat hanya 11.882 pelanggan atau sekitar 19,32% penduduk yang terlayani oleh PDAM Kota Tegal dan tingkat kebocoran air sebesar 44,21%. Tekanan air pada sistem distribusi eksisting sangat rendah karena menara air yang tersedia tidak dapat difungsikan. Kapasitas sumber air baku yang saat ini dimiliki PDAM Kota Tegal adalah 190 lt/dtk. Pengembangan jaringan distribusi sistem penyediaan air minum untuk wilayah Kota Tegal direncanakan hingga tahun 2021 dengan menggunakan sumber air baku baru yang berasal dari PDAB Jawa Tengah yaitu penambahan sebesar 200 liter/detik. Kapasitas air tersebut digunakan untuk menambah wilayah pelayanan di kecamatan Tegal Selatan, Tegal Barat, Tegal Timur dan Margadana. Pengembangan jaringan distribusi baru dapat melayani pelanggan sambungan rumah baru sebesar 16.071 SR dengan presentase rencana pengembangan hingga 79,80 % untuk seluruh wilayah Kota Tegal. Tingkat pelayanan pada Kecamatan Tegal Selatan, Tegal Timur, Tegal Barat dan untuk Kecamatan Margadana adalah 20,96% 16,92%, 19,19% dan 22,72% secara berturut-turut. Perencanaan jaringan distribusi baru tersebut menggunakan pola jaringan distribusi bercabang dan tidak terkoneksi dengan sistem jaringan distribusi lama dengan total anggaran biaya sebesar Rp 17.363.693.000,00. Tegal Region determined as one of the otonomical regions located in Central Java which has 248,722 populations with the number of head of household 61,513. From that total population was recorded only 11,882 custumers, or approximately 19.32% of the population served by PDAM Tegal with a leak rate it’s about 44.21%. Moreover the water pressure on the existing distribution system is very low because the water tower can not used. Capacity of raw water source that is currently owned by PDAM Tegal is 190 l/sec. Development of distribution networks for drinking water supply systems in Tegal region is planned until the year 2021 using the new raw water sources originating from PDAB in Central Java that is equal to 200 l/sec. Water capacity is used to increase the service area in the district of Tegal Selatan, Tegal Barat, Tegal Timur and Margadana. From that new development distribution network can fullfil customer connections for 16,071 household connections by the percentage of SR development plan up to 79.80% for the entire region Tegal. Which is the service level of each district are 20.96% for Tegal Selatan subdistrict, 16.92%, Tegal Timur subdistrict, 19.19% Tegal Barat subdistrict and 22.72% for Margadana subistrict. The new distribution network planning is designed using branch pattern of the distribution network and unconnected to the old system of distribution network results the total budget about Rp 17,363,693,000.00.
ANALISA PELAKSANAAN KONTRAK KONSTRUKSI JALAN BETON DENGAN MUTU TERHADAP KINERJA WAKTU Hendrik Sulistio
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.8

Abstract

Dokumen kontrak yang tidak baik, pelaksanaan dan penanganan administrasi kontrak yang tidak benar, akan menjadi pemicu timbulnya berbagai konflik dan bukan tidak mungkin menjadi perselisihan yang tidak terselesaikan. Menghindari hal ini, maka dokumentasi dan penulisan kontrak sebagai penyebab awal, seharusnya disusun dengan pengembangan pelaksanaan proyek itu sendiri sejak awal hingga proses tender diselesaikan dengan penunjukkan kontraktornya dan selanjutnya menandatangani kontrak. Penelitian dilakukan dengan memodelkan dan menggambarkan seberapa kuat hubungan antara faktor penyebab kontrak konstruksi sebagai suatu sistem, maka digunakan metode Partial Least Square dan pengambilan sampling menggunakan Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan : (a) Konsultan tidak berpengaruh signifikan dan tidak berpengaruh secara langsung terhadap mutu serta konsultan berpengaruh signifikan dan tidak berpengaruh secara langsung terhadap waktu (b) Owner berpengaruh secara tidak langsung terhadap mutu. (c) Kontraktor berpengaruh signifikan dan berpengaruh secara langsung terhadap mutu serta kontraktor berpengaruh signifikan dan berpengaruh secara langsung terhadap waktu. (d) Owner berpengaruh signifikan dan berpengaruh langsung terhadap konsultan serta owner berpengaruh signifikan dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kontraktor. Incorrect contract document and improper execution and handling of contract administration will trigger conflicts and to some extend never ending friction. To avoid these, documentation and contract content as the first cause, should be prepared with the development of the project itself from the beginning until tender process completed marked by decision of contractors and signing the contract. This study was conducted by modeling and illustrating how strong the correlation between factors as the cause of construction contract as a system, we employed Partial Least Square. The sampling method was purposive sampling. The results showed: (a) the Consultant has no signiciant effect and has no direct influence on the quality and consultants have significant effects and no direct influence towards time, (b) owner indirectly affect the quality. (c) Contractors have significant effects and direct influence towards time. (d) Owners possess significant effects and direct influence to the consultants and owners also have significant effects and indirect effects towards the contractors.
DESALINASI AIR PAYAU MENGGUNAKAN ENERGI SOLAR DENGAN PARABOLIC TROUGH Titis Rosari; Wahyono Hadi; Ali Masduqi
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.9

Abstract

Solar still atap kaca merupakan salah satu inovasi renewable energy untuk proses desalinasi. Penambahan reflektor parabolic trough berfungsi untuk meningkatkan suhu dalam sistem. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa volume air tawar yang dihasilkan dengan parabolic trough, memisahkan DHL dan TDS dari air olahan, menentukan tinggi air optimum, dan efek warna pada basin. Penelitian menggunakan aliran semi kontinu dengan pengaturan aliran air menggunakan pelampung air. Air baku yang digunakan berasal dari sumur warga Kejawan Putih. Penggunaan parabolic trough pada sistem desalinasi dapat meningkatkan volume produksi hingga 66% dibandingkan tanpa menggunakan parabolic trough. Efisiensi destilasi ekperimen mencapai 18,12%. Volume yang dihasilkan sebesar 2,494 L/m2 dalam satu hari dengan laju destilasi 0,312 L/m2. Kemampuan penyisihan TDS dan DHL sebesar 99,9%. Pada eksperimen ini variabel warna bak dan ketinggian air tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil kondensat. Solar still is one of the inovations of renewable energy for desalination process. The function of using parabolic trough reflector is to increase temperature on the system. The purposes of this study was to analyze fresh water yield by using of parabolic trough, removing DHL and TDS from brackish water’s samples, and effect of color on the basin. This research using semi-continuous flow with water flow setting by water buoy. Raw water used was came from wells at Kejawan Putih subdistrict.. The using of the parabolic trough desalination system can increase production volume by 66% when compared without parabolic trough. Experimental distillation efficiency reached 18.12%. Condensate yield has been found to be 2,494 L/m2 in one day and distillation rate of 0.312 L/m2. These process can allowance 99.9% of the TDS and DHL. In this experiment the variable of basin color and depth water did not significantly influence to condensate yield.
PENURUNAN KEKERUHAN DAN WARNA AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR DAN FILTRASI KARBON AKTIF Sulaiman Hamzani; Sri Suhenry; Isworo Pramudyo
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.10

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis optimum koagulan biji kelor dan menghasilkan ketebalan filtrasi karbon aktif dalam penurunan tingkat kekeruhan dan warna hingga memenuhi syarat baku mutu air minum. Metode penelitian yang dilakukan adalah uji jartest koagulan biji kelor dengan variasi dosis 10-80 mg/L, selanjutnya dosis optimum digunakan pada proses koagulasi-flokulasi dan filtrasi dengan variasi karbon aktif granular ketebalan 10-100 cm pada tabung filter diameter 4”. Tingkat kekeruhan diukur dengan turbidimeter dan warna dengan colorimeter. Hasil yang diperoleh sesudah pengolahan untuk tingkat kekeruhan 2 NTU (efisiensi penurunan 95,6%) dan warna 10 TCU (efisiensi penurunan 88,9%). Kombinasi pengolahan ini mampu memenuhi persyaratan kualitas air minum dengan dosis optimum koagulan biji kelor 60 mg/L dan filter karbon aktif dengan ketebalan 100 cm. This study aims to determine the optimum dose of coagulant Moringa seed and produce active carbon filtration thickness decreased turbidity and color levels to meet drinking water quality standard requirements. Research methodology is a jar test moringa seeds with variations coagulant dose 10-80 mg/L, then the optimum dose used in the coagulation-flocculation and filtration with granular activated carbon variations in the thickness of 10-100 cm in diameter filter tubing 4 ". Turbidity levels measured by turbidimeter and colors with a colorimeter. The results obtained after treatment for 2 NTU turbidity level (efficiency 95.6% decrease) and a color of 10 TCU (efficiency 88.9% decrease). Combination treatment is able to meet the quality requirements of drinking water with optimum coagulant dose moringa seed 60 mg/L and an activated carbon filter with a thickness of 100 cm.
POTENSI AIRTANAH TIDAK TERTEKAN DI KECAMATAN CIRUAS DAN KRAGILAN, KABUPATEN SERANG Ig.L. Setyawan Purnama
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.11

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis ketersediaan airtanah tidak tertekan di daerah penelitian baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan (2) mengevaluasi kualitas airtanah tidak tertekan di daerah penelitian. Untuk mencapai tujuan ini dilakukan pengukuran kedalaman dan fluktuasi muka airtanah, pengambilan sampel air dan perhitungan ketersediaan air. Hasil perhitungan dan analisis menunjukkan bahwa bahwa ketersediaan airtanah pada akuifer tidak tertekan di daerah penelitian sebesar 1.903.497.254 m3, dengan hasil aman pengambilan airtanah sebesar 53.560.393 m3. Ditinjau dari aspek fisik, terdapat beberapa sampel yang kadar DHL-nya melebihi baku mutu, sedangkan untuk parameter kekeruhan, sebagian besar sampel kadarnya melebihi baku mutu. Untuk aspek kimia, terdapat beberapa sampel air yang kadar kimianya telah melampaui baku mutu, seperti kalsium, magnesium, kalium, bikarbonat, klorida, besi, mangan, BOD dan COD, sedangkan untuk aspek biologi, terdapat empat sampel yang kadarnya melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. There are two objectives of the reserach. First, to calculate and analysis the groundwater availability in unconfined aquifer and second, to evaluate its quality. To achieve those objectives, it is carried out measurement of groundwater depth and water table fluctuation. Beside that, it is taken water samples and calculate groundwater availability. Base on calculating and analysing, it is known that the groundwater availability in unconfined aquifer is 1.903.497.254 m3 with safe yield 53.560.393 m3. According to its quality, there are some samples with high concentration of electrical conductance, turbidity, calcium, magnesium, potasium, bicarbonat, cloride, iron, manganese, BOD, COD and total coliform.
AKTIVASI KIMIA-FISIK LIMBAH SERUTAN ROTAN MENJADI KARBON AKTIF Andy Mizwar
Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i1.13

Abstract

Limbah rotan dari industri kerajinan dan mebel berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif karena memiliki kandungan holoselulosa dan kadar karbon yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas dari aktivasi kimia menggunakan larutan natrium klorida (NaCl) yang dilanjutkan dengan aktivasi fisik dalam pembuatan karbon aktif berbahan dasar limbah serutan rotan. Pembuatan karbon aktif diawali dengan proses karbonisasi pada suhu 250°C selama 1 jam. Selanjutnya aktivasi kimia menggunakan larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 10%, 15% dan 20% serta waktu perendaman selama 10, 15 dan 20 jam. Aktivasi fisik dilakukan dengan pembakaran pada suhu 700°C selama 30 menit. Analisis karakteristik fisik-kimia karbon aktif mengacu pada SNI 06-3730-95, meliputi kadar air, fixed carbon, dan iodine number, sedangkan perhitungan luas permukaan spesifik karbon aktif dilakukan dengan Metode Sears. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi optimum aktivasi kimia terjadi pada konsentrasi NaCl 10% dan lama perendaman 10 jam dengan hasil analisis kadar air 2.90%, fixed carbon 72.70%, iodine number 994.59 mg/g dan luas permukaan 1587.67 m²/g. Peningkatan fixed carbon, iodine number dan luas permukaan karbon aktif berbanding terbalik dengan peningkatan konsentrasi NaCl dan lama waktu perendaman, sedangkan peningkatan kadar air pada karbon aktif berlaku sebaliknya. Rattan waste from handicraft and furniture industry could potentially be used as raw material of activated carbon due to high content of holoselulosa and carbon. This paper investigates the effectiveness of chemical activation using sodium chloride (NaCl) followed by physical activation in the making of activated carbon-based on rattan shavings waste. Preparation of the activated carbon began with the carbonization process at 250°C for 1 hour. Furthermore chemical activation using a variation of NaCl concentrations 10%, 15% and 20% as well as the time of immersion 10, 15 and 20 hours. Physical activation was done by burning at 700°C for 30 minutes. Analysis of the physical and chemical characteristics of the activated carbon was referred to the SNI 06-3730-95, including of moisture content, fixed carbon and iodine number, while the calculation of the specific surface area was done by the Sears’s method. The results of this study showed that the optimum conditions of chemical activation occurred in impregnation by NaCl 10% for 10 hours. The water content, fixed carbon, iodine number and surface area of activated carbon was 2.90%, 72.70%, 994.59 mg/g and 1587.67 m²/g respectively. The increase values of fixed carbon, iodine number, and surface area was inversely proportional to the increase of NaCl concentration and the length of impregnation time, while the increase of water content applied vice versa.
ANALISIS KUALITAS DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR KALI SURABAYA Ali Masduqi; Adi Trisnawati
Purifikasi Vol 14 No 2 (2014): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v14.i2.14

Abstract

Sebagian besar limbah cair hasil dari kegiatan manusia dibuang ke saluran. Sekitar 60% pencemaran KaliSurabaya berasal dari limbah domestik (Fatnasari dan Hermana, 2010). Padahal air Kali Surabaya memasoksekitar 96% kebutuhan air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya (Herera dkk, 2013).Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pencemaran dan menentukan prioritas strategipengendalian pencemaran air Kali Surabaya menggunakan AHP (Analitycal Hierarchy Processes).Pengumpulan data sekunder berupa data kualitas air Kali Surabaya yang terdiri dari temperatur, TSS, pH,BOD, COD, DO, nitrat, amonia, kromium, tembaga, nitrit, minyak, deterjen, fenol, total coli, dan faecal coliyang dibandingkan dengan baku mutu air kelas 2 berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001.Kemudian dilakukan penentuan status mutu air Kali Surabaya menggunakan metode indeks pencemaranberdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003. Analisis Strategi pengendalianpencemaran air Kali Surabaya didapat setelah dilakukan pembagian kuesioner kepada Badan LingkunganHidup Provinsi Jawa Timur, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, Perum Jasa Tirta, Dinas Perindustrian danPerdagangan, PDAM dan Tokoh Masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter pencemar airKali Surabaya adalah TSS, BOD, DO, nitrit, minyak, dan fenol. Selain itu, status mutu air Kali Surabayatermasuk tercemar ringan. Hasil running prgram AHP diketahui bahwa strategi pengendalian pencemaran airKali Surabaya lebih menitik beratkan pada ketegasan dalam menaati peraturan perundangan yang berlaku. The Surabaya River’s main problem currently was the wastewater resulted from human activities mostly being discharged into the river. About 60% of Surabaya River pollution originated from domestic wastewater (Fatnasari dan Hermana, 2010). Infact, about 96% of water Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya take from this river (Herera dkk, 2013). This study aims for identification of pollution level and determination of strategy priority of water pollution control in Surabaya River using Analytical Hierarchy Processes (AHP). The study was begun from secondary data collection of water quality parameter of: temperature, TSS, pH, BOD, COD, DO, nitrate, nitrite, ammonia, chromium, copper, oil, detergent, phenol, total coli and faecal coli. The data would be compared with stream standard. Then quality status of Surabaya River water was determined by using pollution index method according to Ministry of Environment Decree N0. 115/2003. The analysis of strategy to control Surabaya River water was done by questionnaire and direct interview methods to Badan Lingkungan Hidup (BLH) of East Java Province, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, Perum Jasa Tirta I, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, PDAM and several affectional peoples in society. The result of study shows that the polluting parameters of water in Surabaya River were TSS, BOD, DO, nitrite, oil and phenol. The water quality status of Surabaya River is categorized as low polluted. From the result of AHP the strategy of water pollution control in Surabaya River should be focused on social aspect which more focused firmness in keeping the existing regulations

Page 1 of 35 | Total Record : 344


Filter by Year

2003 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 21 No 2 (2022): Jurnal Purifikasi Vol 21 No 1 (2022): Jurnal Purifikasi Vol 20 No 2 (2021): Jurnal Purifikasi Vol 20 No 1 (2020): Jurnal Purifikasi Vol 19 No 2 (2019): Jurnal Purifikasi Vol 19 No 1 (2019): Jurnal Purifikasi Vol 18 No 2 (2018): Jurnal Purifikasi Vol 18 No 1 (2018): Jurnal Purifikasi Vol 17 No 2 (2017): Jurnal Purifikasi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal Purifikasi Vol 16 No 2 (2016): Jurnal Purifikasi Vol 16 No 1 (2016): Jurnal Purifikasi Vol 15 No 2 (2015): Jurnal Purifikasi Vol 15 No 1 (2015): Jurnal Purifikasi Vol 14 No 2 (2014): Jurnal Purifikasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Purifikasi Vol 13 No 2 (2012): Jurnal Purifikasi Vol 13 No 1 (2012): Jurnal Purifikasi Vol 12 No 3 (2011): Jurnal Purifikasi Vol 12 No 2 (2011): Jurnal Purifikasi Vol 12 No 1 (2011): Jurnal Purifikasi Vol 11 No 2 (2010): Jurnal Purifikasi Vol 11 No 1 (2010): Jurnal Purifikasi Vol 10 No 2 (2009): Jurnal Purifikasi Vol 10 No 1 (2009): Jurnal Purifikasi Vol 9 No 2 (2008): Jurnal Purifikasi Vol 9 No 1 (2008): Jurnal Purifikasi Vol 8 No 2 (2007): Jurnal Purifikasi Vol 8 No 1 (2007): Jurnal Purifikasi Vol 7 No 2 (2006): Jurnal Purifikasi Vol 7 No 1 (2006): Jurnal Purifikasi Vol 6 No 2 (2005): Jurnal Purifikasi Vol 6 No 1 (2005): Jurnal Purifikasi Vol 5 No 3 (2004): Jurnal Purifikasi Vol 5 No 2 (2004): Jurnal Purifikasi Vol 5 No 1 (2004): Jurnal Purifikasi Vol 4 No 4 (2003): Jurnal Purifikasi Vol 4 No 3 (2003): Jurnal Purifikasi Vol 4 No 2 (2003): Jurnal Purifikasi Vol 4 No 1 (2003): Jurnal Purifikasi More Issue