cover
Contact Name
Darmadi Hariyanto
Contact Email
Darmadi Hariyanto
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpori@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Radioterapi & Onkologi Indonesia
ISSN : 20869223     EISSN : -     DOI : -
Majalah Radioterapi & Onkologi Radiasi Indonesia (Journal of the Indonesian Radiation Oncology Society) dengan ISSN 2086-9223, satu-satunya majalah dalam bidang Onkologi Radiasi di Indonesia, merupakan majalah di bawah penerbit Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI). Majalah ini rutin diterbitkan sejak tahun 2010 dengan frekuensi terbitan 2 kali dalam setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 99 Documents
Standar Pengobatan Glioblastoma Multiforme Isnaniah Hasan; Sri Mutya Sekarutami
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 5, No 2 (2014): Volume 5 No.2 Juli 2014
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1454.135 KB) | DOI: 10.32532/jori.v5i2.24

Abstract

Glioma adalah tumor otak yang berasal dari sel glia dan merupakan tumor otak yang pal-ing sering terjadi yaitu 51 % dibandingkan tumor otak primer yang lain dan Astrositoma adalah tipe tersering dari glioma dengan frekuensi >75%. Glioma terbagi dua menjadi low grade glioma (LGG) dan high grade glioma (HGG). High grade glioma atau disebut pula malignant glioma mengalami pertumbuhan tumor yang cepat walaupun jarang metastasis ke luar SSP. Glioblastoma multiforme (GBM) diklasifikasikan sebagai HGG WHO grade IV, dengan kejadian sekitar 75 % dari HGG. Dan umumnya terjadi pada usia dewasa dan angka harapan hidup glioblastoma hanya 12-15 bulan.
Peran Radioterapi pada Karsinoma Neuroendokrin Jenis Karsinoma Sel Kecil pada Serviks Sugandi Hartanto; H.M Djakaria
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 7, No 1 (2016): Volume 7 No.1 Januari 2016
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.379 KB) | DOI: 10.32532/jori.v7i1.41

Abstract

Karsinoma sel kecil serviks merupakan varian tumor sel kecil ekstrapulmoner yang jarang ditemukan dan sangat agresif. Karsinoma jenis ini ditemukan pada <2% dari seluruh keganasan serviks dan umumnya tidak berdiferensiasi. Karsinoma sel kecil dihubungkan dengan prognosis yang buruk dan memiliki kejadian metastasis jauh yang tinggi. Kesintasan 5 tahun untuk stadium lokal lanjut  sekitar 10-23%, dan hanya 1-9% untuk stadium lanjut (metastasis jauh). Tatalaksana optimal untuk penyakit ini, khusunya pada stadium lanjut, masih belum tegak sepenuhnya. Hanya saja, sudah disepakati bahwa pendekatan  terapi multimodal (operasi, kemoterapi, radioterapi) memberikan hasil yang lebih baik. Kami melaporkan suatu kasus, seorang wanita 43 tahun dengan karsinoma sel kecil serviks stadium IVB dengan metastasis paru.
Peran Radiasi dalam Tatalaksana Retinoblastoma Aurika Sinambela; H.M Djakaria
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 8, No 2 (2017): Volume 8 No.2 Juli 2017
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.015 KB) | DOI: 10.32532/jori.v8i2.64

Abstract

Retinoblastoma merupakan keganasan orbita tersering pada anak. Leukokoria merupakan tanda utama pada 80% pasien, diikuti strabismus, penurunan visus, hingga perdarahan vitreus pada penyakit stadium lanjut. Retinoblstoma dapat bersifat unilateral maupun bilateral, herediter maupun non-herediter, di mana terjadi mutasi pada kedua alel gen RB1 pada lengan panjang kromosom 13 (13q14). Tujuan utama terapi retinoblastoma adalah penyelamatan hidup pasien dan tujuan sekundernya adalah penyelamatan bola mata dan fungsi penglihatan. Agar tujuan ini tercapai, diagnosis dini dan tatalaksana multimodalitas yang terdiri atas kemoterapi, terapi fokal, operasi, dan radiasi oleh tim multidisiplin diperlukan.  Laju sintasan retinoblastoma pada negara berkembang mencapai >95% namun pada negara sedang berkembang, mortalitas retinoblastoma masih tinggi, mencapai 40-70% karena keterlambatan diagnosis dan terapi.
Verifikasi Geometri Radioterapi Teknik 3DCRT/IMRT pada Kasus Kanker Kepala dan Leher di Departemen Radioterapi RSCM Faisal Adam; Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 5, No 1 (2014): Volume 5 No.1 Januari 2014
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.84 KB) | DOI: 10.32532/jori.v5i1.19

Abstract

Radioterapi pada kanker kepala dan leher menggunakan teknik Three-dimensional Conformal Radiotherapy (3DCRT) atau Intensity-modulated Radiotherapy (IMRT) membutuhkan akurasi tinggi dalam pelaksanaannya. Untuk meningkatkan akurasi, diperlukan pengetahuan mengenai angka kesalahan set-up berdasarkan hasil verifikasi. Penelitian ini merupakan studi potong lintang menggunakan data verifikasi Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dari 9 pasien kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM bulan Oktober-Desember 2013.  Hasil penelitian  menunjukkan pemberian margin sebesar 5 mm sudah cukup adekuat dalam pelaksanaan radioterapi kanker kepala dan leher dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departe-men Radioterapi RSCM.
Perbandingan Respon Terapi Radiasi Antara Teknik Konvensional 2D dengan Pengecilan Lapangan Radiasi Teknik 2D, 3DCRT atau Brakiterapi pada Kanker Nasofaring Stadium Dini di Departemen Radioterapi RSUPN Cipto Mangunkusumo Endang Nuryadi; Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo; Marlinda Adham
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 6, No 2 (2015): Volume 6 No.2 Juli 2015
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.796 KB) | DOI: 10.32532/jori.v6i2.35

Abstract

Studi retrospektif ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan respon terapi radiasi antara teknik konvensional 2D dengan pengecilan lapangan radiasi teknik 2D, 3DCRT atau brakiterapi pada pasien kanker nasofaring stadium dini (stadium I – IIa). Dari 20 sampel didapatkan respon komplit pada 17 pasien (85%) dan respon parsial pada 3 pasien (15%) (p=0.219). Efek samping akut yaitu dermatitis radiasi grade 3-4 adalah 5% (p=0.435), mukositis grade 3-4 adalah 15% (p=0.510) dan xerostomia grade 3-4 adalah 0% (p=0.517). Secara statistik tidak didapatkan perbedaan bermakna tetapi secara klinis mempunyai kesan ada kecenderungan bahwa dengan pengecilan lapangan radiasi teknik brakiterapi dan 3D-CRT lebih baik dalam hal efek samping akut mukositis dibanding teknik 2D
Perbandingan Protokol Terapi Radiasi pada Glioblastoma Multiforme Febryono Basuki Raharjo; Nana Supriana
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 8, No 1 (2017): Volume 8 No.1 Januari 2017
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1356.484 KB) | DOI: 10.32532/jori.v8i1.61

Abstract

Peran radioterapi dalam penatalaksanaan Glioblastoma Multiforme (GBM) terus berkembang, mulai dari teknik Whole Brain Radiotherapy (WBRT), 3D-Conformal Radiotherapy (3D-CRT) hingga teknik Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT). Perkembangan teknologi radiodiagnostik CT-scan dan MRI juga berkontribusi besar dalam peningkatan akurasi dalam lokalisasi gross tumor. Seiring peningkatan teknologi tersebut, penentuan volume target radiasi menjadi hal yang terus menjadi perdebatan dan terdapat beberapa perbedaan panduan protokol delineasi. Dalam tinjauan pustaka ini, kami akan membandingkan serta mempelajari kelemahan dan keuntungan dari berbagai protokol delineasi yang ada.
Kematian Sel Akibat Radiasi Isnaniah Hasan; H.M Djakaria
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 4, No 2 (2013): Volume 4 No. 2 Juli 2013
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.462 KB) | DOI: 10.32532/jori.v4i2.14

Abstract

Radiasi pengion adalah salah satu modalitas terapi kanker terpenting, disamping bedah dan kemoterapi. Efek radiasi terhadap sistem biologi (radiobiologi) dibagi dalam tiga fase berdasarkan skala waktu,  yakni fisika, kimia dan biologi. Pada tingkat seluler dan molekuler, kematian sel terjadi karena energi radiasi dideposit pada inti sel DNA yang menyebabkan kerusakan rantai ganda DNA, kerusakan rantai tunggal DNA, pindah silang DNA, dan kehilangan basa DNA. Pemahaman tentang mekanisme kematian sel telah berubah dari kerusakan DNA secara langsung  menjadi efek bystander.
Tatalaksana Kanker Prostat Annisa Febi Indarti; Sri Mutya Sekarutami
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 6, No 1 (2015): Volume 6 No.1 Januari 2015
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.241 KB) | DOI: 10.32532/jori.v6i1.30

Abstract

Kanker prostat menempati peringkat kelima dari seluruh penyakit kanker tersering di dunia. Manajemen kanker prostat terdiri dari beberapa modalitas, yang dilakukan sebagai terapi tunggal maupun kombinasi dari beberapa modalitas. Suatu standar baru dalam tatalaksana kanker prostat saat ini adalah kombinasi radiasi dan terapi hormonal. Berbagai studi tentang kombinasi terapi telah menunjukkan hasil yang baik, dengan parameter objektif berupa angka kontrol lokal, kesintasan, metastasis jauh dan mortalitas. Namun, selain radiasi, terapi hormonal juga menimbulkan toksisitas yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai tatalaksana kanker prostat dengan fokus pada terapi hormonal.
Radioterapi pada Sarkoma Uterus Yoseph Adi Kristian; Sri Mutya Sekarutami
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 9, No 1 (2018): Volume 9 No.1 Januari 2018
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1257.045 KB) | DOI: 10.32532/jori.v9i1.72

Abstract

Sarkoma uterus merupakan keganasan uterus yang langka. Secara umum tumor ini dianggap memiliki karakter yang agresif dan sering dikaitkan dengan prognosis yang buruk. Walaupun penggunaan radioterapi masih diperdebatkan, terdapat penelitian yang menunjukkan  bahwa radioterapi adjuvan dapat memperbaiki local-regional failure free survival (LRFFS) 5 tahun dari 55.3% menjadi 70.8% serta secara signifikan mampu meningkatkan survival rate. 
Stem Cell pada Kanker Nikrial Dewin; Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 4, No 1 (2013): Volume 4 No. 1 Januari 2013
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.438 KB) | DOI: 10.32532/jori.v4i1.9

Abstract

Semenjak ditemukan sel yang bersifat pluripoten, stem cell menjadi fenomena baru yang menjanjikan dalam pengobatan berbagai penyakit, terutama penyakit yang membutuhkan kemampuan regeneratif seluler untuk membentuk jaringan atau organ baru. Kemampuan stem cell yang dapat membentuk jaringan bahkan organ utuh membuat para peneliti menempatkan harapan yang tinggi terhadap kesuksesan program ini. Seiring bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, terbukalah wawasan mengenai penggunaan pengetahuan stem cell untuk mengobati kanker. Apalagi setelah ditemukan bahwa didalam jaringan tumor ganas terdapat sel yang bekerja menyerupai stem cell. Dipercaya bahwa bila kita dapat memusnahkan stem cell tersebut maka angka kesembuhan dapat meningkat. Hal ini memberikan harapan yang tinggi terhadap pengobatan kanker yang lebih baik.

Page 1 of 10 | Total Record : 99