cover
Contact Name
Herpin Nopiandi Khurosan
Contact Email
herpinnk@lecturer.undip.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
nusa@live.undip.ac.id
Editorial Address
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, S.H., Tel/Fax 024-76480619 pst 34/ 024-76480619
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 0216535X     EISSN : 25979558     DOI : -
Jurnal NUSA adalah jurnal nasional terakreditasi Sinta Kemristekdikti yang diterbitkan oleh Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, jurnal NUSA menerima dan memuat artikel mengenai Sastra Indonesia, Kajian Bahasa, Linguistik Teoritis, Linguistik Terapan, Sastra Daerah. Dalam satu tahun Jurnal Nusa terbit 4 kali, yaitu Mei dan November.
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1: Februari 2020" : 14 Documents clear
Kearifan Lokal dalam Hibriditas Sastra Indonesia Modern Redyanto Noor
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.413 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.96-104

Abstract

Information technology causes cultural transformation that makes global culture is formed. Cultural products called local-genius (local wisdom) are increasingly rare, including art and literature. Classical literature is no longer lived as the orientation of the great values of the past, but is considered a cultural artifact. For modern literature when an author recognizes new conventions and values in his mind, then when he perceives and creates them into literary works, in fact he has made hybrid literature. In biology, hybrid is the result of crossing between one species with another species, naturally or through manipulation. If you look at the origins of language and literature, modern literature is actually hybrid literature, we called modern Indonesian. Really, modern Indonesian author were limited to updating the disclosure method. Basically they remain grounded in the traditions and culture that gave birth to them, which have local-genius (localwisdom).Keywords: Hybrid literature; local wisdom; tradition; culture.IntisariTeknologi informasi menyebabkan terjadi transformasi kebudayaan sehingga terbentuk kebudayaan global. Produk kebudayaan yang disebut local-genius (kearifan lokal) semakin langka, termasuk seni dan sastra. Sastra klasik tidak lagi dihayati sebagai orientasi nilai-nilai masa lampau yang agung, tetapi dianggap sebagai artefak kebudayaan. Bagi sastra modern ketika seorang pengarang mengenal konvensi dan nlai-nilai baru dalam pikirannya, maka ketika ia meresepsi dan mengkreasinya menjadi karya sastra sesungguhnya ia telah membuat sastra hibrida. Dalam ilmu biologi hibrida adalah hasil penyilangan antara satu spesies dengan spesies lain, secara alamiah atau melalui rekayasa. Sebenarnya sastra modern adalah sastra hibrida, hasil penyilangan dari berbagai bahasa dan kebudayaan termasuk sastra Indonesia modern. Meskipun, sebenarnya sastra hibrida tetap mengakar pada budaya etnik penciptanya. Pengarang sastra Indonesia modern sebenarnya hanya sebatas memperbarui cara pengungkapan. Secara esensial mereka tetap berpijak pada tradisi dan budaya yang melahirkannya, yang memiliki local-genius (kearifan local).Kata kunci: Sastra hibrida; kearifan lokal; tradisi; kebudayaan
Memahami Sastra Teenlit dengan Model Potong Naskah dan Membaca Kritis pada Mata Kuliah Pengkajian Cerkan Jurusan Sastra Indonesia Undip Semarang Sukarjo Waluyo
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.106 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.1-12

Abstract

Teenlit tells the story of teenage social themes with simple and light language. Western culture and personality that became the main background was finally adopted by Indonesian youth. This is seen in their behavior and social life. However, teenlit can be used as an effective adolescent character education medium. This study explains the desired characteristics of adolescents. This can be seen when teenagers read teenlit with the model cut into scripts and critical reading. The method used in this research is descriptive analytical method. This method is used to identify the culture and personality of Western teenagers contained in teenlit. This study also uses observation to find out how adolescent responses are related to character education. Results from this study: 1) adolescent understanding of Western youth culture and personality; 2) adolescent understanding of Western youth culture and personality adopted from adolescents, among others: clothing and fashion, interpreting entertainment, and how to get along; 3) the expected formulation of teenage characters.Keywords: Teenlit; teenager; culture; and personality.IntisariTeenlit bercerita tentang tema sosial remaja dengan sederhana dan bahasa ringan. Budaya dan kepribadian Barat yang menjadi latar utama akhirnya diadopsi oleh remaja Indonesia. Hal ini tampak dalam perilaku dan kehidupan sosial mereka. Namun, teenlit dapat digunakan sebagai media pendidikan karakter remaja yang efektif. Penelitian ini menjelaskan tentang karakter yang diinginkan remaja. Hal ini tampak saat remaja membaca teenlit dengan model potong naskah dan membaca kritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi budaya dan kepribadian remaja Barat yang terkandung dalam teenlit. Penelitian ini juga menggunakan observasi untuk mengetahui bagaimana tanggapan remaja terkait dengan pendidikan karakter. Hasil dari penelitian ini: 1) pemahaman remaja tentang budaya dan kepribadian remaja Barat; 2) pemahaman remaja tentang budaya dan kepribadian remaja Barat yang diadopsi dari remaja, antara lain: pakaian dan mode, menafsirkan hiburan, dan bagaimana bergaul; 3) perumusan karakter remaja yang diharapkan.Kata kunci: Teenlit; remaja; budaya; dan kepribadian.
Konfigurasi Fonem pada Leksikon Peralatan Rumah Tangga Tradisional yang Memiliki Kesamaan Medan Makna M Suryadi
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.44 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.53-64

Abstract

The aim of this research is to describe the phoneme configuration which is located in the ultima position within the lexicon of traditional household appliances. The phoneme configuration has nuances that mean local wisdom and social intelligence of Javanese ancestors. This type of research is descriptive-qualitative. The research locus is in Pati regency. Data collection methods used were observation and in-depth interviews. The data analysis method used is the distributional method: which is supported by the sorting and comparison techniques. The padan method is used to analyze lexical semantic elements. The findings of the research show that the configuration of the phoneme lexicon of traditional household appliances in the ultima position has a semantic meaning, a philosophical value and a non-arbiteric meaning. The philosophical value is inherent in the configuration of the phoneme lexicon in the ultima position. Non-arbiter forms occur due to messages attached to phoneme configurations in the lexicon.Keywords: Configuration; household appliances; lexicon; phonemes; traditional.IntisariPenelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan konfigurasi fonem posisi ultima pada leksikon peralatan rumah tangga tradisional. Konfigurasi fonem memiliki nuansa arti yang mencerminkan kearifan local dan kecerdasan sosial leluhur Jawa. Jenis penelitian deskriptif-kualitatif. Lokus penelitian di wilayah Kabupaten Pati. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi  dan wawancara mendalam. Metode analisis data memanfaatkan metode agih dengan teknik pilah dan teknik banding. Metode padan dimanfaatkan untuk menganalisis unsur semantik leksikal. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa konfigurasi fonem yang tersusun dalam leksikon peralatan rumah tangga tradisional memiliki tautan arti semedan makna yang bersifat filosofis dan bersifat non-arbiter.  Nilai filosofis melekat konfigurasi urutan fonem leksikon pada posisi ultima. Bentuk nonarbiter terjadi akibat pesan yang melekat pada konfigurasi fonem dalam leksikon.Kata kunci: Fonem;  konfigurasi; leksikon; peralatan rumah tangga; tradisional
Ideologi dan Hegemoni dalam Shalawatan (Study ff The Ideology of Althusser and Gramsci's Hegemony) M. Ahsana Ghazalba
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.28 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.105-117

Abstract

This study aims to describe the ideological meaning and the form of hegemonicism in the prayers of the popular Javanese people of their time. Analytical choice The ideological state apparatus initiated by Althusser is used to uncover the play of ideological meaning in prayer. While discussing the Gramsci hegemony, it is used to discuss the domination of the ideological state apparatus. This research method is descriptive qualitative. The object that is read is the meaning of persuasion, identity, appreciation, and punishment in prayer through the study of the state apparatus and hegemony. The result of this research are offer processes containing idealist that have the ability, identification, appreciation and punishment in shalling moral, ethical, and religious people.Keywords: Ideology; hegemony; shalawatan; meaning; identity. IntisariPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna ideologis dan bentuk penghegemonian dalam shalawatan masyarakat Jawa yang populer di zamannya. Pendekatan analitis Ideological  state aparatus yang digagas oleh Althusser digunakan untuk mengungkap permainan makna ideologis dalam shalawatan. Sedangkan pendekatan hegemoni Gramsci digunakan untuk menyoroti pendominasian dari berjalannya Ideological  state aparatus. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti adalah makna persuasif, identity, reward, dan punishment dalam shalawatan melalui kajian Ideological  state apparatus dan hegemoni. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa shalawatan merupakan gagasan ideologis yang memiliki sifat persuasif, identity, reward, dan punishment dalam membentuk masyarakat Jawa yang bermoral, beretika, dan religius.Kata kunci: Ideologi;   hegemoni;  shalawatan;  makna; identitas.
Nilai-Nilai Profetik dalam Dua Lirik Lagu Karya Rhoma Irama Kajian terhadap Lirik Lagu “Akhlak” dan “Virus Corona” Moh Muzakka
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.796 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.13-22

Abstract

The purpose of this study is to describe the prophetic values of the lyrics to the song "Akhlak" (2019) and "Virus Corona" (2020) by Rhoma Irama. To study the prophetic values in the two song lyrics, the sociology of literature approach is used, especially in the social aspects of literary works, because the prophetic values are one of the social aspects of literary works. The concept of prophetic values used to analyze the two lyrics of the song, refers to the concept of Kuntowijoyo, namely humanization, liberation, and transcendence. The results of the analysis of the lyrics to the song "Akhlak" and "Virus Corona" both clearly contain an invitation to do good (humanization) and prevent bad deeds (liberation). Although the lyrics of the song highlight the value of humanization and liberation, but both lead to human servitude to God (transcendence).Keywords: Prophetic values; song lyrics; social aspects; and transcendence. IntisariTujuan kajian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai profetik lirik lagu “Akhlak” (2019) dan “Virus Corona” (2020) karya Rhoma Irama. Untuk mengkaji nilai-nilai profetik dalam kedua lirik lagu tersebut digunakan pendekatan sosiologi sastra, khususnya pada aspek-aspek sosial karya sastra, sebab nilai-nilai profetik itu merupakan salah satu aspek sosial karya sastra. Adapun konsep nilai-nilai profetik yang digunakan untuk menganalisis kedua lirik lagu tersebut, mengacu pada konsep Kuntowijoyo, yaitu humanisasi, liberasi, dan transendensi. Hasil analisis terhadap  lirik lagu “Akhlak” dan “Virus Corona” tampak jelas keduanya berisi ajakan untuk berbuat baik (humanisasi) dan mencegah perbuatan yang tidak baik (liberasi). Meskipun lirik lagu itu menonjolkan nilai humanisasi dan liberasi, tetapi keduanya bermuara pada penghambaan manusia pada Tuhan (transendensi).Kata kunci: Nilai profetik; lirik lagu; aspek social; dan transcendental.
Pemaknaan Afiks Ter- dalam entuk Polimorfemis (?) ary Setyadi
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.122 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.65-75

Abstract

The ability to combine affixes with other morphemes in the form of polymorphism is interesting to study, because the ability to join with other factors influences the determination of various meanings. The determination of the meaning of an affixed lingual unit must start from the (existing) form and then to the meaning.The study of the form of affixes polymorphic morphemes is based on the application of linguistic theory in the field of morphology, because the data problem is related to the complex morpheme shape. Sources of data depart, both from oral data sources and written data sources, so that existing data are primary and secondary.The results of the data analysis show that the initial data is not data that is directly used as a basis for determining, but must first consider the sentence structure pattern (for the sake of structuring the logic elements and structuring grammatical elements).Keywords: Affixes; shape; morpheme; polymorphism. IntisariKemampuan daya gabung afiks ter- dengan morfem lain dalam bentuk polimorfemis menarik dikaji, sebab dari kemampuan bergabung dengan morfem lain berpengaruh atas penentuan bermacam makna. Penentuan makna satu satuan lingual berunsur afiks ter- harus bermula dari bentuk (yang ada) baru kemudian ke makna.Pengkajian bentuk morfem polimorfemis berunsur afiks ter- bertolak pada penerapan teori linguistik bidang morfologi, sebab persoalan data berkait dengan bentuk morfem kompleks. Sumber data bertolak, baik dari sumber data lisan maupun sumber data tulis, sehingga data yang ada bersifat primer dan sekunder.Hasil analisis data menampakkan bahwa data awal bukan merupakan data yang secara langsung dipakai sebagai bahan pijakan penentuan maka, tetapi harus terlebih dahulu perlu diperhatikan pola struktur kalimatnya (demi kebenaran penataan unsur logika dan penataan unsur tata bahasa).Kata kunci; Afiks; bentuk; morfem; polimorfemis.
Menolak Wabah dalam Serat Ronggo Sutrasno Karya Sunan Kalijaga Muhammad Abdullah
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.628 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.118-133

Abstract

 One of the Javanese texts with esoteric value is the Ronggasutrasna Kidungan Fiber which is kept by the Surakarta Sastra Lestari Foundation. Serat Kidungan Ronggasutasna is a Javanese script in which there is a text in the form of fibers written by Sunan Kalijaga written together with Ronggasutrasna and then published by Tan Gun Swi. This manuscript is a compilation of a number of songs including Rumeksa Ing Wengi (KRIW), Padanghyangan Kidungan (and those of the dhedhemit ratuning), and other hymns. However, the KRIW text is not an original manuscript written by Sunan Kalijaga. This is evidenced by the existence of other KRIW texts in PNRI presented in handwriting. Serat Kidung Ranggasutrasna is the song of the 'kid' of old fibers which is a representation of esoteric values and Islamic symbolism of the spiritual messages of Kanjeng Sunan Kalijaga. After the authors examined the contents of the text, the authors concluded that most of the Ranggasutrasna's fiber of the Kidungan text contains the magic power plan in the form of spells of rebel, repellent witchcraft, sorcery, babysitting, escaping from the bondage of debt, self defense, war ethos, worship ethos, and treatment system in Javanese culture. Fiber Kidung Ranggasutrasna belongs to the piwulang script which is presented in the form of Javanese song.Keywords: Song of Ranggasutasna; esoteric; magical power; local wisdom. Intisari Salah satu naskah Jawa yang bernilai esoteris adalah Serat Kidungan Ronggasutrasna yang disimpan oleh Yayasan Sastra Lestari Surakarta. Serat Kidungan Ronggasutasna adalah sebuah naskah Jawa yang di dalamnya terdapat sebuah teks berbentuk serat hasil tulisan Sunan Kalijaga yang disusun bersama Ronggasutrasna dan kemudian diterbitkan oleh Tan Gun Swi. Naskah ini merupakan kompilasi dari beberapa kidungan yang di antaranya Kidungan Rumeksa Ing Wengi (KRIW), Kidungan Padanghyangan (danyanghyangan para ratuning dhedhemit), dan kidung-kidung lainnya. Namun teks KRIW bukan merupakan naskah asli tulisan Sunan Kalijaga. Hal ini dibuktikan dengan adanya teks KRIW lain dalam PNRI yang disajikan dalam tulisan tangan. Serat Kidung Ranggasutrasna merupakan nyanyian 'kidungan' serat kuna yang merupakan representasi nilai-nilai esoteris dan simbolisme Islam dari pesan-pesan spiritual Kanjeng Sunan Kalijaga. Setelah penulis meneliti isi teks, penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar teks Serat Kidungan Ranggasutrasna berisi tentang piwulang kekuatan gaib yang berupa mantra-mantra tolak balak, penolak santet, tenung, penjaga bayi, kluar dari belenggu hutang, bela diri, etos perang, etos ibadah, dan sistem pengobatan dalam budaya Jawa. Serat Kidung Ranggasutrasna tergolong ke dalam naskah piwulang yang disajikan dalam bentuk tembang Jawa.Kata kunci:  Kidung Ranggasutasna; esoteris; kekuatan gaib; kearifan lokal. 
Koherensi dalam Semangatku Kebahagiaanku Meraih Energi Positif dengan Nuansa Islami untuk Hidup Lebih Bersemangat dan Prestatif Karya Gigih Kurniawan Sri Puji Astuti
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.163 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.23-35

Abstract

The goal of this study is to reveal the type of coherence used in the book Semangatku Kebahagiaanku Meraih Energy Positif dengan Nuansa Islami untuk Hidup Lebih Bersemangat dan Prestatif by Gigih Kurniawan. The data was collected using observation technique, the data in this study are a series of sentences which containing semantic or coherence relationship. The theory of discourse analysis is used to analyze the relationship between the meanings in discourse. Based on the results of the study, the coherence or semantic relations used by the author in the book Semangatku Kebahagiaanku includes comparative relationships, amplification relationships, causal relationships, causal relationships, background relations, means-results relations, paraphrastic relationships, relationships generic-specific, like or parable relations, identification relationships, and additive relationships. These semantic or coherence relationships are used to build  cohesiveness among sentences. By using these various types of semantic relationships, readers are expected to understand what the writer is saying more easily.Keywords: Relationship; coherence;  semangatku kebahagiaanku; energy; dan positivity.IntisariTujuan penelitian ini mengungkap jenis koherensi yang digunakan dalam buku Semangatku Kebahagiaanku Meraih Energy Positif dengan Nuansa Islami untuk Hidup Lebih Bersemangat dan Prestatif karya Gigih Kurniawan. Pengumpulan data  dalam penelitian ini menggunakan teknik simak, Data dalam penelitian ini berupa rangkaian kalimat yang di dalamnya terdapat hubungan semantik atau koherensi. Dalam analisis digunakan teori analisis wacana yaitu dengan cara menganalisis hubungan makna antarkalimat dalam wacana. Berdasarkan hasil penelitian  koherensi atau hubungan semantis yang digunakan penulis  dalam buku Semangatku Kebahagianku meliputi hubungan semantis atau koherensi berupa hubungan perbandingan, hubungan amplifikasi, hubungan sebab-akibat, hubungan akibat-sebab, hubungan latar-simpulan, hubungan sarana-hasil, hubungan parafrastis, hubungan generik-spesifik, hubungan ibarat atau perumpamaan, hubungan identifikasi, dan hubungan aditif. Hubungan semantis atau koherensi tersebut digunakan untuk membangun keterpaduan antarkalimat. Dengan menggunakan bermacam-macam jenis hubungan semantis tersebut diharapkan pembaca lebih mudah memahami apa yang disampaikan penulis.Kata kunci: Hubungan; koherensi;  semangatku kebahagiaanku; energi; dan positif.
Realitas Kehidupan dalam Perspektif Antropologis Mudjahirin Thohir
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.542 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.76-83

Abstract

to be able to live normally, human being struggle to fulfill their basic needs. The human basic  needs are: biological, social, and integrative. Biological needs include: food, clothing, and shelter. Social needs include:  interact, cooperate, compete, and social order. Integrative needs include the need for: freedom in justice in accordance with the agreed common reference. So that regularity of life is realized, then guidelines are needes that are concidered true and good.  There are five types of guidelines as a reference, namely:  constitutive faith, cognitive, evaluative, ethical, and  expressive. This is a reference as the ideal culture of society.  Although there are such guidelines, but in real  practice (real clture) violations often occur, including because of individual or group interest. As in ilustraton, it can be seen in the world of football, the concept of fairplay is manifested in the form of inappropriate actions. Not  to mention in the political and economic world. From this angle the concepts of fairness and justice are always warmly studied.  This paper discusses about it from the social sciences perspective, especially anthropology. Keywords: Basic need; guideline; ideal culture; real culture; fairplay. Intisari Untuk dapat hidup secara normal, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan-kebutuhan dasar itu ialah kebutuhan biologis, sosial, dan integratif. Kebutuhan biologis meliputi pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan berinteraksi, bekerjasama, dan bersaing. Kebutuhan integratif meliputi nilai-nilai, agar kegiatan bekerja sama maupun bersaing didasari oleh koridor nilai-nilai dan norma hukum yang adil.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar tersebut, secara ideal (ideal culture) masyarakat manusia memerlukan pedoman yang dianggap benar dan baik. bermuara kepada lima acuan, yaitu: konstitutif, kognitif, evaluatif, etik, dan ekspresif. Meskipun sudah ada pedoman, tetapi dalam kebudayaan riil (real culture) yakni dalam tataran praktik kehidupan, pedoman-pedoman tadi sering dilanggarnya. Dari sinilah nilai dan norma-norma hukum, hampir selalu menjadi ajang perdebatan, sebagaimana ilustrasi konsep fair play dalam pertandingan sepakbola.  Tulisan ini mendiskusikan mengenai persoalan adil dan keadilan sosial ditinjau dari perspektif antropologis. Kata kunci: Kebutuhan dasar; acuan; budaya ideal; budaya riil; fairplay.
Delirium Kekuasaan: Kajian Psikologi Sastra pada Lakon Amangkurat-Amangkurat karya Goenawan Mohamad Khothibul Umam
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1: Februari 2020
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.391 KB) | DOI: 10.14710/nusa.15.1.134-143

Abstract

Humans are very complex creatures. From the process of hundreds of thousands of years, humans can finally overcome their fears, one of which is the fear of loss of power. The theme was very well written by Goenawan Mohamad in his play entitled Amangkurat-Amangkurat. Goenawan Mohamad took part in the history of the power struggle that occurred in the Islamic Mataram Kingdom in the 17th century. This power struggle rests on the Amangkurat figure who is said to have a kind of mental disorder characterized by hallucinations, illusions, and physical anxiety. Therefore, the relevant theory for studying the Amangkurat play is Psychology of Literature theory. The science of psychology itself is specifically the theory used is Karen Horney's Personality Theory regarding Basic Anxiety. The results of this study found that the Amangkurat figure, is a representation of the nature and basis of humans to continuously fight the fear that surrounds themselves. Of the various ways to overcome these fears, there arises extraordinary energy, which makes a human being can remain adaptive and managed to be a survivor in his life.Keywords: Power; fear; amangkurat; acts; psychology. IntisariManusia adalah makhluk yang sangat kompleks. Dari proses ratusan ribu tahun akhirnya manusia bisa mengatasi ketakutan-ketakutannya, salah satunya adalah ketakutan terhadap hilangnya kekuasaan. Tema tersebut dengan sangat bagus ditulis oleh Goenawan Mohamad dalam lakonnya yang berjudul Amangkurat-Amangkurat. Goenawan Mohamad mengambil bagian sejarah dari perebutan kekuasaan yang terjadi pada Kerajaan Mataram Islam di abad ke-17. Perebutan kekuasaan ini bertumpu pada tokoh Amangkurat yang dikisahkan memiliki semacam gangguan mental yang ditandai oleh halusinasi, ilusi, dan kegelisahan fisik. Oleh karena itu, teori yang relevan untuk mengkaji lakon Amangkurat adalah teori Psikologi Sastra. Ilmu bantu psikologi sendiri secara khusus teori yang dipakai adalah Teori Kepribadian Karen Horney perihal Kecemasan Dasar (basic anxiety). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa sosok Amangkurat, adalah representasi dari sifat alami dan dasar manusia untuk terus menerus melawan ketakutan yang menyelimuti diri. Dari berbagai cara mengatasi ketakutan-ketakutan tersebut, muncullah energi yang luar biasa, yang membuat seorang manusia bisa tetap adaptif dan berhasil menjadi penyintas di hidupnya. Kata kunci : Kekuasaan; ketakutan; amangkurat; lakon; psikologi.

Page 1 of 2 | Total Record : 14