cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. probolinggo,
Jawa timur
INDONESIA
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
ISSN : -     EISSN : 25797913     DOI : https://doi.org/10.33006/ji-kes.v6i1.307
Core Subject : Health,
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan): jurnal hasil penelitian di bidang kesehatan JI-KES diterbitkan oleh LPPM Stikes Hafshawaty Zainul Hasan yang terbit sejak bulan Agustus 2017. JI-KES terbit secara berkala dua kali setahun. JI-KES berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dalam bidang kesehatan seperti: keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat, gizi, farmasi, dan lain-lain. Pengelola menyambut baik kontribusi dalam bentuk artikel dari para dosen peneliti, dan pakar di bidang kesehatan untuk dipublikasikan di jurnal ini. Naskah yang dikirim harus asli dan belum pernah dipublikasikan di media lain.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)" : 6 Documents clear
FAMILY CENTERED EMPOWERMENT MODEL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU KELUARGA MISKIN MENCEGAH HIPERTENSI DI KECAMATAN BANTUR Kurniawan Erman Wicaksono; Ahmad Guntur Alfianto
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.816 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.115

Abstract

AbstrakHipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia. Prevalensi hipertensi mengalami peningkatan setiap tahun seiring dengan bertambahnya umur, tingkat pendidikan, status tidak bekerja dan tingkat pengeluaran per kapita yang tinggi. Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan jumlah penderita hipertensi yang menduduki peringkat pertama. Penyelesaian masalah hipertensi di Kabupaten Malang sampai saat ini belum memenuhi target 100%. Capaian cakupan terendah di Kecamatan Bantur berada di Desa Bantur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh family centered empowerment model terhadap perubahan perilaku keluarga miskin dalam mencegah hipertensi pada keluarga. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experimental research) dengan menggunakan rancangan non randomize control group pretest posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value pengetahuan 0,005, p value sikap sebesar 0,000, dan p value tindakan sebesar 0,001 (p value < 0,05). Intervensi family centered empowerment model dapat mempengaruhi perubahan perilaku keluarga sebagai bentuk modifikasi pendidikan kesehatan pada keluarga.  Kata kunci  : empowerment, keluarga, hipertensi  AbstractHypertension is one causes of death in the world. The prevalence of hypertension has increased every year along with increasing age, level of education, non-working status and high level of per capita expenditure. Malang District is one of the regions in Indonesia with the first number of hypertensive patients. Completion of hypertension problems in Malang District until now has not met the 100% target. The lowest coverage achievement in Bantur is in Bantur Village. This study aims to analyze the effect of a family centered empowerment model on changes in poor family behavior in preventing hypertension in families. This research is a quasi-experimental research (quasi experimental research) using non randomized design control group pretest posttest. The results showed that p value knowledge was 0.005, p value attitude was 0.000, and p value of action was 0.001 (p value <0.05). The intervention of family centered empowerment models can influence changes in family behavior as a form of modification of health education in families Keywords:           empowerment, family, hypertension
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH DI TK MENTARI DESA SAMBI RAMPAK LOR KECAMATAN KOTA ANYAR KABUPATEN PROBOLINGGO Widia Shofa Ilmiah; Fifin Maulidatul Azizah; Nina Sukma Amelia
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.39 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.116

Abstract

ABSTRAKPeriode lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa tersebut disebut “masa keemasan” (golden period). Dari data penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa 14% balita Indonesia mengalami gangguan  perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan  pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Hasil studi pendahuluan di TK Mentari diketahui dari 5 anak, terdapat dua anak mengalami gangguan perkembangan sosial kemandirian. Hal ini disebabkan faktor ekstrinsik meliputi pola asuh orang tua, faktor ekonomi, lingkungan, gizi anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sam bi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif jenis analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh ibu dan anak pra sekolah di TK Mentari Tahun 2015. Sampel yaitu sebagian ibu dan anak pra sekolah sejumlah 50 responden. Teknik sampling yaitu purposive sampling dengan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan p value  0,04 < α (0,05), sehingga H0 di tolak. Kesimpulan yaitu ada hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo. Kata kunci : pola asuh, perkembangan, anak pra sekolah  ABSTRACTThe life period of the first five years is a moment which is highly sensitive to environment and occurs very quick and can not be repeated. Therefore, this period is called golden period. The previous reseacrh  conveyed that 14% of toddlers are impaired development, aboth fine motoric and gross motoric, hearing disorder, under intelegence, speech delay. The result of preliminary of this study, there were 2 of 5 children had social independence disorder. It was caused by the external factors including parenting, economic, environment and nutrition. Objective of this study is to know the association of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district. This study used quantitative study with analytic correlational and  crosssectional approach. The population is all mother and pre school children in Mentari Pre School 2015. The sample of this study is some mother and pre school children a number of 50 person. Sampling is purposive sampling with spearman rank test. The result shows that p value  0,04 < α (0,05),so Ho is reject.The conclution is there correlation of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district. Keywords: parenting, development, pre school children.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF AWARENESS MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN MITIGASI BENCANA DI AREA RAWAN BENCANA GUNUNG BROMO DESA NGADISARI, KECAMATAN SUKAPURA – PROBOLINGGO Achmad Kusyairi; Widya Addiarto
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.024 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.110

Abstract

AbstrakGunung meletus menjadi bahaya karena dapat merugikan secara fisik maupun non fisik dan korban yang tidak sedikit. Kesadaran diri masyarakat (self awareness) menjadi sikap yang sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang tangguh dan peka terhadap bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang paling dominan berhubungn dengan self awareness masyarakat dalammelakukan mitigasi bencana. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 673 dan sampel yang diambil adalah 250 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik didapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan awareness adalah pendapatan (OR = 0.351), usia (OR = 0.268) dan pendidikan (OR = 0.044). Oleh karena itu, semakin besar pendapatan masyarakat akan berpengaruh terhadap self awareness masyarakat dikarenakan akan meningkatkan kesiapsiagaan dan usaha dalam mencegah resiko bencana yang lebih besar melalui mitigasi bencana yang lebih baik. Kata Kunci : self awareness, mitigasi, bencana  AbstractMount erupt becomes a danger because it can harm both physically and non physically and the victims are not minimum. Self awareness becomes an indispensable attitude to building a community that is resilient and sensitive to disaster. The purpose of this study is to determine the factors that most influence the self awareness of the community in conducting disaster mitigation. This research uses descriptive analytic design between variables with cross sectional approach. Population and sample in this research are All Population in Dusun Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kec.Sukapura, Probolinggo A total of 673 with sampe simpe random technique, so get 250 respondents. Data collection using questionnaire. Based on the results of multivariate test, it can be seen that from 4 categories of factors that meet the criteria of logistic regression test, the factors that most influence self awareness from the biggest to the smallest is income factor with the strength of relationship (OR = 0.351), age (OR = 0.268) and education (OR = 0.044). Therefore, people with large incomes will have better preparation than people with low incomes. This is because with a large income they can use the funds they have for disaster mitigation efforts or in other words prevent the occurrence of disasters by doing good development. Thus the risk of disaster can be minimized. Keywords: self awareness, mitigation, disaster
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI KABUPATEN PROBOLINGGO Tutik Ekasari; Mega Silvian Natalia; Muthmainnah Zakiyyah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.848 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.119

Abstract

 AbstrakPreeklampsia merupakan masalah kebidanan yang masih belum bisa dipecahkan secara tuntas dan merupakan penyebab kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sekitar 1,5% - 2,5%. Pada tahun 2016 di Kabupaten Probolinggo Angka Kematian Ibu (AKI)  sebanyak 15 orang sedangkan 10 orang diantaranya dikarenakan Preeklampsia. Berdasarkan survei pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu akibat preeklampsi yaitu 16,66%, pada tahun 2015 sebanyak 30,77% dan pada tahun 2016 sebanyak 66,66%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kejadian preeklampsia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah semua ibu hamil preeklampsi pada bulan Juni - Agustus 2017 sebanyak 134 orang. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling dan diperoleh sampel sejumlah 100 orang. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dan uji Regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan kejadian preeklampsia adalah 71% dan variabel yang berhubungan secara signifikan adalah umur ibu, paritas, riwayat komplikasi, dan penyakit kronik. Variabel yang dominan pada penelitian ini adalah umur ibu dengan OR 4,302 artinya responden yang umur <20 tahun dan >35 tahun berpeluang 4,302 kali lebih berisiko preeklampsia dibandingkan dengan yang berumur 20 – 35 tahun. Saran petugas kesehatan lebih mengoptimalkan pelayanan ANC. Kata Kunci : preeklampsia, ibu hamil, AKI, AKB AbstractPreeclampsia is a midwifery problem that has not been completely resolved and the cause of maternal death. Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia ranges from 1.5% - 2.5%. In 2016 in Probolinggo Regency the Maternal Mortality Rate (MMR) was 15 people while 10 of them were due to Preeclampsia. Based on a preliminary survey at the Probolinggo District Health Office in 2014 the maternal mortality rate due to preeclampsia was 16.66%, in 2015 it was 30.77% and in 2016 66.66%. The aim of the study was to determine the dominant factors that influence the incidence of preeclampsia. The design used in this study is correlational analytic with cross sectional approach. The population used was all preeclamptic pregnant women in June - August 2017 as many as 134 people. The sampling technique was simple random sampling and a sample of 100 people was obtained. The statistical test used is Chi Square and logistic regression test. The results showed that the incidence of preeclampsia was 71% and the variables that were significantly related were maternal age, parity, history of complications, and chronic disease. The dominant variable in this study is the age of the mother with OR 4.302 which means that respondents aged <20 years and> 35 years have a chance of 4.302 times more at risk of preeclampsia than those aged 20 - 35 years. Advice from health workers to optimize ANC services. Keywords : preeclampsia, pregnant mother, AKI, AKB
PENGARUH PSIKOEDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG STIGMA GANGGUAN JIWA Ahmad Guntur Alfianto; Frengki Apriyanto; Maltri Diana
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.129 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.117

Abstract

AbstrakStigma merupakan label negatif yang melekat pada diri seseorang yang diberikan oleh masyarakat dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Psikoedukasi dapat menjadi salah satu terapi yang dapat digunakan untuk menurunkan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan jiwa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis  pengaruh psikoedukasi  terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang stigma gangguan jiwa diKecamatan Bululawang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi experimental research dengan rancangan Non-Randomize Control Group dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 resonden. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dependent. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner Knowledge About Mental Illness. Hasil penelitiannya adalah Kelompok psikoedukasi keluarga (2,66) dan kelompok kontrol (0,222) memiliki nilai selilsih perbedaan terhadap tingkat pengetahuan tentang stigma gangguan jiwa di masyarakat Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Sehingga terdapat pengaruh pada kelompok psikoedukasi keluarga (p<0,05) dan tidak terdapat pengaruh pada kelompok kontrol (p > 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah Ada pengaruh psikoedukasi terhadap pengetahuan masyarakat tentang stigma gangguan jiwa. Kata kunci  : psikoedukasi, pengetahuan, stigma gangguan jiwa  Abstract Stigma is a negative label attached to someone that  is given by the community and influenced by the surrounding. Psychoeducation can be one of the therapies that can be used to reduce stigma and discrimination against people with mental disorders. The aim of this study to analyze the effect of psychoeducation on public knowledge about mental disorders stigma in Bululawang. This study used quantitative research with quasi experimental research design with Non-Randomize Control Group design using purposive sampling technique with a total sample of 100 respondents. The statistical test used in this study was the t dependent test. The instrument in this study is a Knowledge About Mental Illness questionnaire. The results of the study were the family psychoeducation group (2.66) and the control group (0.222) having a value as different as the difference in the level of knowledge about mental disorders stigma in Bululawang. So that there was an effect on the family psychoeducation group (p <0.05) and there was no effect on the control group (p> 0.05). The conclusion of this study is that there is an influence of psychoeducation on public knowledge about the stigma of mental disorders. Keywords         :           psychoeducation, knowledge, stigma of mental disorders
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES PADA PASIEN KANKER DI YAYASAN KANKER INDONESIA CABANG JAWA TIMUR Ima Nadatien; Mulayyinah Mulayyinah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.589 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.121

Abstract

Abstrak          Stres yang dialami oleh pasien kanker bisa dikarenakan pasien tidak bisa mengatasi masalah yang dihadapi dan menjadi beban pikiran sehingga terjadi stres. Di Yayasan Kanker Indonesia tahun 2017 mencatat 399 orang menderita kanker yang akan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan mekanisem koping dengan tingkat stres pada pasien kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.Desain penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian ini pasien kanker sebesar 32 pasien. Sampel sebesar 32 pasien dengan teknik Simple Random Sampling. Variabel independenmekanisme koping dan variabel dependen tingkat stres. Pengambilan Data menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji statistik exact fisher didapatkan nilai α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan dari 32 responden sebagian besar (78.6%) memiliki mekanisme koping adaptif, sebagian besar (40,6%) memiliki tingkat kecemasan berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai ρ = 0,000 yang membuktikan bahwa mekanisme koping berhubungan dengan tingkat stres pada pasien kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur. Semakin tinggi mekanisme koping maladaptif maka semakin tinggi tingkat stres pada pasien kanker. Disarankan tenaga kesehatan mampu memberikan penyuluhan atau konseling dan pasien kanker hendaknya lebih banyak membaca, melihat, mendengar untuk mengetahui dan mengatasi apa penyebab terjadinya stres.  Kata kunci : mekanisme koping, tingkat stres.     AbstractStress experienced by patients with cancer may be resulted from the inability to overcome the problems which become the burdens in their mind and eventually creating stress In the Indonesian Cancer Foundation, 399 people are recorded in 2017 to suffer from cancer which will become the leading cause of death in Indonesia. Hence, this study was purposed to identify the correlation between coping mechanism and stress level in patients with cancer in the Indonesian Cancer Foundation, East Java branch. This analytical observational study was conducted by using cross sectional design. It involved 32 patients with cancer in which 32 patients were chosen by using total sampling technique. The independent variable was coping mechanism, whereas the dependent variable was stress level. Questionnaire was used to collect the data which were analyzed using Fisher’s exact test with the significance level or α = 0.05. The results of this study conducted to 32 respondents, most of them (78.6%) had adaptive coping mechanism, whereas most of them (40.6%) experienced severe level of stress. Moreover, the results of statistical test showed that the value of ρ = 0.000 which proved that coping mechanism was correlated with level of stress experienced by the patients in the Indonesian Cancer Foundation, East Java branch. The higher the maladaptive coping mechanism is, the higher the level of stress in patients with cancer. The health workers are suggested to be able to give them counseling. On the other hand, the patients with cancer should read, watch, and listen more to find out and avoid the causes of stress. Key words: coping mechanism, stress level.

Page 1 of 1 | Total Record : 6