cover
Contact Name
MN LISAN SEDIAWAN
Contact Email
jik.mediahusada@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
sediawan1003@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada
ISSN : 22529101     EISSN : 26554917     DOI : -
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada (JIK Media Husada) menerima publikasi artikel asli dalam bentuk makalah penelitian, makalah tinjauan, laporan kasus dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Artikel yang diterbitkan dalam jurnal ini berhubungan dengan berbagai topik seperti Keperawatan, Epidemiologi, Biostatistik dan Kesehatan Reproduksi, Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan dan Kesehatan masyarakat, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Kesehatan Ibu dan Anak, dan artikel terkait lainnya di depan umum. kesehatan. Jurnal diterbitkan pada bulan Maret, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1: November" : 10 Documents clear
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN AKURASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN TRIAGE Purwoko Sugeng Harianto
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.609 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.161

Abstract

Instalasi Gawat Darurat (IGD) memberikan pelayanan perawatan selama 24 jam setiap harinya. Triage merupakan aktivitas awal yang dilakukan perawat ketika pasien datang ke IGD. Triagemerupakan proses memilahpasien menurut tingkat keparahannya. Akurasi keputusan triage mempunyai dampak yang signifikan pada outcome pasien. Pada kenyataanya masih banyak perawat yang bekerja di IGD memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kurang tentang triage.Pengetahuan dan ketrampilan mempunyai hubungan dengan pelaksanaan triage.Secara umum,terdapat dua faktor yang mempengaruhiakurasi pengambilan keputusanperawat dalam pelaksanaan triage.Faktor pertama adalah faktor internal yang menggambarkan tentang pengetahuan, pengalaman kerja dan pelatihan perawat, sedangkan faktor kedua merupakan faktor eksternal meliputi hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan kerja dan beban kerja.Pengabaian terhadap faktor internal dan eksternal dapat menyebabkan pelaksanaan triage menjadi tidak akurat dan mengakibatkan kecacatan permanen pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengetahuan dengan akurasi pengambilan keputusan perawat dalam pelaksanaan triage di IGD RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan tanggal 15 April sampai 15 Mei 2015 dengan jumlah sampel 50 responden.Pengambilan data menggunakan instrument lembar kuesioner dan lembar observasi.Analisis bivariat menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan akurasi pengambilan keputusan perawat dalam pelaksanaan triage(p value=0.000<∝) dengan koefisien korelasi 0.565. Diharapkan pihak rumah sakit dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi perawat IGD melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan triage officer.
PENGALAMAN PERAWAT DALAM PENERAPAN DISCHARGE PLANNING PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT Sulastyawati Sulastyawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.037 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.162

Abstract

Discharge planning merupakan bagian penting dalam proses pemindahan dan pemulangan, karena masalah yang lebih kompleks biasanya terjadi pada masa-masa tersebut. Terlebih pada pasien yang mendapatkan perawatan untuk jangka waktu lama, seperti pasien skizofrenia. Idealnya discharge planning sudah dilakukan sejak awal pasien masuk rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam penerapan discharge planning pada pasien skizofrenia di IGD.Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenlogi dengan pendekatan interpretif.Pengumpulan data dilakukan pada 4 partisipan dengan in-depth interview menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur.Hasil penelitian ini mendapatkan 4 tema yaitu teknik pengkajian yang diterapkan, tahapan discharge planning belum adekuat, dokumentasi tidak akurat dan pertimbangan pemindahan pasien tidak konsisten.Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa penerapan discharge planning yang ada di IGD tersebut belum adekuat.Untuk itu, sangat penting bagi rumah sakit segera menyusun pedoman pelaksanaan discharge planning supaya bisa menjadi acuan bagi perawat.Aspek pendokumentasian juga sebaiknya mendapat perhatian karena dokumentasi merupakan aspek legal perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
PENGGUNAAN ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS UNTUKMENURUNKAN HIPERTENSI PADA WANITA MENOPAUSE Nicky Danur Jayanti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.215 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.163

Abstract

Hipertensi pada menopause telah diakui sebagai silent killer atau penyakit yang dapat menimbulkan kematian tanpa disertai dengan gejala-gejala terlebih dahulu. Mengobati hipertensi dapat dilakukan secara medis maupun tradisional. Masyarakat sekarang ini lebih menggemari obat tradisional, karena merupakan pengobatan alternatif yang baik, biaya murah, tanpa efek samping dan jika tekanan darah sudah normal, dapat dihentikan pemakaiannya.Daun sambiloto didukung oleh kandungan zat andrographolide yang pahit rasanya, alkaloid, dan kalium.Kandungan andrographolide mampu meningkatkan sistem pertahanan tubuh seperti produksi sel darah putih yang menyerang bakteri dan benda asing lainnya.Kalium tinggi pada sambiloto berguna untuk mengeluarkan air dan garam untuk mengatasi hipertensi. Terdapat 26 responden pada penelitian deskriptif ini.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang mana jumlah sampel adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu 26 wanita menopause penderita hipertensi yang menggunakan daun sambiloto. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan pemeriksaan tekanan darah. Angka hipertensi pada wanita menopause mengalami penurunan, hipertensi berat dari 46,1% menjadi 0%, sedangkan hipertensi sedang dari 38,5% menjadi 11,5%, hipertensi ringan dari 15,4% menjadi 57,7% dan tekanan darah normal dari 0% menjadi 30,8%. Diharapkan petugas kesehatan lainnya memberikan penyuluhan cara penggunaan daun sambiloto yang benar dan disarankan kepada wanita menopause untuk menjaga pola hidup dan menggunakan obat tradisional dengan benar.
PENGARUH AKUPRESUR DALAM MENGURANGI NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA DI BPM NGADILAH KECAMATAN PAKIS - MALANG Yuniar Angelia Puspadewi; Desy Lokawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.943 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.164

Abstract

Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami selama proses persalinan. Nyeri tersebut dapat diatasi dengan metode non farmakologi, salah satunya adalah akupresure. Dimana akupresure dapat merangsang pengeluaran hormon endorphin dalam darah. Endorphin adalah zat penghilang rasa sakit yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Berdasarkan studi pendahuluan pada tgl 20 Maret 2014 diantara 5 persalinan, semuanya hanya diberikan teknik relaksasi dan belum menggunakan metode akupresure. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap nyeri persalinan ibu primigravida. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-postest. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 15 orang. Analisa data menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test, dimana untuk mengetahui pengaruh akupresure untuk mengurangi nyeri persalinan.Berdasarkan hasil analisa menggunakan Wilcoxon didapat nilai Asymp. Sig. 0,03. Dimana apabila nilai Asymp. Sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh akupresure dalam mengurangi nyeri persalinan kala 1 fase aktif. Diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan non-farmakologi dalam mengurangi nyeri persalinan yang bisa dilakukan oleh bidan maupun ibu bersalin
PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP KESEJAHTERAAN JANIN DI PUSKESMAS KENDAL KEREP MALANG Jiarti Kusbandiyah; Shinta Astriani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.383 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.165

Abstract

Angka kejadian keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak diperkirakan antara 4% - 8% pada negara maju dan 6% - 30% pada negara berkembang.Pemberian stimulasi dini pada anak bisa dimulai saat anak masih dalam kandungan agar tidak terjadi keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan janin yaitu dengan pemberian terapi musik pada janin. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2014 pada Puskesmas Kendal Kerep kota Malang terdapat 60 – 70 ibu hamil dalam 1 bulan yang memeriksakan kandungannya. Diketahui juga bahwa Puskesmas Kendal Kerep pernah menerapkan program terapi musik pada ibu hamil dan pada ibu saat persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap kesejahteraan janin.Metode penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kendal Kerep kota Malang ini menggunakan Pra Experiment dengan desain penelitian one group pre-test-post-test. Sampel yang digunakan adalah ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 16 minggu di Puskesmas Kendal Kerep kota Malang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 15 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling.Analisa data dari penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik Paired Sample T-test.Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 9 responden atau sebesar 60% responden dengan hasil penilaian gerakan janin kategori cukup, sedangkan hasil pengukuran DJJ dari 15 responden ( 100% ) adalah normal. Berdasarkan hasil uji statistik Paired Sample T test menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan sebelum dan setelah pemberian terapi musik terhadap kesejahteraan janin.Disarankan bagi tenaga kesehatan terutama bidan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pengetahuan tentang terapi musik terhadap kesejahteraan janin.
PENGARUH FRAKSI AIR EKSTRAK RIMPANG TEMU MANGGA TERHADAP EKSPRESI Ki67 PADA GALUR SEL KARSINOMA KOLON HT-29 Diah Andriana
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.809 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.166

Abstract

Angka kejadian kanker kolon di Indonesia dewasa ini menunjukkan peningkatan yang cukup berarti.Penatalaksanaan kanker kolon telah banyak memanfaatkan temuan ilmiah hasil kajian molekuler. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh fraksi air ekstrak temu mangga (Curcuma mangga,Val) terhadap penekanan ekspresi Ki67 yaitu suatu protein yang berfungsi sebagai marker proliferasi sel. Penelitian ini dilakukan in vitro terhadap kanker kolon HT-29 dengan melihat ekspresi Ki67. Kultur sel kanker kolon HT-29 dilaksanakan dengan media RPMI 1640, 1% fungizone dan 1% antibiotik pada suhu 370 C dan konsentrasi C02 5%. Sampel dibedakan dalam 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok temu mangga sebagai kontrol (+) dan kelompok 5-FU sebagai kontrol (-). Masing-masing kelompok dikulturkan dengan RPMI 1640 lengkap ditambah dengan ekstrak temu mangga fraksi air atau 5-FU dengan serial konsentrasi masing-masing dibawah LC50. Dari hasil kultur kemudian dilihat ekspresi Ki67 yang ditampilkan dalam bentuk prosentase sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 5-FU pada konsentrasi 150 μg/ml, 75 μg/ml, 37,5 μg/ml,18,75 μg/ml dan pemberian temu mangga fraksi air pada konsentrasi 0,125 μg/ml, 0,0625 μg/ml, 0,03125 μg/ml, 0,015625 μg/ml menunjukkan ekspresi Ki67 yang makin menurun dengan meningkatnya dosis. Dapat disimpulkan bahwa fraksi air ekstrak temu mangga dan 5-FU berpotensi menurunkan tingkat ekspresi Ki67.
POSISI SETENGAH DUDUK DAN BERBARING MIRING DALAM PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA KALA I FASE AKTIF Senditya Indah Mayasari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.192 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.167

Abstract

Penatalaksanaanposisi pada persalinan kala I sangatlah penting yaitu dengan memberikan posisi senyaman mungkin. Posisi setengah duduk dan berbaring miring adalah posisi yang tidak memerlukan banyak gerak, ibu hanya lebih berkonsentrasi terhadap nyeri yang ia alami sehingga energi ibu tersimpan untuk persiapan melahirkan. Perbedaan posisi setengah duduk dan berbaring miring dengan penurunan intensitas nyeri pada kala I pada ibu bersalin diungkap pada penelitian ini. Sebanyak 10 ibu bersalin kala I fase aktif dengan persalinan normal yang mengalami nyeri persalinan di Polindes Asrikaton diberikan perlakuan secara acak antara posisi setengah duduk dan berbaring miring. Masing-masing perlakuan diberikan waktu kurang lebih 30 menit yakni selama his berlangsung. Dari hasil observasi, terdapat perbedaan hasil penggunaan posisi setengah duduk dan berbaring miring. Yaitu, dengan menggunakan posisi setengah duduk yang mengalami nyeri sedang 3 orang (30%), nyeri berat 3 orang (30%), nyeri sangat berat 4 orang (40%). Sedangkan pada penggunaan posisi berbaring miring yang mengalami nyeri sedang 9 orang (90%), nyeri sangat berat 1 orang (10%).Dengan menggunakan uji Mann-Whitney U-Test, didapatkan hasilnilai U2 lebih kecil dari U1. Dengan demikian, yang digunakan untuk membandingkan dengan U Tabel adalah U2 yang nilainya 5. Taraf kesalahan 5% (0,05) dengan n1 =10 dan n2 =10 diperoleh nilai U Tabel=19.Ternyata nilai U hitung lebih kecil dari tabel (5<19).Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.Posisi berbaring miring lebih dipilih oleh para ibu bersalin pada masa transisi persalinan karena posisi ini dipakai sebagai posisi beristirahat bagi ibu dan tidak membutuhkan banyak gerak tubuh.
PENATALAKSANAAN PASIEN LANSIA DENGAN TRAUMA Abdul Qodir
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.134 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.168

Abstract

Trauma adalah penyebab utama kelima kematian pada pasien yang berusia lebih dari 65 tahun. Perubahan anatomi dan fisologi akibat proses menua mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada lansia, kurang lebih 28 % pasien lansia meningal akibat trauma. Pasien lansia mungkin mempunyai penyakit pemberat dan penurunan sensitifitas terhadap obat-obat tertentu sehingga akan mempersulit resusitasi. Analisis literatur ini bertujuan untuk menganalisis penatalaksanaan pasien lansia dengan trauma.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis literatur yang relevan dengan penatalaksanaan trauma pada lansia.Penatalaksanaan pasien lansia dengan trauma pada prinsipnya adalah sama dengan dewasa yang meliputi airway, breathing, circulasion. Akan tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh perawat terkait dengan proses penuan. Proses penuan mengakibatkan penurunan berbagai fungsi organ sehingga penaganannya harus lebih intensif dari pada pasien yang lebih muda pada trauma yang sama. Segera melakukan resusitasi secara cepat dan tepat dapat menghasilkan outcome yang lebih baik dan menurunkan mortalitas dan morbiditas pada pasien lansian dengan trauma.
RESUSITASI CAIRAN PADA CEDERA KEPALA Nurma Afiani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.863 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.169

Abstract

Cedera kepala merupakan salah satu kasus trauma yang memerlukan perhatian khusus dalam resusitasi cairan. Jumlah dan jenis cairan yang digunakan dalam proses resusitasi cedera kepala harus diperhatikan secara cermat, cairan yang digunakan harus mampu mengontrol tekanan intrakranial (TIK) otak, dapat mengurangi edema otak dan tidak menimbulkan efek samping bagi organ tubuh yang lain. Jenis dan jumlah cairan resusitasi pada kasus cedera kepala masih menjadi topik kontroversial sehingga literatur mengenai cairan resusitasi pada kasus cedera kepala masih terbatas. Artikel berikut ini akan menyajikan jenis dan jumlah cairan yang tepat untuk resusitasi cedera kepala berdasarkan review hasil penelitian terkait yang disajikan dalam EBSCO, PROQUEST, CENGANGE dalam rentang 10 tahun terakhir. Kata kunci yang digunakan adalah ‘fluid resusication’, ‘intracranial pressure’, ‘head injury’, ‘traumatic brain injury’, ‘head trauma’. Artikel diseleksi berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan yakni mengidentifikasi jenis dan jumlah cairan resusitasi. Hasil review menunjukkan bahwa tidak ada suatu jenis cairan resusitasi ‘ideal’ yang dapat digunakan untuk semua kasus trauma. Metode pemberian cairan (waktu, volume dan tujuan yang diharapkan) lebih penting dibandingkan dengan jenis cairan itu sendiri. Hypertonis saline solution (HTS) menjadi salah satu jenis cairan resusitasi yang dapat digunakan dengan beberapa pilihan dosis sebagai berikut: 3% HTS 3ml/kg secara IV selama 10-20 menit; dua bolus 250ml 5% HTS atau 500ml 3% HTS; 4-5ml/kg HTS. HTS sebagai cairan resusitasi cedera kepala unggul dalam menurunkan edema otak dan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi organ lain (renoprotective agent).
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. SOEDARSONO PASURUAN Mizam Ari Kurniyanti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 4 No 1: November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.979 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v4i1.181

Abstract

Dalam melaksanakan pelayanannya, perawat yang ada di IGD harus menjalani beban pekerjaan yang membutuhkan kecekatan, ketrampilan, keahlian, kesiagaan, kekuatan fisik dalam menghadapi pasien dengan berbagai masalah kegawatdaruratannya. Penanganan perawatan yang berbeda pada setiap pasien dapat menjadi sebuah stresor bagi perawat. Kejadian tersebut dapat berakibat buruk terhadap pelayanan perawatan yang akan mempengaruhi sikap Caring perawat, namun sejauh mana peranan beban kerja dan stres kerja tersebut terhadap sikap Caring belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan stres kerja terhadap perilaku caring perawat di IGD . Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional dilakukan pada perawat pelaksana di IGD RSUD Dr.Soedarsono Pasuruan. Data tentang stres kerja didapatkan melalui pengisian kuesioner oleh responden sedangkan data beban kerja dan perilaku caring didapatkan dari hasil observasi. Hubungan beban kerja dan stres kerja terhadap perilaku caring dianalisa menggunakan analisis multivariate regresi logistic Hasil penelitian didapatkan responden sebanyak 20 orang, dengan gambaran beban kerja berat sebanyak 11 orang dan beban kerja ringan sebanyak 9 orang; mengalami stres ringan 17 orang, normal 2 orang dan stres sedang 1 orang; perilaku caring yaitu sebanyak 13 orang dan 7 orang yang tidak berperilaku caring. Hasil analisis bivariate beban kerja dengan stres kerja nilai korelasinya yaitu sebesar 1,00 dan nilai p sebesar 0.041 yang berarti korelasinya sangat kuat; beban kerja dengan perilaku caring didapatkan nilai korelasinya yaitu sebesar 0.692 dan nilai p sebesar 0.00 yang berarti korelasi kuat, stres kerja dengan perilaku caring didapatkan nilai korelasinya yaitu sebesar 0.275 dan nilai p sebesar 0.060. Hasil analisis multivariate regresi logistik didapatkan hasil variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku caring adalah beban kerja dengan OR (Exp(B)) sebesar 2,827 dengan konstanta -0.560. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan yang paling berpengaruh terhadap perilaku caring perawat adalah Beban Kerja.

Page 1 of 1 | Total Record : 10