cover
Contact Name
Neneng Siti Latifah
Contact Email
nenengmalahayati@gmail.com
Phone
+6281315863446
Journal Mail Official
neneng@malahayati.ac.id
Editorial Address
Jalan Pramuka NO 27 Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 24768944     EISSN : 2579726X     DOI : 10.33024
Core Subject : Health,
Jurnal Kebidanan Malahayati menyediakan platform untuk mempublikasikan bidang kebidanan dan jurnal juga berusaha untuk memajukan kualitas penelitian dengan memperkenalkan atau menguraikan metode baru di bidang kesehatan kebidanan untuk publikasi termasuk kebidanan dan ilmu kesehatan inti. Jurnal ini berisi naskah tentang Ilmu Kesehatan yang meliputi: asuhan Kebidanan, Gizi, Psikologi, kebidanan komunitas, kesehatan Reproduksi, Kesehatan Lansia, Kesehatan Masyarakat
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021" : 22 Documents clear
PENGARUH KONSUMSI SAYUR JANTUNG PISANG TERHADAP KECUKUPAN ASI IBU Suharman1),Rostina2),Lolita Sary3),Susilawati4) Suharman Suharman; Rostina Rostina; Lolita Sary; Susilawati Susilawati
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.1780

Abstract

ABSTRACT INFLUENCE OF BANANA HEART VEGETABLE CONSUMPTION ON ASI BREASTFEEDING ASI ADMINISTRATION  Background By comparing 5 health centers with the lowest ASI coverage, namely Gedong Tataan Health Center 26.27%, Pedada Health Center 29.58%, Padang Cermin Health Center 33.33%, Kalirejo Health Center 36.11, and Kedondong Health Center 37.03%. The heart of a banana is a type of plant that contains laktagogum has the potential to stimulate the hormone oxytocin and prolactin such as alkaloids, polyphenols, steroids, flavonoids and other substances most effective in increasing and facilitating the production of breast milk.The purpose of the study was to know the effect of vegetable consumption of banana heart on the smooth breastfeeding of breastfeeding mothers in the Kalirejo Pesawaran Community Health Center Working Area in 2019.Methods This quantitative study used, experimental quasy method with one group pretest - posttest design approach. Population and sample were 30 people, purposive sampling sampling technique. Data analysis using univariate and bivariate, with t-test statistical test. The study was conducted for 1 week.Result Smooth breastfeeding before being given banana heart vegetables in nursing mothers in the Kalirejo Puskesmas Working Area is offered to 17 breastfeeding mothers, with a mean of 5.00, standard deviation of 0.935, error standard 0.227 and min-max 4-7. After being given a banana heart vegetable with a mean of 7.65 standard deviation of 0.606, the error standard was 0.147 and the min-max value was 7-8. The test-dependent statistical test results obtained a p-value of 0.000 (α <0.05)Conclusion there is an influence of vegetable consumption of banana heart on the adequacy of breastfeeding mothers in the Pesawaran Kalirejo Community Health Center Working Area in 2019.Suggestion It is expected that nursing mothers can use vegetable banana heart 200gr / day as a non-pharmacological alternative to facilitate milk production Keywords : Banana Heart Vegetables, Breastfeeding Sufficiency, Breastfeeding Mothers ABSTRAK Latar Belakang Dengan membandingkan 5 puskesmas dengan cakupan ASI terendah, yaitu puskesmas Gedong Tataan 26,27%, Puskesmas Pedada 29,58%, Puskesmas Padang Cermin 33,33%, Puskesmas Kalirejo 36,11, dan Puskesmas Kedondong 37,03%. Jantung pisang merupakan jenis tanaman yang mengandung laktagogum memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitosin dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya paling efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Tujuan penelitian Diketahui pengaruh konsumsi sayur jantung pisang terhadap kelancaran ASI ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo Pesawaran Tahun 2019.Metode Jenis penelitian kuantitatif, metode quasy eksperimental dengan pendekatan one group pretest – posttest design. Populasi dan sampel sebanyak 30 orang, teknik sampling purposive sampling. Analisa data menggunakan univariat dan bivariate, dengan uji statistik t-tes. Penelitian dilakukan selama 1 minggu.Hasil Kelancaran ASI sebelum diberi sayur jantung pisang pada Ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo Pesawaran terhadap 17 orang ibu menyusui, dengan mean 5,00, standar deviasi 0,935, standar eror 0,227 dan nilai min-max 4-7. Setelah diberi sayur jantung pisang dengan mean 7,65 standar deviasi 0,606, standar eror 0,147 dan nilai min-max 7-8. Hasil uji statistik menggunakan tes-dependen didapat nilai p-value 0.000 (α<0.05)Kesimpulan terdapat pengaruh konsumsi sayur jantung pisang terhadap kecukupan ASI Ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo Pesawaran Tahun 2019.Saran diharapkan untuk ibu menyusui agar dapat memanfaatkan sayur jantung pisang 200gr/ hari sebagai alternatif non farmakologi untuk memperlancar produksi ASI Kata Kunci           : Sayur Jantung Pisang, Kecukupan ASI, Ibu Menyusui
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN USIA DINI PADA REMAJA PUTRI Nurhikmah Nurhikmah; Bunga Tiara Carolin; Rosmawaty Lubis
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3110

Abstract

ABSTRAK: FACTORS RELATED TO EARLY MARRIAGE AMONG ADOLESCENT GIRLS Background: One of the problems that often occur in adolescents is early marriage. This can have various impacts including on the emotional and health of the reproductive system in adolescents. In 2019 in Kotabaru district, there were a total of 1,552 marriages, and 39.63% had early marriages.Objective: To determine some factors related to early marriage among adolescent girls in Pulau Laut Kepulauan District, Kotabaru Regency.Methodology: This study used correlation research with Case Control. The sample in this study was 78 adolescents which consisted of 39 adolescents in the case group and 39 adolescents in the control group. The sampling technique used was a total sampling. The research instrument consisted of a questionnaire. Data were analyzed using the chi square test.Results: The results showed that there were not premarital pregnancy (75.6%), high family income (57.7%), pornography media (62.8%), lack of knowledge (65.4%), negative culture of early marriage (65,4%), negative peer influence (51.3%). The bivariate results found that there were premarital pregnancy (p=0,000), family income (p=0,000), pornography media (p=0.101), knowledge (p=0,000), early marriage culture (p=0,000), peer influence (p= 0,000).Conclusions: Factors related to early marriage among adolescent girls is premarital pregnancy, family income, knowledge, early marriage culture, and peer influence with early marriage. Suggestions: Youth are expected to dig more information about the impact of early marriage so that a quality generation can be created. Keywords: adolescents, early, marriage. Latar Belakang: salah satu permasalahan yang sering terjadi pada remaja adalah pernikahan usia dini. Hal ini dapat menimbulkan berbagai dampak diantaranya terhadap emosional dan kesehatan sistem reproduksi pada remaja. Pada tahun 2019 di kabupaten Kotabaru dari 1.552 total pernikahan, 39,63% melakukan pernikahan usia dini.Tujuan: Mengetahui beberapa faktor yang yang berhubungan dengan pernikahan dini pada remaja putri di Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten KotabaruMetodologi: Penelitian ini menggunakan penelitian korelasi dengan Case Control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 78 remaja yang tediri dari 39 remaja kelompok kasus dan 39 remaja kelompok kontrol. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kusioner. Data dianalisis menggunakan uji chi square.Hasil Penelitian: hasil penelitian didapatkan tidak hamil pranikah (75,6%), pendapatan keluarga tinggi (57,7%), media fornografi (62,8%), pengetahuan kurang (65,4%), negatif budaya pernikahan dini (65,4%), pengaruh teman sebaya negatif (51,3%). Hasil bivariate didapatkan hamil pranikah (p=0,000), pendapatan keluarga (p=0,000), media fornografi (p=0,101), pengetahuan (p=0,000), budaya pernikahan dini (p= 0,000), pengaruh teman sebaya (p=0,000).Kesimpulan: Factor yang berhubungan dengan pernikahan usia dini pada remaja putri adalah hamil pranikah, pendapatan keluarga, pengetahuan, budaya pernikahan dini, dan pengaruh teman sebaya pernikahan usia dini.Saran: Remaja diharapkan lebih menggali informasi mengenai dampak dari pernikahan usia dini sehingga tercipta generasi yang berkualitas. Kata kunci : Remaja, Pernikahan, Usia Dini
PERBANDINGAN PENYULUHAN DAN BUKU SAKU TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS Sri Wahyuni; Flora Niu; Marlindah Marlindah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3177

Abstract

ABSTRACT COMPARISON OF COUNSELING AND POCKET BOOK TO TEENS KNOWLEDGE ABOUT HIV / AIDS   Background :The incidence of HIV / AIDS continues to increase every year. In the city of Jayapura, data from SIHA in 2018 for vulnerable people aged 15-19 years were 83 people with HIV / AIDS.Purpose To determine the comparison of counseling and pocket books on adolescent knowledge about HIV / AIDS in SMA Negeri 01 Abepura Jayapura. Methods: This research method is quantitative using a Quasi Experimental research design. The approach used in this study is non-randomized pre-test - posttest with control group design, a population of 1,537 people was taken by purposive sampling method, obtained 30 respondents. Data were collected by filling out a questionnaire before and after the intervention (counseling and pocket books). Data analysis using Independent t test and Paired t test.Result : there was a difference in the level of knowledge in the pre-test and post-test for the experimental group with counseling with a p value of 0.000 (<0.05), there was a difference in the level of knowledge between the pre and post test for the control group and the pocket book with a p value of 0.000 (<0, 05) there is a difference in the increase in the knowledge value of the extension group and pocket books with a p value of 0.006 (<0.05), and what is more effective is the extension because the mean value of the extension group is larger.Conclusion Extension is more effective in increasing knowledge.Suggestion counseling can be applied to increase knowledge about HIV / AIDS in adolescents at SMA 1 Abepura  Words: HIV / AIDS, knowledge, counseling, pocket books   ABSTRAK                 Latar belakang : Angka kejadian HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya. Di kota Jayapura, data dari SIHA pada tahun 2018  untuk rentan umur 15-19 tahun sebanyak 83 penderita HIV/AIDS.Tujuan Untuk mengetahui perbandingan penyuluhan dan buku saku terhadap pengetahuan pada remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 01 Abepura Jayapura.Metode : Penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimen. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah non randomized pre test - post test with control group design, populasi sebanyak 1.537 orang diambil dengan metode purposive sampling, didapatkan responden dengan jumlah 30 orang. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner sebelum dan sesudah pemberian intervensi (penyuluhan dan buku saku). Analisis data menggunakan uji Independen t test dan Paired t test.Hasil: Penelitian terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pre test dan post test untuk kelompok eksperimen dengan penyuluhan dengan p value 0,000 (<0,05), terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara pre dan post test untuk kelompok kontrol dengan buku saku dengan p value 0,000 (<0,05) terdapat perbedaan kenaikan nilai pengetahuan kelompok penyuluhan dan buku saku dengan p value 0,006 (<0,05), dan yang lebih efektif adalah penyuluhan karena nilai mean kelompok penyuluhan lebih besar.Kesimpulan : Penyuluhan lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan.Saran penyuluhan dapat diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai HIV/AIDS pada remaja di SMA 1 AbepuraKata Kunci: HIV/AIDS, pengetahuan, penyuluhan, buku saku 
HUBUNGAN TINGGI FUNDUS UTERI, KADAR GULA DARAH, DAN KADAR HEMOGLOBIN IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR Ely Nur Fauziyah; Sri Dinengsih; Risza Choirunissa
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3132

Abstract

ABSTRACT UTERI FUNDUS HIGH RELATIONSHIP, BLOOD SUGAR AND CONDITIONSHEMOGLOBIN MOM WITH A NEW BORN WEIGHT  Background : Maternal and infant mortality rates are indicators commonly used to determine the degree of public health, assessment of the success of other health development programs. Low birth weight accounted for 51% of neonatal deaths throughout birth. The size of the birth weight depends on how the intrauterine fetus develops during pregnancy. This birth weight is one of the indicators of newborn health.Purpose: This research to find out the relationship between Uterine Fundus Height, Blood Sugar Levels, Hemoglobin Levels of mothers with weight and newborns at Puskesmas Sindang Jaya Year 2020.Method : This research is an Analytical Survey research with Cross Sectional design. The sample in this study of pregnant women who gave birth from june to August as many as 40 people.Results : In the results that there is a statistically significant relationship between high fundus uteri, blood sugar levels, and hemoglobin levels of mothers with baby weight born in the puskesmas sindang jaya with p value of 0.013 for high fudus ureteri, p value 0.042 for blood sugar levels, and p value of 0.069 for hemoglobin levels. Which means that all three variables have a p value of <0.05). With the variable that most affects the baby's weight is a high variable fundus erteri with a value (OR : 24).Conclusion : There is a link between high uterine fundus, blood sugar levels, and hemoglobin levels of mothers with newborn weight at Puskesmas Sindang Jaya Year 2020Suggestion  It is hoped that the next researcher can conduct further research because there are still many factors that can affect the weight of the newborn. Keywords : Baby Weight Born, Uterine Fundus Height, Blood Sugar Levels, Hemoglobin Levels. ABSTRAK Latar Belakang : Angka kematian ibu dan bayi adalah indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, penilaian terhadap keberhasilan pelayanan kesehatan program pembangunan kesehatan lainnya. Beratbayilahirrendahmenyumbang sebesar51%sebagaipenyebabkematianneonataldiseluruh kelahiran.Besar kecilnyaberatbadanlahirtergantungbagaimana pertumbuhan janinintrauterine selama kehamilan.Beratbadanlahirinilahyang menjadi salahsatuindikator kesehatanbayi baru lahir.Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tinggi fundus uteri, kadar gula darah, dan kadar hemoglobin ibu dengan berat dan bayi baru lahir di Puskesmas Sindang Jaya Tahun 2020.Metode : Penelitian ini adalah penelitianSurvei AnalitikdenganrancanganCross Sectional. Sampel dalam penelitian ini ibu hamil yang melahirkan dari bulan juni-agustus sebanyak 40 orang.Hasil: Di dapatkan hasil bahwaterdapathubungan secarastatistiksignifikanantaratinggi fundus uteri, kadar gula darah, dan kadar hemoglobin ibu  dengan berat badan bayi lahir di puskesmas sindang jaya dengan p value 0.013 untuk tinggi fudus uteri, p value 0.042 untuk kadar gula darah, dan p value 0.069 untuk kadar hemoglobin. Yang artinya dari ketiga variabel memiliki nilai p value <0,05. Dengan variabel yang paling mempengaruhi berat badan bayi adalah variabel tinggi fundus uteri dengan nilai (OR : 24).Kesimpulan : Ada hubungan antara tinggi fundus uterus, kadar gula darah, dan kadar hemoglobin ibu dengan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Sindang Jaya Tahun 2020Saran: Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut dikarenakan masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi berat badan bayi baru lahir.Kata Kunci : Berat Bayi Lahir, Tinggi Fundus Uteri, Kadar Gula Darah, Kadar Hemoglobin. 
PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DENGAN KONSUMSI JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA. L ) Neneng Siti Lathifah; Zarma H; Nurul Isnaini
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.1725

Abstract

IMPROVEMENT OF HEMOGLOBIN (Hb) LEVELS IN PREGNANT WOMEN WITH ANEMIA WITH THE CONSUMPTION OF JAMBU SEEDS (PSIDIUM GUAJAVA. L) ABSTRACT Background Anemia in pregnancy is a national problem because it reflects the socio-economic condition of the community and its influence is very large on the quality of human resources. The incidence of anemia in pregnant women 2018 in Pesisir Barat Regency is 29.9%. The incidence of anemia in pregnant women at Krui Health Center is 67.5%. The purpose of this study is to know the effect of giving guava juice (Psidium Guajava. L) to the increase of hemoglobin (Hb) levels in pregnant women with anemia in Krui health center in 2019.Methods Quantitative Research Type, the research design is a quasi-experimental method with a Non-equivalent Control Group Design approach. The population in this study were as many as 60 second trimester pregnant women and third trimester who had anemia, a sample of 30 pregnant women. 15 people were given treatment with guava fruit juice and Fe tablets, and 15 people were given treatment with Fe tablets, with inclusion criteria Willing to be respondents, Willing to consume guava juice, Pregnant women with mild and moderate anemia with hemoglobin levels (Hb 7.9 - 10 g / dl). With purposive sampling sampling technique. Analyze data with T-test (univariat and bivariat).The results showed an average hemoglobin level before consumption of guava juice and Fe tablets of 9.72 gr / dl, the average hemoglobin level after consumption of guava juice and Fe tablets was 11.13 gr / dl, the average hemoglobin level before consumption of Fe tablets of 9.80 gr / dl, the average hemoglobin level after consumption of FE tablets was 10.60 gr / dl. Conclusion It was known that there was an effect of giving guava juice (Psidium Guajava. L) to Hb levels in pregnant women with anemia in Krui Public Health Center, West Coast District in 2019. The results of the t test were p value 0,000 <α (0.05).Suggestion  It is recommended for health workers, especially midwives, to encourage pregnant women to consume guava juice as a companion to Fe because it can raise hemoglobin levels in pregnant women. Keywords              : Guava Juice, Tablets Fe, Hemoglobin Level ABSTRAK Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Angka kejadian anemia pada ibu hamil tahun 2018 di Kabupaten Pesisir Barat adalah sebesar 29,9%. Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Krui sebesar 67,5%.Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji (Psidium Guajava. L) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Krui Tahun 2019.Metode Jenis Penelitian Kuantitatif, rancangan penelitian metode quasi eksperimen dengan pendekatan Non-equivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang ibu hamil trimester II dan trimester III yang mengalami anemia, Sampel sebanyak 30 ibu hamil. 15 orang diberikan perlakuan dengan jus jambu biji dan tablet Fe, dan 15 orang diberikan perlakun dengan tablet Fe, dengan kriteria inklusi Bersedia menjadi responden, Bersedia mengkonsumsi jus jambu biji, Ibu hamil dengan anemia ringan dan sedang dengan kadar hemoglobin (Hb 7,9 – 10 g/dl). Dengan teknik sampling purposive sampling. Analisa data dengan uji T-test (univariat dan bivariat).Hasil penelitian menunjukan rata-rata kadar hemoglobin sebelum konsumsi jus jambu biji dan tablet Fe sebesar 9,72 gr/dl, rata-rata kadar hemoglobin setelah konsumsi jus jambu biji dan tablet Fe sebesar 11,13 gr/dl, rata-rata kadar hemoglobin sebelum konsumsi tablet Fe sebesar 9,80 gr/dl, rata-rata kadar hemoglobin setelah konsumsi tablet Fe sebesar 10,60 gr/dl.Kesimpulan Diketahui Ada Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji (Psidium Guajava. L) Terhadap Kadar Hb pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019. Hasil uji t didapat p value 0,000 < α (0,05).Saran bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar menganjurkan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi jus jambu biji sebagai pendamping Fe karena dapat menaikkan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Kata Kunci            : Jus Jambu Biji, Tablet Fe, Kadar hemoglobin
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR PADA IBU MENYUSUI EKSKLUSIF TERHADAP KENAIKAN BERAT BAYI 0 – 5 BULAN Ratna Dewi Putri; Fitria Fitria
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3470

Abstract

Latar Belakang : Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan masa kehaABSTRACT THE EFFECT OF MORINGA LEAVES EXTRACT ON EXCLUSIVE BREASTFEEDING MOTHER ON INFANT WEIGHT INCREASE IN 0 - 5 MONTHS  Background: The nutritional needs of breastfeeding mothers are increased compared to non-breastfeeding and during pregnancy. Efforts to achieve optimal infant nutrition until they reach six months of age can only be done through improving maternal nutrition. This illustrates that the food consumed by breastfeeding mothers greatly affects the production of breast milk. Moringa leaves are a food ingredient that has a lactogenic effect because they contain phytosterols. National exclusive breastfeeding coverage has only reached 65.16%, while exclusive breastfeeding coverage in Lampung province is 67.01% (Indonesian Ministry of Health 2018). Even though it has exceeded the national coverage, it is still low compared to the target target of 80%. Meanwhile, in Bandar Lampung City, in 2018, exclusive breastfeeding coverage was 44.5%. PWS KIA, Kebun Ginger Health Center, Bandar Lampung City, showed that from January to July 2019 there were 12,72% babies under 6 months did not get optimal weight gain.Purpose : To determine the effect of Moringa leaf extract on exclusive breastfeeding mothers on weight gain of infants 0-5 months at the Kebon Jahe Community Health Center in Bandar Lampung in 2020 Method: Quantitative research with a two group pretest-posttest design research method. The population was exclusively breastfeeding mothers, a sample of 32 mothers was divided into two groups. 16 breastfeeding mothers were given Moringa leaf extract and 16 breastfeeding mothers were given placebo, using purposive sampling technique. Data analysis was performed using statistical tests using independent t test and paired T test. Results: The average body weight in the group given Moringa leaves increased from 5012 grams to 5765.25 grams, while the group given katuk leaf extract increased from 4962 grams to 6040.62 grams. The results of the independent T test obtained a p-value of 0.556 (p value> 0.05), this means that statistically there is no difference in the two groups. Pairwise difference test results obtained p-value 0.000 (pvalue <0.05). Conclusion: there is no difference in the effect of giving Moringa leaf extract and Katuk leaf (placebo) on weight gain in infants. There were differences in body weight before and after giving Moringa leaf extract and placebo. Moringa leaves have the same effectiveness in increasing baby weight.Suggestion Based on the research results, the researchers suggest consuming a variety of foods that contain lactagogic effects such as Moringa leaves and Katuk leaves to help breast milk production. Midwives can provide health education during antenatal care regarding nutritional fulfillment with various types of food sources available, especially those containing lactagogum to increase breast milk production. Keywords: breastfeeding, weight, moringa leaves ABSTRAK Latar Belakang : Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan masa kehamilan. Upaya pencapaian gizi bayi optimal hingga mencapai usia enam bulan hanya dapat dilakukan melalui perbaikan gizi ibu. Hal ini menggambarkan bahwa makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Daun Kelor merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki efek laktogogum karena mengandung fitosterol. Cakupan ASI eksklusif nasional baru mencapai 65,16 %, sedangkan cakupan ASI eksklusif di propinsi lampung sebesar 67,01 % (Kemenkes RI 2018). Meskipun telah melampaui cakupan nasional namun masih rendah dibandingkan target sasaran sebesar 80%. Sementara di Kota Bandar Lampung Tahun 2018 cakupan ASI  eksklusif  sebesar 44,5% PWS KIA Puskesmas Kebun Jahe Kota Bandar Lampung menunjukkan dari Januari sampai Juli 2019 terdapat 12,72 %  bayi dibawah 6 bulan yang  tidak mengalami kenaikan berat badan optimal.Tujuan penelitian : Diketahui pengaruh ekstrak daun kelor kepada ibu menyusui eksklusif  terhadap kenaikan berat badan bayi 0-5 bulan di Puskesmas Kebon Jahe Bandar Lampung tahun 2020.Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian metode two group pretest-posttest design. Populasi adalah ibu menyusui eksklusif, sampel 32 ibu terbagi menjadi dua kelompok 16 ibu menyusui diberi ekstrak daun kelor dan 16 ibu menyusui diberikan placebo, teknik sampling purposive sampling. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik menggunakan uji t independent dan uji T berpasangan.Hasil penelitian : rata rata berat badan pada kelompok yang diberi daun kelor mengalami peningkatan dari 5012 gram menjadi 5765,25 gram sedangkan pada kelompok yang diberikan ektrak daun katuk mengalami peningkatan 4962 gram menjadi 6040,62 gram. Hasil uji T independent diperoleh nilai p-value sebesar 0,556 (p value > 0,05) hal ini bermakna bahwa secara statistik tidak ada perbedaan pada kedua kelompok. Hasil uji beda berpasangan diperoleh hasil pvalue 0,000 (pvalue < 0,05)Kesimpulan              : tidak ada perbedaan pengaruh pemberian ekstrak daun kelor dan daun katuk (placebo) terhadap kenaikan berat badan bayi. Ada perbedaan berat badan sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun kelor dan placebo. Daun kelor memiliki efektifitas yang sama dalam meningkatkan berat badan bayi.Saran Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyarankan untuk mengkonsumsi ragam makanan yang mengandung efek laktagogum seperti daun kelor dan daun katuk untuk membantu produksi ASI. Tenaga kesehatan khusus nya Bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan selama antenatal care tentang pemenuhan gizi dengan beragam jenis sumber makanan yang tersedia khususnya yang mengandung laktagogum untuk meniningkatkan produksi ASI. Kata Kunci: daun kelor, bayi, berat badan, ASImilan. Upaya pencapaian gizi bayi optimal hingga mencapai usia enam bulan hanya dapat dilakukan melalui perbaikan gizi ibu. Hal ini menggambarkan bahwa makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Daun Kelor merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki efek laktogogum karena mengandung fitosterol. Cakupan ASI eksklusif nasional baru mencapai 65,16 %, sedangkan cakupan ASI eksklusif di propinsi lampung sebesar 67,01 % (Kemenkes RI 2018). Meskipun telah melampaui cakupan nasional namun masih rendah dibandingkan target sasaran sebesar 80%. Sementara di Kota Bandar Lampung Tahun 2018 cakupan ASI  eksklusif  sebesar 44,5% PWS KIA Puskesmas Kebun Jahe Kota Bandar Lampung menunjukkan dari Januari sampai Juli 2019 terdapat 220 bayi dibawah 6 bulan dengan 28 diantaranya tidak mengalami kenaikan berat badan yang optimal.Tujuan penelitian : Diketahui pengaruh ekstrak daun kelor kepada ibu menyusui eksklusif  terhadap kenaikan berat badan bayi 0-5 bulan di Puskesmas Kebon Jahe Bandar Lampung tahun 2020Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian metode two group pretest-posttest design. Populasi adalah ibu menyusui eksklusif, sampel 32 ibu terbagi menjadi dua kelompok 16 ibu menyusui diberi ekstrak daun kelor dan 16 ibu menyusui diberikan placebo, teknik sampling purposive sampling. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik menggunakan uji t independent dan uji T berpasangan. Hasil penelitian : rata rata berat badan pada kelompok yang diberi daun kelor mengalami peningkatan dari 5012 gram menjadi 5765,25 gram sedangkan pada kelompok yang diberikan ektrak daun katuk mengalami peningkatan 4962 gram menjadi 6040,62 gram. Hasil uji T independent diperoleh nilai p-value sebesar 0,556 (p value > 0,05) hal ini bermakna bahwa secara statistik tidak ada perbedaan pada kedua kelompok. Hasil uji beda berpasangan diperoleh hasil pvalue 0,000 (pvalue < 0,05) Kesimpulan    : tidak ada perbedaan pengaruh pemberian ekstrak daun kelor dan daun katuk (placebo) terhadap kenaikan berat badan bayi. Ada perbedaan berat badan sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun kelor dan placebo. Daun kelor memiliki efektifitas yang sama dalam meningkatkan berat badan bayi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN Lisa Tanzil; Hafriani Hafriani
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3390

Abstract

ABSTRACT FACTORS AFFECTING STUNTING IN CHILDREN AGE 24-59 MONTHS  Background: Stunting is a description of chronic malnutrition in the period of growth and development since early life. Many factors can cause stunting in children under five, such as the characteristics of toddlers and socioeconomic characteristics. The prevalence of stunting in Indonesia is the fifth largest in the world. Basic health research data (Riskesdas) in 2013 showed the prevalence of stunting in the national scope of 37.2 percent, consisting of a stunting prevalence of 18.0 percent and very short prevalence of 19.2 percent. Stunting is considered a serious public health problem when the prevalence of stunting is in the 30-39 percent range. Purpose: This study aims to determine the factors that cause stunting in toddlers aged 24-59 monthsMethods: This study was an analytic observational study with a case control conducted in the working area of the Simpang Ulim Public Health Center, East Aceh. Samples were taken as many as 20 toddlers as a case group and 20 toddlers as a control group with a purposive sampling technique. Data analysis used the chi square test and used cross tabulation to analyze the closeness of the relationship between two variables by looking at the Odds Ratio (OR) value.Results: The study showed that energy adequacy (OR = 9,333; CI = 2,180-39,962), protein adequacy (OR = 7000; CI = 1,739-28,174), maternal knowledge (OR = 7000; CI = 1.739-28174), maternal education (OR = 22,667; CI = 4,374-117,468), family income (OR = 13,222; CI = 2,790-62,670) was a risk factor for stunting, while other factors in this study were low birth weight (LBW) (OR = 1,588; CI (0.236-10.704), history of breastfeeding (OR = 0.474; CI (0.39-5.688) and maternal occupation (OR = 1.238; CI = 0.343-4.64) were not risk factors for stunting.Conclusion: Lack of energy and protein intake, less knowledge of mothers, low education of mothers and low family income are risk factors for stunting in children aged 24-59 months.Suggestion It is hoped that the Puskesmas and other related sectors can increase maternal knowledge about the nutritional needs of toddlers through nutritional counseling activities which include education on nutritional adequacy rates for children under five according to age, how to properly process food, and provide financial assistance for underprivileged families. It is hoped that mothers of toddlers can actively participate in posyandu activities so that they are more often exposed to nutritional fulfillment information for toddlers. Keywords: Stunting, Risk Factor, Toddler, Simpang Ulim ABSTRAK Latar Belakang: Stunting merupakan penggambaran dari status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Banyak factor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita seperti karakteristik balita maupun social ekonomi. Prevalensi stunting di Indonesia menempati peringkat kelima terbesar di dunia. Data Riset kesehatan  dasar  (Riskesdas)  tahun  2013 menunjukkan prevalensi stunting dalam lingkup nasional sebesar 37,2 persen, terdiri dari prevalensi pendek sebesar 18,0 persen dan sangat pendek sebesar 19,2 persen. Stunting dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang berat bila prevalensi stunting berada pada rentang 30-39 persen.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan terjadinya stunting pada balita usia 24-59 bulan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan kasus kontrol yang dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Simpang Ulim, Aceh Timur. Sampel yang diambil sebanyak 20 balita sebagai kelompok kasus dan 20 balita sebagai kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square serta menggunakan tabulasi silang untuk menganalisis keeratan hubungan antara dua variabel dengan melihat nilai Odds Ratio (OR).Hasil: Pada penelitian menunjukkan bahwa kecukupan energy (OR=9.333; CI=2.180-39.962), kecukupan protein (OR=7000; CI=1.739-28.174), pengetahuan ibu (OR=7000; CI=1.739-28174), pendidikan ibu (OR=22.667; CI=4.374-117.468), pendapatan keluarga (OR=13.222; CI=2.790-62.670) merupakan factor resiko terjadinya stunting, sedangkan factor lainnya dalam penelitian ini yaitu berat badan lahir rendah (BBLR) (OR=1.588; CI (0.236-10.704), Riwayat ASI (OR=0.474; CI (0.39-5.688) dan pekerjaan ibu (OR=1.238; CI=0.343-4.64) bukan merupakan factor resiko terjadinya stunting.Kesimpulan: Asupan energi dan protein yang kurang, pengetahuan ibu yang kurang, pendidikan ibu yang rendah serta pendapatan keluarga yang rendah merupakan fakor resiko terjadinya stunting pada balita usia 24-59 bulan.Saran Bagi pihak Puskesmas dan lintas sektoral yang terkait diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi pada balita melalui kegiatan penyuluhan gizi yang meliputi edukasi mengenai angka kecukupan gizi pada balita sesuai umur, cara mengolah makanan yang benar, serta memberikan bantuan finansial bagi keluarga yang tidak mampu. Bagi ibu balita diharapkan dapat aktif mengikuti kegiatan posyandu supaya lebih  sering terpapar dengan informasi pemenuhan nutrisi pada balita. Kata kunci : Stunting, Factor Resiko, Balita, Simpang Ulim  
PERBEDAAN METODE AFIRMASI DIRI DAN KONSELING UNTUK PENCEGAHAN KECEMASAN MENGHADAPI TES (TEST ANXIETY) PADA MAHASISWA KEDOKTERAN DI UNIVERSITAS MALAHAYATI rakhmi rafie
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3288

Abstract

PERBEDAAN METODE AFIRMASI DIRI  DAN KONSELING UNTUK PENCEGAHAN KECEMASAN MENGHADAPI TES (TEST ANXIETY) PADAMAHASISWA KEDOKTERAN DI UNIVERSITAS MALAHAYATI Rakhmi Rafie ABSTRAK Kecemasan dalam menghadapi tes (Test Anxiety/TA) memiliki ciri stress emosi yang dapat menyebabkan masalah. Kejadian ini dapat menghambat peserta tes dalam menyerap, menyimpan dan mengingat informasi Mengingat kecemasan berdampak negatif terhadap pencapaian prestasi belajar dan kesehatan fisik atau mental mahasiswa, maka perlu ada upaya-upaya tertentu untuk mencegah dan mengurangi kecemasan mahasiswa utamanya terkait dengan menghadapi ujian atau tes.Tujuan penelitian adalah diketahui perbedaan metode afirmasi diri dan konseling untuk pencegahan kecemasan menghadapi tes (test anxiety) pada  Mahasiswa Kedokteran di Universitas Malahayati. Penelitian ini menggunakan desainRandomized Control-Group Pretest-Posttest Design.Populasi mahasiswa kedokteran angkatan 2013 di Universitas Malahayati Kota Bandar Lampung.Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 responden. Analisis bivariate menggunakan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkanRata-rata tingkat kecemasan sesudah diberi intervensi pada kelompok kontrol adalah 15.2, dan pada kelompok afirmasi diri rata-rata tingkat kecemasan sebesar 18.07, sedangkan pada kelompok konseling rata-rata tingkat kecemasan sebesar 14.5.Ada perbedaan metode afirmasi diri dan konseling untuk pencegahan kecemasan menghadapi tes (test anxiety) pada  Mahasiswa Kedokteran di Universitas Malahayati.Bagi mahasiswa diharapkan untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi berbagai macam tes, dengan cara belajar untuk memiliki harapan yang positif, dapat memusatkan pada kekuatan yang dimiliki, tidak menilai sesuatu dengan kecenderungan negatif, dan menjauhkan diri dari perasaan menyesal dan frustasi. Sehingga kepercayaan diri akan terbentuk dan prestasi akan dapat mudah di raih. Kata Kunci      : metode afirmasi diri, konseling, test anxiety. DIFFERENCES METHODS OF SELF AFFIRMATION AND COUNSELING FOR ANXIETY PREVENTION FACING TESTS (TEST ANXIETY) IN MEDICAL STUDENTS AT MALAHAYATI UNIVERSITY Rakhmi Rafie*) Achmad Farich**)Octa Reni Setiawati**) ABSTRACT Anxiety in the face of tests (Test Anxiety (TA)) has a characteristic emotional stress that can cause problems. This incident can prevent test takers from absorbing, storing and remembering information. Given anxiety has a negative impact on the achievement of learning and physical or mental health of students, it is necessary to make certain efforts to prevent and reduce the anxiety of the main students associated with facing the exam or test. it is known that different methods of self-affirmation and counseling for the prevention of anxiety anxiety in Medical Students at Malahayati University. This research uses Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design design.Population of medical students 2013 at Malahayati University Bandar Lampung.Sampel in this study were as many as 45 respondents.Analysis bivariate using Kruskal Wallis Test The results showed that the level of anxiety level after intervention in the control group was 15.2, and in the self-affirmation group the average anxiety level was 18.07, whereas in the counseling group the average of anxiety level was 14.5. There is differences method of self affirmation and counseling for the prevention of test anxiety to Medical Students at Malahayati University. For students are expected to always think positively in facing a variety of tests, by learning to have a positive expectation, to focus on their strengths, not assessing something with a negative tendency, and distance themselves from feeling penalty and frustrating. So that confidence will be formed and achievement can be easily achieved. Keywords: self affirmation method, counseling, test anxiety.
FAKTORKEHAMILAN DINI, ANTENATAL CARE, ASI EKSKLUSIF DAN PENGETAHUAN GIZI TERHADAP STUNTING PADA BALITA RESIKO STUNTING PADA BALITA DI KABUPATEN BONE St. Malka; Musni Musni; Sitti Fatimah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3364

Abstract

ABSTRACT EARLY PREGNANCY, ANTENATAL CARE, ESCLUSIVE BREASTFEEDING AND NUTRITIONAL KNOWLEDGE TO STUNTING IN CHIDREN UNDER FIVE Background: stuntingis a major nutritional problem that will have an impact on social and economic life in society. Stunting is a problem because it is associated with an increased risk of illness and death, suboptimal brain development, resulting in delayed motor development and stunted mental growth. Bone is one of the district in south Sulawesi high prevalence of stunting compared with province and national.Purpose  To determine risk factors early pregnancy, antenatal care, esclusive breastfeeding and nutritional knowledge on stunting among children 12-59 months old.Mathods:The study used is quantitative witch a designed  case-control study. It was conducted in Kading health centre, Bajoe health centre, and Usa health centre.  with the research time May-Juli 2020. The subjects were children between 12-59 month. The sample in this study were 120 consisting of 40 stunted and 80 normal with gender matching. Subject were chosen by purposive sampling methode. The risk factor were early pregnancy, antenatal care, esclusive breastfeeding, and nutritional knowledge. Data were analyzed by univariate, bivariate with chis-quare test and odds ratio with 95% confidence interval   Results: The results showed that factors associated with stunting were early pregnancy (P = 0.003) and antenatal care with (P = 0.033), while exclusive breastfeeding (P = 0.892) and maternal nutritional knowledge (P = 0.404) were not associated with stunting in under-five. . Early pregnancy variable is the dominant variable in the occurrence of stunting in children under five. Early childhood pregnancy has a 5.00 times higher risk of stunting in children under five compared to mothers who are pregnant at adulthood, and mothers not antenatal care during pregnancy have 2.68 times the risk of stunting compared to mothers antenatal care visit during pregnancy.Conclusion: The risk factors for stunting  were early pregnancy and antenatal careSuggestion It is hoped that the government will be even more stringent on the implementation of early marriage, so that there will be no more early marriages and can prevent stunting in toddlers. Keywords: stunting, early pregnancy,  antenatal care ABSTRAK Latar belakang :Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.  Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan menungkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motoric terlambat  dan terhambatnya pertumbuhan Kabupaten Bone meruapakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan dengan angka stunting yang cukup signifikan melebihi prevalensi stunting provinsi dan nasional.Tujuan: untuk menganalisis factor risiko kehamilan usia dini, antenatal care, ASI eksklusif dan pengetahuan gizi ibu terhadap stunting pada balita usia 12 – 59 bulanMetode : Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Case Control Study. Penelitian dilakukan di tiga puskesmas yaitu Puskesmas Kading, Puskesmas Bajoe dan Puskesmas Usa. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2020. dengan subjek adalah anak umur 12 – 59 bulan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 120 balita yang terdiri dari 40 kasus (balita stunting) dan 80 kontrol (balita normal/tidak stunting) dengan Matching jenis kelamin. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Factor risiko yang diukur adalah kehamilan usia dini, antenatal care (ANC), ASI eksklusif dan pengetahuan gizi ibu. Data dianalisis dengan chi square dan Odds Ratio (OR) 95% CI.Hasil :  Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan stunting adalah kehamilan usia dini (P=0,003) dan antenatal care dengan (P=0.033), sedangkan ASI eksklusif  (P=0,892) dan pengetahuan gizi ibu (P=0,404) tidak berhubungan dengan stunting pada balita. Variabel kehamilan usia dini merupakan variable dominan terjadinya stunting pada balita. Kehamilan usia dini memiliki risiko 5,00 kali lebih tiinggi untuk mengalami stunting pada balita dibandingkan ibu yang hamil pada usia dewasa, ibu yang tidak melakukan antenatal care memiliki risiko 2,68 kali mengalami stunting dibanding ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal care. Kesimpulan: kehamilan usia dini dan antenatal care merupakan factor risiko terjadinya stunting pada balitaSaran Diharapkan pemeritah lebih ketat lagi terhadap pelaksanaan pernikahan usia dini, agar tidak ada lagi pernikahan usia dini dan bisa mencegah terjadinya stunting pada balita Kata kunci : stunting, kehamilan Dini, antenatal care  
EFEKTIFITAS AROMA THERAPHY LEMON DAN BITTER ORANGE TERHADAP INSTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF Reva Afdila; Nuraida Nuraida
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i1.3253

Abstract

ABSTRACT  THE EFFECTIVENESS OF LEMON THERAPHY AND BITTER ORANGE AROMAS ON THE INSTENSITY OF ACTIVE PHASE I LABOR Background: Labor pain is a pain that is often felt by mothers during childbirth in Stage I. Labor pain is felt by all mothers who give birth. One of the mother's loving care is comfort, namely the reduction of pain that the mother feels. with the provision of non-pharmacological therapy is very helpful for mothers in undergoing the labor process, where there are no side effects from the use of non-pharmacological therapies.Purpose: This study aims to determine the effectiveness of lemon and bitter orange aromatherapy on the intensity of first stage labor pain in women who give birth.Methods: The type of research used is a quasi-experimental design with a pretest-posttest control group design. Sampling technique using accidental sampling technique, the number of samples in this study were 32 mothersResults: The results showed that the lemon group was effective in reducing pain (0,000). in the bitter orange group it is also effective in reducing labor pain (0.000). The results of the independent sample T test analysis showed no comparison of effectiveness between the two groups (0.061), where the two groups were equally effective in reducing labor pain in laboring mothersConclusion: Aromatherapy of lemon and bitter orange are both effective in reducing the pain of first stage labor in the mother.Suggestion: It is hoped that health workers can provide care for the mother's love by reducing pain during labor. Keywords: Aromatherapy, Labor Pain  ABSTRAK Latar Belakang : Nyeri persalinan merupakan nyeri yang sering dirasakan ibu pada saat persalinan di Kala I. Nyeri persalinan dirasakan oleh semua ibu bersalin. salah satu asuhan sayang ibu adalah kenyamanan yaitu pengurangan rasa nyeri yang ibu rasakan. dengan pemberian terapi nonfarmakologi sangat membantu ibu dalam menjalanin proses persalinan, dimana tidak ada efek samping dari penggunaan terapi non farmakologi.Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandiangan efektifitas aromaterapi lemon dan bitter orange terhadap intensitas nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin.Metode: jenis penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperimen dengan densain pretest- posttest control group desain. tehnik pengambilan sampel menggunakan Tehnik accidental Sampling, jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 32 ibu bersalin.Hasil : Hasil penelitian didapat pada kelompok lemon efektif dalam pengurangan rasa nyeri (0,000). pada kelompok bitter orange juga efektif dalam pengurangan nyeri persalinan (0,000). hasil analisis independent sampel T Test menunjukan tidak ada perbandingan efektifitas antara kedua kelompok (0,061), dimana kedua kelompok sama-sama efektif dalam pengurangan nyeri persalinan pada ibu bersalin.Kesimpulan :Aromatherapi lemon dan bitter orange sama-sama efektif dalam pengurangan nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin.Saran :Diharapkanuntuk para tenaga kesehatan untuk dapat memberikan pelayanan asuhan sayang ibu dengan pengurangan rasa nyeri pada saat ibu bersalin. Kata Kunci  : Aromaterapi, Nyeri Persalinan

Page 1 of 3 | Total Record : 22


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 4 (2023): Volume 9 No. 4 Oktober 2023 Vol 9, No 3 (2023): Volume 9 No. 3 Juli 2023 Vol 9, No 2 (2023): Volume 9 No.2 April 2023 Vol 9, No 1 (2023): Volume 9 No.1 Januari 2023 Vol 8, No 4 (2022): Volume 8 No.4 October 2022 Vol 8, No 3 (2022): Volume 8 No.3 July 2022 Vol 8, No 2 (2022): Vol 8.No.2.April 2022 Vol 8, No 1 (2022): Vol. 8 No. 1, Januari 2022 Vol 7, No 4 (2021): Vol.7 No.4 Oktober 2021 Vol 7, No 3 (2021): Vol.7 No.3 Juli 2021 Vol 7, No 2 (2021): Vol.7 No.2 April 2021 Vol 7, No 1 (2021): Volume 7,Nomor 1,Januari 2021 Vol 6, No 4 (2020): Volume 6 Nomor 4 Oktober 2020 Vol 6, No 3 (2020): Volume 6 Nomor 3 Juli 2020 Vol 6, No 2 (2020): Volume 6 Nomor 2 April 2020 Vol 6, No 1 (2020): Volume 6,Nomor 1,Januari 2020 Vol 5, No 4 (2019): volume 5 Nomor 4 Oktober 2019 Vol 5, No 3 (2019): Volume 5 Nomor 3, Juli 2019 Vol 5, No 2 (2019): Volume 5 Nomor 2 April 2019 Vol 5, No 1 (2019): Volume 5 Nomor 1 januari 2019 Vol 4, No 4 (2018): Volume 4 Nomor 4 Vol 4, No 3 (2018): Volume 4 Nomor 3 Vol 4, No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2 Vol 4, No 1 (2018): Volume 4 Nomor 1 Vol 3, No 4 (2017): Volume 3 Nomor 4 Vol 3, No 3 (2017): Volume 3 Nomor 3 Vol 3, No 2 (2017): Volume 3 Nomor 2 Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 Nomor 1 Vol 2, No 4 (2016): Volume 2 Nomor 4 Vol 2, No 3 (2016): Volume 2 Nomor 3 Vol 2, No 2 (2016): Volume 2 Nomor 2 Vol 2, No 1 (2016): Volume 2 Nomor 1 Vol 1, No 3 (2015): Volume 1 Nomor 3 Vol 1, No 2 (2015): Volume 1 Nomor 2 Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 More Issue