cover
Contact Name
muhammad azizan
Contact Email
misykat@iiq.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
azizan@iiq.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Misykat: Jurnal Ilmu-ilmu Al-QurÆan, Hadist, Syariah dan Tarbiyah
ISSN : 25278371     EISSN : 26850974     DOI : http://dx.doi.org/10.33511/misykat
Jurnal MISYKAT is a semiannual journal, published on June and December. MIYSKAT published by PPS IIQ Jakarta. MISYKAT provides a forum for lecturers, academicians, researchers, practitioners, and students to deliver and share knowledge in the form of empirical and theoretical research articles. The journal invites professionals in study of Islamic Studies. ISSN: 2527-8371
Arjuna Subject : -
Articles 123 Documents
VAKSIN MENINGITIS DALAM KAJIAN FIQH Ahmad Munif Suratmaputra
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 1 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.989 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n1.1

Abstract

Sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi, kini masalah kesucian dan kehalalan menjadi problem global. Menurut sebuah penelitian ratusan makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetika yang beredar di tengah-tengah masyarakat, baik bahan pembantu maupun proses pembuatannya banyak yang bersinggungan dengan najis dan yang haram, sehingga dinding antara najis dan suci, halal dan haram perbedaannya menjadi sangat tipis.Hal ini dapat dimaklumi, karena kebanyakan produsen produk tersebut adalah negara-negara sekuler yang mengabaikan tentang suci dan najis, halal dan haram. Sementara bagi kaum muslimin hal tersebut jelas menjadi problem yang krusial. Di sinilah arti pentingnya untuk memahami seluk beluk najis dan teknik pencuciannya.Berbicara tentang problematika najis di abad modern ini tentu kisahnya tidak seperti cerita sewaktu di kampung yang tersenggol babi misalnya, yang cara mencucinya cukup sederhana, yaitu dibasuh dengan air mutlak tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan tanah. Di abad modern ini apa lagi di kota-kota besar jelas tidak aka nada cerita seperti itu. Kota cukup bersih dan tertata rapi, orang-orangnya berdandan rapi berdasi, hewan yang biasa membuang najis tidak berkeliaran. Tidak ada babi atau anjing jalan-jalan di jalan raya.Tetapi najis atau yang haram justru amat dekat dengan keseharian. Sebab setiap saat dapat ditemukan di rumah tangga, kantor, restoran, hotel, super market, dan seterusnya. Bisa lewat busana, makanan, minuman, obat-obatan, kosmetika. Atas dasar itulahartikel ini mengkaji masalah tersebut, terutama dalam kaitannya dengan vaksin meningitis yang tengah diperbin-cangkan diabad modern ini. Kata Kunci : Kemaslahatan, Pensyari’atan dan Hukum Islam
PONDOK PESANTREN DAN PENDIDIKAN : RELEVANSINYA DALAM TUJUAN PENDIDIKAN Ummah Karimah
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 1 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.109 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n1.137

Abstract

Abstrak Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal yang memperdalam ilmu atau pendidikan agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup sehari-hari dengan mementingkan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui wawancara terstruktur kepada kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah yang juga terdapat pondok pesantren, wakil kepala Sekolah Dasar, alumnus pondok pesantren, pegawai LPMP Jakarta, alumnus pondok pesantren Tebuireng Jawa Timur serta orang tua murid yang memiliki putranya di pondok pesantren. Hasil wawancaranya menjelaskan pendidikan di pondok pesantren yang merupakan usaha sadar dewasa, dimaksud seorang kyai dan ustadz atau ustadzah dalam pergaulan dengan para santri untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani santri ke arah kedewasaan, menuju terbentuknya kepribadian yang utama serta memiliki tujuan pendidikan, yaitu menyeimbangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 31. Pondok pesantren salah satu bentuk pendidikan secara historis memberikan kontribusi dan cukup penting peranan terhadap kemajuan bangsa Indonesia dengan mencerdaskan para santri melalui pendidikan di pondok pesantren. Kata Kunci : Pondok Pesantren, dan Tujuan Pendidikan
QIYAM AL-LAIL SEBAGAI PENDIDIKAN RUHANI DAN RELEVANSINYA BAGI PEMBINAAN AKHLAK SANTRI DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENGETAHUAN : Studi Kasus di Pondok Pesantren Nuruzzahroh Kota Depok Enny Suniyah
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 2, No 2 (2017): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.242 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v2n2.77-106

Abstract

Artikel ini menitikberatkan pada pendidikan ruhani sebagai pusat kajian, sedangkan program qiyam al-lail adalah indikator dalam pembentukan akhlak santri di pondok pesantren Nuruzzahroh kota Depok. Dengan menggunakan teori sosiologi pengetahuan didapatkan bukti-bukti senyatanya baik secara empiris maupun epistemologis. Bukti senyatanya, diketahui bahwa pondok pesantren merupakan tempat atau wadah para santri belajar dan mengaji, namun pondok pesantren sebagai tempat belajar dan mengaji akan tidak sempurna tanpa adanya tempaan hidup dalam pondok pesantren, melalui tempaan itu diharapkan output lulusan pondok pesantren memiliki akhlak yang baik.Berdasarkan haisl observasi, artikel ini menunjukkan bahwa tempaan hidup melalui program qiyam al-lail, yang dilakukan para santri pada malam hari setelah tidur, dengan pendampingan Kyai, dewan pengurus, guru dan kakak kelas yang membantu dalam pelaksanaan program tersebut menghasilkan hasil yang baik.Sehingga memperkuat dasar-dasar normatif yang dianut oleh pondok pesantren Nuruzzahroh, baik dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah. Pondok pesantren Nuruzzahroh sebagai lembaga pendidikan Islam sangat ketat menerapkan program pendidikan dengan tujuan mengasah hati dan ditempa seperti shalat tahajjud (qiyam al-lail). Shalat tahajjud merupakan shalat sunat malam yang sangat dianjurkan.Kata Kunci : Pendidikan Ruhani, Santri, Sosiologi Pengetahuan
KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Huzaemah Tahido Yanggo
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 1, No 1 (2016): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.439 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v1n1.1

Abstract

Di dalam Islam ada beberapa isu yang sering diangkat ke permukaan terutama yang berkaitan dengan isu relasi jender. Isu tersebut, antara lain konsep kepemimpinan perempuan, aurat, busana muslimah, persaksian, poligami, hak-hak reproduksi perempuan, peran publik perempuan, dan konsep superioritas laki-laki dan sebagainya. Dalam artikel ini menyuguhkan salah satunya yakni kepemimpinan perempuan dalam perspektif hukum Islam. Jika membaca sepintas beberapa ayat dan hadis tentang hal tersebut, terkesan ada kecenderungan seolah Islam memojokkan perempuan dan mengistimewakan laki-laki. Akan tetapi, jika menyimak secara mendalam dengan menggunakan metode semantik, semiotika dan hermeneutik secara kritis, maka justru sebaliknya, Islamlah yang pertama kali menggagas konsep keadilan jender dalam sejarah, sepanjang kehidupan umat manusia. Melalui artikel ini, akan menjelaskan bagaimana nashnash yang telah diteliti tentang perempuan dan juga dapat meluruskan penafsiran klasik yang terbukti tidak objektif, karena ternyata terkontaminasi oleh kondisi sosial budaya yang didominasi oleh peran laki-laki, terutama sekali terkait dalam konteks kepemimpinan perempuan.Kata Kunci : Kepemimpinan, Perempuan dan Hukum Islam 
OBJEKTIVITAS DAN VALIDITAS ORIENTALISME SEBAGAI PELETAK SUMBER KAJIAN ISLAM DI BARAT : (Studi Hadis Menurut Fazlur Rahman) Sadari Sadari
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 1, No 1 (2016): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.021 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v1n1.125

Abstract

Studi Fazlur Rahman terhadap hadis memiliki arti yang sangat penting terhadap pembaharuan pemikiran Islam, khususnya sumbangannya dalam bidang metode dan pendekatan. Pendekatan historis yang ia tawarkan adalah kontribusi positif terhadap studi hadis yang selama ini disibukkan oleh studi sanad, yang menurut ia, walau memberi informasi biografis yang kaya, tetapi tidak dapat dijadikan argumentasi positif yang final. Umat Islam dewasa ini, menurut Rahman, membutuhkan upaya yang metodologis untuk mencairkan kembali hadis-hadis yang ada ke dalam bentuk sunnah yang hidup (living sunnah) melalui studi historis terhadapnya. Fazlur Rahman telah menelaah karya-karya intelektual sebelumnya yang terkait dengan studi hadis, antara lain Ignaz Goldziher, Margoliouth, H. Lammens, dan Joseph Schacht. Ruang lingkup studi Rahman adalah hadis yang dimulai kajiannya dari konsep-konsep sunnah pada awal sejarah Islam sampai formalisasi hadis, serta menawarkan sebuah pendekatan historis dalam studi tersebut. Maka kata kuncinya adalah sunnah yang hidup (living sunnah), idea moral (ratio legis), dan legal spesifik. Studi hadis Fazlur Rahman memberikan beberapa kontribusi yaitu pengetahuan baru tentang metode kritik terhadap hadis, memberi jalan alternatif atas kebekuan metodologis pemikiran Islam, khususnya pemikiran hukum Islam yang selama ini mensandarkan diri pada bangunan metodologis ulama madzab yang beraroma formalistik, skripturalistik dan atomistik, dan memberi sumbangan signifikan untuk merekonstruksi metode-metode istinbath sehingga lebih feasible terhadap tantangan jaman. Fazlur Rahman mengawali penulisannya dengan memaparkan secara singkat kegelisahan intelektualnya tentang kondisi real umat Islam yang terbelenggu dengan tertutupnya pintu ijtihad. Selanjutnya Rahman menguraikan evolusi historis hadis dari perkembangan awal hadis di masa Nabi. Pada akhirnya Rahman menawarkan metodologi dalam studi hadis untuk mengembalikan kembali hadis menjadi sunnah yang hidup (living sunnah) melalui pendekatan historis yang dipadu dengan pendekatan sosiologis sehingga hasilnya hadis tetap menjadi objektif untuk dijadikan sumber dalam kajian Islam baik dikalangan Islam itu sendiri maupun di Barat. Kata Kunci : Hadist , Objektivitas-Validitas, dan Hukum Islam
SYARIAH ISLAM DAN KEKUASAAN : Diskursus Kepala Negara Wanita Sadari Sadari
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 2, No 1 (2017): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.6 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v2n1.35

Abstract

Kontroversi peran wanita dalam politik (kekuasaan) menjadi ajang menarik untuk diperbincangkan. Pro dan kontra tak dapat terhindarkan. Satu sisi ada yang menaruh harapan, namun disisi lain merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang luar biasa. Dualisme pro dan kontra tersebut karena dipicu oleh suatu polemik yang dipahami secara berbeda dari hadis yang berbunyi: “mereka yang mempercayakan urusan mereka kepada wanita, tidak akan merasakan kemakmuran”. Hadis tersebut kemudian menghasilkan dua pendapat, untuk pendapat pertama berusaha mengkultuskan peran kelelakian sehingga hadis tersebut di jadikan ‘senjata pamungkas’ untuk meng-counter dan memarginalkan peran wanita dalam kanca politik (kepala Negara), sedangkan pendapat yang kedua berusaha mendobrak kultus kelelakian, sehingga pendapatnya berusaha menggugat keberadaan dan keabsahan hadis tersebut. Artikel ini menganalisis bagaimana dalam konteks syariah Islam memberikan ruang dalam kekuasaan terhadap perempuan untuk menjadi pemimpin kepala Negara. Kata Kunci : Islam Kekuasaan, dan Pemimpin Wanita
REKONSTRUKSI MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA MODERN Syamsul Aripin
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 2, No 1 (2017): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33511/misykat.v2n1.163

Abstract

Minat peserta didik terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam di masa modern kian hari ini semakin menurun. Hal ini berdampak pada pembelajaran pendidikan agama Islam, dampaknya antara lain di sekolah pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi bidang studi yang paling tidak popular dikalangan peserta didik dan peserta didik menjadi kurang tertarik sekaligus menjadi kurang religius.Meskipun secara kuantitatif hasil (nilai) pendidikan agama sudah berhasil baik namun secara kualitatif hasilnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Penyebabnya antara lain model pembelajaran agama yang masih cenderung tradisionalis, konservatif dan dogmatis.Untuk itu diperlukan upaya-upaya perbaikan yang harus disesuaikan dengan perkembangan modern yang mampu membawa semangat dan konsep baru sehingga menghasilkan tujuan yang diinginkan sesuai tuntutan modern sekarang ini dengan cara rekonstruksi model pembelajaran. Kata Kunci : Rekonstruksi, Pembelajaran PAI dan Era Modern
IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI MAN MODEL BABAKAN CIWARINGIN CIREBON Ahmad Syatori; Sadari Sadari; Taufiq Ridwan
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 1, No 2 (2016): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.009 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v1n2.101

Abstract

Pendidikan multikultural, sebagai sebuah konsep,  dipahami dan dimengerti orang dengan beragama cara. Pemahaman seseorang atau sekelompok orang tentang konsep ini sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang konsep multikulturalisme, sebab merupakan konsep dasar yang menjadi latar belakang munculnya istilah pendidikan multikultural. Jadi, untuk mengetahui bagaimana dan sejauh apa implementasi konsep pendidikan multikultural oleh seseorang atau sekelompok orang, maka terlebih dahulu mesti diketahui bagaimana pemahaman mereka mengenai konsep dan ide-ide tentang multikulturalisme dan konsep pendidikan multikultural. Dalam konteks penelitian ini, orang atau kelompok orang itu mengacu pada kategori siswa, guru, pengurus madrasah dan komite madrasah MAN Model Babakan Ciwaringin Cirebon. Karena pertimbangan alur pikir inilah maka penelitian ini berusaha untuk menganalisis dan mengurai masalah penelitian pada tiga level data sekaligus. Pertama, data mengenai pemahaman dan sikap subyek penelitian mengenai ide-ide multikulturalisme. Kedua, data mengenai pemahaman dan sikap subyek penelitian mengenai konsep pendidikan multikultural, dengan proses pencarian dan pengumpulan data dilakukan melalui teknik survey dengan penyebaran kuesioner yang didukung oleh data hasil wawancara mendalam (indept interview) dan FGD (Focus Group Discussion). Ketiga, data mengenai implementasi atau penerapan konsep pendidikan multikultural dalam proses belajar mengajar di MAN Model Babakan Ciwaringin Cirebon. Selain dari hasil wawancara mendalam (indept interview), data pada level ini juga ditunjang dengan data hasil FGD (Focus Group Discussion), pengamatan terlibat dan studi dokumen Kata Kunci : Pendidikan, Multikultural dan MAN Ciwaringin
AGAMA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA MENURUT PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM ISLAM Sadari Sadari
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 1 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.099 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n1.35

Abstract

Artikel ini mengkaji dan menganalisis bagaimana kehidupan berkeluarga bisa berintegrasi dengan aturan main dalam agama. Agama dan keluarga adalah dua ketentuan yang tidak bisa dipisahkan, keduanya harus berkelindan. Dimana ada agama disitu ada eksistensi untuk berkeluarga, begitupun sebaliknya dimana ada keluarga maka sudah dipastikan ada ketentuan agama. Bila dipisahkan satu sama lainnya, niscaya akan ada bentuk chaos (kekacauan) di segala lini kehidupan. Terbukti dalam rentang sejarah yang silam, banyak para sarjana barat yang menanggalkan agama dalam kehidupan terutama dalam kehidupan keluarga. Dalam artikel ini secara sosiologis telah memotret dua aliran yang saling bertentangan, yakni aliran pertama aliran Marxis atheisdan kedua aliran agama atau idealis, yang dinut Max Weber, Ciceron, Emanuel kant, Herbert Spencer, Max Moller.Atas dasar itu artikel ini untuk menjembatani pertentangan dua aliran tersebutmelalui perspektif filsafat hukum Islam, dimana agama adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan dan tujuan hukum Islam adalah mengacu pada pandangan hukum yang bersifat telogis. Artinya Islam itu diciptakan karena memiliki maksud dan tujuan. Tujuan hukum Islam adalah terciptanya kedamaian di dunia akhirat. Untuk bisa menegakkan itu, hukum Islam harus siap menghadapi kejadian-kejadian baru yang timbul termasuk dalam urgensi agama dalam kehidupan keluarga. Untuk itu pengkajian filsafat hukum Islam mutlak diperlukan, karenamampu menjawab tantangan zaman dan merupakan hukum terbaik sepanjang zaman bagi semesta alam.Menurut perspektif hukum Islam agama adalah sesuatu yang maha penting dalam kehidupan keluarga, syarat wajib hal yang sangat fundamental. Dan itu adalah salah satu tujuan dari maqhasid al-syari’ah dalam bidang mu’amalah. Dijelaskan bahwa tujuan hukum Islam ada lima unsur yang harus dipelihara dan diwujudkan dalam bidang mu’malahyakni: Agama, Jiwa, Akal, Keterunan dan Harta. Kata Kunci : Agama, Keluarga, dan Filsafat Hukum Islam
PARADIGMA HUMANISME RELIGIUS PENDIDIKAN ISLAM (Telaah Atas Pemikiran Abdurrahman Mas’ud) Ida Nurjanah
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 1 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.095 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n1.155

Abstract

AbstrakPendidikan Islam adalah pendidikan menyeluruh, penuh keseimbangan materi dan spiritual untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan Islam dewasa ini cenderung mementingkan ’ulumuddunya’ atau ‘ulumuddin’ saja. Namun secara realitas sering kali tujuan pendidikan tidak berjalan sebagaimana mestinya, terbukti dalam proses pendidikan masih ada kekerasan terhadap anak, mengesampingkan potensi peserta didik, pendidikan terkonsentrasi pada urusan keduniawian saja serta sistem pendidikan yang jauh dari fitrahnya. Abdurrahman Mas’ud menawarkan humanisme religius dalam paradigma pendidikan Islam. Kunci dari humanisme religius yakni konsep pendidikan yang memanusiakan manusia, juga mengembangkan kemampuan yang dimiliki baik intelektual maupun religius tanpa meninggalkan nilai-nilai agama yang mendasarinya. Kata Kunci : Humanisme, Religius, dan Pendidikan Islam

Page 3 of 13 | Total Record : 123