Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah(1) untuk mengungkap hasil kajian tentang reformulasi model pembelajaran kontekstual (CTL) bermuata asesmen kinerja dalam meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa SMP dan (2) mengkaji perbedaan pemahaman konsep matematis siswa SMPNegeri 6 Ruteng-Rentung yang diajarkan dengan pendekatan kontekstual berbasis asesmen kinerja dan pendekatan pembelajaran langsung. Dikajinya pemahaman tersebut dalam penelitian ini mengingat pemahaman ini sebagai isyarat untuk menggali daya matematis yang lebih kompleks. Penelitian ini pada dasarnya termasuk dalam kategori deskriptif kualitatif dan eksperimen semu. Dengan kata lain, yang dilakukan adalah mengungkap fakta dan keadaan pada saat penelitian berjalan serta mengungkapkan pemahaman konsep matematis siswa apa adanya. Langkah-langkah penelitian ini diawali dengan reformulasi model pembelajaran bermuatan asesmen kinerja, dan kemudian melakukan treatment menggunakan model-model tersebut. Selanjutnya memberikan soal-soal yang mengukur pemahaman konsep matematis kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan tindependen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Rentung tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian adalah kelas VIII A dan kelas VIIIC. Hasil tes pemahaman konsep matematis siswareformulasi pembelajaran kontekstual bermuata asesmen kinerja berada pada kisaran rata-rata 70,08 dengan simpangan baku sebesar 67,61. Rata-rata nilai tersebut menunjukan bahwa pemahaman konsep matematis siswa berada pada kategori cukup baik. Berdasarkan hasil kajian dan pengalaman empiris, menggambarkan siswa kurang mampu mengungkapkan makna konsep yang ditemukan, respons untuk mengidentifikasi masalah dan membedakan contoh atau bukan contoh cukup baik, kurang teliti dalam memanfaatkan simbol-simbol untuk mempresentasikan konsep-konsep, kurang paham dalam mengubah bentuk representasi kebentuk lain, sudah mengenal konsep namun belum maksimal mampu menginterpretasikan konsep, cukup baik dalam membedakan konsep.Kemudian, uji hasil eksperimen menunjukan>, artinya ditolak dan diterima, yang berarti bahwa pemahaman konsep matematika peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual berbasis asesmen kinerja lebih baik dibandingkan pemahaman konsep matematika peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran langsungTujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah(1) untuk mengungkap hasil kajian tentang reformulasi model pembelajaran kontekstual (CTL) bermuata asesmen kinerja dalam meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa SMP dan (2) mengkaji perbedaan pemahaman konsep matematis siswa SMPNegeri 6 Ruteng-Rentung yang diajarkan dengan pendekatan kontekstual berbasis asesmen kinerja dan pendekatan pembelajaran langsung. Dikajinya pemahaman tersebut dalam penelitian ini mengingat pemahaman ini sebagai isyarat untuk menggali daya matematis yang lebih kompleks. Penelitian ini pada dasarnya termasuk dalam kategori deskriptif kualitatif dan eksperimen semu. Dengan kata lain, yang dilakukan adalah mengungkap fakta dan keadaan pada saat penelitian berjalan serta mengungkapkan pemahaman konsep matematis siswa apa adanya. Langkah-langkah penelitian ini diawali dengan reformulasi model pembelajaran bermuatan asesmen kinerja, dan kemudian melakukan treatment menggunakan model-model tersebut. Selanjutnya memberikan soal-soal yang mengukur pemahaman konsep matematis kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan tindependen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Rentung tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian adalah kelas VIII A dan kelas VIIIC. Hasil tes pemahaman konsep matematis siswareformulasi pembelajaran kontekstual bermuata asesmen kinerja berada pada kisaran rata-rata 70,08 dengan simpangan baku sebesar 67,61. Rata-rata nilai tersebut menunjukan bahwa pemahaman konsep matematis siswa berada pada kategori cukup baik. Berdasarkan hasil kajian dan pengalaman empiris, menggambarkan siswa kurang mampu mengungkapkan makna konsep yang ditemukan, respons untuk mengidentifikasi masalah dan membedakan contoh atau bukan contoh cukup baik, kurang teliti dalam memanfaatkan simbol-simbol untuk mempresentasikan konsep-konsep, kurang paham dalam mengubah bentuk representasi kebentuk lain, sudah mengenal konsep namun belum maksimal mampu menginterpretasikan konsep, cukup baik dalam membedakan konsep.Kemudian, uji hasil eksperimen menunjukan>, artinya ditolak dan diterima, yang berarti bahwa pemahaman konsep matematika peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual berbasis asesmen kinerja lebih baik dibandingkan pemahaman konsep matematika peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran langsung