cover
Contact Name
Tanzil
Contact Email
tanzil.atjeh@gmail.com
Phone
+6285371610085
Journal Mail Official
lsamaaceh@gmail.com
Editorial Address
LSAMA Jl. T. Nyak Arief No. 101, Lamnyong, Banda Aceh, 23111
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
ISSN : 23382341     EISSN : 25979175     DOI : https://doi.org/10.47574/kalam.v9i1.101
Jurnal KALAM is published by Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA) in Banda Aceh. Its focus is to publish research articles in Islamic studies and society twice a year. Its scope consists of (1) Islamic theology; (2) Islamic law; (3) Islamic education; (4) Islamic mysticism and philosophy; (5) Islamic economics and politics; (6) Study of tafsir (Quran exegesis) and hadith; and (7) Islamic art and history.
Articles 110 Documents
PENDIDIKAN ISLAM: ANALISIS KETELADANAN DALAM KISAH NABI MUSA Teuku Mairizal
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 1 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alquran menegaskan, salah satu hal yang membedakan antara orang Islam dengan non-Islam adalah kepercayaan mereka terhadap Rasul Allah. Secara khusus, nabi Muhammad menjadi teladan yang sempurna bagi umatnya, namun pada umumnya para Rasul Allah menjadi panutan bagi umat manusia. Oleh karena itu, pendidikan yang berdasarkan Alquran –khususnya berkaitan dengan sejarah para Rasul– dipandang sebagai pendidikan yang sempurna, baik dari segi penerapan maupun keberlakuannya dalam kehidupan sosial. Kisah nabi Musa, salah satu Rasul Ulul Azmi, merupakan kisah yang paling sering diulang dalam Alquran dengan berbagai redaksinya. Alquran mengkisahkan sejarah nabi Musa dengan dengan sangat rinci mulai kelahiran sampai wafatnya, serta berbagai dinamika perjalanan hidup yang beliau lalui. Dengan sejarah kehidupan nabi Musa yang panjang, tulisan ini hanya membahas point kecil berkaitan dengan nilai-nilai yang dapat dipetik oleh seorang guru (pendidik). Profesi guru merupakan suatu pekerjaan yang menuntut keahlian, komitmen, dan ketrampilan guna menjalankan tugasnya sebagai pendidik, pembinmbing, pelatih, dan pengajar. Dari kisah nabi Musa, dapat disempulkan beberapa hal yang menjadi tanggungjawab guru, antara lain: profesi guru merupakan sebagai ibadah, guru harus memiliki dan memperkaya Ilmu yang diajarkan, menyampaikan ilmu dengan ikhlas, kapasitas sebagai pendidik/pengajar, menentukan target sebelum pelaksanaan, menepati janji (kedisiplinan), kasih-sayang terhadap murid, nasehat dan Peringatan, serta Reward dan Punishment. Meski ayat-ayat Alquran menceritakan kisah perjalanan nabi Musa yang hidup lebih dari tiga ribu tahun lalu, namun kisah-kisah tersebut dapat dijadikan pelajaran sampai zaman sekarang.
KEMUKJIZATAN AL-QURAN MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR Muhammad Faisal; Triansyah Fisa
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 1 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian mengenai I’zajul Quran atau Kemukjizatan Alquran adalah salah satu cabang dari ulumul quran, I’zal Alquran menjadi kajian terpenting dalam memahami kedudukan Alquran sebagai kemukjizatan terbesar Nabi Muhammad saw. HAMKA adalah seorang mufassir yangt telah melahirkan kitab tafsir yang bernama kitab Tafsir Al-Azhar, di dalamnya HAMKA secara khusus membahas tentang I’jazul Quran. Tujuan dari penelitian ini ialah melihat lebih jauh sisi kemukjizatan Alquran dari berbagai aspeknya menurut HAMKA dalam kitab Tafsir al-Azhar. Penlitian ini merupakan Library Research (studi Kepustakaan). Analisi kajian dalam membahas penelitian ini ialah dengan menggunakan pendekatan analisi-deskriptif. Hasil kajian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa HAMKA membagi kajian dari I’zajul Quran ke dalam empat kategori. Pertama. I’jazul Quran dalam aspek kebahasaan Alquran yakni balaghah dan fushahah, kedua, kemukjizatan Alquran dari kisah-kisah yang ada di dalam Alquran, ketiga, kemukjizatan Alquran dari suatu peristiwa yang akan terjadi di masa depan, keempat, kemukjizatan Alquran dari segi informasi ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam Alquran.
MODERNISASI PERAN MASJID BAGI PEMBANGUNAN UMAT Zulkifli Abdurrahman Usman
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 6 No. 1 (2018): Jurnal Kalam (Januari-Juni 2018)
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas modernisasi peran dan fungsi masjid dalam upaya membangun umat Islam berkemajuan. Data artikel ini diperoleh dari sumber kepustakaan yang dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Pendekatan analisis menggunakan teologi Islam dan sosiologi agama serta manajemen organisasi. Artikel ini menemukan bahwa banyak model peran, fungsi, dan bentuk pelayanan masjid yang semakin kompleks di era modern. Masjid tidak hanya sekedar tempat ibadah ritual keagamaan, tetapi masjid semakin berkontribusi dalam pembangunan sosial budaya, sosial agama, sosial ekonomi, dan bahkan sosial politik masyarakat Islam. Berdasarkan temuan-temuan ini, artikel ini menyimpulkan bahwa peran dan fungsi masjid bukan hanya terlihat terus berubah, namun perannya semakin besar dan modern di era kontemporer.
IMPLIKASI SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN MAHASISWA PENDATANG TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS TEUKU UMAR Arhamar Ridha; Nirzalin Nirzalin; Mursyidin Mursyidin
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 1 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This thesis examines the Socio-Economic Implications of the Existence of Migrant Students in Communities Around the Teuku Umar University Campus. The existence of Immigrant Students at Teuku Umar University certainly provides many changes to the socio-economic community. A very visible aspect is the change in the socio-economic conditions of residents around the campus. Immigrant students have a positive impact in improving the socio-economic life of the surrounding community. The purpose of this study was to determine the socio-economic implications of the presence of immigrant students in the community around the Teuku Umar University campus and find out what factors influence social change in the community around the Teuku Umar University campus. The population of this research is the community around Teuku Umar University. The sampling technique used is proportional random sampling. The sample in this study were 13 people spread across three villages around the campus. The results of this study indicate that until now the influence of foreign students around Teuku Umar University has not been very significant, but with the presence of newcomer students at Teuku Umar University many positive changes have been produced, for example increasing living standards, increasing income, and changing livelihoods.
DIMENSI-DIMENSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI INSTITUSI KEMASJIDAN Juhari
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 1 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitia ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, dokumentasi, diskusi kelompok dan indepth interview. Fokus utamanya adalah keberadaan masjid sebagai sebuah bangunan suci umat Islam yang tidak saja dipergunakan untuk beribadah, akan tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam semua sektor kehidupan. Idealnya, masjid merupakan titik kumpul dalam proses pemberdayaan masyarakat, namun, pasca runtuhnya kekhalifahan Islam hingga saat ini peran masjid lebih sering dipakai sebagai tempat beribadah semata. Sedangkan posisi masjid sebagai pusat peradaban dan pemberdayaan masyarakat mulai kurang menggembirakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya masjid memiliki potensi besar untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, seperti potensi sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi. Namun, potensi ini kurang terkelola dengan baik sehingga terkesan masjid tidak mampu memberdayakan jamaahnya. Dalam rangka memberdayakan masyarakat, terdapat 3 (tiga) dimensi strategis penting untuk dikembangkan, yaitu penguatan dimensi intelektualitas berbasis masjid; pemberdayaan dimensi spiritualitas; dan pengembangan dimensi kreativitas dan ketrampilan sosial.
KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM JABATAN PUBLIK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN Ernardi Ernardi; Nirzalin Nirzalin; Fauzi Fauzi
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 1 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The goal of this research is to determine the role and strategy of women's leadership in carrying out their responsibilities as leaders. The descriptive qualitative method was employed in this investigation. Women leaders at STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh are thought to be competent of carrying out their obligations well, and they participate actively in organizational activities in every current field. Leaders can also supply subordinates with adequate job motivation, allowing them to accept their responsibilities. There are various essential factors that have a significant impact on his position as a public official, which may be evaluated in terms of societal values, social status, communication, education, and work experience. As a result, more effort must be done by the women leaders in question in order for them to be considered suitable for positions in each profession. Women's leadership in academic accomplishment is no different than men's leadership, but they prefer to favor emotions over enforcing discipline, making assertiveness difficult. Women's leadership strategies at STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh include consulting and delegating strategies, planning and organizing strategies, problem solving strategies, clarifying strategies, monitoring strategies, motivation strategies, and recognition and appreciation strategies, as well as supporting strategies.
MENYINERGIKAN PERADILAN ADAT DALAM PENGUATAN SYARIAT ISLAM DI ACEH Muhammad Syarif; Musfira
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 1 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh telah memberikan kewenangan kepada lembaga adat gampong untuk menyusun kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan Syariat Islam Aceh dan memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi terhadap sengketa yang berhubungan dengan pelanggaran Syariat Islam yang terjadi di dalam Gampong. Hukum adat di Aceh telah menjadi perekat dan pemersatu di dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga menjadi modal dalam pembangunan. Oleh karena itu,nilai-nilai adat dan adat istiadat tersebut perlu dilestarikan, direvitalisasikan dan dikembangkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Lembaga peradilan adat dalam penerapan syariat Islam di Aceh, dapat berperan sebagai lembaga yang menyelesaikan sengketa dan permasalahan dalam masyarakat, sebagai media sosialisasi syariat, dan sebagai lembaga pengontrol sosial. Pemberdayaan Peradilan Adat di Aceh merupakan salah satu wujud dari upaya pembentukan karakter bangsa yang berperadaban dalam bentuk memberikan dorongan dan melakukan koordinasi dengan berbagai instansi yang terkait dengan penegakan hukum. Ketika persoalan dan peristiwa hukum terjadi, diupayakan penyelasaian dengan cara kekeluargaan dan mengutamakan prinsip keikhlasan. Penyelesaian perselisihan dengan hukum adat merupakan perbuatan baik dan mulia kedudukannya bagi secara hidup bersama baik secara hidup bersama di dunia maupun disisi Allah Swt. Sebab, asas yang terdapat dalam hukum adat Aceh merupakan ajaran dalam Islam, dan penyelesaian sengketa atau perselisihan secara adat tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
PERAN ULAMA DAYAH PADA PEMBINAAN MODERASI BERAGAMA DI DAERAH PERBATASAN ACEH-SUMUT
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 2 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47574/kalam.v11i2.172

Abstract

The important role of Dayah ulama in fostering religious moderation is very necessary, especially for communities on the Aceh-North Sumatra border. This is because Dayah ulama have quite a large influence on religious activities in society. Therefore, this research aims to determine the role of Dayah ulama and the obstacles faced in fostering religious moderation in communities in the Aceh-North Sumatra border area. This research uses a qualitative method where the researcher goes directly to the research location, then the data from the analysis is presented and discussed using data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The results of the research show that the role of ulama in fostering religious moderation on the Aceh-North Sumatra border is as advisors, counselors, reminders, and coolants to the community when there is friction between communities and also as a calmer when there is disharmony. Ulama also fosters and guides people's religious behavior. In fostering people's religious behavior, ulama refer to the Al-Quran, hadith, and the books they master. Meanwhile, the obstacles faced are the lack of public understanding of an adequate understanding of religion and also the lack of willingness of some people to take part in and attend Islamic studies such as majlis taklim filled by Dayah ulama, so that with minimal knowledge, the community does not understand how to be a true Muslim and how to respect it. Others include a lack of understanding about tolerance with followers of other religions.
KEBOLEHAN PEMIMPIN PEREMPUAN DALAM POLITIK DI INDONESIA PERSPEKTIF ISLAM Ines Prasheila Kusmastuti; Al Muazzami Al Muazzami
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 2 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47574/kalam.v11i2.182

Abstract

This research further examines women's leadership in politics in Indonesia from an Islamic perspective by examining Surah An-Nur verse 55 and Hadith Nasai Number 5293. This type of research is library research with qualitative data analysis and presented descriptively. This research uses a ta'lily approach and a normative approach. The results of this research state that Surah An Nur verse 55 legitimizes that to be a leader you must do pious deeds. This pious deed is not only limited to men, so women who do pious deeds are certainly worthy of being leaders. On the other hand, Nasai hadith Number 5293 only applies specifically to Persia at that time. As times change, women now have a lot of access to education, leadership, and so on. Women's leadership in Indonesia can be seen from the many great women who become leaders. From a juridical perspective, the law also facilitates women's leadership in the political realm by giving women the right to representation. Therefore, women's leadership in politics in Indonesia from an Islamic perspective is permissible.
TINDAK PIDANA PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Asy'ari Asy'ari; Edwar Ibrahim; Aris Nandar
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 2 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The environment functions as a dynamic living system replete with diverse natural resources essential for sustaining all forms of life. The collective obligation to safeguard this environment stems from the anticipation of enduring advantages. Environmental degradation, conversely, represents a condemnable transgression, inflicting severe detriment upon the vitality of organisms inhabiting our planet's surface. This research endeavors to elucidate the ramifications of environmental degradation while considering Islamic legal viewpoints on the matter. Employing qualitative research techniques within a normative framework, this study references various scholarly works, encompassing books, journals, and scientific manuscripts. The study's findings can be summarized as follows: firstly, environmental degradation yields consequences such as soil infertility, dwindling water reservoirs, loss of biodiversity, and the resultant occurrences of floods, landslides, and global warming. Secondly, from an Islamic jurisprudential perspective, environmental degradation qualifies as a criminal act. Within Islamic law, wrongdoing, or "jarimah," pertains to actions, either active or passive, capable of undermining societal order, personal beliefs, individual livelihoods, property rights, and honor. Environmental degradation contravenes the law, leading to punitive measures aimed at deterrence. It is worth noting that environmental destruction lacks explicit legal provisions (nash) but falls into the category of "jarimah ta’zir," allowing discretionary penalties to be imposed.

Page 10 of 11 | Total Record : 110