cover
Contact Name
Zuliati
Contact Email
zuliati@isi-ska.ac.id
Phone
+6281804209909
Journal Mail Official
texture@isi-ska.ac.id
Editorial Address
FSRD Institut Seni Indonesia Surakarta Jalan Ring Road Mojosongo Km. 5,5 Jebres, Surakarta, Jawa Tengah
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Texture : Art and Culture Journal
ISSN : 2655676     EISSN : 26556758     DOI : 10.33153
Texture art and culture journal, memuat artikel hasil penelitian ilmiah dalam spektrum penciptaan dan pengkajian seni rupa dan budaya. Lokus seni rupa berfokus pada praktik artistik dalam beragam medium ungkap, baik dua dimensi, tiga dimensi, hingga ragam praktik seni intermedia. Budaya dilihat dalam konteks praksis, berikut ragam produk budaya visual yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Kajian terkait seni rupa dan budaya dalam jurnal ini menggunakan pendekatan kritis dalam perspektif keilmuan interdisipliner.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2019)" : 7 Documents clear
KAJIAN TENUN BADUY DI DESA KANEKES PROVINSI BANTEN ari arini Putri Megantari; S setyawan
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.533 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i2.2783

Abstract

ABSTRAKTenun Baduy merupakan salah satu komoditas di suku Baduy yang memiliki peranan dan arti yang penting bagi kehidupan masyarakatnya. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana latar belakang kebudayaan Suku Baduy yang mempengaruhi tenun Baduy di Desa Kanekes? 2) Bagaimana makna yang terkandung dalam tenun Baduy di Desa Kanekes?Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan antropologi seni dan teori interpretasi Clifford Geertz. Data diperoleh dengan teknik observasi berperan pasif, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Penelitian ini terfokus pada latar kebudayaan Suku Baduy yang mempengaruhi tenun Baduy, meliputi masyarakat Baduy, dan kesenian yang ada di Suku Baduy, serta analisis makna yang terkandung di dalam tenun Baduy. Lokasi penelitian berada di Desa Kanekes, tepatnya di Kampung Gajeboh, Provinsi Banten.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Tenun Baduy merupakan kain tradisional yang banyak dipengaruhi oleh unsur kebudayaan masyarakat Baduy dalam kehidupan sehari-hari, meliputi tata masyarakat, kepercayaan, sistem pemerintahan, perekonomian dan kesenian. 2). Makna dan tata cara pembuatan tenun Baduy merupakan amanat dari leluhur yang terjelma dalam pikukuh dan buyut yang menjadi pedoman hidup bagi masyarakatnya.Kata kunci: Tenun Baduy, Kanekes, Antropologi Seni. ABSTRACTBaduy weaving is one of commodity in the Baduy tribe which has an important role and meaning for the life of it’s people. The formulation of the problems in this research are: 1) How was the cultural background of the Baduy tribe that influences the Baduy weaving in Kanekes Village? 2) What is the meaning of Baduy weaving in Kanekes Village? This research uses a qualitative research method with an anthropologyof art approachand Clifford Geertz's interpretation theory. Data obtained by passive role observation techniques, in-depth interviews, and literature study. This study focused on cultural background of the Baduy tribe that influenced the Baduy weaving, including the Baduy community, and the arts in Baduy tribe, as well as the analysis of the meaning contained in the Baduy weaving. The research location is in Kanekes Village, precisely in Kampung Gajeboh, Banten Province. The results showed that: 1). Baduy weaving is a traditional cloth that was influenced by the elements of Baduy culture in everyday life, including community governance, their beliefs, government systems, economy and art. 2). The meaning and procedure for making Baduy weaving is a mandate from the ancestors incarnated in their way of life (pikukuh) and the buyut who become the life guidelines for it’s people.Keywords: Baduy Weaving, Kanekes, Anthropology of Art.
KEHIDUPAN KELOMPOK MARGINAL MASYARAKAT PESISIR PADA SETTING KAMPUNG TIRANG DALAM FILM TURAH (Analisis Semiotika Charles Sander Peirce) kharis Ardiyansah; Sapto Hudoyo
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.584 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i2.2785

Abstract

ABSTRACTOne of Indonesia's drama-genre films is Turah. Great attention to marginality is evident from the selection and depiction of Tirang village as the main setting. A settlement that stands on land arises in the coastal area. The life of marginal groups of coastal communities that are raised through signs uses the complex Charles Sanders Peirce semiotic approach by relating three main components, namely: representamen, object and interpretant. Keywords : Film Turah, Setting, Semiotica Charles Sanders Peirce, Marginal Group, Beach Society.ABSTRAKSalah satu film Indonesia ber-genre drama adalah Turah. Perhatian besar pada marginalitas tampak sekali dari pemilihan dan penggambaran kampung Tirang sebagai setting utama. Sebuah perkampungan yang berdiri di atas tanah timbul di daerah pesisir. Kehidupan kelompok marginal masyarakat pesisir yang dimunculkan melalui tanda-tanda menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce yang kompleks dengan mangaitkan tiga komponen utama, yaitu: representamen, object dan interpretant.Kata Kunci: Film Turah, Setting, Semiotika Charles Sanders Peirce, Kelompok Marginal, Masyarakat Pesisir
PERANCANGAN INTERIOR ISLAMIC HEALTH AND SPORTS DENGAN TEMA SEMANGGI DI KOTA SURABAYA Kenia Amalukha Riduwan; Ahmad Fadjar Ariyanto
Texture:Art and Culture Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7772.8 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i2.2787

Abstract

ABSTRACTInterior Design of Islamic Health and Sports in Surabaya City is an Islamic health and sports service building by applying the Semanggi theme. This design aims to produce interior design that can meet all the needs of Islamic health fulfillment activities comfortably and safely. The design method uses the design of Pamudji Suptandar, namely through the process of design input, synthesis, and output. The design approach uses the function, aesthetic, ergonomics, and sharia approach. The semanggi motif is taken from the transformation from pillars of the Rahmat Mosque in Surabaya by means of a contemporary style approach. This design has facilities including: Lobby, health & sports corner, pharmacy, examination room, therapy, trainer room, fitness room, Mixed Martial Arts area, retail, cafe, and lavatory which have separate zones between men and women in high privacy spaces .Key words :Interior, Islamic, Health, Sports, Semanggi     ABSTRAK Perancangan Interior Islamic Health and Sports di Kota Surabaya merupakan bangunan pelayanan kesehatan dan rekreasi islami dengan menerapkan tema Semanggi. Perancangan ini bertujuan  menghasilkan desain interior yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas pemenuhan kesehatan islami dengan nyaman dan aman. Metode perancangan menggunakan perancangan Pamudji Suptandar yaitu melalui proses desain input, sintesa, dan output. Landasan perancangan menggunakan pendekatan fungsi, estetika, ergonomi, dan syariah. Motif semanggi diambil dari transformasi daun semanggi pilar Masjid Rahmat Surabaya melalui pendekatan gaya kontemporer. Perancangan ini memiliki fasilitas diantaranya: Lobby, health & sports corner, apotek, ruang periksa, terapi, trainer, fitness,  Mixed Martial Arts, retail, kafe, dan  lavastory yang memiliki zona terpisah antara laki-laki dan perempuan pada ruang dengan tingkat privasi tinggi. Kata kunci : Interior, Islamic, Health, Sports, Semanggi.
KESENIAN DONGKREK SEBAGAI IDE KREATIF PERANCANGAN VISUAL BRANDING DAN PROMOSI EVENT SEPASMA (SEPASAR ING MADIUN) ari widyanto; Asmoro Nurhadi Panindias
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2766.471 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i2.2782

Abstract

ABSTRACTSEPASMA (SepasarIngMadiun) is the biggest cultural arts event owned by Madiun Regency. As part of the regional tourism icon that is able to develop the diversity of existing potentials, the SEPASMA (SepasarIngMadiun) event requires a visual branding design and promotion to be increasingly recognized and sought after by the wider community. The research method used in this design is descriptive qualitative with SWOT analysis. The design adapts Rustan and Sanyoto's method which has been modified and adapted to the problems faced so that it can produce an attractive, effective, and communicative design according to the needs. Dongkrek which is a typical art of Madiun Regency is used as a creative design idea to strengthen the identity of the event as part of the representation of Madiun Regency. In the design of visual branding, the cast and dance movements of Dongkrek are deformed into logogram elements with constructive style and format. The red and yellow colors on the Dongkrek art mask are also adapted as corporate colors. In the design of promotions, Dongkrek art is used as the main visual element in order to increase the attractiveness of advertisements. Both types of soft selling and hard selling advertising approaches are used to further enhance advertising effectiveness. The results of this overall design are in the form of a visual identity system consisting of logos, taglines, colors, typography, secondary graphics, system icons, stationery, and their implementation in various promotional media that are able to reach the target audience, such as billboards, print ad, TVC, digital advertising, merchandise, and event attributes. By conducting a conceptual, periodic and scheduled promotion, brand awareness of the SEPASMA (SepasaringMadiun) event can be increased to make it the top of mind in the minds of the public. Keywords: SEPASMA (SepasarIngMadiun) Event, Dongkrek Art, Visual branding, Promotion. ABSTRAKSEPASMA (Sepasar Ing Madiun) merupakan event seni budaya terbesar yang dimiliki Kabupaten Madiun. Sebagai bagian dari ikon pariwisata daerah yang mampu menumbuhkembangkan keberagaman potensi yang ada, event SEPASMA (Sepasar Ing Madiun) membutuhkan suatu rancangan visual branding dan promosi agar semakin dikenal dan diminati masyarakat luas. Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis SWOT. Perancangan mengadaptasi metode milik Rustan dan Sanyoto yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat menghasilkan desain yang menarik, efektif, dan komunikatif sesuai dengan kebutuhan. Dongkrek yang merupakan kesenian khas Kabupaten Madiundijadikan sebagai ide kreatif perancangan guna memperkuat identitas event tersebut sebagai bagian dari representasi Kabupaten Madiun. Pada perancangan visual branding, tokoh pemeran dan gerak tarian kesenian Dongkrek dideformasi menjadi elemen logogram dengan gaya dan format konstruktif.Warna merah dan kuning pada topeng kesenian Dongkrek juga diadaptasi sebagai warna korporat. Pada perancangan promosi, kesenian Dongkrek dijadikan sebagai unsur visual utama guna menambah daya tarik iklan. Kedua jenis pendekatan iklan soft selling dan hard selling digunakan untuk semakin meningkatkan efektivitas iklan. Adapun hasil dari keseluruhan perancangan ini adalah berupa sistem identitas visual yang terdiri dari logo, tagline, warna, tipografi, secondary graphic, icon system, stationery, serta pengimplementasiannya ke berbagai media promosi yang mampu menjangkau target audience, seperti billboard, print ad, TVC, digital advertising,merchandise, dan atribut event.Dengan melakukan promosi secara terkonsep, berkala dan terjadwal diharapkanbrand awareness terhadapevent SEPASMA (Sepasar ing Madiun) dapat meningkat hingga menjadikannya top of mind di benak masyarakat. Kata kunci:Event SEPASMA (Sepasar Ing Madiun), Kesenian Dongkrek, Visual branding, Promosi.
PENGEMBANGAN PRODUK BATIK TULIS DALAM KONTEKS PARIWISATA DI SURAKARTA putri cahya suci
Texture:Art and Culture Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.096 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i2.2789

Abstract

ABSTRACT              Developing Hand-Drawn Batik on The Context of Surakarta’s Tourism. The background of the research is that to offer the product of hand-drawn batik with t-shirt material as the basic material. The product would likely be Surakarta’s special merchandise showing the hand-drawn batik with Surakarta’s batik characteristic as the form of preservation on batik. This design is wished to increasing the product of batik with t-shirt based material and designing it with the visual of Surakarta’s batik design.               The purpose of the design is to produce a hand-drawn Surakarta’s batik product with t-shirt based material for a shirt as one of Surakarta’s special merchandise. Moreover, this product shows the recent visual with monochrome color.The design result would be a Surakarta’s special hand-drawn batik themed. The technique used in this design process is hand-drawn batik with dip-cover coloring technique. The technique uses synthetic coloring, naptol. This design also uses cotton combed 20s that support the design to show the shirt visual. The material is also chosen because it has the absorption ability to absorb sweat, the ability to be processed with hand-drawn batik technique, and able to absorb the color well.Keywords: Hand-drawn Batik, Cotton T-shirt, Surakarta’s Batik, Shirt ABSTRAK              Pengembangan Produk Batik Tulis dalam Konteks Pariwisata di Surakarta. Latar belakang pembuatan produk batik tulis dalam konteks pariwisata di Surakarta dalam proyek tugas akhir ini adalah menawarkan produk batik tulis dengan menggunakan bahan dasar kaos untuk kemeja sebagai cinderamata khas Kota Surakarta dengan menampilkan visual motif batik khas Surakarta sebagai wujud pelestarian batik. Perancangan ini diharapkan mampu menambah produk-produk dengan berbahan dasar kaos serta mengolah visual dengan motif khas Surakarta.              Tujuan perancangan ini adalah menghasilkan produk batik tulis dengan bahan dasar kaos dengan mengolah visual motif khas Surakarta untuk kemeja sebagai cinderamata khas Kota Surakarta. Selain itu, produk ini menampilkan visual kekinian dengan menggunakan warna-warna monokrom.Hasilnya berupa delapan desain batik tulis yang bertemakan motif khas Surakarta. Teknik yang digunakan dalam perancangan ini adalah batik tulis dengan teknik pewarnaan tutup celup serta menggunakan zat warna sintetis yakni naptol. Bahan menggunakan kain kaos katun combed 20s, bahan tersebut mendukung untuk menampilkan visual kemeja serta bahan dipilih karena memiliki daya serap terhadap keringat, bahan dapat diproses dengan teknik batik tulis, dapat menyerap pewarna dengan baik.Kata kunci: Batik Tulis, Kaos Katun, Motif Khas Surakarta, Kemeja
PERANCANGAN BATIK DONGKREK UNTUK TEKSTIL PAKAIAN aprilia Yulianingtyastuti
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1325.392 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i2.2784

Abstract

ABSTRAKPerancangan ini dilatarbelakangipelestarian salah satu kebudayaan Madiun yaitu kesenian Dongkrek dan pengembangan motif batik khas Madiun karena adanya keinginan konsumen akan motif batik baru selain batik Kenongo dan Pecelan. Tujuan Tugas Akhir perancangan ini adalah menghasilkan inovasi motif baru yang dapat mewakili kesenian khas Madiun sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen. Sumber ide yang diambil yaitu property Dongkrek berupa topeng sebagai karakter utama dan batik khas Madiun sebagai motif pendukung. Hasil perancangan ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Dengan mengakat sumber ide kesenian Dongkrek, perancangan ini menghasilkan 8 desain dengan motif utama property Dongkrek dan motif batik khas Madiun sebagai motif pendukung. (2) dari 8 desain divisualkan 3 produk dengan bahan dobby, katun sutera dan katun paris masing-masing ukuran 115cm x 200cm menggunakan teknik batik tulis dengan zat warna remasol.Kata Kunci : Batik, Dongkrek,Kenongo, Pecelan ABSTRACTThis design is backgrounded by the preservation of a product of culture from Madiun namely Dongkrek art and the development of typical Madiun batik motifs due to the desire of consumers for new batik motifs besides Kenongo and Pecelan batik. The aim of this final project is to produce an innovation of new motif that is able to represent the distinctive art of Madiun while meeting the needs of the consumers. The source of the taken idea was originated from Dongkrek property in the form of a mask as the main character and the typical Madiun batik as a supporting motif. From the results of this design several things can be concluded: (1) By bringing up the source of Dongkrek art ideas, this design produces 8 designs with the main motif from the Dongkrek property and the typical Madiun batik motif as supporting motifs. (2) Out of 8 designs, 3 of them were visualized using dobby materials, silk cotton and paris cotton, each in size of 115cm x 200cm using batik techniques with remazol dyes.Keywords: Batik, Dongkrek, Kenongo, Pecelan
KAJIAN ESTETIKA BUSANA BASAHAN DODOT AGENG BANGUN TULAK DI PERNIKAHAN ADAT PURA MANGKUNEGARAN hanintia Elma Derista
Texture:Art and Culture Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4381.757 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i2.2790

Abstract

ABSTRACTDodot Ageng Bangun Tulak is a wet dress worn by the bride and groom during the ceremony at Mangkunegaran Temple. Build tulip blue tilapia, the painting has a gold reasoning motif in the middle of the white, the base of the white color is the color of the stork feather. This study aims to describe: (1) The form of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak in Mangkunegaran Temple. (2) Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak fashion weight. (3) Wedding performance of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak. The form of this research is descriptive qualitative using data in the field to develop the theory that was built. The theory used to examine this study uses the A. A. M. Djelantik Aesthetic Theory. The trailer technique used was purposive sampling. Data collection techniques carried out were interviews, observation, and documentation. The validity of the data used is source triangulation and review of key informants. Analysis of the data used is an interactive analysis model. The results showed that: (1) Characteristics of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak clothing, viewed based on the size of the dodot, dodot pattern, dodot shape, dodot color and components that make up the Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak clothing especially during the ceremony. (2) Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak's fashion weight means to renew everything for the bride and bring good seeds. (3) The appearance of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak's wedding during the ceremony is shown as an art performance performed by the two brides who seem to be kings and queen a day.Keywords : Form, Weight, Appearance of Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak ABSTRAKDodot Ageng Bangun Tulak adalah busana basahan yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita pada saat upacara panggih di Pura Mangkunegaran. Bangun tulak berwarna biru nila, lukisannya bermotif alas alasan berwarna emas di bagian tengahnya putih dasar pemikiran warna dasar berwarna putih adalah warna bulu burung bangau.. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Wujud busana Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak. (2) Bobot busana Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak. (3) Penampilan pernikahan Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif menggunakan data di lapangan untuk mengembangkan teori yang dibangun. Teori yang digunakan untuk menelaah penelitian ini menggunakan Teori Estetika A. A. M. Djelantik. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan review informan kunci. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik busana Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak, dilihat berdasarkan ukuran dodot, pola dodot, bentuk dodot, warna dodot serta komponen yang membentuk busana Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak khususnya saat upacara panggih. (2) Bobot busana basahan Dodot Ageng Bangun Tulak bermakna memperbaharui segala sesuatu untuk mempelai dan mendatangkan bibit yang baik (3) Penampilan pernikahan Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak saat upacara panggih ditampilkan layaknya sebuah pertunjukan seni diperagakan oleh kedua pengantin yang seolah-olah menjadi raja dan ratu sehari.Kata Kunci : Wujud, Bobot, Penampilan Basahan Dodot Ageng Bangun Tulak

Page 1 of 1 | Total Record : 7