cover
Contact Name
Ahmadi Riyanto
Contact Email
masyarakat.iktiologi@gmail.com
Phone
+628111166998
Journal Mail Official
masyarakat.iktiologi@gmail.com
Editorial Address
Gedung Widyasatwaloka, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong 16911
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology)
ISSN : 16930339     EISSN : 25798634     DOI : https://doi.org/10.32491
Aims and Scope Aims: Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) aims to publish original research results on fishes (pisces) in fresh, brackish and sea waters including biology, physiology, and ecology, and their application in the fields of fishing, aquaculture, fisheries management, and conservation. Scope: This journal publishes high-quality articles dedicated to all aspects Aquaculture, Fish biodiversity, Fisheries management, Fish diseases, Fishery biotecnology, Moleculer genetics, Fish health management, Fish biodiversity.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011" : 11 Documents clear
Biodiversitas sumber daya ikan di hulu Sungai Opak [Biodiversity of fisheries resources in upstream of Opak River] Djumanto Djumanto; N. Probosunu
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.144

Abstract

Biological species diversity in natural habitats is a source of germplasm, which is invaluable. The purpose of this research was to determine the biotic diversity of fishes in upstream of Opak River. Fish sampling was done by using electrofishing. Each sampling was done for one hour along the river as far as about 1 km. All samples were preserved in 5% formaldehyde. Each sample was identified and measured their length and weight. Data were analyzed descriptively in the form of tables and figures. Biotic diversity was analyzed by biology index. The results showed that number of fish found at some 12 species, namely Channa striata, Clarias batrachus, Monopterus albus, Nemacheilus fasciatus, Nemacheilus sp., Oreochromis sp., Poecilia latipinna, Poecilia reticulata, Puntius binotatus, Barbonymus gonionotus, Oreo-chromis niloticus, and Xiphophorus helleri. The most dominant of catching was composed of barred loach (N. fas-ciatus), spotted barb (P. binotatus), and guppy (P. reticulata). Total catch of fish per hour ranged from 111.7 g and 701.7 g. There was inverse relationship between prey and predatory fish population. As the biomass of predatory fish was very low, the biomass of preyfish was very high, which was dominated by small fish of low value, vise verca.The diversity ranged from 1.44 to 1.93, homogeneity ranged from 0.60 to 0.82, the dominance ranged from 0.19 to 0.39. Relatively low diversity index showed the fishing intensity was very high.The fish diversity in environmental was in the category of being depressed. AbstrakKeanekaragaman hayati suatu spesies di habitatnya merupakan sumber plasma nutfah yang sangat berharga. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi keragaman biotik ikan yang habitatnya di hulu Sungai Opak. Pengambilan con-toh ikan dilakukan dengan kejutan (electrofishing). Setiap pengambilan contoh ikan dilakukan selama satu jam menyusuri sungai sejauh sekitar 1 km. Semua contoh ikan diawetkan dalam formalin 5%. Setiap contoh ikan diidentifikasi dan diukur panjang dan ditimbang bobotnya. Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar. Keanekaragaman biotik dianalisis dengan indeks biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan yang ditemukan di hulu Sungai Opak sebanyak 12 spesies, yaitu Channa striata, Clarias batrachus, Monopterus albus, Nemacheilus fas-ciatus, Nemacheilus sp., Oreochromis sp., Poecilia latipinna, Poecilia reticulata, Puntius binotatus, Barbonymus go-nionotus, Oreochromis niloticus, dan Xiphophorus helleri. Hasil tangkapan yang paling dominan terdiri atas uceng (N. fasciatus), wader cakul (P. binotatus), dan ikan seribu (P. reticulata). Hasil tangkapan ikan per jam berkisar dari 111,7 g dan 701,7 g. Ada hubungan terbalik antara mangsa dan populasi ikan predator. Ketika biomassa ikan predator sangat rendah, maka biomassa ikan mangsa sangat tinggi, yang didominasi oleh ikan kecil bernilai rendah, demikian sebaliknya. Keanekaragaman berkisar 1,44-1,93; homogenitas berkisar 0,60-0,82; dan dominansi berkisar 0,19-0,39. Indeks keanekaragaman ikan relatif rendah menunjukkan tekanan dan intensitas penangkapan ikan sangat tinggi.
Komposisi jenis dan ukuran ikan petek (Famili Leiognathidae) di Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara [Species composition and size of pony fishes, Family Leiognathidae in Kendari Bay, Southeast Sulawesi] Asriyana Asriyana; M. F. Rahardjo; Djamartumpal F. Lumban Batu; Endi S. Kartamihardja
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.145

Abstract

Research on species composition and size of pony fish was carried out from August 2009 to June 2010 at three zone in Kendari Bay, Southeast Sulawesi. Fish collection by experimental gillnets (with different mesh sizes %, 1, 1%, 1%, and 2 inch) and seser (0 1 metre and mesh size 0.04 inch). Ten species of Leiognathidae were collected during research. There was six genera of Leiognathidae namely Gazza (1 species), Leiognathus (4 species), Nuchequula (1 species), Photopectoralis (1 species), Eubleekeria (1 species), and Secutor (2 species). Based on number of fish, N. blochii (39.72%) and E. splendens (33.95%) were dominant species on zone I (39.72%), Secutor indicius on zone II (38.75%), and N. blochii (20.50%) and E. splendens (25.10%) on zone III (25.10%). Based on frequency of occurrence during study, E. splendens was resident species (100%), while Photopectoralis bindus and L. dussumieri were rarely (18.18%). Size range and frequency of fish occurrence indicated that Kendari Bay used as nursery ground for pony fish. AbstrakPenelitian tentang komposisi jenis dan ukuran ikan petek dilakukan sejak Agustus 2009 sampai Juni 2010 pada tiga zona di perairan Teluk Kendari. Koleksi ikan dilakukan dengan jaring insang percobaan (dengan ukuran mata jaring ber-beda %, 1, 1 %, 1 %, dan 2 inci) dan alat seser (0 1 meter dan ukuran mata jaring 0,04 inci). Pada penelitian ini berhasil diinventarisasi 10 jenis Famili Leiognathidae dari enam genera yaitu Gazza (1 jenis), Leiognathus (4 jenis), Nuchequula (1 jenis), Photopectoralis (1 jenis), Eubleekeria (1 jenis), dan Secutor (2 jenis). Berdasarkan jumlah individu ternyata Nuchequula blochii (39,72%) dan E. splendens (33,95%) merupakan jenis dominan pada Zona I, Secutor indicius pada Zona II (38,75%), dan N. blochii (20,50%) dan E. splendens (25,10%) pada Zona III. Frekuensi kehadiran famili Leiognathidae selama penelitian bervariasi, E. splendens merupakan penghuni tetap perairan Teluk Kendari (100%) sedang-kan Photopectoralis bindus dan L. dussumieri merupakan jenis yang jarang ditemukan (18,18%). Sebaran ukuran dan frekuensi kehadiran mengindikasikan bahwa ikan petek menggunakan perairan Teluk Kendari sebagai daerah asuhan dan pembesaran.
Pertumbuhan dan laju eksploitasi ikan endemik Rasbora tawarensis (Weber & de Beaufort, 1916) di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah [Growth and exploitation rate of endemic fish Rasbora tawarensis (Weber and de Beaufort, 1916) at Laut Tawar Lake in Central Aceh] Iwan Hasri; M. Mukhlis Kamal; Zairion Zairion
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.146

Abstract

Rasbora tawarensis is an endemic fish in Lake Laut Tawar, Central Aceh. The study aims to determine growth, mortality, and exploitation rate of R. tawarensis. The research was conducted in March-May 2010 at five stations representing all zones of Laut Tawar Lake. The fish were caught by experimental gillnets with the mesh size from 3/8, 5/9, 5/8, and 3/4 inches (stations I, II, III and IV) and trap (didisen) (Station V). The analysis which is used the length-weight relationship, condition factor, growth, mortality, and exploitation rate. The result showed that the growth pattern of R. tawarensis for both male and female at station I,II, and V were allometric negative; while at station III and IV were isometric. The highest condition factors of male found at station III and female at station V. The von Bertalanffy growth functions Lt = 130.2 (1 - e('16 (t +04). The total mortality rate of R. tawarensis was 11.038 year-1 with exploitation rate was 0.8. AbstrakRasbora tawarensis merupakan ikan endemik yang ditemukan di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi ikan R. tawarensis. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2010 di lima stasiun yang mewakili seluruh zona di Danau Laut Tawar. Ikan ditangkap menggunakan jaring insang percobaan (stasiun I, II, III, dan IV) dan perangkap (didisen) (stasiun V). Ukuran mata jaring yang digunakan 3/8, 5/9, 5/8 dan 3/4 inci. Analisis yang digunakan yaitu hubungan panjang bobot, faktor kondisi, pendugaan parameter pertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan R. tawarensis gabungan jantan dan betina bersifat allometrik negatif di stasiun I, II dan V pola, bersifat isometrik dan di stasiun III dan IV. Faktor kondisi tertinggi ikan jantan pada stasiun III dan betina pada stasiun V. Persamaan pertumbuhan von Bertalanffy gabungan jantan dan betina Lt=130,2 (1 - e(-1,6 (t +0,4). Laju mortalitas total (Z) ikan sebesar 11,038 tahun-1 dengan laju eksploitasi sebesar 0,8.
Keragaman jenis dan struktur morfometrik Kryptopterus spp. di Sungai Batang Hari [Diversity and morphometric structure of Kryptopterus spp. on Batang Hari River] Abdul Rahman Singkam; Dedy Duryadi Solihin; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.147

Abstract

The systematic of Kryptopterus has developed significantly. The latest research on Kryptopterus diversity in Batang Hari River was done on 2003. Environmental changes for the last seven years have a high possibility to change the variety composition. The aims of this research were to update the Kryptopterus data and to test the availability of specific way to identify a new Kryptopterus. Morphometric data was measured for 12 characters plus one character from calculation. Based on the 13 characters, the 13 morphometric indexes were calculated. The result shows that the variety of Kryptopterus, which still be found along Batanghari River, were K. limpok, K. micronema, K. kryptopterus, K. bicirrhis and K. apogon. The variety of Kryptopterus can be differentiated by morphometric index. K. limpok was identified by a higher body than other Kryptopterus and K. bicirrhis was identified by a thicker tail. AbstrakSistematika pada genus Kryptopterus berkembang sangat cepat. Penelitian terakhir tentang keragaman Kryptopterus di Sungai Batang Hari dilakukan tahun 2003. Perubahan kondisi lingkungan dalam rentang waktu tujuh tahun (2003-2010) diduga telah mengubah komposisi jenis-jenis Kryptopterus di daerah aliran Sungai Batang Hari. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data terbaru anggota dari jenis-jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di Sungai Batang Hari dan untuk menguji ada atau tidaknya indeks khusus penciri spesies dalam genus Kryptopterus. Data morfometrik diukur untuk 12 karakter dan ditambahkan satu karakter hasil penghitungan. Berdasarkan 13 karakter tersebut dihitung 13 indeks morfometrik. Hasil penelitian menemukan jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di daerah aliran Sungai Batang Hari adalah K. limpok, K. micronema, K. kryptopterus, K. bicirrhis, dan K. apogon. Jenis-jenis Kryptopterus dapat dipisahkan berdasarkan indeks morfometrik. K. limpok dicirikan dengan tubuh yang lebih tinggi dibanding anggota Kryptopterus lainnya. K. bicirrhis dicirikan dengan ekor yang lebih tebal (tinggi).
Ukuran ikan tuna matabesar (Thunnus obesus) yang ditangkap dengan menggunakan pancing ulur (hand line) di perairan Maluku [Size of bigeye tuna (Thunnus obesus) which are caught by hand lines in Maluku waters] Agustinus Anung Widodo; Ralph Thomas Mahulette
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.148

Abstract

In order to obtain data and information about the size of bigeye tuna ( Thunnus obesus) which caught by hand line in Malu-ku waters, a research was carried out in some coastal villages in Ambon region i.e. Hutumury, Nusalaut, Seri, Latuhalat, Ambalau and Kelang. Random sampling was done once a week in July to December 2009 by trained enumerators. Aspect observed was fish forked length (FL). The results showed that FL bigeye tunas which caught by tuna hand line in Maluku waters were varied during the study. Hand line was not suited to exploit bigeye tunas in August, September, October and November because many juvenile of bigeye tuna was caught in those months (Lc > Lm). Therefore, hand line was appro-priate for bigeye tunas on July and December. AbstrakDalam rangka memperoleh data dan informasi mengenai ukuran ikan tuna matabesar (Thunnus obesus) yang tertangkap dengan pancing ulur di perairan Laut Maluku, maka telah dilakukan penelitian di desa-desa pusat pendaratan tuna di wilayah Ambon yaitu Desa Hutumury, Nusalaut, Seri, Latuhalat, Ambalau, dan Kelang. Pengambilan contoh dilakukan secara acak satu kali setiap minggu pada bulan Juli-Desember 2009. Penelitian dilakukan dengan bantuan enumerator yang terlatih. Aspek yang diamati adalah ukuran panjang cagak (FL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa FL ikan tuna matabesar yang tertangkap pancing ulur di perairan Maluku pada bulan Juli-Desember 2009 bervariasi. Pancing ulur tidak cocok untuk mengeksploitasi ikan tuna matabesar pada Agustus, September, Oktober, dan November karena pada bulan tersebut pancing ulur menangkap tuna matabesar yang masih muda (Lc>Lm). Alat tangkap pancing ulur efektif untuk menangkap ikan tuna mata besar pada bulan Juli dan Desember. 
Aspek reproduksi ikan banyar, Rastrelliger kanagurta (Cuv. 1817) di perairan utara Aceh [Reproductive aspect of indian mackerel Rastrelliger kanagurta (Cuv. 1817) of northern Aceh waters] Tuti Hariati; Moh. Fauzi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.155

Abstract

The research aims was to reveal information on biology reproduction of Indian mackerel caught in the waters of northern Aceh (part of the Strait of Malacca). Sampling was carried out at two locations, namely in the Port Fishery Coast (PPP) Lampulo, Banda Aceh and in the PPP Idi Rayeuk. Fish were sampled at PPP which originating from northern waters of Lampulo Banda Aceh in March, June and November 2009, while the fish samples from the PPP Idi Rayeuk caught from east of Sabang/Weh Island waters in March and June 2009. Number of samples taken at each sampling ranged from 40 to 60 fish with the smallest of forked length (FL) was 14 cm. Biological aspects of fish that were observed included forked length, weight, sex, gonad maturity (TKG), gonad weight, fecundity, and egg diameter. The results showed that the first maturity size (Lm) of Indian mackerel female in the waters of northern Aceh was 19.97 cm (FL), fecundity ranged from 300,000 to 520,000 eggs and fish egg diameters ranged from 144 to 588 ^m. AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkap informasi reproduksi ikan banyar yang tertangkap di perairan utara Aceh (laut dalam, bagian dari Selat Malaka). Pengambilan ikan contoh dilakukan di dua lokasi, yaitu di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Banda Aceh dan PPP Idi Rayeuk. Ikan contoh yang disampling dari PPP Lampulo berasal dari perairan utara Banda Aceh pada bulan Maret, Juni dan November 2009; sementara ikan contoh dari PPP Idi Rayeuk tertangkap dari perairan timur laut Sabang/Pulau Weh pada bulan Maret dan Juni 2009. Jumlah ikan contoh yang diambil di setiap pengambilan contoh berkisar antara 40-60 ekor ikan dengan panjang cagak (FL) terkecil 14 cm. Aspek biologi ikan yang diamati meliputi panjang tubuh, bobot, jenis kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), bobot gonad, fekunditas dan diamter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan banyar betina di perairan utara Aceh sebesar 19,97 cm (FL), fekunditas sebesar 300,000-520,000 butir telur dan diameter telur ikan berkisar antara 144-588 ^m.
Reproduksi ikan rejung (Sillago sihama Forsskal) di perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat [Reproduction of silver sillago (Sillago sihama Forsskal) in Mayangan Waters, West Java] Sulistiono Sulistiono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.156

Abstract

This study aims to investigate reproduction of silver sillago (Sillago sihama). Samples were collected from April to December 2003 from fish caught by fishermen using beach seine, gill net, and trap net in Mayangan Waters. Analysis was done to estimate gonad maturity, gonado somatic index, fecundity, and oocyte diameter. Silver sillago was 554 individual consisted of 252 male and 302 female fish varied 65-234 mm in total body length. Sex ratio was around 1:1.19 (“chi-square” analysis a=0.05). First maturity gonad of male and female fish was 129-234 mm. According to gonad maturity stage and gonado somatic index, fish was estimated to spawn from April to December with a peak one during December. Fecundity was 26,400-283,500 eggs and oocyte diameter was 10-809 ^m. Based on oocyte distribution, the fish was estimated a partial spawner. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek reproduksi ikan rejung (Sillago sihama). Pengambilan ikan contoh dilakukan pada bulan April sampai Desember 2003. Ikan contoh diperoleh dari hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan pukat pantai, jaring rampus, dan jaring kantong di perairan Mayangan. Analisis dilakukan terhadap kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur. Ikan rejung yang diperoleh selama penelitian berjumlah 554 ekor yang terdiri atas 252 ekor ikan jantan dan 302 ekor ikan betina dengan kisaran panjang total 65-234 mm. Nisbah kelamin selama penelitian diperoleh 1:1,19 (uji “chi-square” pada taraf nyata 0,05). Ikan rejung jantan dan betina pertama kali matang gonad pada selang panjang 129-144 mm. Berdasarkan nilai tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad, diduga ikan rejung memijah pada bulan April sampai Desember dengan puncak pemijahan pada bulan Desember. Fekunditas ikan rejung berkisar 26.400-283.500 butir telur, dan diameter telur berkisar 10-809 ^m. Berdasarkan distribusi telur, ikan rejung diduga termasuk tipe pemijah bertahap.
Efektivitas pemberian zeolit, arang aktif, dan minyak cengkeh terhadap hormon kortisol dan gambaran darah benih ikan patin Pangasionodon hyppophthalmus pada pengangkutan dengan kepadatan tinggi [Effectivity of utilization of zeolite, activated charcoal, and clove oil to cortisol hormone on the high density transportation system of juvenile of Pangasionodon hyppophthalmus] Eddy Supriyono; Ruspindo Syahputra; M. Faisol Riza Ghozali; Dinamella Wahjuningrum; Kukuh Nirmala; Anang Hari Kristanto
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.157

Abstract

This study was aimed to determine the effect of combination of zeolite, activated charcoal and clove oil for maintaining water quality in the transport medium of the fish, so as to minimize the stress level which can be known through determination of cortisole hormone level and blood characteriestic of the fish and also to minimize mortality rate of the fish . The study was conducted with a completely randomized design. The fish used was juvenile iridescent shark catfish with an average weight of 2 g / fish. Dose zeolite, activated charcoal and salt were used that B (20 g zeolite + 10 g activated carbon), C (20 g zeolite + 10 g activated charcoal + 3 ppm clove oil), D (20 g zeolite + 10 g activated charcoal + 6 ppm clove oil), E (20g zeolite + 10 g activated charcoal + 9 ppm clove oil), F (20 g zeolite + 10 g activated charcoal + 12 ppm clove oil), and A(without zeolite, activated charcoal and oil cloves). The results showed the combination of 20 g zeolite + 10 g activated charcoal + 9 ppm clove oil in the sealed-transporatation system for 72 hours gave the best results, by reaching of the lowest levels of NH3 0.0389±0.004 mgl-1, CO2 50.42 mgl-1, highest survivale rate of 83.11% and had lower stress levels that presented by hormone cortisol level and blood characteristics as close to the normal fish. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pemberian zeolit, arang aktif dan minyak cengkeh dalam memper-tahankan kualitas air media pada pengangkutan ikan berkepadatan tinggi , sehingga dapat meminimalisasi tingkat stres yang dapat diketahui dari tingkat konsentrasi hormon kortisol dan gambaran darah ikan dan dapat meminimalisasi ting-kat kematian ikan. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap. Ikan yang diguna-kan yaitu ikan patin dengan bobot rata-rata 2 g/ekor. Dosis zeolit, arang aktif dan garam yang digunakan yaitu B (20 g zeolit + 10 g arang aktif), C (20 g zeolit + 10 g arang aktif + 3 ppm minyak cengkeh), D (20 g zeolit + 10 g arang aktif + 6 ppm minyak cengkeh), E (20 g zeolit + 10 g arang aktif + 9 ppm minyak cengkeh), F (20 g zeolit + 10 g arang aktif + 12 ppm minyak cengkeh), dan A (tanpa zeolit, arang aktif dan minyak cengkeh). Hasil penelitian menunjukkan pem-berian 20 g zeolit + 10 g arang aktif + 9 ppm minyak cengkeh dalam pengepakan sistem tertutup selama 72 jam mem-berikan hasil terbaik, yaitu, kadar NH3 terendah mencapai 0,0389±0,004 mgl-1, CO2 50,42 mgl-1, SR tertinggi sebesar 83,11% dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah baik dilihat dari konsentrasi hormon kortisol terendah dan gambaran darah mendekati ikan normal.
Iktiofauna ekosistem estuari Mayangan, Jawa Barat [Ichthyofauna of Mayangan estuary, West Java] Ahmad Zahid; Charles P.H. Simanjuntak; M. F. Rahardjo; Sulistiono Sulistiono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.158

Abstract

Estuaries areas are the complex ecosystem and provide habitat for aquatic organisms, particularly for fishes. A study was conducted to determine fish species diversity in Mayangan estuary, from December 2010 to May 2011. Sampling was conducted in the three zones, namely marine coastal, river mouth, and mangrove creek. Fish specimens were collected by gill net, trammel net, beach seine, and mini trawl. A total of 2,854 fishes consisted of 46 families and 105 species, and the most collected group of fish was Carangidae. Based on occupied habitat, the richest number of species was found in the marine coastal (61), followed by the river mouth (16), and mangrove creeks (1). Typically marine-estuarine and estuarine-freshwater forms were represented by 15 and 12 species, respectively. The presence of fish larvae and juvenile in species composition indicated that Mayangan estuary has the function as habitat for feeding, spawning, refuge, and nursery. AbstrakEstuari adalah ekosistem yang kompleks dan menyediakan habitat bagi beragam biota akuatik, khsususnya ikan. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Mei 2011 untuk menentukan keragaman spesies ikan di estuari Mayangan. Pengambilan contoh dilakukan di tiga zona, yaitu pantai terbuka, muara sungai, dan alur sungai berhutan mangrove (anak sungai). Spesimen ikan dikumpulkan dengan jaring rampus dan jaring blama (gill net), jaring belanak (trammel net), krakat (beach seine), dan jaring arad (mini trawl). Ikan yang terkumpul sebanyak 2.854 ekor yang terdiri atas 46 famili dan 105 spesies, dan famili dominan adalah Carangidae. Berdasarkan habitat yang didiami, spesies terbanyak ditemukan di pantai terbuka sebanyak 61 spesies, 16 spesies ditemukan di mulut sungai, 1 spesies di alur sungai berhutan mangrove. Ikan bertipe habitat di pantai terbuka dan muara sungai berjumlah 15 spesies, sedangkan di muara sungai dan anak sungai diwakili oleh 12 spesies. Keberadaan larva dan juwana ikan di estuari Mayangan sebagai bagian dari komposisi spesies menunjukkan peran fungsional estuari sebagai daerah pemijahan, pembesaran, perlindungan, dan lumbung makanan.
Oxydative desulfuration of [14C]-fenitrothion by liver microsomes of some species of fishes [Oksidasi desulfurasi [14C]-fenitrothion pada mikrosom liver dari beberapa spesies ikan] Djamartumpal F. Lumban Batu
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.159

Abstract

A study was made of the oxydative desulfuration of [14C]-fenitrothion by liver microsomes of some species of fishes. The preliminary research had been carried out to obtain the optimal condition of fenitrothion assay of the liver microsomes of every test spesies, including : pH, temperature, pre incubation time, incubation time, trypsin inhibitor, NADH and NADPH effect. The hepatic microsomes of treated and control were subjected to fenitrothion oxydative desulfuration assay, protein and cytochrome P-450 content and another enzyme activities. AbstrakSuatu studi telah dilakukan tentang oksidasi desulfurasi dari [14C]-fenitrothion yang berlangsung pada mikrosom liver dari beberapa spesies ikan. Penelitian pendahuluan telah dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum pada suatu uji fenitrothion yang berlangsung pada liver dari spesies uji meliputi beberapa parameter seperti: pH, suhu, waktu pra-inkubasi, waktu inkubasi, inhibitor tripsin, serta pengaruh dari NADH dan NADPH. Mikrosom liver dari kontrol dan perlakuan telah digunakan pada uji oksidasi desulfurasi fenitrothion untik mendeterminasi kandungan protein dan sitokrom P-450.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 22 No 2 (2022): June 2022 Vol 22 No 1 (2022): February 2022 Vol 21 No 3 (2021): October 2021 Vol 21 No 2 (2021): June 2021 Vol 21 No 1 (2021): February 2021 Vol 20 No 3 (2020): October 2020 Vol 20 No 2 (2020): June 2020 Vol 20 No 1 (2020): February 2020 Vol 19 No 3 (2019): October 2019 Vol 19 No 2 (2019): June 2019 Vol 19 No 1 (2019): February 2019 Vol 18 No 3 (2018): October 2018 Vol 18 No 2 (2018): June 2018 Vol 18 No 1 (2018): February 2018 Vol 17 No 3 (2017): October 2017 Vol 17 No 2 (2017): June 2017 Vol 17 No 1 (2017): February 2017 Vol 16 No 3 (2016): October 2016 Vol 16 No 2 (2016): June 2016 Vol 16 No 1 (2016): February 2016 Vol 15 No 3 (2015): October 2015 Vol 15 No 2 (2015): June 2015 Vol 15 No 1 (2015): Februari 2015 Vol 14 No 3 (2014): Oktober 2014 Vol 14 No 2 (2014): Juni 2014 Vol 14 No 1 (2014): Februari 2014 Vol 13 No 2 (2013): Desember 2013 Vol 13 No 1 (2013): Juni 2013 Vol 12 No 2 (2012): Desember 2012 Vol 12 No 1 (2012): Juni 2012 Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011 Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011 Vol 10 No 2 (2010): Desember 2010 Vol 10 No 1 (2010): Juni 2010 Vol 9 No 2 (2009): Desember 2009 Vol 9 No 1 (2009): Juni 2009 Vol 8 No 2 (2008): Desember 2008 Vol 8 No 1 (2008): Juni 2008 Vol 7 No 2 (2007): Desember 2007 Vol 7 No 1 (2007): Juni 2007 Vol 6 No 2 (2006): Desember 2006 Vol 6 No 1 (2006): Juni 2006 Vol 5 No 2 (2005): Desember 2005 Vol 5 No 1 (2005): Juni 2005 Vol 4 No 2 (2004): Desember 2004 Vol 4 No 1 (2004): Juni 2004 Vol 3 No 2 (2003): Desember 2003 Vol 3 No 1 (2003): Juni 2003 Vol 2 No 2 (2002): Desember 2002 Vol 2 No 1 (2002): Juni 2002 Vol 1 No 2 (2001): Desember 2001 Vol 1 No 1 (2001): Juni 2001 More Issue