cover
Contact Name
Ahmadi Riyanto
Contact Email
masyarakat.iktiologi@gmail.com
Phone
+628111166998
Journal Mail Official
masyarakat.iktiologi@gmail.com
Editorial Address
Gedung Widyasatwaloka, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong 16911
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology)
ISSN : 16930339     EISSN : 25798634     DOI : https://doi.org/10.32491
Aims and Scope Aims: Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) aims to publish original research results on fishes (pisces) in fresh, brackish and sea waters including biology, physiology, and ecology, and their application in the fields of fishing, aquaculture, fisheries management, and conservation. Scope: This journal publishes high-quality articles dedicated to all aspects Aquaculture, Fish biodiversity, Fisheries management, Fish diseases, Fishery biotecnology, Moleculer genetics, Fish health management, Fish biodiversity.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011" : 10 Documents clear
Daya tahan dan kecepatan renang ikan selais (Kryptopterus sp.) [Swimming endurance and speed of catfish (Kryptopterus sp.)] Nofrizal Nofrizal; Muchtar Ahmad; Irwandy Syofyan
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.134

Abstract

Swimming speed and endurance of catfish, Kryptopterus sp. (FL=14.8±1.4 cm) observed in swimming channel. Swimming speed has negative correlation to endurance time. The endurance time was decreased when the swimming speed increased. Sustained swimming speed was less than 2.9 FLs-1, corresponded to 42.9 cm s-1 and burst swimming speed was up to 8.0 FL s-1, corresponded to 118.4 cm s-1 prolonged swimming speed was 2.9-8.0 FL s-1 (42.9-118.4 cm s-1). Sustained swimming speed is recommended for fish-farming in aquaculture cage. Burst swimming speed was illustrated swimming speed of fish to escape and avoid the gear in capture process. AbstrakKecepatan dan daya tahan renang ikan selais (Kryptopterussp.) (FL=14,8±1,4 cm) diamati dan diuji dalam saluran renang dari sebuah tangki berarus. Kecepatan renang memiliki hubungan korelasi negatif terhadap daya tahan renang ikan selais. Daya tahan renang ikan selais menurun ketika kecepatannya meningkat. Kisaran kecepatan renang sustained kurang dari 2,9 FL det-1, atau sama dengan 42,9 cm det-1. Kecepatan maksimum diatas 8,0 FL det-1, atau sama dengan 118,4 cm det-1, sedangkan kisaran kecepatan renang prolonged berkisar 2,9-8,0 FL det-1, atau sama dengan 42,9-118,4 cm det-1. Kecepatan renang sustained merupakan kecepatan renang yang dianjurkan untuk budi daya keramba air deras. Sementara itu, kecepatan renang maksimum dapat memberikan gambaran kemampuan ikan untuk menghindari dan meloloskan diri dari alat tangkap selama proses penangkapan berlangsung.
Iktiodiversitas di Perairan Teluk Bintuni, Papua Barat [Ichthyodiversity in Bintuni Bay, West Papua] Charles P.H. Simanjuntak; Sulistiono Sulistiono; M. F. Rahardjo; Ahmad Zahid
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.135

Abstract

Research on ichythyodiversity was conducted in June and December 2007 in order to reveal fish diversity in Bintuni Bay, West Papua. A total of 106 fish species belonging to 46 families and 12 orders were captured by beam trawl, fyke-net, and trap in wet and dry seasons. Perciformes was dominant and all of niche habitat inhabited by fish. The diversity of fishes was related with mangrove ecosystem around the Bintuni Bay. Fish communities divided into seven groups according to bioecological category and the group of marine-estuarine species was dominant. Spatial and temporal distributions of fish were varying related to aquatic environmental heterogeneity. A hypothetical trophic web was built based upon the different types of food resources used by each group of fish. Complexity of food web shows that estuary of Bintuni Bay is the feeding ground for many fish species. AbstrakPenelitian iktiodiversitas di perairan Teluk Bintuni, Papua Barat dilakukan pada Juni dan Desember 2007 dengan tujuan menggungkap kekayaan spesies ikan di perairan tersebut. Total spesimen ikan yang tertangkap pada dua musim yang berbeda dengan alat tangkap jaring tarik, pukat tepi, dan perangkap adalah 106 spesies dari 46 famili dan 12 ordo. Spesies ikan ordo Perciformes mendominasi komunitas ikan. Semua relung habitat yang tersedia diisi oleh beragam jenis ikan. Besarnya keragaman ikan yang ditemukan tidak terlepas dari keberadaan ekosistem mangrove di sekitar teluk. Komunitas ikan dibagi dalam tujuh kelompok berdasarkan kategori biolekologik dan kelompok spesies yang dominan adalah spesies estuari-bahari (marine-estuarine species). Distribusi spasio-temporal ikan beragam terkait heterogenitas lingkungan perairan. Jaring trofik hipotetik yang dikembangkan berdasarkan jenis ikan yang ditemukan beserta kebiasaan makanannya memperlihatkan bahwa komunitas ikan memanfaatkan semua relung makanan yang tersedia. Kompleksitas jaring makanan ikan memperkuat hipotesis bahwa daerah estuari Teluk Bintuni bervegetasi mangrove merupakan lumbung makanan bagi banyak spesies ikan.
Deskripsi ikan pantau janggut, Esomus metallicus Ahl 1924 (Cyprinidae) dari anak Sungai Siak dan kanal-kanal di Provinsi Riau [Description of pantau janggut fish, Esomus metallicus Ahl 1924 (Cyprinidae) from tributaries of Siak River and canals in Riau Province] Chaidir P. Pulungan; Indra Junaidi Zakaria; Sukendi Sukendi; Mansyurdin Mansyurdin
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.136

Abstract

Striped flying barb (Esomus metallicus) is a freshwater fish that is belonged to family Cyprinidae and genus Esomus. This fish commonly occur in the tributaries of the Siak River branches, namely Tenayan River (Tenayan Raya District, Pekanbaru Regency) and Tapung Mati River (Bencah Kelubi Village, Tapung District, Kampar Regency), and also inhabit canals along the H.R. Subrantas street in Pekanbaru. E. metallicus is small sized fish (maximum 7.3 cm TL) and characterized by oblong and compressed body; mouth opening small, oblique and directed upward; having two pair barbels, rostral barbell reach the area behind the eye, while the maxillary barbel reach anal fin. In the lateral side of the body, there is a black band that is elongated from the upper operculum to the base of caudal fin. Dorsal and anal fins are short, they are located in the opposite side of the body, but first ray of the dorsal fin is slightly frontal than the first ray of the anal fin. Linea lateralis is incomplete. AbstrakPantau janggut (Esomus metallicus) adalah ikan air tawar yang tergolong ke dalam famili Cyprinidae dan genus Esomus. Ikan ini dijumpai di anaksungai-anaksungai Siak, yaitu: Sungai Tenayan (berada di wilayah Kecamatan, Tenayan Raya, Kota Pekanbaru) dan Sungai Tapung Mati (berada di wilayah Desa Bencah Kelubi, Kecamatan Tapung, Kabupa-ten Kampar) serta di parit-parit Kota Pekanbaru sekitar Jalan H.R. Soebrantas. Ikan pantau merupakan ikan berukuran kecil (panjang tubuh maksimum 7,3 cm), tubuhnya pipih memanjang, bukaan mulut kecil dengan posisi mulut menga-rah ke atas, memiliki dua pasang sungut (sungut rostral mencapai belakang bola mata dan sungut rahang atas mencapai permulaan dasar sirip anal), pada sisi lateral tubuh terdapat pola warna hitam berbentuk seperti pita memanjang mulai dari bagian atas tutup insang hingga ke pangkal sirip ekor. Sirip dorsal dan analnya berukuran pendek dengan posisi ke-dua sirip pada tubuh saling bertolak belakang, akan tetapi permulaan sirip dorsal sedikit di depan awal dasar sirip anal. Ikan ini memiliki gurat sisi tetapi tidak lengkap.
Pemijahan ikan sepat siam, Trichogasterpectoralis Regan 1910 di Danau Taliwang, Sumbawa [Spawning aspects of snake-skin gouramy, Trichogaster pectoralis, Regan 1910 in Lake Taliwang, West Nusa Tenggara] Prawira A.R.P. Tampubolon; M. F. Rahardjo
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.137

Abstract

The aim of this research was to describe several aspects related to snake-skin gouramy (Trichogaster pectoralis, Regan 1910) reproduction. The research was conducted in May-July 2010 using gillnet with various mesh size. Total fish caught during the research were 110 fishes comprising 59 males and 51 females. The range of total length and total weight of fish sample was 125-196 mm and 26.79-141.76 g. Sex ratio of mature fish was balanced. The first size gonad maturation for male and female was 134 mm and 136 mm. Most of the mature fish commonly found in July. Total fecundity ranged from 1,140-7,986 eggs. The weight of fish was more precise to predict the fecundity than the body length. Snake-skin gouramy was partial spawner. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa aspek yang bertalian dengan pemijahan ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis, Regan 1910). Penelitian dilakukan pada Mei-Juli 2010 menggunakan alat tangkap jaring insang. Total ikan contoh yang tertangkap selama penelitian berjumlah 110 ekor ikan yang terdiri atas 59 ekor ikan jantan dan 51 ekor ikan betina. Kisaran panjang total dan bobot total ikan yang tertangkap adalah 125-196 mm dan 26,79-141,76 g. Nisbah kelamin ikan yang matang gonad adalah seimbang. Ukuran ikan jantan dan betina pertama kali matang gonad adalah 134 mm dan 136 mm. Ikan yang matang gonad paling banyak ditemukan pada bulan Juli. Fekunditas total berkisar 1.140-7.986 butir. Bobot ikan merupakan penduga fekunditas yang lebih tepat daripada panjang tubuh. Sepat siam merupakan ikan pemijah serempak.
Diversitas dan kehilangan jenis ikan di danau-danau aliran Sungai Cisadane [Diversity and the fish species lost at the lakes of Cisadane river basin] Renny Kurnia Hadiaty
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.138

Abstract

The study of diversity and the fish species lost was conducted at the lakes of the Cisadane river drainage in 2010. The aim of this study was to describe the recent fish diversity in the lakes of Cisadane river basin, then make the comparison with the number of species recorded based on the references data. The differences between the two data show the number of species lost. The result of the study showed a total of 32 species of 19 families and 5 order, those species were collected from 34 sites. Twenty four of the 32 species or 75% are native species; while the other 8 species or about 25% are introduce species. Total of the number of collected specimens about 1812 exs. There were 86 species live in the lakes of Cisadane river basin, since there is only 24 left, so the fish diversity lost in the lakes is about 72.1%. AbstrakPenelitian diversitas dan kehilangan spesies ikan di danau-danau dari daerah aliran Sungai Cisadane dilakukan pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran keragaman jenis ikan di danau-danau pada daerah aliran Sungai Cisadane saat ini. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan jumlah spesies ikan yang pernah hidup di wilayah perairan ini berdasarkan data pustaka. Selisih jumlah antara kedua data tersebut menunjukkan kehilangan spesies. Hasil penelitian di 34 stasiun mendapatkan 32 spesies ikan dari 19 famili dan lima ordo. Dua puluh empat jenis atau 75% diantaranya merupakan spesies asli, sedangkan delapan jenis atau 25% merupakan ikan introduksi. Studi pustaka menunjukkan ada 86 spesies ikan yang dulu hidup di danau-danau daerah aliran Sungai Cisadane, namun saat ini hanya dijumpai 24 spesies, dengan demikian laju kehilangan spesiesnya sekitar 72,1%.
Variasi makanan ikan seriding, Ambassis nalua (Hammilton, 1822) di ekosistem estuari Segara Menyan, Jawa Barat [Diet variation of scalloped perchlet (Ambassis nalua) in Segara Menyan Lagoon, West Java] Ahmad Zahid; M. F. Rahardjo; Subhat Nurhakim; Sulistiono Sulistiono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.139

Abstract

This study describes feeding habit and strategy of scalloped perchlet (Ambassis nalua) according to ontogenetic shift and seasonal period. The fish samples were collected monthly from December 2010 to November 2011 in Segara Me-nyan Lagoon, West Java. Trammel net and gill net was used to catch the fish sample. We analyzed stomach contents of 380 individuals. Food items of the scalloped perchlet were composed of four categories, namely microcrustaceans, polychaetes, amphipods, and gastropods. According to ontogenetic shift and seasonal period, microcrustaceans used as main food by scalloped perchlet. Conversely, niche breadth of food influenced by ontogenetic shift and seasonal period, whereas percentage of stomach fullness significantly affected by seasonal period. Feeding strategy of the scalloped perchlet was mixed strategies (specialization-generalization). Information about of the diet of the scalloped perchlet shows dependence on estuarine ecosystems that provide of food resources. AbstrakPenelitian ini menggambarkan kebiasaan dan strategi pola makanan ikan seriding berdasarkan perubahan ontogenetik dan musim.Contoh ikan dikoleksi setiap bulan dari Desember 2010 hingga November 2011 di Segara Menyan, Jawa Barat. Penangkapan ikan menggunakan jaring berlapis dan jaring insang. Pengamatan isi saluran pencernaan dilakukan terhadap 380 ekor ikan seriding. Menu makanan terdiri atas empat kategori, yaitu mikrokrustase, polikaeta, amfipoda, dan gastropoda. Berdasarkan perubahan ontogenetik dan musim, ikan seriding menunjukkan menu makanan utama yang sama yaitu mikrokrustase. Kondisi yang berbeda terlihat pada luas relung makanan yang dipengaruhi oleh perubahan ontogenetik dan musim, sementara persentase kepenuhan lambung yang secara nyata dipengaruhi oleh perubahan musim. Strategi pola makanan ikan seriding adalah strategi gabungan (spesialis-generalis). Informasi mengenai menu makanan ikan seriding menunjukkan ketergantungannya terhadap ekosistem estuari yang menjamin ketersediaan makanan.
Pembekuan semen lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell 1822) sebagai model kriopreservasi semen ikan [Freezing of african catfish semen (Clarias gariepinus Burchell 1822) as a model of cryopreservation fish semen] Lutfi Lutfi; R. I. Arifiantini; B. Purwantara
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.140

Abstract

Effect of four types of diluents and four concentrations of dimethyl sulfoxide (DMSO) (5%, 10%, 15% and 20%) of African catfish spermatozoa motility were evaluated after storage at freezing temperatures. Efforts African catfish semen cryopreservation in 16-thinning treatment combinations consisting of several stages, namely: preparation of dilution, mixing with DMSO diluents, packing semen in 0.3 mL straw, equilibrasi semen at a temperature of the refrigerator at 4oC for 30 minutes, freezing semen in nitrogen vapor liquid with a height of 6.5 cm for 10 min and subsequent storage of semen in the container of liquid nitrogen (-196oC) for further analyzed post-thawing motility (PTM). Results of analysis PTM, seen the level of sperm motility was shown at PiD15 treatment (45.7 ± 4.3%) and the lowest in P2D20 treatment (14.5 ± 13.2%). The best diluent on this observation is a diluent containing NaCl, KCl, CaCl2 and NaHCO3. The best concentration of DMSO is 15% DMSO concentration. While the best interaction between the diluent with the concentration of DMSO is PiD15 treatments containing NaCl, KCl, CaCl2 and NaHCO3 with a combination of 15% DMSO concentration. Conclusion, making efforts to cryopreservation of African catfish semen can use a diluent containing NaCl, KCl, CaCl2 and NaHCO3 with a combination of 15% DMSO concentration. AbstrakEfek empat jenis pengencer dan empat konsentrasi dimetil sulfoksida (DMSO) (5%, 10%, 15% dan 20%) dari motilitas spermatozoa ikan lele dumbo dievaluasi setelah penyimpanan pada suhu beku. Upaya kriopreservasi semen lele dumbo terhadap 16 kombinasi perlakuan yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu: persiapan pengenceran semen lele dumbo; pencampuran dengan bahan pengencer DMSO; pengepakan semen di dalam straw 0,3 ml; equilibrasi pada suhu lemari es pada suhu 4oC selama 30 menit; semen lele dumbo dibekukan di atas uap nitrogen cair dengan tinggi 6,5 cm selama 10 menit dan selanjutnya disimpan dalam wadah nitrogen cair (-196oC) untuk dianalisis lanjut guna melihat postthawing motility (PTM). Hasil analisis PTM, terhadap tingkat motilitas spermatozoa lele dumbo, terlihat bahwa nilai tertinggi pada perlakuan PiD15 (45,7±4,3%) dan terendah pada perlakuan P2D20 (14,5±13,2%). Pengencer terbaik ada-lah pengencer yang mengandung NaCl, KCl, CaCl2, dan NaHCO3. Konsentrasi terbaik DMSO adalah konsentrasi DMSO 15%. Sementara interaksi terbaik antara pengencer dengan konsentrasi DMSO adalah PiD15 perlakuan yang mengandung NaCl, KCl, CaCl2, dan NaHCO3 dengan kombinasi konsentrasi DMSO 15%. Kesimpulan, upaya kriopreservasi sperma lele dumbo dapat menggunakan pengencer yang mengandung NaCl, KCl, CaCl2, dan NaHCO3 dengan kombinasi konsentrasi DMSO 15%.
Suplementasi crude enzim cairan rumen domba pada pakan berbasis sumber protein nabati dalam memacu pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) [Liquid rumen crude enzyme supplementation in the plant protein based diet on growth performance of nile tilapia (Oreochromis niloticus)] M. Agus Suprayudi; Wastu Dimahesa; Dedi Jusadi; Mia Setiawati; Juli Ekasari
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.141

Abstract

This research was conducted to evaluate the effect of supplementation of crude enzyme from rumen fluid in the natural protein-based diet for the growth performance of nile tilapia. The weight average of nile tilapia juvenile which used in this research was 6.10±0.49 g. The fish were reared in the aquarium with measuring 35 x 40 x 50 cm3 with a density of eight fish per aquarium for 54 days. Aquariums equipped with recirculation system. Fish were fed ad libitum three times a day. Four types of feed that used in this research have the similar protein content (28% and 4,050 kcal GE kg-1). All feed were supplemented with different level of crude enzyme namely 0 ml kg-1 (diet A), 200 ml kg-1 (diet B), 400 ml kg-1 (diet C) and 600 ml kg-1 (diet D). Food consumption, feed efficiency, protein retention rate, lipid retention, daily growth, and survival rate were used as parameters tested. Research design was complete randomized block design with four treatments and each of the treatment with three replications. Research results showed that supplementation of crude enzyme from rumen fluid have significant effect on feed efficiency, protein retention and lipid retention of nile tilapia (p<0.01). The effect of crude enzyme supplementation was not significant on survival rate, specific growth and feed consumption, but supplementation of 200 ml kg-1 crude enzyme showed the best effect on the growth performance of nile tilapia. AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi crude enzim cairan rumen pada pakan berbasis protein nabati terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah juwana ikan nila yang berukuran 6,10±0,49 g. Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 35x40x50 cm3 de-ngan kepadatan delapan ekor per akuarium, yang dilengkapi dengan sistem resirkulasi selama 54 hari. Ikan diberi pakan sampai kenyang dengan frekuensi tiga kali sehari. Empat macam pakan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kadar protein dan energi yang sama yakni 28% dan 4.050 kkal GE kg-1 dan berbeda pada jumlah penambahan crude enzim cairan rumen domba (crude enzyme) yakni 0 ml kg-1 (pakan A), 200 ml kg-1 (pakan B), 400 ml kg-1 (pakan C) dan 600 ml kg-1 (pakan D). Konsumsi pakan, efisiensi pakan, laju retensi protein, retensi lemak, pertumbuhan harian, dan kelangsungan hidup digunakan sebagai paramer yang diuji. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan setiap perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian ini memper-lihatkan bahwa penambahan crude enzim cairan domba memberi pengaruh yang nyata terhadap efisiensi pakan, retensi protein dan retensi lemak ikan nila (p<0,01). Adapun nilai kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik dan konsumsi pakan terlihat tidak berbeda akibat adanya penambahan crude enzim tersebut. Penambahan enzim sebanyak 200 ml kg-1 memberikan hasil yang terbaik terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila.
Substitusi tepung ikan dengan tepung maggot terhadap retensi nutrisi, komposisi tubuh, dan efisiensi pakan ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) [Substitution of fish meal with flour maggot on the nutrient retention, body composition, and feed efficiency in the milkfish (Chanos Chanos Forskal)] Haryati Haryati
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.142

Abstract

The purpose of this study was to determine the substitution of fish meal with maggot flour that generates the best response to the retention of nutrient, carcass composition and feed efficiency in milkfish. The weight of individual fish used in the experiment ranged from 0.84 to 0.87 grams, with a density 1 fish per 3 liters of media. The experiment was carried out in the aquarium with length x width x height: 50 cm x 40 cm x 50 cm equipped with a recirculation pump. The expe-riments were conducted for 40 days. The feed was given as much as 10% of biomass per day with the feeding frequency of three times per day at 07:00, 12:00, and 17:00. Experimental design used was completely randomized design with five treatments and three times replication. Treatments who attempted were the substitution of fish meal with maggot meal at 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%. Parameters of the study include the protein retention, fat retention, energy retention, carcass composition and feed efficiency. Feed quality was evaluated based on the results of proximate analysis, amino acid and fatty acids composition. The results showed that the rate of substitution of fish meal with maggot meal give the same response (p>0.05) on the protein, lipid and energy retention, protein, fiber, and NFE content of the carcasss and feed efficiency.The lipid content of the carcass increased with increasing dietary lipid level. In the maintenance of fish, the use of 100% maggots can replace fish meal as a protein source. AbstrakTujuan penelitian ini adalah menentukan substitusi tepung ikan dengan tepung maggot yang menghasilkan respon ter-baik terhadap retensi nutrisi, komposisi karkas dan efisiensi pakan ikan bandeng. Bobot individu ikan yang digunakan dalam percobaan berkisar antara 0,84-0,87 gram, dengan padat penebaran 1ekor per 3 liter media. Percobaan dilakukan di akuarium dengan ukuran panjang x lebar x tinggi: 50 cm x 40 cm x 50 cm yang dilengkapi dengan pompa resirkula-si.Percobaan dilakukan selama 40 hari. Pakan diberikan sebanyak 10% biomassa per hari dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali per hari pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah substitusi tepung ikan dengan tepung maggot sebesar 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Parameter penelitian meliputi retensi protein, retensi le-mak, retensi energi, komposisi karkas dan efisiensi pakan. Kualitas pakan dievaluasi berdasarkan hasil analisis proksi-mat, komposisi asam amino dan asam lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung ikan dengan tepung maggot memberikan respon yang sama (p>0,05) terhadap retensi protein, retensi lemak dan retensi energi, kandungan protein, serat kasar dan BETN karkas serta efisiensi pakan. Kandungan lemak pada tubuh ikan bandeng semakin meningkat dengan semakin meningkatnya kandungan lemak pakan. Dalam pemeliharaan ikan bandeng, penggunaan 100% maggot dapat menggantikan tepung ikan sebagai sumber protein.
Perubahan morfo-anatomi dan penyimpanan energi pada fase perkembangan gonad ikan senggaringan, Mystus nigriceps (Valenciennes, 1840) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah [Morpho-anatomical changes and energy storage during gonadal development of twospots catfish, Mystus nigriceps (Valenciennes, 1840) in Klawing River, Purbalingga, Central Java] Ridwan Affandi; Benny Heltonika; Iman Supriatna
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.143

Abstract

A research to explore morpho-anatomcal changes and energy storage on various organs during gonadal development of twospots catfish, Mystus nigriceps was carried out in Klawing River, Purbalingga, Central Java. Morpho-anatomical parameter e.g. condition factor, viscera somatic index, adipose fin index, hepato somatic index, gonado somatic index; and energy content of muscle of dorsal region, visceral organ, adipose fin, liver, and gonad tissue were measured based on gonad development stages. The results showed that morpho-anatomy and energy content in tissues have changed during the period of gonadal development. Moreover, there were a process of storage, transfer and transformation of energetic substances for gonad maturation and spawning activities. AbstrakSuatu penelitian dengan tujuan untuk mengkaji perubahan nilai indeks morfo-anatomi dan penyimpanan energi pada beberapa organ tubuh ikan senggaringan selama masa perkembangan gonad telah dilaksanakan di Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah. Parameter morfo-anatomi meliputi faktor kondisi (CF), indeks jaringan viseral (VSI), indeks sirip lemak (AFI), indeks jaringan hati (HSI), indeks jaringan gonad (GSI), dan kandungan energi pada organ/jaringan otot punggung, sirip lemak, organ viseral, hati, dan gonad telah diukur berdasarkan tingkat perkembangan gonadnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama masa perkembangan gonad terjadi perubahan nilai-nilai parameter morfo-anatomi dan kandungan energi pada organ yang diukur, terjadi proses penyimpanan, perpindahan dan perubahan materi berenergi baik untuk keperluan pematangan gonad maupun untuk aktivitas pemijahan.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 22 No 2 (2022): June 2022 Vol 22 No 1 (2022): February 2022 Vol 21 No 3 (2021): October 2021 Vol 21 No 2 (2021): June 2021 Vol 21 No 1 (2021): February 2021 Vol 20 No 3 (2020): October 2020 Vol 20 No 2 (2020): June 2020 Vol 20 No 1 (2020): February 2020 Vol 19 No 3 (2019): October 2019 Vol 19 No 2 (2019): June 2019 Vol 19 No 1 (2019): February 2019 Vol 18 No 3 (2018): October 2018 Vol 18 No 2 (2018): June 2018 Vol 18 No 1 (2018): February 2018 Vol 17 No 3 (2017): October 2017 Vol 17 No 2 (2017): June 2017 Vol 17 No 1 (2017): February 2017 Vol 16 No 3 (2016): October 2016 Vol 16 No 2 (2016): June 2016 Vol 16 No 1 (2016): February 2016 Vol 15 No 3 (2015): October 2015 Vol 15 No 2 (2015): June 2015 Vol 15 No 1 (2015): Februari 2015 Vol 14 No 3 (2014): Oktober 2014 Vol 14 No 2 (2014): Juni 2014 Vol 14 No 1 (2014): Februari 2014 Vol 13 No 2 (2013): Desember 2013 Vol 13 No 1 (2013): Juni 2013 Vol 12 No 2 (2012): Desember 2012 Vol 12 No 1 (2012): Juni 2012 Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011 Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011 Vol 10 No 2 (2010): Desember 2010 Vol 10 No 1 (2010): Juni 2010 Vol 9 No 2 (2009): Desember 2009 Vol 9 No 1 (2009): Juni 2009 Vol 8 No 2 (2008): Desember 2008 Vol 8 No 1 (2008): Juni 2008 Vol 7 No 2 (2007): Desember 2007 Vol 7 No 1 (2007): Juni 2007 Vol 6 No 2 (2006): Desember 2006 Vol 6 No 1 (2006): Juni 2006 Vol 5 No 2 (2005): Desember 2005 Vol 5 No 1 (2005): Juni 2005 Vol 4 No 2 (2004): Desember 2004 Vol 4 No 1 (2004): Juni 2004 Vol 3 No 2 (2003): Desember 2003 Vol 3 No 1 (2003): Juni 2003 Vol 2 No 2 (2002): Desember 2002 Vol 2 No 1 (2002): Juni 2002 Vol 1 No 2 (2001): Desember 2001 Vol 1 No 1 (2001): Juni 2001 More Issue