cover
Contact Name
Istri Bartini
Contact Email
istribartini@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
riadiniwahyutami@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science)
ISSN : 23382848     EISSN : 25799428     DOI : -
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Pregnancy Labor Post Partum Pathology Midwifery community Family planning Reproduction health.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1: Maret 2013" : 8 Documents clear
PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Siti Robiatun; Henri Soekirdi; Christina Pernatun Kismoyo
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.36

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan kesehatan reproduksi remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun, tak terke- cuali penyakit menular seksual. Perilaku hubungan seksual pranikah makin sering terjadi dan amat disayang- kan tidak sedikit remaja melakukan tindakan aborsi. Penyakit Menular Seksual (PMS) selalu menjadi salah satu masalah yang tak kunjung habis untuk dibahas. Setiap tahunnya selalu meningkat jumlah pengidap penyakit PMS, oleh karena itu peningkatan pengetahuan dan persepsi penyakit menular seksual perlu ditekankan terutama pada kelompok remaja.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan persepsi remaja tentang penyakit menular seksual pada siswa MTs Hasyim Asy’ari Piyungan Bantul Yogyakarta.Metode: Penelitianini merupakan penelitian analitik-korelasi dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling, dengan kuesioner tertutup. Analisis data menggunakan uji statistik pearson product moment.Hasil: Tingkat pengetahuan dikategorikan baik sebanyak 15 responden (37,5%), sebanyak 19 responden (47,5%)mempunyai pengetahuan cukup serta sebanyak 6 responden (15%) mempunyai pengetahuan kurang. Persepsi tentang PMS 13 responden (32,5%) mempunyai persepsi baik tentang PMS, sebanyak 23 responden (57,5%)mempunyai persepsi cukup serta sebanyak 4 responden (10%) mempunyai persepsi kurang. Hasil uji kendall-taumempunyai p-value sebesar 0.612 dengan tingkat signifikan 0.000.Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan dan persepsi remaja tentang penyakit menular seksual di MTsHasyim Asy’ari Piyungan Bantul Yogyakarta Tahun 2011.Background: Adolescent reproductive health problems are increasing from year to year, not to mention sexually transmitted diseases. Premarital sexual behavior occurs more frequently and very unfortunate many teen abortion- saction. Sexually Transmitted Diseases (STDs) has always been one endless problems to be discussed. Every year has increased the number of people with the disease PMS, there fore an increase in knowledge and perceptions of sexually transmitted diseases should be emphasized, especially in the adolescent group.Objective:To determine the relationship between knowledge and perceptions of adolescents about sexually trans- mitted diseases at Hasyim MTs students Piyungan Bantul, Yogyakarta.Methods:This research is analytic-correlation using cross sectional research design. Purposive samplingtechnique, with the enclosed questionnaire. Statistical data analysis using Pearson product moment test.Results:The level of knowledge categorized by 15 respondents (37.5%), a total of 19 respondents (47.5%) have sufficient knowledge as well as 6 respondents (15%) had less knowledge. Perceptions of STDs 13 respondents(32.5%) had a good perception about STDs, as many as 23 respondents (57.5%) had sufficient perception and by 4respondents(10%) perceiveless. Kendall-tau test results have p-value of 0612 with a significant level of 0.000.Conclusion: There is a relationship between knowledge and perceptions of adolescents about sexually transmitteddiseases at Hasyim MTs Piyungan Bantul,Yogyakarta in 2011.
TANTANGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI INDONESIA−APLIKASI KEMATIAN IBU Sulistyawati Sulistyawati
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.32

Abstract

Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian Ibu tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka Kema- tian Ibu merupakan nilai penting yang harus diperhatikan semua negara di dunia termasuk Indonesia, hal ini karena merupakan salah satu tolok ukur pencapaian MDGs 5 (tujuan pembangunan milenium poin 5). Penggunaan SIG dalam bidang kesehatan sudah cukup luas, namun demikian dalam konteks kematian ibu masih cukup terbatas.Tujuan: Untuk mengetahui perkembangan aplikasi sistem informasi geografi selama sepuluh tahun terakhirMetode: Review ini dilakukan berdasarkan beberapa penelitian ilmiah terutama yang fokus pada SIG aplikasi ke- matian ibu.Hasil: Review ini mengidentifikasi beberapa masalah, satu diantaranya adalah ketersediaan data yang kurang bagus, sehingga SIG tidak mampu dijalankan dengan maksimal termasuk di Indonesia.Simpulan: Beberapa aplikasi berhubungan dengan kematian ibu sudah diterapkan di berbagai belahan dunia ter-masuk di Indonesia, misalnya pemetaan distribusi kematian ibu dan analisa spasial kematian ibu.ABSTRACTBackground: Maternal Mortality Rate (MMR) is number of mother deaths per 100.000 live births. MMR is one important value that must be considered by all country in the world, it is because MMR is one how to measure a success of the country related to MDGs point 5. The use of Geographic Information System (GIS) in health sector has been very large; however, especially in maternal mortality this application is still limited.Objective: To know the development of geographic information systems applications over the last ten years.Method:This review based on several research articles mainly focus on GIS application related to maternal morta- lity.Result: This paper identified several issues in application GIS related to maternal mortality; one of which is data availability is not good that makes GIS can’t give his best performance.Conclusion: The conclusion of this paper that some applications related to maternal mortality has been applied in various part of the world included Indonesia, for example, mapping of maternal mortality distribution and spatialanalysis of maternal mortality.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI VASEKTOMI Indrayani Indrayani
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.33

Abstract

Latar belakang: Pertumbuhan penduduk Indonesia yang tidak terkendali akan menimbulkan banyak masalah kependudukan. Rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya faktor demografi, faktor struktur sosial, faktor pasangan, dan faktor ketersediaan sumber daya kesehatan. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi vasektomi yang belum diketahui. Untuk mendapat- kan informasi lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan vasektomi, maka kami melakukan pene- litian dengan metode mixed method.Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah mixed methods dengan pendekatan concurrent embed- ded dan strategi eksplanatoris. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner. Untuk pengumpulan data kualitatif dilakukan wawancara mendalam pada responden, istri responden dan PLKB yang terpilih dengan menggunakan panduan wawancara. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis, untuk metode kuantitatif menggunakan analisis deskriptif terhadap karakteristik responden. Untuk metode kualitatif, informasi dari subjek penelitian dicatat dalam bentuk transkrip, kemudian diberi koding dan dikelompokkan menjadi kategori serta tema.Hasil: Berdasarkan data yang terkumpul dari 53 responden didapatkan sebagian besar responden berada pada kelompok umur 41-50 tahun (39,6%); sebagian besar responden memiliki jumlah anak >3 orang (75,5%); mayoritas responden berpendidikan SD (90,6%); seluruh responden beragama Islam (100%); sebagian besar berpenghasi- lan ≥ UMR (75,5%); seluruh responden mendapatkan dukungan dari istri (100%); dan sebagian besar responden mendapatkan informasi dari PLKB (73,6%). Tanggapan akseptor terhadap stigma berkaitan dengan faktor agama, seksual, tindakan medis dan psikologi sedangkan alasan responden memilih vasektomi diantaranya karena faktor pasangan, ekonomi dan panutan.Simpulan: Panutan merupakan faktor lain yang dapat memengaruhi keputusan pria untuk menjalani vasektomi di Desa Kiarapedes.ABSTRACTBackground: The low participation of men in family planning is influenced by many factors, including demographic factors, social structure factors, family factors, and the availability of health resources. There are many other factors that influence the selection of contraceptive vasectomy is not yet known. For additional information concerning fac- tors that influence the choice of a vasectomy, we conducted a study with mixed methods method.Objective: To know factorsaffectingvasectomycontraceptionin the KiarapedesPurwakartaMethod: The study design used was mixed methods approaches and strategies embedded concurrent explanatory. Quantitative data were collected by questionnaire. The gathering of qualitative in-depth interviews were conducted in the respondent, the respondent's wife and PLKB selected using an interview guide. The data has been collected and analyzed, for a quantitative method using descriptive analysis of the characteristics of respondents. For quali- tative methods, information from research subjects are recorded in the form of transcripts, then given coding and grouped into categories and themes.Result: Based on data collected from 53 respondents found the majority of respondents were in the age group 41-50 years (39.6%), most of the respondents had a number of children> 3 people (75.5%), the majority of respon- dents had elementary (90 , 6%), all Muslim respondents (100%), most of the income ≥ minimum wage (75.5%) of all respondents have the support of his wife (100%), and most respondents receive information from field officers(73.6% ). Response acceptors of stigma related to religious factors, sexual, and psychological medical treatment while the reasons respondents chose vasectomy because of factors such as family, economy and role model.Conclusion: Modeling is another factor that can influence a man's decision to undergo a vasectomy in the villageKiarapedes.
USIA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI Sylvi Wafda Nur Amelia; Suherni Suherni; Margono Margono
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.29

Abstract

Latar Belakang: Ditemukan lebih dari 200 juta anak di bawah 5 tahun tidak berkembang sesuai umur. Kebanyakan ditemukan di daerah Asia selatan dan Afrika bagian Sahara, yang dikarenakan oleh kemiskinan, nutrisi yangkurang, krisis kesehatan dan lingkungan yang tidak memadai. Deteksi dini tumbuh kembang di Kabupaten Bantulpada tahun 2008 belum mencapai 100%. Cakupan bayi yang diberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di PuskesmasImogiri I sebesar 45,75% dan Puskesmas Imogiri II sebesar 19,59%, dan ditemukan keterlambatan perkembangantidak sesuai umur pada perkembangan motorik halusnya sebesar 3,8%.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dengan gangguan perkembangan motorik halus padabayi di Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri I, Bantul, Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah bayi usia0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Imogiri I sebanyak 413 bayi dengan sampel 133 bayi menggunakan teknikquota sampling. Instrumen penelitian ini adalah checklist dan lembar DDST II. Analisis data yang menggunakan ujistatistik multivariat yaitu chi square dengan signifcancy level 0,05.Hasil: Proporsi bayi yang diberi MP-ASI sebelum usia 6 bulan adalah 26,3% , bayi yang mengalami perkembangan motorik halus bayi sesuai dengan usianya sebanyak 73,3%. Besarnya risiko bayi yang mengalami gangguanperkembangan motorik halus pada bayi yang diberikan MP-ASI sebelum usia 6 bulan sebanyak 31, 4% dan besarnya risiko bayi yang mengalami gangguan perkembangan motorik halus pada bayi yang diberikan MP-ASI mulaisejak usia 6 bulan sebesar 6,1%.Simpulan: Hasil uji chi square didapatkan nilai χ2 sebesar 14,815 pada df 1 dengan taraf signifkansi (p) 0,000bahwa ada hubungan antara pemberian MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan dengan kejadian gangguanperkembangan motorik halus bayi. Dan hasil perhitungan RR didapatkan bahwa pemberian MP-ASI sebelum usia6 bulan merupakan faktor risiko dari kejadian gangguan perkembangan motorik halus pada bayi (5,133). ABSTRACTBackground: Discovered over 200 million children below fve years is not developing according to age. Bantul district in the year 2008 there is still early detection of growth that have not reached 100%, based on data from at thePHC Imogiri I 78,88%, PHC Imogiri II82,06%. While the number of babies who are given exclusive breast feedingat the PHC Imogiri I 45,75% and PHC Imogiri II19,59%. In the area of PHC Imogiri I, found delays in the development of age-appropriate or not is in the village of Wukirsari 6 of 284 infants, in the village of Girirejo 2 of 50 infants,in the village of Karangtalun 3 of 7 infants, and in the village of Imogiri 1 of 42 such infants and there 5 infants whoexperience age-appropriate development was not on fne motor development.Objective: To determine the correlation grant of age complementary feeding with interference trend growth fnemotor in the area of work Public Health Center Imogiri I, Bantul, Yogyakarta.Method: The study was an analytical survey with cross sectional approach. The subjects were 0-12 month-old babyat the PHC Imogiri I sample as many as 413 infants with 133 infants using a quota sampling technique. This is achecklist of research instruments and sheet DDST II. Analysis of data using multivariate statistical test that is chisquare with signifcancy 0,05 level.Results: The proportion of infants who were given complementary feeding before the age of 6 months was 26,3%,infants who experienced fne motor development according to age as much as 73,3%. The magnitude of risk infantsexperiencing fne motor developmental delay infants who were given complementary feeding before the age of 6months was 31,4% and the risk of infants experiencing fne motor developmental delay infants given complementary feeding 6 months starting from the age of 6,1%.Conclusion: The administration of the complementary feeding before the age of 6 months are risk factors of theoccurrence of fne motor development disorders in infants.
PERAN IBU DENGAN KESIAPAN REMAJA PUTRI USIA 10-12 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENARCHE Ni Luh Putu Era Mariani; Sri Subiyatun; Luluk Muhananingsih
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.34

Abstract

Latar Belakang: Remaja merupakan salah satu komponen generasi muda yang memiliki peranan yang sangat penting dan menentukan masa depan bangsa. Masa remaja adalah periode yang penuh dengan perubahan tubuh maupun perubahan mental. Pengertian dan dukungan orang tua sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja. Desa Panggungharjo merupakan salah satu desa yang sebagian besar ibu (80%) belum memberikan penjelasan mengenai menarche pada remaja putrinya.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara peran ibu dengan kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche di Desa Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta.Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif analitik dengan rancangan penelitian cross secsion- al. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu di Desa Panggungharjo yang memiliki remaja putri umur 10-12 tahun, yaitu sebanyak 50 orang, dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu peran ibu dan variabel terikat yaitu kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarce. Data tersebut diambil dengan menggunakan kuesioner.Hasil: Dari hasil uji analisis bivariatnya ada hubungan yang bermakna antara peran ibu dengan kesiapan remajaputri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche di Desa Panggungharjo (0,001<0,05) dan nilai z (2,58)tabel< z (4,5), dimana peran ibu yang cukup yaitu 50% responden dan kesiapan remaja putri yang kurang dalamhitungmenghadapi menarche yaitu 66% responden.Simpulan: Ada hubungan yang bermakna antara peran ibu dengan kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche di Desa Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta yang ditunjukkan dengan nilai signifi-kansi 0,001 (p<0,05), dan nilai z (2,58) < z (4,5).Background: Youthis one component ofthe younger generationthat hasa very important roleand deter- mine thefuture of the nation. Adolescence isa periodfilled withbody changesandmental changes. Under- standing and supportof parents is verybeneficial forthe development ofyouth. Panggungharjo village is one of the villagesmost mothers(80%) have not providedan explanation of menarchein adolescentgirls.Objective: To determine the relationship between the role of the mother with readiness of young women aged 10- 12 years in the face of menarche in the village Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta.Method:This research uses descriptive analytic study research design crosssecsional. The populationin this study were all mothers in the village Panggungharjo with girls aged 10-12 years, as many as 50 people, with the total sampling tech- niques sampling. The variables in this study consisted of the independent variableis the role of mom and the dependent variable is the readiness of young women aged 10-12 years in the facemenarce. The data were taken using a questionnaire.Results: From the analysis of test results bivariate no significant relationship between maternal role with the readiness of young women aged10-12 years in the face of menarche in the village Panggunghar- jo (0.001<0.05) and the value z Table (2.58) < z (4,5), where the role of the mother is quite the 50% of res- pondent sand the lack of readiness of young womenin the face of menarche that is 66% of the respondents.Conclusion: There wasa significant association between maternal role with the readiness of young women aged10- 12 yearsin the face of menarche in the village Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta as indicated by the signifi-cant value of 0.001 (p <0.05), and the value z Table (2.58) < z (4.5).
PENCAPAIAN CAKUPAN IMUNISASI Surahma Asti Mulasari
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.30

Abstract

Latar belakang: Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorangsecara aktif terhadap suatu penyakit. Tujuan imunisasi adalah merangsang sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibodi (kekebalan) spesifk sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat DicegahDengan Imunisasi (PD3I).Tujuan: Untuk mengetahui angka cakupan imunisasi di Pedukuhan Sembuh Wetan Sidokarto Godean tahun2012.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Variabel penelitian ini adalah cakupan imunisasi di Pedukuhan Sembuh Wetan Sidokarto Godean tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dengan balita di PosyanduPedukuhan Sembuh Wetan Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta sebanyak 48 orang. Sampel diambil denganteknik total sampling.Hasil: Ada satu anak usia 0-12 bulan (2,08%) yang belum mendapat imunisasi BCG dari 47 lainnya (97.92%).Cakupan imunisasi polio 1 dan 2 sudah mencapai target UCI yaitu 97,92% dan 93,76%. Untuk polio 3 dan 4, secarakeseluruhan cakupan imunisasi belum mencapai target yaitu 85,43% dan 87,51%. Cakupan imunisasi DPT belummencapai target (89.59%). Cakupan hepatitis B (HepB) masih dibawah 80%.Untuk cakupan imunisasi campaksudah mencapai 100%.Simpulan: Cakupan imunisasi untuk polio (3 dan 4), DPT, dan HepB belum mencapai 90% target status UniversalChild Immunization (UCI).Cakupan imunisasi untuk BCG dan campak sudah mencapai 90% target status UniversalChild Immunization (UCI).ABSTRACTBackground: Immunization is an effort to improve a person's immune to a disease. The purpose of immunizationis to stimulate the immunological system of the body to develop antibodies (immune) specifc, so that it can protectthe body from a disease Preventable Diseases by Immunization (PD3I).Objective: The aim of this study was to know the immunization coverage rate in Pedukuhan Sembuh WetanSidokarto Godean 2012.Method: This research method was descriptive quantitative. The variable of this study was immunization coverage in Pedukuhan Sembuh Wetan Sidokarto Godean. The population in on this study was mothers with toddlers inPedukuhan Sembuh Wetan Sidokarto Godean (amount 48 mother). Samples were taken by total sampling technique.Result: There was a child 0-12 months old (2.08%) who have not received BCG immunization from 47 toddler(97.92%). Polio immunization (polio 1 and 2) have reached target UCI was 97.92% and 93.76%. For polio 3 and 4,the overall immunization coverage has not reached the target of 85.43% and 87.51%. DPT immunization coveragehas not reached the target (89.59%). HepB coverage was below of 80%. For measles immunization coverage hasreached until 100%.Conclusion: Coverage of polio vaccination (3 and 4), DPT, and HepB has not reached 90% of Universal ChildImmunization (UCI) target status. Coverage of BCG vaccination and measles has reached 90% of Universal ChildImmunization (UCI) target status.  
PENDIDIKAN, PENDAPATAN KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Eny Retna Ambarwati
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.35

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya ma- nusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingku- ngan yang sehat di rumah tangga. Upaya peningkatan perilaku sehat di rumah tangga belum menunjukkan hasil yang optimal. Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan, merekalah yang yang menen- tukan masalah dan kebutuhan keluarga.Tujuan: Mengetahui adakah hubungan antara pendidikan, pendapatan kepala keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah tangga di dusun Kwasen, Srimartani, Piyungan, Bantul.Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di dusun Kwasen Srimartani, Piyungan Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode exhaustive sampling. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu; variabel bebas (independen) adalah pendidikan Kepala Keluarga dan pendapatan keluarga serta variabel terikat (dependen) adalah PHBS pada tatanan rumah tangga. Analisis yang digunakan den- gan cara analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan menggunakan chi kuadrat (X2).Hasil: Dari penelitian diketahui ada hubungan yang signifikan antara pendidikan, pendapatan kepala keluargadengan PHBS pada tatanan rumah tangga di dusun Kwasen, Srimartani, Piyungan, Bantul. Pendidikan kepala keluarga mayoritas tamat SLTP s/d SLTA yaitu sebanyak 164 KK (46.59%), dan diikuti tidak sekolah/tamat pendidikan SD yaitu sebanyak 128 KK (36.36%), sedangkan minoritas tamat perguruan tinggi yaitu sebanyak 60 KK (17.05%). Kepala keluarga mayoritas mempunyai pendapatan < UMR yaitu sebanyak 219 KK (62.22%) dan minoritas mempunyai pendapatan ≥ UMR yaitu sebanyak 133 KK (37.78%). Kepala keluarga dengan PHBS sehat II yaitu sebanyak 167 KK (47,40%) diikuti dengan sehat III sebanyak 167 KK (47.40%), sehat IV sebanyak 71 KK (20.20%)serta minoritas kepala keluarga dengan sehat I yaitu sebanyak 2 KK (0,60%).Simpulan: Ada hubungan antara pendidikan dan pendapatan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
INDUKSI PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR Reni Tri Lestari; Yuniar Wardani
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.31

Abstract

Latar belakang: Angka Kematian Bayi (AKB) di negara berkembang diperkirakan 4-9 juta, penyebabnya adalah asfiksia bayi baru lahir yang angka kejadiannya 20% dari semua kematian bayi. AKB di Indonesia masih tinggi de- ngan rincian asfiksia 27%, BBLR 29%, tetanus 10%, infeksi 5%, gangguan hematologi 6%, masalah pemberian mi- num 10%, dan lain-lain 13% (WHO, 2006). AKB di Yogyakarta tahun 2007 adalah 19/1000 KH. Asfiksia merupakan urutan pertama dari kasus bayi yang dirawat RSUD Panembahan Senopati Bantul dan pada tahun 2010 terdapat 272 induksi persalinan dengan kejadian asfiksia 225 kasus.Tujuan: mengetahui hubungan antara induksi persalinan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada Tahun 2012.Metode: Jenis penelitian adalah case control dengan perbandingan kasus dan kontrol 2:2 yaitu 160 : 160. Sampel adalah seluruh ibu yang melahirkan pervaginam. Penelitian menggunakan data sekunder, analisis data menggu- nakan analisis chi square.Hasil: Hasil X2 = 8,76, harga X2 tabel dengan db = 1 dan α = 0,05 adalah 3,84 sehingga nilai X2 hitung > X2 tabel, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara induksi persalinan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Nilai odds ratio 2,36 dapat disimpulkan faktor yang diteliti yaitu asfiksia bayi baru lahir merupakan faktor resiko artinya pasien yang dilakukan induksi persalinan diperkirakan bayinya mengalami asfiksia 2,36 kali dari pada pasien yang tidak dilakukan induksi persalinan.Simpulan: Ada hubungan signifikan antara induksi persalinan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir danasfiksia bayi baru lahir merupakan faktor resiko.ABSTRACTBackground: The infant mortality rate in developing countries an estimated 4-9 million, the cause was asphyxia newborns with the number of events 20% of all infant deaths. Infant Mortality Rate in Yogyakarta was 19/1000 life births in 2007. Asphyxia is a first of cases infant who were treated in Panembahan Senopati Bantul Hospital in 2010 and there were 272 labor induction with 225 incedent cases of asphyxia.Objective: The aim of this study to know the relationship between the incidence of induction of labor with asphyxia in newborns in Panembahan Senopati Bantul hospital in 2012.Method:This type of research is a case control design, with a 2:2 ratio of cases and controls is 160: 160. The sample is all women who gave birth vaginally. The study uses secondary data, analysis of data using univariate and bivariate analysis.Result: The result X2= 8,76, the price of db table X2=1 and α=0,05 is 3,84. It means X2 calculated value >X2 table, it can be concluded that there was a significant correlation labor induction with incident of asphyxia newborns. Odds ratio value 2,36 can be concluded that the asphyxia was a risk factor.Conclusion: Patient who labor induction was estimed to 2,36 times the baby suffered asphyxia than in patientswho do not induce labor.

Page 1 of 1 | Total Record : 8