cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Lingkungan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN" : 10 Documents clear
ASPEK MIKROBIOLOGI DALAM PENGOLAHAN AIR SIAP MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Prayitno, Joko
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.094 KB)

Abstract

Teknologi reverse osmosis (RO) sudah banyak digunakan untuk mengolah air baku menjadi air siap minum (ARSINUM). Masalah yang sering dijumpai dalam proses pengolahan air baku untuk ARSINUM menggunakan RO diantaranya adalah keberadaan mikroorganisme dari air proses dan pembentukan biofilm. Mikroorganisme yang lolos dari membran RO dan bertahan dari perlakuan desinfektan dapat berkembangbiak dan menjadi sumber kontaminan. Karena itu, kualitas ARSINUM yang dihasilkan, khususnya dari aspek mikrobiologi, perlu dikontrol secara periodik untuk memastikan ARSINUM itu aman untuk dikonsumsi. Dalam makalah ini dibahas mengenai permasalahan yang dijumpai dalam aplikasi teknologi RO untuk produksi ARSINUM dari aspek mikrobiologi dan beberapa alternatif untuk penanggulangannya. Kata Kunci : reverse osmosis, air minum, mikroorganisme, biofilm
OPTIMALISASI KINERJA PERANGKAT PENINGKAT PH BERBASIS RESIN MAGNESIUM OKSIDA UNTUK PRODUKSI AIR SIAP MINUM Robbani, Muhammad Haqqiyuddin; Setiadi, Imam
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.3 KB)

Abstract

Rendahnya nilai pH air yang dihasilkan oleh teknologi pengolahan air siap minum (Arsinum) berbasis membran reverse osmosis (RO) masih menjadi salah satu permasalahan yang kerap terjadi. Remineralisasi atau penambahan kembali ion mineral merupakan salah-satu alternatif teknologi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi operasi (waktu tinggal) terbaik dalam proses peningkatan pH air siap minum menggunakan resin magnesium oksida dengan tetap memperhatikan nilai TDS yang masih aman untuk dikonsumsi. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan laju alir serta jumlah cartridge yang nantinya akan berkaitan dengan lamanya waktu tinggal atau waktu kontak antara air umpan dengan resin magnesium oksida. Penambahan resin magnesium oksida nyatanya mampu meningkatkan nilai pH larutan umpan hingga mencapai nilai pH 9 (sembilan). Adapun kadar TDS air produk yang terukur untuk semua waktu tinggal yang diatur dalam variabel penelitian ini masih dalam batas aman untuk dikonsumsi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan teknis untuk kemudian dapat diaplikasikan dalam proses produksi air siap minum. kata kunci: pH, air siap minum, reverse osmosis, remineralisasi, magnesium oksida 
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN LINGKUNGAN, JURNAL REKAYASA
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.433 KB)

Abstract

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN LINGKUNGAN, JURNAL REKAYASA
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.028 KB)

Abstract

KONDISI SOSIAL-EKONOMI DAN PERSEPSI MASYARAKAT DI SEKITAR LUBANG BEKAS TAMBANG BATUBARA Yudo, Satmoko; Hernaningsih, Taty
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1172.566 KB)

Abstract

 Sejak tahun 2000 an industri pertambangan batubara khususnya di Kalimantan semakin marak, hal ini membawa dampak yang sangat merugikan bagi lingkungan. Kini ribuan lubang bekas tambang dibiarkan tanpa pengelolaan dan tidak dimanfaatkan oleh penduduk sekitarnya. Lubang bekas penambangan yang ditinggalkan pada akhir kegiatan tambang tanpa adanya perencanaan pemanfaatan berpotensi menimbulkan dampak yang tidak diinginkan bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Dua lubang tambang bekas tambang sejak tahun 2010 sampai saat ini belum dimanfaatkan baik oleh perusahaan maupun masyarakat di sekitarnya. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang keberadaan lubang bekas tambang maka telah dilakukan survei ke beberapa penduduk di sekitar lubang bekas tambang tersebut. Hasil survey menunjukkan bahwa masyarakat sebagian besar setuju dengan rencana pemanfaatan lubang bekas tambang sebagai reservoir sumber air khususnya sebagai air bersih. Sebagian kecil masyarakat mempunyai pemikiran selain sebagai sumber air yaitu sebagai obyek wisata, tambak ikan nila, tempat pemancingan ikan dan untuk pengairan  sawah dan ladang.  Hasil survey ini akan menjadi dasar pertimbangan dalam merencanakan bentuk pemanfaatan dari void tersebut.  Kata kunci :lubang bekas tambang, persepsi masyarakat, reservoir sumber air. 
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN LINGKUNGAN, JURNAL REKAYASA
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.447 KB)

Abstract

WASTE EXCHANGE LIMBAH ONGGOK TAPIOKA DENGAN PROSES BIOLOGIK UNTUK PERIPTAAN POLYUNSATURATED FATTY ACID Ummi, Nurul; Aviantara, Dwindrata B
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.541 KB)

Abstract

Onggok merupakan sisa dari proses penyarian singkong dengan cara pengepresan dalam produksi tapioka. Komposisinya yang didominasi oleh pati dan serat kasar membuka peluang pemanfaatan limbah onggok sebagai medium fermentasi padat untuk produksi PUFA. Periptaan PUFA secara biologik lazim menggunakan kapang Aspergillus. Aspergillus mampu menghasilkan asam lemak menyerupai asam lemak yang diperoleh dari minyak kelapa sawit, yakni linolenat dan linoleat. Kapang Aspergillus juga dikenal memiliki kemampuan mendegradasi bahan organik termasuk limbah sehingga berpotensi untuk diterapkan dalam mengolah limbah onggok, ampas tahu, molase serta dedak padi. Dengan memanfaatkan onggok sebagai media fermentasi padat seta sumber karbon dalam produksi PUFA maka terdapat potensi pengurangan biaya operasional dalam produksi PUFA. Hal ini akan meningkatkan keunggulan daya saing dalam produksi PUFA termasuk meningkatnya aspek kinerja dari sudut pandang lingkungan. Memanfaatkan limbah sebagai bahan baku dalam proses produksi merupakan penerapan nyata konsep waste to product atau waste exchange dalam membangun industri proses yang selaras dengan kaidah Sustainanle Consumption and Production. kata kunci : onggok, asam lemak tak jenuh, fermentasi padat, waste exchange, sustainable consumption and production, kualitas lingkungan
EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) GEDUNG PERKANTORAN X DI JAKARTA Arifudin, Arifudin; Setiyono, Setiyono
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.049 KB)

Abstract

Gedung perkantoran X di Jakarta dalam mengolah air limbah telah memiliki sarana pengolahan air limbah berupa IPAL dengan menggunakan teknologi lumpur aktif dan proses biofilter serta penambahan disinfektan untuk membunuh mikroorganisme. Seiring berjalannya waktu kondisi operasional IPAL kurang optimal dan sudah tidak berfungsi dengan baik sehingga air olahan IPAL tidak memenuhi baku mutu air limbah domestik sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap IPAL yang ada. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan evaluasi kinerja dari IPAL Gedung Perkantoran X. Dari hasil survei dilapangan menunjukan bahwa beberapa unit operasi IPAL seperti airlive, scum skemer dan media tumbuh mikroorganisme pengurai polutan (sarang tawon) tidak berfungsi dengan baik. Hal ini disebabkan karena media tersebut tersumbat oleh lumpur sehingga sistem tidak beroperasi dengan baik. Berdasarkan hasil analisa dilaboratorium nilai BOD, COD dan jumlah total coliform masih diatas baku mutu air limbah domestik yaitu berturut-turut sebesar 35 mg/L, 103,5 mg/L dan 3 x 107 Jumlah/100 ml Kata Kunci : Limbah domestik, lumpur aktif, biofilter
STUDI LINGKUNGAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH GALUGA KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Suciati, Fuzi; Aviantara, Dwindrata B
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2190.081 KB)

Abstract

Tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah Galuga merupakan areal controlled landfill untuk sampah domestik penduduk Kota dan Kabupaten Bogor. Areal seluas 54 ha tersebut 92% diperuntukkan bagi sampah domestik Kota Bogor. Sebanyak 500 ton/hari sampah domestik Kota Bogor serta 600 ton/hari sampah domestik Kabupaten Bogor dibuang pada fasilitas penimbusan akhir tersebut. Fasilitas TPA Galuga yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun tersebut dilengkapi pula dengan unit proses pengomposan sampah open windrow. Namun laju perolehan produk akhir kompos belum mampu mengimbangi laju penambahan sampah domestik yang masuk ke areal tersebut. Dari sekitar 1100 ton per hari sampah yang masuk ke TPA galuga sekitar 250 ? 300 ton per hari sampah yang berupa plastik maupun kertas dapat disisihkan oleh pemulung. Walaupun TPA Galuga merupakan controlled landfill namun belum terkelola dengan baik. Hal tersebut menimbulkan persoalan lingkungan bau sampah serta mutu lindi yang fluktuatif. Terobosan teknologi tampaknya diperlukan untuk menanggulangi persoalan sampah di TPA Galuga.     kata kunci : sampah domestik, tempat pemrosesan akhir, penimbusan akhir, kualitas lingkungan
UJI KAPASITAS ABSORPSI AIR OLEH SELULOSA DARI TANDAN SAWIT SEBAGAI BAHAN SUPER ABSORBENT POLYMER (SAP) PADA POPOK SEKALI PAKAI Dewanti, Dian Purwitasari; Ma'rufatin, Anies; Nugroho, Rudi
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.211 KB)

Abstract

Selulosa tandan kosong kelapa sawit merupakan bahan yang potensial untuk dijadikan produk lain yang bernilai yang salah satunya adalah super absorbent polymer (SAP). Keunggulannya dibandingkan dengan selulosa sintetik karena mudah didapat dan mudah terurai secara alami oleh lingkungan. Penggunaan selulosa sebagai bahan SAP diarahkan untuk diaplikasikan pada popok sekali pakai. Hal ini karena permintaan terhadap popok sekali pakai sudah sangat besar dan menimbulkan permasalahan lingkungan karena limbah habis pakainya. Sehingga, tujuan penelitian ini adalah menguji kemampuan penyerapan air oleh selulosa dan dibandingkan dengan SAP yang sudah diaplikasikan pada popok sekali pakai. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah selulosa yang diekstraksi dari tandan kosong kelapa sawit dan serat dalam popok sekali pakai. Ekstraksi dilakukan dengan proses pemurnian dalam larutan NaOH dan dilanjutkan dengan pemutihan menggunakan H2O2. Selulosa kering yang didapat selanjutnya diuji penyerapannya terhadap air. SAP dalam popok sekali pakai juga mengalami perlakuan sama untuk mengetahui kemampuan penyerapannya. Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa selama 4 jam, selulosa mampu menyerap air sebanyak 7 kali berat selulosa awal. Sedangkan untuk SAP memiliki kemampuan penyerapan hingga 200 kali berat asal. Diharapkan dipenelitian berikutnya bisa dilakukan proses polimerisasi selulosa menjadi SAP sehingga bisa menggantikan SAP sintesis. Kata kunci : SAP, selulosa, popok sekali pakai, tandan kelapa sawit, polimerisasi 

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 2 (2021): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 14 No. 1 (2021): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 13 No. 2 (2020): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 13 No. 1 (2020): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol 12, No 2 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 12 No. 1 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol 12, No 1 (2019): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol 11, No 2 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 11, No 2 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 10 No. 2 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 10, No 2 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 10, No 2 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 10 No. 1 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 10, No 1 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 10, No 1 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2016): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 9, No 1 (2016): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 9, No 1 (2016): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2016): Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 9, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 9, No 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 8, No 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 8, No 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 8 No. 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 7, No 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 7 No. 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 7, No 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 7, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 7, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 7 No. 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 6, No 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 6, No 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 6 No. 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 6 No. 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 6, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 6, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 6, No 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 6 No. 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 5, No 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 5, No 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 5 No. 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 5 No. 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 5, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 5, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 5, No 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 5 No. 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 5, No 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 4, No 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 4, No 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 4 No. 3: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 4 No. 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 4, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 4, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 4, No 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 4 No. 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 4, No 1: Jurnal Rekayasa Lingkungan More Issue