cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
JFIOnline
ISSN : 14121107     EISSN : 2355696X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Indonesia yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia. Isi website memuat seluruh jurnal yang telah diterbitkan mencakup semua aspek dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian antara lain farmakologi, farmakognosi, fitokimia,farmasetika, kimia farmasi, biologi molekuler, bioteknologi, farmasi klinik,farmasi komunitas, farmasi pendidikan, dan lain-lain.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2007)" : 14 Documents clear
PROFIL TRANSPOR PERKUTAN PENTAGAMAVUNON MELEWATI KULIT MENCIT IN VITRO Nugroho, Akhmad Kharis; Respati, Anindita Kresna; Laksitorini, Marlyn Dian; Harsanti, Dian Dwi; Supraptiyah, Cicilia; Isdwiani, Renita; Suwarto, Tiekha Kencanasari
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Although pentagamavunon (PGV-0) is one potential curcumin derivative, its intensive first pass metabolism leads difficulties on the delivery via peroral route. Alternative route of delivery is therefore of crucial important, and one of great candidate is transdermal delivery. This research was aimed to examine the feasibility of transdermal delivery of PGV-0, based on in vitro diffusion study using a static-vertical-diffusion cell across the fresh mouse skin as the barrier membrane. Transport of two formulas of PGV-0  from the donor compartment, either as a suspension or as a solution in a solvent mixture was examined. Results indicated a time function reduction in the slope of the cumulative transport. As a consequence the lag time method cannot be used for the transport data analysis. Alternatively, compartmental-based transport model was applied. Curve fitting analysis indicated diffusion of PGV-0 can be adequately described by a model assuming a mass transport from the donor to the skin following a first order kinetic process. Based on this modeling consideration, in vivo flux and Cp profiles of PGV-0 could be simulated. Results indicated  the feasibility of transdermal delivery of PGV-0. ABSTRAK Sistem penghantaran peroral pentagamavunon (PGV-0), senyawa turunan kurkumin yang sangat potensial, dilaporkan tidak efektif karena tingkat metabolisme lintas pertama yang intensif. Sistem penghantaran alternatif oleh karenanya sangat diperlukan, dimana rute transdermal menjadi salah satu kandidat prospektif. Penelitian ini bertujuan menguji potensi tersebut secara in vitro melalui uji transpor pada sel difusi tipe statis-vertikal dengan kulit mencit segar sebagai model membran. Dua macam formula PGV-0 diujikan. dan ditempatkan pada fase donor. Larutan dapat fosfat pH 6,2 (mengandung 4% tween 80, volume: 16,5 ml) diisikan pada fase aseptor. Jumlah obat tertranspor ke aseptor pada interval waktu tertentu dianalisis secara spektrofotometri UV pada panjang gelombang 427nm. Hasil penelitian ini menunjukkkan slope data transpor kumulatif menurun dengan waktu sehingga metode lag time tidak dapat digunakan untuk menganalisis data difusi. Model transpor berbasis kompartemen diaplikasikan sebagai metode alternatif. Analisis curve fitting menunjukkan bahwa data difusi pada kedua formulasi bersesuaian dengan model transpor yang mengasumsikan perpindahan massa obat dari donor menuju kulit sebagai proses orde pertama. Berdasarkan pendekatan ini profil flux in vivo dan Cp dapat disimulasikan. Jika digunakan sebuah patch berukuran 20cm2 maka Cp pada kisaran 20 – 40 ng/ml diprediksikan akan dicapai yang dapat menjadi indikasi prospek baik sediaan transdermal PGV-0
EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK TANAMAN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L.) TERHADAP SEL HeLa Da’i, Muhammad; Fiveri, Anis; Meiyanto, Edy
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cervic cancer is the most cancer that suffered by women in the world include in Indonesia. The main purposes of this experiment is to explore the Indonesian plan to find new anticancer agent. This experiment exhibit the cytotoxic effect of (Typhonium divaricatum (L.) Decne) on HeLa cells line. This experiment also directed to know the corelation phenolic content with the cytotoxic effect of extracts Typhonium divaricatum. The result indicated ethyl acetate extract had the best potency as cytotoxic agent compared with ethanol and cloroform extract based on MTT method. The IC50 value of ethil acetate extract was 147,77 μg/ml, chloroform extract was 903,44 μg/ml (based on the extrapolation). Ethanol extract was not resulted the IC50 value. Phenol content in each extracts was resulted by Folin-Ciocalteu method. Total phenol content of ethyl acetate, ethanol and chloroform extracts were 13.154; 12.028; 2.872 mg/g extract respectively. Those results indicate there is no corelation between total phenol content and cytotoxic effect direcly of each extracts. ABSTRAK Kanker leher rahim adalah kanker yang banyak diderita wanita diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selama ini terapi kanker dengan kemoterapi belum memperoleh hasil yang memuaskan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bahan obat dari alam sebagai antikanker dari tanaman Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efek sitotoksik keladi tikus (Typhonium divaricatum (L.) Decne) pada sel kanker leher rahim (sel HeLa) dan diarahkan pula untuk mengetahui korelasi kandungan senyawa fenolik terhadap potensi sitotoksisitas ekstrak tanaman keladi tikus. Hasil uji sitotoksik terhadap sel HeLa, ekstrak etil asetat memiliki efek sitotoksik terbesar terhadap sel HeLa dibanding ekstrak kloroform dan etanol. Nilai IC50 ekstrak etil asetat adalah 147,77 μg/ml, kloroform sebesar 903,44 μg/ml (hasil ekstrapolasi), sedangkan harga IC50 ekstrak etanol tidak dapat ditentukan. Penetapan kadar fenol total dalam masing-masing ekstrak ekstrak tanaman keladi tikus diperoleh dengan penyari etil asetat (13,154 mg/g ekstrak) > etanol (12,028 mg/g ekstrak) > kloroform (2,872 mg/g ekstrak). Hasil-hasil tersebut menunjukkan kandungan senyawa fenolik bukan merupakan penanda utama potensi sitotoksik suatu ekstrak.
EFEK SITOTOKSIK DAN ANTIPROLIFERATIF EKSTRAK KLOROFORM BUAH MAHKOTA DEWA TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D Nurulita, Nunuk Aries; Siswanto, Agus
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study on anticancer activity of P. macrocarpa fruit extract had been done. This study was aimed to know cytotoxic and antiproliferative activity of P. macrocarpa Chloroform extract to T47D cell. Cytotoxic and antiproliferative assay of it was done by MTT method. The doubling time and AgNORs staining were used to identify proliferative inhibition of it. Apoptosis of T47D phenomenon wa identified by doubling time method with ethidium bromide-acridyne orange. The result showed than LC50 of P. macrocarpa fruit extract was 103,03 μg/ml. it has antiproliferative effect and prolong doubling time. It also induced apoptosis of T47D cell.   ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai efek antikanker ekstrak buah mahkota dewa terhadap sel kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik, dan antiproliferasi ekstrak kloroform P. macrocarpa pada sel T47D.  Uji sitotoksik dan antiproliferatif ekstrak kloroform buah mahkota dewa dilakukan dengan metode MTT. Untuk melihat penghambatan proliferasinya dilakukan dengan metode doubling time dan pengecatan AgNORs. Fenomena apoptosis sel T47D yang diberi perlakuan ekstrak kloroform P. macrocarpa dilihat dengan metode double stainning dengan etidium bromida-akridin oranye. Hasil penelitian menunjukkan nilai LC50  sebesar 103,03 μg/ml. ekstrak ini mempunyai efek antiproliferasi dan mampu memperpanjang waktu doubling time. Pengamatan apoptosis dengan double staining menggunakan etidium bromida-akridin oranye, menunjukkan dapat memacu apoptosis sel T47D.
ANALISIS KADAR GENDARUSIN A PADA TANAMAN BUDIDAYA Justicia gendarussa Burm. f. E.W, Bambang Prajogo; S, Dudy; HS, Mulja
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As an effort to provide raw material for male contraceptive phytoprmaca, an agricultural experiment had been done to revealed the influence of fertilizer on gendarucin A content in the leaves extract of Justicia gendarussa Burm.f. The fertilizers used were animal manure, humus, and inorganic fertilizer. The leaves were harvested at 5, 6, 7, 8 and 9 months after planting. The leaves were extracted with n-hexane and ethanol 60%, and then gendarucin A content was assayed using HPLC. Results showed that the highest gendarucin A content was found in the leaves which were harvested at 9 months of age. Fertilizers gave negative influence, i.e. plants grew without fertilizer gave the highest gendarucin A content (4,9761 % w/w), followed by plants which used animal manure (2,6010 % w/w, humus (2,5058 % ww), and the least was plants with inorganic fertilizer (2,2093 % w/w). ABSTRAK Sebagai upaya penyediaan bahan baku untuk fitofarmaka kontrasepsi pria dari daun Justicia gendarussa Burm.f. maka telah dilakukan percobaan budidaya dengan berbagai macam pupuk yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar senyawa aktif gendarusin A pada berbagai kondisi sebelum dilakukan penanaman masal. Adapun media tanam terdiri dari empat sampel antara lain : pupuk kandang, pupuk humus, pupuk anorganik dan sampel tanpa pupuk. Panen daun masing-masing dilakukan pada usia tanam 5, 6, 7, 8 dan 9 bulan. Selanjutnya pada simplisia daun tersebut dilakukan ekstraksi bertingkat dengan n- heksana dan etanol 60% Dari ekstrak etanol 60% daun J.gendarussa dilakukan penetapan kadar gendarusin A dengan menggunakan metode HPLC. Hasil penelitian didapatkan bahwa kadar gendarusin A tertinggi diperoleh dari panen daun gendarussa pada usia 9 bulan. Urutan kadar Gendarusin A dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah sampel tanpa pupuk, sampel dengan pupuk kandang, sampel denganpupuk humus, dan yang terkecil adalah sampel dengan pupuk anorganik. Besarnya kadar gendarusin A dalam daun yang dipanen pada usia 9 bulan untuk masing-masing sampel adalah :, (1) sampel dengan pupuk kandang = 2,6010 %b/b, (2) sampel dengan pupuk humus = 2,5058 %b/b, (3) sampel dengan pupuk anorganik = 2,2093 %b/b, (4) sampel tanpa pupuk = 4,9761 % b/b.
KEJADIAN REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI YANG MENYEBABKAN PASIEN USIA LANJUT DIRAWAT DI RSCM Christianie, Merry; Setiati, Siti; Trisna, Yulia; Andrajati, Retnosari
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Study had been conducted on adverse drug reaction (ADR) that cause older patient enter the internist ward Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo in Mei-Juli 2005, to study the incidence proportion, frequent clinical manifestation, and the medication cause the event. Study had been done using cross-sectional design, and the causal evaluation was done using Naranjo algorithm. Total patient included in this study was 102. Incidence proportion of ADR that cause older patient enter the internist ward Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo was 14.7%. One of 15 ADR was catagorized as ”definite”, while the other 14 were categorized as “probable”. The most clinical manifestations were gastrointestinal bleeding and hypoglicaemic shock. Medications responsible for these event were mostly NSAID (non-steroidal anti inflammation drug) dan oral hypoglycaemic drug.   ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) yang menyebabkan pasien usia lanjut dirawat di ruang perawatan penyakit dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, periode Mei-Juli 2005 untuk mengetahui proporsi kejadian, manifestasi klinik yang sering terjadi dan obat yang sering menyebabkannya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional) dan untuk penilaian kausalitas ROTD digunakan algoritma Naranjo. Total pasien yang ikut serta dalam penelitian ini berjumlah 102 orang. Diperoleh proporsi kejadian ROTD yang menyebabkan pasien usia lanjut dirawat di ruang perawatan penyakit dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo sebesar 14,7% (interval kepercayaan 95%: 11,2-18,2%). Satu dari 15 ROTD yang terjadi dikategorikan pasti (definite) dan 14 kejadian dikategorikan besar kemungkinan (probable). Manifestasi klinik terbesar adalah perdarahan saluran cerna dan penurunan kesadaran karena hipoglikemi. Obat yang sering menyebabkan pasien dirawat karena ROTD tersebut adalah obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dan obat hipoglikemi oral.
EVALUASI PENGGUNAAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA Diantari, Putu Wahyu; Harjaningsih, Woro
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chronic Renal Failure (CRF) is defined as abnormality of renal function indicated by proteinuria and renal dysfunction at least in periode of 3 months or more progressively toward Terminal Renal Failure. The most common cause was diabetic and hypertension condition. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACE Inhibitors) are drug of choice for hypertension in CRF patients with benefit of decresing proteinuria, used as single medication or in combination with other antihypertension drugs.  The objective of the present study was to evaluate the use of ACE Inhibitors in CRF patient in Dr. Sardjito Hospital in 2005, based on NKF-K/DOQI 2002 and other related literatures. This study was non-experimental research with evaluative-descriptive analysis, and data was retrospectively collected. Result revealed that there were 40 cases (7,83%) of CRF patient using ACE Inhibitors out of total 511 cases diagnosed with CRF.  Evaluation of ACE Inhibitors usage showed that 100% of right indication, 95% right patient, 100% right medication, 95% right dosing, while only 32,26% of right dosing in haemodialytic patients. The effectiveness of ACE Inhibitors in lowering blood pressure was only 7,5% meet the target. ABSTRAK Gagal Ginjal Kronik (GGK) didefinisikan sebagai keabnormalan fungsi ginjal yang ditandai dengan adanya protein dalam urin (proteinuria) dan penurunan fungsi ginjal selama 3 bulan atau lebih yang progresif ke Gagal Ginjal Terminal. Penyebab GGK yang paling umum adalah diabetes dan hipertensi. Penghambat Enzim Pengkonversi Angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor / ACEI) adalah obat antihipertensi pilihan pada pasien GGK dengan keuntungan menurunkan proteinuria yang dapat digunakan baik secara tunggal maupun kombinasi dengan antihipertensi lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ketepatan indikasi, penderita, obat, dan dosis penggunaan ACEI pada pasien GGK di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr Sardjito Yogyakarta tahun 2005 berdasarkan NKF-K/DOQI tahun 2002 dan literatur lain terkait. Di samping itu untuk mengetahui efek ACEI dalam menurunkan tekanan darah pasien. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan analisis deskriptif evaluatif dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 40 kasus (7,83%) pasien GGK yang menggunakan ACEI dari keseluruhan 511 kasus dengan diagnosa GGK. Evaluasi penggunaan ACEI menunjukkan ketepatan indikasi 100%, ketepatan pasien 95%, ketepatan obat 100%, ketepatan dosis 95% dan ketepatan dosis pada penderita hemodialisis 32,26%. Evaluasi efek ACEI dalam menurunkan tekanan darah menunjukkan pasien yang tekanan darahnya mencapai target sebesar 7,5%.
KERASIONALAN PENGGUNAAN ASIKLOVIR PADA SALAH SATU POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN DI SUMATERA SELATAN Suardi, Muslim; Erjon, .; Khodijah, .
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this study was to observe the rationality of acyclovir use and to provide information in order to improve quality of medical services at a hospital in Sumatera Selatan. A descriptive survey studies was conducted on 77 patients Herpes simplex Virus (HSV), and Varicella zoster Virus (VZV) infections at Ambulatory Clinic of Dermato-Venereology. Data were collected from status cards in medical record installation using systematic sampling method. Data were analyzed quantitatively and qualitatively as well. Results showed that the score of rationalities in drug therapy regarding the appropriateness of indication, drug, and patients, were 100, 89.6, and 100% respectively. While rationalities regarding the appropriateness of: dose, route, time, duration, frequency, and interval of administrations were 49.4, 88.3, 0, 0, 72.7, and 72.7% respectively. As a conclusion, the usage of acyclovir at Ambulatory Clinic of Dermato-Venereology at a hospital in Sumatera Selatan Province hospital were irrational. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan ACV dan diharapkan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di salah satu Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Selatan. Satu rancangan penelitian survei deskriptif dilakukan terhadap 77 pasien infeksi Virus Herpes simpleks (VHS), dan Virus Varisela zoster (VVZ) yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin. Data diperoleh dari kartu status pasien pada instalasi rekam medik selama tahun 2005. Selanjutnya data ditabulasikan dalam tabel, dianalisis secara kuantitatif maupun kualitiatif dan dipaparkan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kerasionalan yang mencakup tepat indikasi, tepat obat, dan tepat penderita, masing-masing adalah, 100; 89,6; dan 100%. Sedangkan penilaian kerasionalan yang mencakup tepat dosis, tepat rute, tepat saat, tepat lama, tepat frekuensi, dan tepat interval pemberian masing-masing adalah: 49,4 ; 88,3; 0; 0; 72,7; dan 72,7%. Sebagai kesimpulan, penggunaan ACV pada Poliklinik Kulit dan Kelamin salah satu Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Selatan adalah tidak rasional.
KERASIONALAN PENGGUNAAN ASIKLOVIR PADA SALAH SATU POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN DI SUMATERA SELATAN Suardi, Muslim; Erjon, .; Khodijah, .
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v3i4.91

Abstract

The aim of this study was to observe the rationality of acyclovir use and to provide information in order to improve quality of medical services at a hospital in Sumatera Selatan. A descriptive survey studies was conducted on 77 patients Herpes simplex Virus (HSV), and Varicella zoster Virus (VZV) infections at Ambulatory Clinic of Dermato-Venereology. Data were collected from status cards in medical record installation using systematic sampling method. Data were analyzed quantitatively and qualitatively as well. Results showed that the score of rationalities in drug therapy regarding the appropriateness of indication, drug, and patients, were 100, 89.6, and 100% respectively. While rationalities regarding the appropriateness of: dose, route, time, duration, frequency, and interval of administrations were 49.4, 88.3, 0, 0, 72.7, and 72.7% respectively. As a conclusion, the usage of acyclovir at Ambulatory Clinic of Dermato-Venereology at a hospital in Sumatera Selatan Province hospital were irrational. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan ACV dan diharapkan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di salah satu Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Selatan. Satu rancangan penelitian survei deskriptif dilakukan terhadap 77 pasien infeksi Virus Herpes simpleks (VHS), dan Virus Varisela zoster (VVZ) yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin. Data diperoleh dari kartu status pasien pada instalasi rekam medik selama tahun 2005. Selanjutnya data ditabulasikan dalam tabel, dianalisis secara kuantitatif maupun kualitiatif dan dipaparkan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kerasionalan yang mencakup tepat indikasi, tepat obat, dan tepat penderita, masing-masing adalah, 100; 89,6; dan 100%. Sedangkan penilaian kerasionalan yang mencakup tepat dosis, tepat rute, tepat saat, tepat lama, tepat frekuensi, dan tepat interval pemberian masing-masing adalah: 49,4 ; 88,3; 0; 0; 72,7; dan 72,7%. Sebagai kesimpulan, penggunaan ACV pada Poliklinik Kulit dan Kelamin salah satu Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Selatan adalah tidak rasional.
EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK TANAMAN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L.) TERHADAP SEL HeLa Daâ??i, Muhammad; Fiveri, Anis; Meiyanto, Edy
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v3i4.86

Abstract

Cervic cancer is the most cancer that suffered by women in the world include in Indonesia. The main purposes of this experiment is to explore the Indonesian plan to find new anticancer agent. This experiment exhibit the cytotoxic effect of (Typhonium divaricatum (L.) Decne) on HeLa cells line. This experiment also directed to know the corelation phenolic content with the cytotoxic effect of extracts Typhonium divaricatum. The result indicated ethyl acetate extract had the best potency as cytotoxic agent compared with ethanol and cloroform extract based on MTT method. The IC50 value of ethil acetate extract was 147,77 μg/ml, chloroform extract was 903,44 μg/ml (based on the extrapolation). Ethanol extract was not resulted the IC50 value. Phenol content in each extracts was resulted by Folin-Ciocalteu method. Total phenol content of ethyl acetate, ethanol and chloroform extracts were 13.154; 12.028; 2.872 mg/g extract respectively. Those results indicate there is no corelation between total phenol content and cytotoxic effect direcly of each extracts. ABSTRAK Kanker leher rahim adalah kanker yang banyak diderita wanita diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selama ini terapi kanker dengan kemoterapi belum memperoleh hasil yang memuaskan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bahan obat dari alam sebagai antikanker dari tanaman Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efek sitotoksik keladi tikus (Typhonium divaricatum (L.) Decne) pada sel kanker leher rahim (sel HeLa) dan diarahkan pula untuk mengetahui korelasi kandungan senyawa fenolik terhadap potensi sitotoksisitas ekstrak tanaman keladi tikus. Hasil uji sitotoksik terhadap sel HeLa, ekstrak etil asetat memiliki efek sitotoksik terbesar terhadap sel HeLa dibanding ekstrak kloroform dan etanol. Nilai IC50 ekstrak etil asetat adalah 147,77 μg/ml, kloroform sebesar 903,44 μg/ml (hasil ekstrapolasi), sedangkan harga IC50 ekstrak etanol tidak dapat ditentukan. Penetapan kadar fenol total dalam masing-masing ekstrak ekstrak tanaman keladi tikus diperoleh dengan penyari etil asetat (13,154 mg/g ekstrak) > etanol (12,028 mg/g ekstrak) > kloroform (2,872 mg/g ekstrak). Hasil-hasil tersebut menunjukkan kandungan senyawa fenolik bukan merupakan penanda utama potensi sitotoksik suatu ekstrak.
EFEK SITOTOKSIK DAN ANTIPROLIFERATIF EKSTRAK KLOROFORM BUAH MAHKOTA DEWA TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D Nurulita, Nunuk Aries; Siswanto, Agus
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v3i4.87

Abstract

The study on anticancer activity of P. macrocarpa fruit extract had been done. This study was aimed to know cytotoxic and antiproliferative activity of P. macrocarpa Chloroform extract to T47D cell. Cytotoxic and antiproliferative assay of it was done by MTT method. The doubling time and AgNORs staining were used to identify proliferative inhibition of it. Apoptosis of T47D phenomenon wa identified by doubling time method with ethidium bromide-acridyne orange. The result showed than LC50 of P. macrocarpa fruit extract was 103,03 μg/ml. it has antiproliferative effect and prolong doubling time. It also induced apoptosis of T47D cell.   ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai efek antikanker ekstrak buah mahkota dewa terhadap sel kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik, dan antiproliferasi ekstrak kloroform P. macrocarpa pada sel T47D.  Uji sitotoksik dan antiproliferatif ekstrak kloroform buah mahkota dewa dilakukan dengan metode MTT. Untuk melihat penghambatan proliferasinya dilakukan dengan metode doubling time dan pengecatan AgNORs. Fenomena apoptosis sel T47D yang diberi perlakuan ekstrak kloroform P. macrocarpa dilihat dengan metode double stainning dengan etidium bromida-akridin oranye. Hasil penelitian menunjukkan nilai LC50  sebesar 103,03 μg/ml. ekstrak ini mempunyai efek antiproliferasi dan mampu memperpanjang waktu doubling time. Pengamatan apoptosis dengan double staining menggunakan etidium bromida-akridin oranye, menunjukkan dapat memacu apoptosis sel T47D.

Page 1 of 2 | Total Record : 14