cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
JFIOnline
ISSN : 14121107     EISSN : 2355696X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Indonesia yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia. Isi website memuat seluruh jurnal yang telah diterbitkan mencakup semua aspek dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian antara lain farmakologi, farmakognosi, fitokimia,farmasetika, kimia farmasi, biologi molekuler, bioteknologi, farmasi klinik,farmasi komunitas, farmasi pendidikan, dan lain-lain.
Arjuna Subject : -
Articles 443 Documents
ANALISIS INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT X DEPOK Purnasari, Santi; Jufri, Mahdi; Sari, Dini Permata
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oral antidiabetic medications has been used over 40 years to control blood glucosa level. Type 2 diabetes mellitus usually complicate with several chronic disease that cause diabetic therapy usually combined with other medications.  This increase the possibility of drug interaction. The present research was done to reveal the prescribing pattern and drug interaction problem in a hospital (Hospital X) at Depok. Data was collected from 307 prescriptions contain oral antidiabetic which were prescribe during January 2005-May 2006. Result showed that the most prescribe oral antidiabetic medication was glimepiride (45,89%). Drug interaction occurred in 41,69% prescriptions. Using statistical analysis Chi square it was revealed that there is significant correlation between the number of medication in one prescription with the number of drug interaction found.  ABSTRAK Obat antidiabetik oral telah digunakan selama 40 tahun terakhir untuk mengontrol kadar glukosa darah. Pada pasien diabetes melitus tipe 2 umumnya disertai dengan beberapa penyakit menahun, sehingga dalam terapi diabetes biasanya dikombinasikan dengan obat-obat lain. Hal ini meningkatkan terjadinya interaksi obat yang merugikan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peresepan dan masalah interaksi obat di Rumah Sakit X Depok. Data diambil dari 307 resep obat antidiabetik oral selama bulan Januari 2005-Mei 2006. Obat golongan sulfonilurea yang paling banyak diresepkan adalah glimepirid (45,89%). Sebanyak 41,69% resep obat antidiabetik oral memiliki interaksi. Dengan menggunakan uji stastistik Kai Kuadrat diketahui adanya hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu resep yang mengandung obat antidiabetik oral dengan jumlah interaksi obat yang teridentifikasi.
IDENTIFIKASI PROBLEMA OBAT DALAM PHARMACEUTICAL CARE Yulistiani, .; Suharjono, .; Hasmono, Didik; Khotib, Junaidi; Sumarno, .; Rahmadi, Mahardian; Sidharta, Bambang
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pharmaceutical care is a colaborative process which goal is to prevent, identify, and solve the  drug problem. Pharmacists is the one who responsible to pharmaceutical care, to assure the safety and effectiveness of drug use. This works was aimed to identify and analyze drug problems happened during pharmaceutical care. Data was collected from Dr.  Syaiful Anwar Hospital Malang, from 1 Januari until 31 August 2006. This was a prospective study (n=138) with descriptive analysis. From the results it can be concluded that drug problems happened during pharmaceutical care in Dr. Syaiful Anwar Hospital Malang consist of: Drug Adverse Reaction (non-elergy side effect 15.22% and toxic effect 3.62%), error in drug choice (untreated indication 18.12%, unappropriate drug to indication 11.59%, unclear drug use 4.35%, unappropriate drug duplication 1.45%), contraindication 0.72%, dosing problem (overtherapy dose 22.46%, overlength therapy 2.90%, subtherapy dose 0.72%), drug interaction (potential interaction 138 cases, manifested interaction 8 cases), and others (patient uncontentment 10.14% and patient unproper care about his/her own disease/therapy 4.35%). ABSTRAKPharmaceutical care merupakan proses kolaboratif yang bertujuan untuk mencegah, mengidentifikasi, dan menyelesaikan problema obat. Dalam pelaksanaan, pharmaceutical care merupakan tanggung jawab profesional farmasis untuk menjamin penggunaan obat yang aman dan efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa problema obat yang terjadi dalam pharmaceutical care. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Syaiful Anwar Malang periode 1 Januari s/d 31 Agustus 2006, merupakan penelitian observasional-data prospektif (n=138) dengan analisis deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa macam problema obat yang terjadi meliputi : Reaksi obat yang tidak dikehendaki terdiri dari: efek samping non alergi (15,22%), efek toksik (3,62%); pemilihan obat terdiri dari: obat tidak diresepkan tetapi indikasi jelas (18,12%), obat tidak sesuai indikasi (11,59%), indikasi penggunaan obat tidak jelas (4,35%),duplikasi obat tidak sesuai (1,45%), Kontraindikasi (0,72%); pemberian dosis terdiri dari: dosis terlalu tinggi (22,46%), durasi terapi terlalu panjang (2,90%), dosis terlalu rendah (0,72%); interaksi obat terdiri dari: interaksi potensial 138 kejadian (n=138), manifestasi interaksi (8 kasus); dan problema lain (ketidakpuasan pasien terhadap terapi yang diberikan (10,14%) dan kurangnya perhatian/kesadaran pasien terhadap kondisi/ penyakitnya (4,35%).
KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2005 Yasin, Nanang Munif; Widyastuti, Herlina Tri; Dewi, Endah Kusuma
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was conduct to observe the drug adverse event in congestif heart failure management at DR. Sardjito Hospital in 2005. Data was collected retrospectively from 237 medical records, 110 in-patient and 127 out-patient. Data analysis was done descriptively. Result of study showed that potential drug interaction occured on 99 (90%) in-patient and 126 (99,26%) out-patient. 20 types (50%)of pharmacokinetic interaction and 6 types (15%) of pharmacodynamic interaction was found on in-patient, with interaction of furosemide and ACE inhibitor as the most frequent (84 cases/76.36%), followed by furosemide-acetosal (66 cases/60%), and ACE inhibitor-acetosal (57 cases/51,82%). 25 types (36%) of pharmacokinetic interaction and 11 types (32%) of pharmacodynamic interaction was found on out-patient, with interaction of acetosal-ACE inhibitor as the most frequent (90 cases/70,87%), followed by furosemide-ACE inhibitor (85 cases/66,93%), and ACE inhibitor-potassium supplementation ( 85 cases/66,93%). ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui angka kejadian interaksi obat pada penatalaksanaan pasien gagal jantung kongestif di RSUP DR. Sardjito tahun 2005. Data diambil secara retrospektif dari sampel berupa 110 rekam medik pasien rawat inap dan 127 resep pasien rawat jalan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi obat potensial terjadi pada 99 (90%) pasien rawat inap dan 126 (99,26%) pasien rawat jalan. Pada pasien rawat inap ditemukan interaksi farmakokinetika sebanyak 20 jenis (50%), interaksi farmakodinamik sebanyak 6 jenis (15%), dan interaksi dengan mekanisme yang tidak diketahui sebanyak 14 jenis (35%). Jenis interaksi yang memiliki insidensi kejadian paling tinggi secara berurutan adalah furosemid dengan ACE inhibitor yang terjadi pada 84 pasien (76,36%), furosemid dengan asetosal pada 66 pasien (60%), dan ACE inhibitor dengan asetosal pada 57 pasien (51,82%). Pada pasien rawat jalan ditemukan interaksi farmakokinetika sebanyak 25 jenis (36%), interaksi farmakodinamik sebanyak 11 jenis (32%), dan interaksi dengan mekanisme yang tidak diketahui sebanyak 8 jenis (32%). Jenis interaksi yang memiliki insidensi kejadian paling tinggi secara berurutan adalah asetosal ACE inhibitor yang terjadi pada 90 pasien (70,87%), furosemid dengan ACE inhibitor pada 85 pasien (66,93%), dan ACE inhibitor dengan suplemen kalium pada 85 pasien (66,93%).
PROBLEM PEMILIHAN OBAT PADA PASIEN RAWAT INAP GERIATRI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Rahmawati, Fita; Ellykusuma, Nany Yusuf; Pramantara, I Dewa Putu; Sulaiman, Syed Azhar Syed
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Old age is associated with chronic diseases and disabilities, which in turn require multiple medications. This often complicate diagnosed and appropriate drug therapy. The aim of the study was to determine types and number of inappropriate drug in geriatric patients in Bougenville Ward Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Research type is descriptive. Data taken prospectively during two period, January to February 2006 and Agust to October 2006. The study was conducted in 100 geriatric patients hospitalized with inclusion criteria 65 years old and above and admission into Bougainville ward (interne department) RSUP Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta. Data collecting was conducted through medical record then adjustment of inappropriate drug of choice was identified by pharmacist-physician discussion. Evaluation of the data was carried out descriptively. The result of the study showed that inappropriate drug of choice occurred in 48 cases. This problem include more effective drug available 12 cases, contraindication present 15 cases, dosage form inappropriate 2 cases, condition refractory to drug 1 case, drug not indicated (unsafe) for condition 9 cases, patient received unnecessary multiple drug combination 9 cases. The finding of our study support pharmacist in collaboration between physician-pharmacist-nurse can effectively reduce incidence of Drug Related Problems in geriatric patient. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan persentase Drug-Related Problems (DRPs) yang terjadi pada pasien geriatri di Bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian bersifat deskriptif, pengambilan data dilakukan secara prospektif pada 100 pasien dengan kriteria pasien berumur lebih dari 60 tahun dan menjalani rawat inap di bangsal Bougenville IRNA I bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito. Data diambil pada 2 periode waktu yaitu bulan Januari – Februari 2006 dan bulan Agustus-Oktober 2006. Identifikasi Drug Related Problem (DRP) terkait dengan pemilihan obat yang tidak tepat dilakukan melalui diskusi dengan klinisi. Analisis data selanjutnya dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problem pemilihan obat yang tidak tepat terjadi sejumlah 48 kasus. Problem ini meliputi obat yang diterima pasien bukan merupakan obat yang paling tepat 12 kasus, pasien menerima kombinasi obat yang tidak diperlukan sebanyak 9 kasus, obat dikontraindikasikan pemakaiannya untuk pasien sejumlah 15 kasus, obat tidak aman bagi kondisi pasien 9 kasus, bentuk sediaan tidak tepat 2 kasus, obat yang digunakan sudah merupakan obat yang paling tepat namun pada kasus tersebut tidak efektif sejumlah 1 kasus. Untuk mengurangi kejadian Drug-Related Problems (DRPs) pada pasien geriatri diperlukan peningkatan peran aktif farmasis serta kerja sama diantara tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan.
PROBLEM PEMILIHAN OBAT PADA PASIEN RAWAT INAP GERIATRI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Rahmawati, Fita; Ellykusuma, Nany Yusuf; Pramantara, I Dewa Putu; Sulaiman, Syed Azhar Syed
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Old age is associated with chronic diseases and disabilities, which in turn require multiple medications. This often complicate diagnosed and appropriate drug therapy. The aim of the study was to determine types and number of inappropriate drug in geriatric patients in Bougenville Ward Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Research type is descriptive. Data taken prospectively during two period, January to February 2006 and Agust to October 2006. The study was conducted in 100 geriatric patients hospitalized with inclusion criteria 65 years old and above and admission into Bougainville ward (interne department) RSUP Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta. Data collecting was conducted through medical record then adjustment of inappropriate drug of choice was identified by pharmacist-physician discussion. Evaluation of the data was carried out descriptively. The result of the study showed that inappropriate drug of choice occurred in 48 cases. This problem include more effective drug available 12 cases, contraindication present 15 cases, dosage form inappropriate 2 cases, condition refractory to drug 1 case, drug not indicated (unsafe) for condition 9 cases, patient received unnecessary multiple drug combination 9 cases. The finding of our study support pharmacist in collaboration between physician-pharmacist-nurse can effectively reduce incidence of Drug Related Problems in geriatric patient. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan persentase Drug-Related Problems (DRPs) yang terjadi pada pasien geriatri di Bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian bersifat deskriptif, pengambilan data dilakukan secara prospektif pada 100 pasien dengan kriteria pasien berumur lebih dari 60 tahun dan menjalani rawat inap di bangsal Bougenville IRNA I bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito. Data diambil pada 2 periode waktu yaitu bulan Januari – Februari 2006 dan bulan Agustus-Oktober 2006. Identifikasi Drug Related Problem (DRP) terkait dengan pemilihan obat yang tidak tepat dilakukan melalui diskusi dengan klinisi. Analisis data selanjutnya dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problem pemilihan obat yang tidak tepat terjadi sejumlah 48 kasus. Problem ini meliputi obat yang diterima pasien bukan merupakan obat yang paling tepat 12 kasus, pasien menerima kombinasi obat yang tidak diperlukan sebanyak 9 kasus, obat dikontraindikasikan pemakaiannya untuk pasien sejumlah 15 kasus, obat tidak aman bagi kondisi pasien 9 kasus, bentuk sediaan tidak tepat 2 kasus, obat yang digunakan sudah merupakan obat yang paling tepat namun pada kasus tersebut tidak efektif sejumlah 1 kasus. Untuk mengurangi kejadian Drug-Related Problems (DRPs) pada pasien geriatri diperlukan peningkatan peran aktif farmasis serta kerja sama diantara tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan.
KAJIAN KEAMANAN PEMAKAIAN OBAT ANTI-HIPERTENSI DI POLIKLINIK USIA LANJUT RS DR. SARDJITO Ikawati, Zullies; Djumiani, Sri; P.S, I Dewa Putu
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hypertension is one of diseases that its prevalence increases along with increasing age. This study aimed to identify and study the safety of anti-hypertension drug use at the elderly polyclinic of Dr. Sardjito Hospital Outpatient Installation by identifying and evaluating contraindication, interaction and side effect of anti-hypertension drugs. This was a descriptive study with data taken prospectivelly from 80 patients from November 14 to December 13, 2005. Data were obtained from medical records, interviews and questionnaires. The study on contraindication, interaction and side effect of drugs which happened was based on a guideline book. There was 27.5% of patients took antihypertension drugs which were not beneficial to patients' clinical condition, as much as 41.3% of patients took combined drugs potential to cause interaction, 8.7% of which had clinical symptoms presumed to be related with possibility of increasing drug interaction effect. As much as 33.8% of patients had at least one drug side effect considered to be related or possibly related with anti-hypertension medication. It was concluded that the use of anti-hypertension drugs among the elderly at Dr. Sardjito Hospital Outpatient Installation had not been relatively safe so that monitoring of anti-hypertension drugs use was needed. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji keamanan pemakaian obat anti-hipertensi di Poliklinik usia lanjut Instalasi rawat jalan RS Dr. Sardjito Yogyakarta, dengan mengkaji kontraindikasi, interaksi dan efek samping obat anti-hipertensi yang digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara prospektif dari 80 pasien poliklinik usia lanjut instalasi rawat jalan RS Dr. Sardjito periode 14 November - 13 Desember 2005. Data diambil dari rekam medik, wawancara dan mengajukan kuesioner kepada pasien. Kemudian mengkaji kontraindikasi, interaksi dan efek samping obat yang terjadi berdasarkan buku pedoman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 27,5 % pasien menerima obat anti-hipertensi yang tidak menguntungkan terhadap kondisi klinis pasien, sehingga pemakaiannya diperlukan pengawasan. Terdapat 41,3 % pasien menerima kombinasi obat yang potensi terjadi interaksi, 8,7 % diantaranya mempunyai gejala klinis yang diperkirakan berkaitan dengan kemungkinan berkembangnya efek interaksi obat. Sebanyak 33,8 % pasien mengalami sedikitnya satu efek samping obat yang dipertimbangkan berkaitan atau kemungkinan berkaitan dengan pengobatan antihipertensi.
KAJIAN MEDICATION ERROR PADA KASUS STROKE DI RS X SURAKARTA TAHUN 2004 Mutmainah, Nurul
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This work aimed to study the medication error occurred on stroke management at X Hospital in Surakarta during January-October 2004. Subject of the study were in-patient stayed at the hospital during January- July 2004 (retrospective study) and at September-October 2004 (prospective study). Result of the study showed that medication error had been occurred on 49 out 52 patient (94.23%) stayed at the hospital during January-July 2004 and on 16 out 18 (88.89%) patient stayed during September-October 2004. It was revealed that the types of medication error found in retrospective study were prescribing error (26.09%), wrong administration technique (68.12%) and monitoring error (5,9%). Non-rationale antibiotic use was 92.31% and unproper management of hyperglycemic in stroke patient was 45.45%. From prospective study it was revealed that the types of medication error found were prescribing error (25%) and wrong administration technique (75%). Non-rationale antibiotic use was 78.6%, unproper management of hyperglycemic in stroke patient was 12,5%, and medication side effect was 1,92%. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kejadian medication error pada terapi stroke di RS X Surakarta selama Januari-Oktober 2004. Subjek penelitian adalah pasien stroke yang menjalani rawat inap di RS X Surakarta periode Januari- Juli 2004 (studi retrospektif) dan periode September-Oktober 2004 (studi prospektif). Dari data yang diperoleh dilakukan kajian penggunaan obat dan outcome pasien yang memberi petunjuk telah terjadinya medication error. Pada studi retrospektif ditemukan adanya kejadian medication error dengan tipe prescribing error (26,09%), wrong administration technique (68,12%) dan monitoring error (5,9%). Penggunaan antibiotik yang kurang tepat ditemukan sebesar 92,31% dan penanganan hiperglikemi pada stroke yang kurang tepat sebesar 45,45%. Dari studi prospektif ditemukan kejadian medication error dengan tipe prescribing error (25%) dan wrong administration technique (75%). Penggunaan antibiotik yang kurang tepat sebesar 78,6%, penanganan hiperglikemi pada stroke yang kurang tepat sebesar 12,5%, dan kejadian efek samping obat sebesar 1,92%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 49 dari 52 (94,23%) pasien stroke pada bulan Januari-Juli 2004 dan 16 dari 18  (88,89%) pasien stroke pada bulan September-Oktober 2004 mengalami kejadian medication error.
KUALITAS PERESEPAN OBAT GOLONGAN ANTIINFLAMASI NONSTEROID DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI YOGYAKARTA Saepudin, .; Wiranti, Wulan
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) are used widely for treatment a variety of diseases. This research was aimed at knowing quality of NSAID prescribing for hospitalized patients at a private hospital in Yogyakarta. Data of NSAIDs utilization during 1 July 2006 – 31 December 2006 were collected from hospital pharmacy division and quantity of NSAIDs utilization were measured using ATC/DDD and DU90% methodology. Quantity of NSAIDs utilization was expressed as number of DDD/100 bed days. Results from this research showed there were 14 items of NSAIDs were prescribed with 37 brand names. There were 5 items of NSAIDs included in DU90% segment : Ketorolac (38,63%), ketoprofen (18,82%), mefenamic acid (16,59%), Diclofenac (15,36%), and meloxicam (5,23%). Based on relative risk gastrointestinal toxicity of NSAIDs, the prescription of NSAID at hospital where this research was conducted is not good because more than 50% NSAIDs were prescribed have a high risk of gastrotoxic effect such us ketorolac and ketprofen. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas peresepan obat-obat golongan AINS berdasarkan tingkat keamanan relatif terhadap saluran pencernaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel data peresepan obat selama 6 bulan, yaitu pada periode 1 Juli 2006 – 31 Desember 2006. Data penggunaan obat golongan AINS dikumpulkan dari catatan penggunaan obat di instalasi farmasi dan data yang dikumpulkan meliputi jenis obat, bentuk sediaan, kekuatan, serta jumlah penggunaan. Pengukuran kuantitas penggunaan obat dilakukan dengan menggunakan satuan unit DDD (Defined Daily Dose) yang dinyatakan dengan DDD/100 hari rawat, dan kualitas peresepan AINS dianalisis berdasarkan kriteria Drug Utilization 90% (DU90%). Dari penelitian yang dilakukan diketahui terdapat 14 jenis obat golongan AINS yang digunakan di rumah sakit tempat penelitian dilakukan, dengan 37 merek dagang, dan rata-rata penggunaan obat AINS setiap bulan adalah sebesar 7,92 DDD/100 hari rawat. Obat-obat AINS yang kuantitas penggunaannya berada pada segmen DU90% meliputi ketorolak, ketoprofen, asam mefenamat, diklofenak, dan meloksikam dengan persentase berturut-turut 38,63%; 18,82%; 16,59%; 15,36%; dan 5,23%. Berdasarkan tingkat keamanan relatif obat golongan AINS terhadap saluran pencernaan, kualitas peresepan obat golongan AINS di rumah sakit tersebut masih kurang baik karena lebih banyak mengunakan obat dengan risiko tinggi terhadap gangguan saluran pencernaan, seperti ketoprofen dan ketorolak dengan penggunaan lebih dari 50%.
EFEK ANTIDIABETES DAN IDENTIFIKASI SENYAWA DOMINAN DALAM FRAKSI KLOROFORM HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.) Sediarso, .; Sunaryo, Hadi; Amalia, Nurul
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

To reveal the dominant substances contribute to antidiabetic effect of Physalis angulata herbs, an antidiabetic test had been done  on chloroform fraction of the herbs eluted with methanol-ammoniak. Identification of active substances was done by GC-MS.  Antidiabetic test was done using 30 male mice  (Mus musculus) strain ddY. The blood samples was taken on day-7 and day-14. Results showed that sugar blood level of the treated mice was significantly decreased, and reached normal level on day-14. Identification with GC-MS revealed that dominant substances in chloroform fraction of Physalis angulata herbs were unsaturated fatty acids, i.e. Hexanoic acid, Hexadecanoic acid methyl ester, 9-Octadecenoic acid methyl ester, Oleic acid butyl ester, 9-Octadecenoic acid, 1,2-Benzendicarboxylic acid, and Aplysterylacetate.. Beside fatty acids it was also found Nordextromethorphan, an alkaloid substance. In conclusion, chloroform fraction of  Physalis angulata herbs had antidiabetic avtivity and the dominant substances were unsaturated fatty acids and alkaloid Nordextromethorphan.   ABSTRAK Untuk mengetahui senyawa dominan dalam herba ciplukan yang mempunyai efek antidiabetes, maka dilakukan uji antidiabetes fraksi kloroform yang dieluasi dengan metanol-amoniak, selanjutnya diidentifikasi kandungannya dengan kromatografi gas spektrofotometri massa (KGC-MS). Pengujian dilakukan dengan menggunakan 30 ekor mencit putih jantan (Mus musculus) galur ddY. Masing-masing mencit diambil sampel darahnya pada hari ke-7 dan hari ke-14, untuk diuji kadar gula darahnya. Hasilnya ketiga dosis menunjukkan penurunan kadar gula darah secara signifikan pada hari ke-7, tetapi penurunannya belum mancapai kadar normal, sedangkan pada hari ke-14 seluruh perlakuan menunjukkan penurunan kadar gula darah secara signifikan dan penurunannya telah mencapai normal. Hasil identifikasi dengan KGC-MS menunjukkan kandungan dominan fraksi kloroform yang dieluasi dengan metanol-amoniak adalah golongan asam lemak tidak jenuh berantai panjang yaitu asam heksanoat, metil heksadekanoat, metil 9-oktadekanoat, butil oleat, asam 9-oktadekanoat, asam 1,2-benzendikarboksilat, dan Aplistearilasetat. Di samping asam lemak tidak jenuh, ditemukan pula senyawa alkaloid yaitu Nordextromethorphan. Dapat disimpulkan bahwa fraksi kloroform herba ciplukan mempunyai efek antidiabetes dan mempunyai kandungan senyawa golongan asam lemak tidak jenuh dan alkaloid Nordextromethorphan.
UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAUN CERME (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAUN CERME (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) Desmiaty, Yesi; R, Julia; R., Ika
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The leaves of Phyllanthus acidus (L.) Skeels)  has been use in many ways as traditional medicine. It is use as expectorant, diuretic, laxative,  as component of anti-obesity mixture, and anti cancer. In this work we examine the antioxidant activity  of Phyllanthus acidus (L.) Skeels) leaves using in vitro method base on free radical scavanger effect of 1,1-diphenyl-picrylhydrazil (DPPH) solution. Screening test of ethanolic extract of Phyllanthus acidus (L.) Skeels)  leaves using TLC with 0.2% DPPH solution in methanol as spot marker, showed positive result. Ethanol, ethyl acetate, and water fraction were also showed positive results. Free radical scavanger activity was tested  by determined the EC50 of those extracts using uv-vis spectrophotometry with 40 ug/ml DPPH solution. Result showed that among those extract, ethyl acetate fraction has the least EC50, i.e. 56.82 µg/ml.  ABSTRAK Penggunaan daun cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeels)  secara tradisional sangat beragam, terutama daun yang masih muda. Daun cerme diyakini berkhasiat sebagai ekspektoran, diuretik, urus-urus, campuran teh pelangsing hingga obat kanker. Oleh karena itu dilakukan pengujian awal aktivitas antioksidan secara in vitro yang didasarkan pada efek peredaman radikal bebas larutan 1,1-difenil-pikrilhidrazil (DPPH). Pada uji penapisan terhadap ekstrak etanol daun cerme menggunakan KLT dengan penampak bercak DPPH 0,2 % dalam metanol menunjukkan reaksi positif. Kemudian dilanjutkan dengan proses fraksinasi cair-cair menggunakan n-heksan & etil asetat, ternyata ekstrak etanol, fraksi etil asetat & fraksi air yg menunjukkan reaksi positif. Aktivitas penangkap radikal bebas diuji dengan menentukan EC50 ekstrak etanol, fraksi etil asetat & fraksi air secara spektrofotometri uv-vis dengan pereaksi larutan DPPH 40µg/ml. Hasil menunjukkan fraksi etil asetat memiliki EC50 terkecil sebesar 56,82 µg/ml.

Page 1 of 45 | Total Record : 443