cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
ISM (Intisari Sains Medis) : Jurnal Kedokteran
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25033638     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Intisari Sains Medis is published by Medical Scientific Community, Indonesia. Intisari Sains Medis is an international, multidisciplinary, peer-reviewed, open access journal accepts papers for publication in all aspects of Science Digest, Medical Research Development, Research Medical Field and Theory. We also publish cases from third world country, that is considered very rare and special cases.
Arjuna Subject : -
Articles 1,063 Documents
BAHAYA LATEN INFEKSI GONORE DAN KLAMIDIA DI ASIA SELATAN & ASIA TENGGARA, DI INDONESIA DAN KOTA MANADO Aron Pirade
Intisari Sains Medis Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.881 KB) | DOI: 10.15562/ism.v1i1.91

Abstract

Prevalensi STI (Sexual Transmitted Infection) khususnya Gonore dan Klamidia di duniamenempati urutan tertinggi. Wilayah Asia Selatan dan Asia Timur-Selatan (juga disebut Asia Tenggara) adalah wilayah dengan prevalensi Gonore dan Klamidia terbesar. Prevalensi Gonore di tahun 1995 dan 1999 yaitu 29.11 dan 27.2 juta penduduk wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Klamidia, di tahun 1995 dan tahun 1999 yaitu 40.48 dan 42.89 juta penduduk wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, pada 11 area penelitian menunjukkan bahwa prevalensi Gonore dalam wilayah Indonesia menunjukkan rata-rata prosentasenya 20%-40% dari keseluruhan STI pada wanita beresiko tinggi terkena STI. Sedangkan infeksi oleh Klamidia prosentasenya 15%- 45% dari keseluruhan STI pada wanita beresiko tinggi terkena penyakit kelamin. Prosentase Gonore dan Klamidia di Kota Manado rata-rata 15-30%. Tingginya prevalensi infeksi Gonore dan Klamidia di Asia Tenggara, ternyata diikuti juga dengan tingginya perkembangan infeksi Gonore dan Klamidia di Indonesia dan Kota Manado.
PROBLEMATIKA PENYAKIT PRIBUMI BAGI PARA WISATAWAN ASING DI KOTA MANADO Asril Hakim; Akbar Khan
Intisari Sains Medis Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.672 KB) | DOI: 10.15562/ism.v1i1.92

Abstract

Dewasa ini jumlah wisatawan yang berkunjung di tempat wisata di Indonesia cukup mengalami peningkatan dari tahun ke tahun berkisar 10 % pertahunnya dimana bali menyumbang paling banyak dari beberapa kota di Indonesia sebagai tempat kunjungan wisata. Manado sebagai salah satu kunjungan wisata di Indonesia cukup menyita perhatian para wisatawan asing untuk datang berkunjung hal ini ditunjukan dengan peningkatan jumlah wisatawan dari tahun 2006 sampai 2009, dengan rata-rata peningkatan sekitar 6 % pada tahun 2007, 15 % pada tahun 2008, dan 24 % pada tahun 2009. Namun beberapa tahun belakangan yaitu tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan wisatawan asing hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal, salah satu faktor internal yang mempengaruhi wisatawan di kota manado yaitu beberapa penyakit yang banyak diderita oleh para wisatawan asing yang berkunjung ke tempat wisata diantaranya ISPA, diare, dan penyakit infeksi dan penyakit tersebut disebabkan oleh higienitas dan kebersihan yang ada di tempat wisata. Fasilitas dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai juga ikut menjadi salah satu factor penyebab. Kata kunci : wisatawan asing, penyakit wisatawan (ISPA, diare, penyakit infeksi), fasilitas dan pelayanan.
POTENSI VAKSIN PLASMODIUM FALCIPARUM FASE PRA-ERITROSITER RTS,S SEBAGAI IMUNOPROFILAKSIS PADA PELANCONG Melati Parera; M.E Tiala
Intisari Sains Medis Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.698 KB) | DOI: 10.15562/ism.v1i1.93

Abstract

Malaria menyebabkan sekitar 350-500 juta infeksi pada manusia dengan sekitar satu hingga tiga juta kematian per tahun di seluruh dunia. Malaria pada pelancong tejadi sekitar 30.000 kasus impor setiap tahun di negara-negara industri non-endemis. Salah satu upaya pencegahan terbaik yang dapat dilakukan pada infeksi ini adalah dengan cara vaksinasi. Vaksinasi pra-eritrositer RTS,S dari permukaan sporozoit Plasmodium falciparum terus dikembangkan untuk mencapai efikasi yang memuaskan. RTS,S diharapkan dapat diberikanbagi orang yang bertempat tinggal di daerah endemis maupun bagi pelancong yang hendak berpergian ke daerah endemis malaria. RTS,S dikombinasikan dengan sistem adjuvan untuk meningkatkan respon imun. Hasil uji klinis fase 2b RTS,S/AS02 menunjukkan hasil yang menjanjikan. Fase 3 uji klinis RTS,S/AS01 yang mulai dilakukan pada tahun 2009 telah melaporkan hasil pertama uji klinis pada akhir tahun 2011. Efikasi yang dicapai oleh RTS,S/AS02 dalam mengurangi risiko malaria pada anak menunjukkan angka 62%. EfikasiRTS,S/AS01 sebesar 55,8% terhadap kasus infeksi malaria baru pada kelompok anak usia 5-17 bulan. Pada kelompok yang menggabungkan kedua kelompok usia yaitu, 5-17 bulan dan 6-12 minggu, Efikasi vaksin RTS,S/AS01 terhadap malaria berat pada kelompok usia yang digabungkan ini adalah 34,8%. Efikasi RTS,S/AS01 dinilai menjanjikan dan akan dikembangkan untuk di masa mendatang sebagau imunoprofilaksis pada pelancong.
PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT TRAVELERS DIARRHEA UNTUK WISATAWAN YANG BERKUNJUNG KE INDONESIA Hardy Sarayar; Firdy Liwang
Intisari Sains Medis Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.653 KB) | DOI: 10.15562/ism.v1i1.94

Abstract

Dari jutaan orang yang melakukan perjalanan dari dunia industri ke negara-negara berkembang setiap tahun, sekitar 20% dan 50% akan mengalami setidaknya satu episode diare sehingga traveler's diarrhea menjadi penyakit medis yang paling umum menimpa wisatawan. Meskipun biasanya digolongkan penyakit ringan, diare dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan dan kesulitan ketika kita berada di luar negeri. Tindakan pencegahan dapat diambil untuk meminimalkan risiko mengembangkan diare, baik melalui penghindaran makanan berpotensi atau minuman yang tercemar atau melalui berbagai langkah-langkah pencegahan, termasuk strategi baik dengan antimotilitas dan antimikroba. Jika diare tetap terjadi meskipun tindakan pencegahan telah diambil, pengobatan yang biasanya diberikan adalah kombinasi dari antibiotik dan agen antimotilitas. Pengetahuan yang memadai sesuai perkembangan pengetahuan yang ada diperlukan agar pengobatan yang diberikan dapat efektif. Sekarang ini beberapa vaksin sudah berada dalam tahap lanjutan untuk dimasukan sebagai tindakan profilaksis. 
POTENSI MICRO-CHINESE MEDICINE OSMOTHERAPY SEBAGAI TERAPI ALTERNATIF PENYAKIT GINJAL KRONIK Reynaldi Hadiwijaya; Amelia Manatar
Intisari Sains Medis Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.631 KB) | DOI: 10.15562/ism.v1i1.95

Abstract

These days, the incidence of chronic kidney disease keep on increasing and the growth is estimated to be 10% annually. According to some data from Indonesia’s nephrology center, the incidence of chronic kidney disease is estimated to be 100-150/1 million population and the prevalence is 250/1 million population. The clinical presentation of chronic kidney disease can be classified into several syndromes. Some are typical for glomerular disease, the other are present in the disease of kidney’s component. In patients with terminal-stage chronic renal failure, Renal Replacement Therapy is required to replace the kidney function. However, Renal Replacement Therapy available now has many drawbacks. Hence, one hospital in China form a team to investigate the effectiveness of the therapy that should be achieved through Micro-Chinese Medicine Osmotherapy. Micro-Chinese Medicine Osmotherapy is a therapy based on the principle of herbs micronisation to cure the disease externally with the help of electronic impulse osmoscope. The drugs can be absorbed directly through the waist to the kidney with the effect of vasodilatation, anti-inflammation, anti-coagulation, regulates the balance of generation and degradation of extracellular matrix and inhibits the process of renal fibrosis
POTENSI PEMANFAATAN RUMPUT LAUT COKELAT CORONG (Turbinaria conoides) UNTUK MENGURANGI RESIKO KANKER TIROID PADA MANUSIA YANG TERPAPAR RADIASI IODIUM 131 AKIBAT KECELAKAAN NUKLIR FUKUSHIMA Juwita Tando
Intisari Sains Medis Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.788 KB) | DOI: 10.15562/ism.v1i1.96

Abstract

Pemanfaatan zat radioaktif pada zaman modern ini berkembang dengan pesat, namun diiringi dengan ketakutan pada dampak yang timbul akibat kecelakaan atau kebocoran nuklir. Salah satu kecelakaan nuklir terbesar yang terjadi dalam abad ini adalah kecelakaan nuklir Fukushima yang terjadi di Jepang pada tanggal 11 Maret 2011. Iodium 131 (I131) ditemukan melimpah di awan uap radioaktif hasil kecelakaan nuklir tersebut. Ketika I131 dilepaskan ke atmosfer, tiroid menyimpannya sebagai iodium non-radioaktif. I131 yang menumpuk di kelenjar tiroid, memancarkan semburan radiasi yang dapat merusak DNA dan materi genetik lainnya. Kerusakan tersebut menghapus batasan normal untuk pertumbuhan sel dan pembelahan sehingga terjadi pertumbuhan tidak terkendali. Pada kanker tiroid,radiasi mengaktifkan komponen dari jalur MAPK terutama melalui inversi paracentric kromosom. Sebuah metode pengobatan yang umum untuk mencegah eksposur I131 adalah dengan menjenuhkan tiroid secara regular dengan non-radioaktif I127. Ada alasan untuk berhati-hati dalam penggunaan kalium iodide atau suplemen yodium, karena penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kondisi seperti fenomena Jod-Basedow, efek Wolff-Chaikoff, memperburuk hipertiroid dan hipotiroid. Untuk itulah diperlukan adanya konsumsi iodium non radioaktif yang berasal dari unsur alami. Salah satu bahan yang dapat dikonsumsi yaitu Turbinaria conoides yang dikenal dimasyarakat Indonesia dengan rumput laut coklat corong. 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENGENAI DIARE DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS BLAHBATUH II, KABUPATEN GIANYAR BALI TAHUN 2015 Nyoman Bendhesa Wirananggala
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.246 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.97

Abstract

Diare masih berpotensi sebagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diare menjadi sepuluh penyakit terbanyak di UPT Kesmas Blahbatuh dari tahun 2012-2014. Pada tahun 2013 terdapat 1017 kasus diare akut yang tercatat, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 604 kasus diare akut. Pada tahun 2012, 40,3% dari seluruh kasus diare akut terjadi pada kelompok umur 5-14 tahun dan pada tahun 2014 57,8% kasus diare terjadi pada kelompok umur 5-14 tahun. Dalam upaya mengantisipasi masalah ini, UPT Kesmas Blahbatuh II melaksanakan berbagai kegiatan yang tercakup dalam program Kesehatan Lingkungan dan Program Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM). Tetapi kerjasama lintas program di lapangan belum optimal terutama dengan PKM. Untuk mengembangkan program PKM yang lebih efektif, penelitian ini mengkaji sejauh mana siswa SMP di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh II memahami tentang diare dan bagaimana penanganannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa sekolah menengah pertama tentang diare di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh II. Penelitian ini dilakukan pada bulan  Maret-April 2015 dengan menggunakan rancangan cross sectional deskriptif. Data diperoleh dari wawancara berstruktur dengan kuisioner. Responden  penelitian adalah 46 siswa di wilayahkerja UPT Kesmas Blahbatuh II yang dipilih secara systematic random sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan  program  SPSS 22.0 dan disajikan dalam bentuk tabel dan naratif. Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan,yaitu tingkat pengetahuan sangat kurang (58,7%), tingkat pengetahuan kurang (41,3%) dan tingkat pengetahuan baik 0%. 
SUPRAORBITAL NEURALGIA: SEBUAH LAPORAN KASUS Made Gemma Daniswara Maliawan
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.039 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.98

Abstract

Latar Belakang: Supraorbital neuralgia (SON) merupakan penyakit yang memiliki kriteria nyeri kepala depan pada daerah yang dipersarafi oleh saraf orbital, sensitif terhadap nyeri pada celah supraorbital atau sepanjang saraf supraorbital, dan hilangnya gejala secara absolut namun sementara jika dilakukan blok saraf supraorbital. SON merupakan penyakit yang langka, sehingga melatar belakangi penulis untuk melaporkan kasus ini.Kasus: Seorang laki-laki 52 tahun, datang dengan keluhan utama nyeri kepala sebelah kanan sejak 7 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan menetap. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien dalam batas normal, dan didapatkan daerah sensitif nyeri pada alis sebelah kanan dan sepanjang persarafan saraf supraorbital pada pemeriksaan lokal. Pemeriksaan radiologi dan MRI kepala tidak menunjukkan kelainan. Pada pasien kemudian dilakukan neurektomi saraf supraorbital. Kondisi pasca neurektomi pada pasien ini baik, pasien bebas nyeri, dan luka operasi terawat baik.Simpulan: Neurektomi saraf supraorbital merupakan tindakan yang aman, cepat, dan minim efek samping bagi pasien dengan SON. 
POLA ASUPAN YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA KUSAMBA KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2015 I Kadek Ita Diatmika
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.217 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.99

Abstract

Yodium merupakan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental. Yodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan. Berdasarkan angka kecukupan gizi, kecukupan yodium untuk wanita dewasa adalah sebesar 150 µg/hari. Kekurangan yodium dapat menyebabkan berbagai kelainan seperti kelainan pada kecerdasan mental, pembesaran kelenjar gondok, serta gangguan pertumbuhan. Gangguan akibat kekurangan yodium pada wanita usia subur bisa mengakibatkan kelainan pada bayi yang dilahirkannya. Survei nasional pemetaan gangguan akibat kekurangan yodium diseluruh Indonesia pada tahun 1998 ditemukan 33% kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik. Hingga saat ini masih banyak masyarakat khususnya masyarakat pedesaan di daerah Bali belum memahami pentingnya yodium dan pemenuhan kebutuhan asupan yodium. Sehingga perlu dilakukan penelusuran bagaimana kecukupan asupan yodium khususnya pada masyarakat pedesaan. Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional untuk mengetahui gambaran kecukupan yodium pada wanita usia subur di Desa Kusamba berdasarkan makanan yang dikonsumsi. Populasi penelitian ini adalah wanita usia subur di Kecamatan Dawan. Pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 90 orang responden. Data diambil dengan menggunakan kuisioner Food Frequent Quitionaire yang dimodifikasi yang kemudian dilakukan konversi dengan program komputer Nutrisurvey 2007 untuk mendapatkan asupan yodium perhari dari setiap sampel. Berdasarkan penelitian ini diperoleh rata – rata asupan yodium perhari wanita usia subur di Desa Kusamba adalah 167,5 mcg, wanita usia subur dengan asupan yodium kurang sebanyak 27 orang (30%), wanita usia subur dengan asupan yodium cukup sebanyak 63 orang (70%). Bedasarkan pola konsumsi, kebutuhan yodium dapat terpenuhi dari pola konsumsi harian kususnya sumber yodium terbesarnya adalah ikan laut. Berdasarkan data yang didapatkan asupan yodium wanita usia subur di Desa Kusamba secara umum tergolong cukup. 
GAMBARAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG I KABUPATEN BADUNG BALI 2015 Lindia Prabhaswari; Ni Luh Putu Ariastuti
Intisari Sains Medis Vol. 7 No. 1 (2016): (Available online: 1 December 2016)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.056 KB) | DOI: 10.15562/ism.v7i1.100

Abstract

Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang sering ditemukan pada lanjut usia (lansia). Terdapat berbagai faktor risiko yang dikaitkan dengan peningkatan kejadian depresi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Petang I dan distribusinya berdasarkan karakteristik sosiodemografi lansia, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengembangan program kesehatan lansia di Puskesmas Petang I. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang melibatkan 90 lansia yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Petang I sebagai responden. Data mengenai karakteristik sosiodemografis diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner, sedangkan status depresi dinilai dengan menggunakan kuesioner GDS versi pendek. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan bantuan program komputer. Pada penelitian ini, didapatkan 24,4% sampel mengalami depresi. Angka depresi pada lansia perempuan ditemukan lebih tinggi, terdapat kecenderungan peningkatan angka depresi seiring bertambahnya usia dan rendahnya tingkat pendidikan. Lansia yang berstatus tidak menikah atau tidak bekerja juga menunjukkan angka depresi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Simpulan penelitian ini adalah prevalensi depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Petang I secara umum tergolong rendah, terutama pada lansia yang berusia lebih muda, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi, memiliki pasangan, dan masih bekerja. 

Page 10 of 107 | Total Record : 1063