cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
ISM (Intisari Sains Medis) : Jurnal Kedokteran
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25033638     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Intisari Sains Medis is published by Medical Scientific Community, Indonesia. Intisari Sains Medis is an international, multidisciplinary, peer-reviewed, open access journal accepts papers for publication in all aspects of Science Digest, Medical Research Development, Research Medical Field and Theory. We also publish cases from third world country, that is considered very rare and special cases.
Arjuna Subject : -
Articles 1,063 Documents
MENEKAN LAJU PENYEBARAN KOLERA DI ASIA DENGAN 3SW (STERILIZATION, SEWAGE, SOURCES, AND WATER PURIFICATION) Bagus Anggaraditya Anggaraditya
Intisari Sains Medis Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.584 KB) | DOI: 10.15562/ism.v3i1.71

Abstract

Penyakit taun atau kolera (juga disebut Asiatic cholera) adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium Vibrio cholerae. Kolera ditemukan pada tahun 1883 karena infeksi Vibrio cholerae, bakteri berbentuk koma. Penemuan ini ditemukan oleh bakteriologi Robert Koch (Jerman, 1843-1910).Penyebab kolera, adalah bakteri Vibrio cholerae, yang merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialamiCara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.Kolera memang sudah menjadi momok yang menakutkan di dunia, dan belajar dari negara-negara di Asia yang sudah pernah mengalami wabah kolera, dapat diambil kesimpulan bahwa pengobatan dengan vaksin tidak memiliki pengaruh yang signifikan.Selain karena tidak menjangkau seluruh warga miskin di sebuah negara, harga vaksin kolera juga dirasa cukup memberatkan anggaran negara-negara yang sedang berkembang di Asia.Cara yang dirasa paling tepat dalam menekan laju penyebara kolera adalah 3SW (Sterilization, Sewage, Sources, and Water purification), hal ini mengingatkan kita untuk menjaga keseimbangan Agent, Host, dan Environment.Gangguan pada environment (lingkungan), alam di sekitar kita, akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan di sebuah daerah dan akhirnya membawa bencana di wilayah tersebut. 
PREVALENSI TINGKAT KECEMASAN REMAJA DI PANTI ASUHAN WISMA ANAK-ANAK HARAPAN DALUNG BALI TAHUN 2015 Putu Suntiawati; Wayan Westa
Intisari Sains Medis Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.056 KB) | DOI: 10.15562/ism.v3i1.72

Abstract

Anxiety is a pathologic conditions that is characterized by fear and somatic symptoms which is the sign of hyperactivity of autonomic neuron. (Kaplan dan Saddock, 1997) Anxiety and fear have the same physiology components, but anxiety is different from fear. The etiology of anxiety comes from the inside and most of the source is unknown and fear is an emotional response for threat or danger which is from the outside that be faced consciously. (Maramis,2005) This study is a descriptive analytic that is a cross sectional study. The study take place in Wisma Anak-Anak Harapan Dalung orphanage. This study use a purposive random sampling. The sample was 30 teenagers in age 13-25 years old. Data obtained by interviewing the respondents one by one using HARS to know the anxiety’s level. The results obtained are the highest number in boys were found in medium anxiety which is 56,3%. The highest number for girls were found in light anxiety which is 57,1%. Besides that, data obtained there was 7,1% girls in very severe anxiety. Based on the age, data obtained was 33,3% from all of the respondents have light anxiety and 3,3% respondents have very severe anxiety. There were 46,2% respondents that had light anxiety was respondents in age 13-15 years old. Numbers 3,3% respondents that had very severe anxiety was respondents in age 16-20 years old.
MANAGEMEN UNTUK MENCEGAH KOMPLIKASI JANGKA PANJANG PENYAKIT DIABETES MELITUS Prabu Ponudurai
Intisari Sains Medis Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.489 KB) | DOI: 10.15562/ism.v2i1.73

Abstract

Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang progresif kronis yang ditandai dengan hiperglikemia terutama disebabkan absolut (Type 1 DM) atau relatif (Tipe 2 DM) hormon insulin defisiensi. Perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia bahwa lebih dari 346 juta orang di seluruh dunia menderita DM. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi. Kebutuhan pasien diabetes tidak hanya terbatas pada kontrol glikemik yang memadai, tetapi juga sesuai dengan mencegah komplikasi; Keterbatasan cacat dan rehabilitasi. Ada tujuh perawatan diri penting perilaku pada penderita diabetes yang memprediksi hasil makan makanan yang sehat, aktif secara fisik, pemantauan gula darah, pengobatan yang teratur, kemampuan menyelesaikan masalah yang baik, keterampilan gaya hidup sehat dan perilaku pengurangan risiko diabetes. Semua tujuh perilaku ini telah ditemukan berkorelasi positif dengan glikemik yang baik dari segi kontrol, pengurangan komplikasi dan peningkatan kualitas hidup. Individu dengan diabetes telah memainkan peranan penting pada perkembangan dan perkembangan penyakit mereka dengan berpartisipasi dalam perawatan mereka sendiri.Beberapa demografis, faktor dukungan sosial‐ekonomi dan sosial dapat dianggap sebagai kontributor positif dalam memfasilitasi aktivitas perawatan diri pada pasien diabetes, peran dokter dalam mempromosikan perawatan diri adalah penting dan harus ditekankan.
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA MAHASISWA Vinotha Subramaniam
Intisari Sains Medis Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.682 KB) | DOI: 10.15562/ism.v2i1.74

Abstract

Stres adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor psikososial. pada mahasiswa dari segi fisik berasal dari luar diri individu, seperti suara, polusi, radiasi, suhu udara, makanan, zat kimia pada makanan yang dimakan oleh generasi sekarang. Pada stresor psikologis tekanan dari dalam diri individu biasanya yang bersifat negatif seperti anxietas dan rasa bersalah karena tidak belajar, rasa kasihan pada diri sendiri,sedangkan stresor sosial yaitu tekanan dari luar disebabkan oleh interaksi individu dengan lingkungannya. Jadi stres pada mahasiwayang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidakterkontrol.
INFEKSI SALURAN KEMIH PADA GERIATRI Kokeela Torayraju
Intisari Sains Medis Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.761 KB) | DOI: 10.15562/ism.v2i1.75

Abstract

Jumlah penderita infeksi saluran kemih (ISK) pada geriatri di Indonesia akan semakin meningkat dan menjadipenyebab kedua tersering setelah pneumonia. Pendekatan diagnosis dan terapi ISK pada geriatri memilikikekhususan. Ada tidaknya gejala dan tanda spesifik serta bagaimana cara pengambilan spesimen turutberperan dalam diagnosis ISK pada geriatri. Faktor predisposisi penderita ISK pada geriatri meliputi diabetesmelitus, gizi kurang, gangguan faal kognitif, depresi, gangguan status fungsional, prostatitis, riwayat operasi,dan prolaps vagina. Gejala dan tanda yang sering muncul adalah sindrom delirium, inkontinensia urin dansyncope yang diawali oleh penurunan nafsu makan. Strategi penatalaksanaan meliputi modalitas non‐farmakologik dan farmakologik. 
PEMERIKSAAN GETAH PARU KORBAN TENGGELAM YANG DIOTOPSI DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI 2010 – NOVEMBER 2014 Ilyana Jamaludin
Intisari Sains Medis Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.224 KB) | DOI: 10.15562/ism.v2i1.76

Abstract

Tenggelam adalah kegagalan respirasi primer karena masuknya cairan ke saluran pernapasan. Di dunia, setiap tahun dilaporkan sekitar 372.000 kasus kematian akibat tenggelam. Di Indonesia, Bali khususnya yang terkenal dengan wisata laut, banyak wisatawan yang tenggelam, terutama pada musim liburan. Diagnosis tenggelam dapat ditegakkan dengan pemeriksaan forensik yang meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Namun sampai saat ini, pemeriksaan mikroskopik getah paru untuk menemukan diatome masih merupakan gold standard. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan manfaat pemeriksaan mikroskopik getah paru dalam mendiagnosis kematian dan benda asing yang sering ditemukan, penelitian dilakukan di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah. Ini adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah. Didapatkan 24 kasus mati tenggelam yang dilakukan pemeriksaan getah paru (85,7% dari seluruh kasus mati tenggelam yang diautopsi). Ganggang hijau paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 79,2%, sedangkan diatome sebanyak 54,2%. 
TOXOPLASMOSIS DALAM KEHAMILAN Abdullah Hamdan
Intisari Sains Medis Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.39 KB) | DOI: 10.15562/ism.v2i1.77

Abstract

Toxoplasmosis is caused by protozoa Toxoplasma gondii. In adults, the infectionis usually asymptomatic andwithout certain clinical manifestations. The active infection is most often encounterd in the newborn, whoacquired their infection in utero. Pregnant woman with toxoplasmosis may have an abortion, intra unterine fetaldeath, and if the infant survives the active infection hes is likely to be handicapped by serious residual centralnervous system and ocular lesions that can cause mental retardation. Therefore,pregnant woman must beprevented from toxoplasma infection, or cure as early as possible.
PENANGANAN BIBIR SUMBING DAN MALFORMASI LANGIT‐LANGIT Vimal Jairaman
Intisari Sains Medis Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.423 KB) | DOI: 10.15562/ism.v2i1.78

Abstract

Cleft lip or more recognized as labioschisis and palate malformation is a congenital defect that has the highest prevalence among infants. In this modern era of this problem can be seen as detected during the gestational age, but workarounds can only be done after the baby is born. Factors that cause labioschisis is still controversial, but the main factor that lead to labioschisis is genetic. The best cure for this problem is surgery. The management does not just stop after the surgery is done but sustained till that the children in school .
HUBUNGAN HEAT STRESS DENGAN KELELAHAN PADA MAHASISWA SEMESTER I FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Zakwan Ahmad
Intisari Sains Medis Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.436 KB) | DOI: 10.15562/ism.v2i1.79

Abstract

Heat stress dapat dialami oleh siapa saja. Namun belum banyak penelitian yang meneliti efek dari heat stress terhadap kelelahan mahasiswa dan apakah terdapat perbedaan antara kelelahan yang dialami saat pagi hari dan sore hari. Oleh karena itu, sebuah penelitian telah dilakukan pada sampel yang terdiri dari 42 mahasiswa semester 1 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Sebuah kuesioner skor kelelahan telah diberikan kepada mahasiswa untuk menilai tingkat kelelahan mereka selama waktu tersebut. Hasilnya telah dianalisis secara deskriptif dan analitik dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara heat stress dengan kelelahan mahasiswa. Penelitian juga menunjukkan mahasiswa di sesi pagi memiliki skor kelelahan yang lebih tinggi daripada yang sesi sore. Hal ini menunjukkan bahwa heat stress yang terjadi pada mahasiswa di pagi hari lebih tinggi dibandingkan dengan sore hari. 
MANIFESTASI ATIPIKAL DENGUE YANG HARUS DI WASPADAI SAAT BEPERGIAN KE DAERAH ENDEMIS Wan Ayusfaiezan
Intisari Sains Medis Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.121 KB) | DOI: 10.15562/ism.v2i1.80

Abstract

Dengue (dengue fever/ dengue hemorrhagic fever (DHF)) is disease with high morbidity and mortality among children and adults especially in tropical countries. All people can be infected especially who live in endemic areas such as in South Asia, West and East Africa. For people outside these areas, they are not excluded fromgetting this disease as they can get it when they travel to endemic areas and they can even transmitted, eventhough quite rare, it to other people when they return to their countries if they are not monitored and get treatment early and properly. In order for them to be able to know when to search for help, they should know some signs, symptoms or manifestations of the disease. Not only that, they also can search for any information about any atypical or uncommon manifestations that could occur with this infection as precaution. So, this review will compiles some atypical manifestations of dengue so it can be some help for people who need it for their health, especially for their preparation before travelling to endemic areas. 

Page 8 of 107 | Total Record : 1063