cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Harmoni
ISSN : 1412663X     EISSN : 25028472     DOI : -
Core Subject : Education,
Ruang lingkup jurnal ini meliputi: 1. Aliran, Paham dan Gerakan Keagamaan 2. Pelayanan Keagamaan 3. Hubungan Antarumat Beragama 4. Toleransi Umat Beragama
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020" : 11 Documents clear
PERAN UMAT HINDU DAN KRISTEN DALAM MENJAGA TOLERANSI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI KOTA KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR I Gusti Made Widya Sena
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.323

Abstract

Kota Kupang merupakan ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Kupang adalah sebuah kotamadya yang terletak di pesisir teluk Kupang, sebelah barat laut dari pulau Timor. Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang merupakan sentral dari berbagai aktivitas ekonomi, sosial, budaya, politik dan pendidikan.Selain sebagai sentral aktivitas masyarakat Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang ditempati oleh berbagai suku bangsa yang hidup dan berkembang didalamnya. Seperti suku Timor, Rote, Sabu, Flores, Tionghoa, Jawa, Bali dan Bugis, yang memeluk salah satu agama diantara agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Timbulnya gesekan dan konflik sosial akibat dari persaingan yang tidak sehat, cara pandang yang berbeda serta pengaruh budaya dari masyarakat lain sangat mungkin terjadi di daerah yang heterogen seperti ini. Hal ini disebabkan karena unsur ego sebagai unsur internal dan unsur lingkungan luar sebagai unsur eksternal sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat Kota Kupang.Untuk itu sikap empati, keterbukaan dan toleransi dalam meningkatkan relasi sosial yang telah ada sangat perlu dikedepankan menuju kehidupan yang harmoni di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.Khususnya peran umat Hindu dan Kristen di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini peneliti teliti karena peneliti ingin mengetahui sejauhmana pola interaksi dan peran umat Hindu dan Kristen dalam menjaga toleransi kehidupan masyarakat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini ada dua permasalahan yang akan dibahas antara lain: 1) mengetahui apa peluang dan hambatan dalam mengembangkan toleransi kehidupan masyarakat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur; 2) mengetahui peran umat Hindu dan Kristen dalam menjaga toleransi kehidupan masyarakat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir tentang sikap saling menghargai dan menghormati, persaudaraan, meningkatkan empati pada sesama sehingga nantinya akan bermuara pada iklim kerukunan antarumat beragama yang harmoni.
PERAN YAYASAN MUALAF CENTER INDONESIA DALAM MEMBINA KEAGAMAAN MUALAF DI DEPOK Umniyyatul Ulya
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.325

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan yang diperoleh dari yayasan Mualaf Center Indonesia. Dengan adanya keluhan masalah tertentu pada mualaf, seperti terisolasi dari komunitas Muslim sekitar, sulitnya mencari tempat belajar, bahkan dikeluarkan dari anggota keluarga. Sehingga tulisan ini berisikan peran yayasan tersebut dalam membina mualaf, khususnya dibidang keagamaan melalui program-program yang ada. Dengan menggunakan metode kualitatif yang melibatkan peran peneliti dan informan dalam mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa 1. Yayasan Mualaf Center Indonesia secara umum cukup berhasil sebagai yayasan pembinaan mualaf dengan membuka sebanyak 76 cabang di seluruh Indonesia 2. Melalui program-progam yang ada, pelayanan pembinaan tersebut memberikan kepuasan bagi mualaf.
LEGO-LEGO AS PHENOMENON OF INTER-RELIGIOS AND CULTURAL IN ALOR SOCIETY Iswanto Iswanto Iswanto
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.361

Abstract

The reality of culture is actualised in sistemic sign relation, forming perception, representing contexts, and at the highest level it functions as a portrayal of the society’s ideology (Soames, 2010). As a phenomenon, Lego-lego defines the ideology among the people of Alor. The population live in the Island of Alor and Pantar, with Kalabahi as its capital city. There are 42 indigenous languages in the area of 2864 Km² with 66.4% of the population are Protestants, 30.27% are Muslims, 3.2% are Catholics, 0.02% are Hindus, and 0.01% are Buddhists. The primary data used was the text of Lego-lego and the secondary data was the interview trascript. The theory of Dichotomy Semiotic of Ferdinand de Saussure (1993) was used. A descriptive qualitative method was used with a phenomenology approach (Gallagher, 2008). The result shows a) the sign system of inter-religious and culture in Lego-lego is divided into textual and intertextual signify where signify covers place and time as well as Alorese perception; b) diagram of cultural events in Lego-lego consists of group ideology, attitude, cultural events and contexts. It also shows that religion context is placed in the group attitude. To summarize, the interreligious and culture concept in Lego-lego are defined by using sign system and diagram of cultural events. Religion concept in Alor has become part of group attitude which is based on culture and perceived through Lego-lego discourse. Novelty in this research is the Alorese culture reflected in Lego-lego has become an extremely strong fundamental with inter-religious as one of its elements.
GELIAT DAKWAH KALANGAN MILENNIAL TERDIDIK : MEMBACA ARAH PENYEBARAN INFORMASI KEAGAMAAN MELALUI GAWAI M. Taufik Hidayatulloh; Kosbi Alfi Sahid
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.369

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk ; (1) Mendeskripsikan konten dan produk informasi keagamaan, (2) Menyebutkan dan menguraikan faktor kritis penyebaran informasi keagamaan serta (3) Menjelaskan model dan strategi penyebaran informasi keagamaan. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dimulai dari bulan Juni 2018-Februari 2019. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berumur 18-22 tahun yang aktif menggunakan media sosial pada dua bidang berbeda, yaitu mahasiswa Fakultas Dakwah maupun mahasiswa Fakultas Umum dengan jumlah subjek 5 orang mahasiswa untuk masing-masing Fakultas. Pemilihan narasumber yang diwawancarai tersebut dipilih dengan snowball method. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yakni reduksi data (pemilahan, pemusat perhatian), penyajian (display) data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Narasumber merasa bahwa materi/konten yang perlu dibagikan adalah konten isu agama dan masalah politik. Dalam menyebarkan informasi keagamaan, narasumber memiliki tujuan jangka pendek di antaranya : untuk berbagi, agar bermanfaat buat orang banyak, agar mereview kembali ilmu yang telah diketahui, serta meredam konflik dibanding menyulut konflik. Narasumber juga memiliki tujuan jangka panjang yaitu ; ladang mencari pahala, agar masuk surga, aktualisasi diri, mengingatkan diri sendiri, dan mengimbangi keburukan dengan kebaikan melalui share informasi keagamaan yang positif. Sebagian besar narasumber belum dapat membuat informasi keagamaan sendiri, Narasumber hanya merepost kembali informasi keagamaan yang dianggapnya bagus untuk dishare. Beberapa narasumber berusaha membuat informasi keagamaan sendiri dengan membuat foto, konten tulisan, membuat akun khusus dan membuat quotes. (2) Kebanyakan anggota grup atau followers yang merespon dengan mengajak diskusi lanjutan, menyoal argumentasi sampai membedah berbagai sudut pandang. Sedangkan respon berupa like, emoji jempol, senyum sampai ucapan terimakasih tidaklah demikian banyak. Tantangan penyebaran informasi keagamaan menurut narasumber adalah ; konten yang direpost mengandung kontroversi, konten menimbulkan multitafsir, konten yang sering dijadikan hoax, menshare konten kreatif inovatif, dan bersentuhan dengan masalah politik. Narasumber melihat faktor kritis dalam penyebaran informasi keagamaan yaitu masalah kapasitas perorangan dan sikap atau respon menghadapi keberagaman dan hoax. (3) Dari segi keaktifan narasumber dalam menyebarkan informasi keagamaan, ternyata mereka cukup konsisten dengan aktifitas dakwah di media sosial. Mereka lebih dominan menyebarkan informasi keagamaan kepada pribadi dibandingkan kepada kelompok. Upaya yang dilakukan agar informasi keagamaan dapat diterima dengan baik di antaranya: mengkombinasikan informasi dengan hal-hal lain, diupayakan informasinya tanpa mengusik atau menyinggung orang lain, postingan berasal dari sumber yang jelas, dan penyebaran ke orang terdekat. Dalam upaya penyebaran informasi keagamaan, narasumber melakukan beberapa model : penyebaran video dan artikel. Beberapa strategi penyebaran informasi keagamaan di antaranya : dengan bahasa yang mudah diterima, konten yang menarik, menggunakan emoticon dan caption, dengan personal chat agar bantu disebar, dan disebarkan saat prime time.
HARMONI HINDU-MUSLIM DI BALI MELALUI KEARIFAN LOKAL: STUDI DI KABUPATEN JEMBRANA saihu saihu
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.376

Abstract

This paper discusses the process of creating harmony (ethical dialogue) between Hindus and Muslims through sarana ‘Urf (tradition) or local wisdom that is believed to have religious, philosophical, and sociological values as well as multicultural nuances for the Jembrana community of Bali Province. In his analysis, this paper uses the Integrative Communication Theory proposed by Kim Young Yun, focusing on the ‘Urf (tradition) which is used as a means to communicate and interact between the two religious communities, thus leading to the peaceful practice of Hindu society. and Muslims in Jembrana-Bali. Data sources were obtained through unstructured observations and interviews from March to July 2019 and using the case study method. The results of this study show that in order to create harmony in communication and interaction between Hindus and Muslims in Jembrana is through the traditions of Male, Ngejot, Rebana, and Mekepung. Harmonization built from the four traditions is the result of a deep sense of understanding about each other’s traditions and culture or intercultural transformation so as to grow a sense of brotherhood, understanding diversity, fostering community interest between the two religious communities, and can shape the character of Hindu and Muslim communities in Jembrana to be humanist, tolerant and inclusive, so that it leads to a process of association, integration, complementation and sublimation
MEMAKNAI KEKERASAN ORANG MADURA DI PERANTAUAN: STUDI SOSIAL KEBERAGAMAAN MASYARAKAT MADURA DI SEMAMPIR JAWA TIMUR Ahmad Fatoni
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.402

Abstract

Abstract The purpose of this study is to find out the forms of violence perpetrated by Madurese in Semampir and understand the extent to which religion as a socio-cultural system acts as a tool for social control. The research method that researcher use is a descriptive exploratory type of research. In this study, researcher wanted to explore further the social and cultural role of Madura as a trigger for various characters and acts of violence. The results showed that various acts of violence carried out by Madurese in Semampir were triggered by several factors. The most prominent factor is the exaggeration of self-esteem that is too excessive. Second, the process of interaction between Madurese in multi-ethnic overseas areas, such as in Semampir sub-district, does have socio-cultural characteristics that tend to be hard, both physically and psychologically. Third, the religious system of Madurese in Semampir is more dominated by ceremonial events so that it cannot be used as a tool for maximum social control. Keywords: Violence, Overseas Madura.  
KONTESTASI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KAKI PURA ARGA SUNYA Moch Lukluil Maknun
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.413

Abstract

Kerukunan umat beragama menjadi topik yang terus digiatkan oleh pemerintah di tengah kondisi yang masih banyak memunculkan keadaan sebaliknya. Mengangkat model kerukunan umat beragama di daerah, seperti yang terjadi saat momentum kerja bakti lintas agama pasca longsornya tebing Pura Agung Arga Sunya di desa Krisik Blitar menjadi menarik. Kajian kualitatif ini disandarkan pada persepsi motivasi kerjasama umat beragama, local wisdom, serta kontestasi agen dan aktor. Dengan memanfaatkan analisis studi tradisi lisan dan etnografi baru, kajian ini berupaya mengeksplorasi praktik kerukunan umat beragama di sekitar Pura Arga Sunya Blitar, mencari faktor yang mempengaruhi keberhasilan penciptaan kerukunan, dan merumuskan model kerukunan di sana. Kajian ini setidaknya berhasil menjawab tiga pertanyaan di atas. Pertama, praktik kerukunan umat beragama yang memiliki potensi konflik laten di desa Krisik dapat dipertahankan dengan penguatan silaturahmi dan jalinan persaudaraan sosial yang meskipun dimungkinkan masih berupa kerukunan semu, tetapi dapat mencukupi tuntutan kebutuhan sebagai masyarakat sosial beragama di Indonesia. Kedua, terbukti bahwa nilai kearifan lokal memiliki peran penting selain nilai ajaran agama dalam mempertahankan kerukunan umat beragama. Ketiga, rumusan model pencipta kerukunan yang dapat diadopsi di antaranya: melakukan konstruksi kesadaran geografis dan sejarah desa, penguatan dan penerapan kearifan lokal, partisipasi dan kontestasi peran dalam menjaga kerukunan, serta menciptakan dan memaknai momentum kerukunan.
HOSPITALITAS KRISTEN DAN TANTANGANNYA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Daniel Fajar Panuntun; Eunike Paramita
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.426

Abstract

ABSTRACT The global world at the end of 2019 was shocked by a pandemic caused by the Corona Virus. Corona Virus Disease 2019 raises global concerns about the rapid and deadly spread. Indonesia has also been affected by the Covid-19 case and dated March 19, 2020 there have been 309 positive cases and still counting. The government promotes social distancing policies to reduce publicity in order to minimize the development of Covid-19. Indonesian people are responding to this recommendation, but there are some who do panic buying, persecution of health workers who have the possibility of exposure to Covid-19  and other cases that show the loss of hopitality of Indonesian citizens. This paper aims to formulate an ethical model of Christian hopitality in the midst of the Covid-19  Pandemic. This study uses a qualitative approach to theological research and social descriptive research. The results of this study consist of three main points, namely: first, Christianity must not lose empathy as an attitude of Christian hopitality in every lifetime. Second, the attitude of hopitalitas must look at the context ethically, namely the context of the distribution of Covid-19. Third, Christian hopitality has risks and impacts in the form of its implementation amid the Covid-19 pandemic. Key Words: Ethical Decisions, Hospitality, Christianity, covid-19.
EFEKTIVITAS PENYULUH BP4 DALAM MENEKAN ANGKA PERCERAIAN DI KOTA MAKASSAR Darmawati Darmawati; Hasyim Haddade
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.429

Abstract

Penelitian ini berjudul “Efektivitas Penyuluh BP4 dalam Menekan Angka Perceraian di Kota Makassar” Masalah penelitian adalah apa faktor penyebab terjadinya perceraian di Kota Makassar? dan bagaimana bentuk upaya penyuluh BP4 dalam menurunkan angka perceraian di Kota Makassar? Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif. Penelitian dilakukan pada lima KUA di Kota Makassar. Teknik analisis data deskriptif-kritis. Informan kunci adalah kepala KUA dan para penyuluh BP4. Hasil Penelitian menunjukkan Sebab terjadinya perceraian di Kota Makassar, adalah kurangnya tanggung jawab bagi suami terhadap hal nafkah, kekerasan dalam rumah tangga, serta perselingkuhan disebabkan media sosial. Penyuluh BP4 telah melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal, namun masih kadang mendapat kendala, terutama dari segi waktu, calon pengantin yang tidak sempat hadir dalam kegiatan suscatin (kursus calon pengantin), juga kendala dari segi anggaran dalam pelaksanaan penyuluhan. Kendala lainnya yang dialami oleh penyuluh dalam menekan angka perceraian adalah tidak hadirnya para pasangan suami istri yang ingin bercerai, yang seharusnya mereka datang ke kantor KUA setempat untuk mendapatkan penasihatan. Sehingga secara umum efektivitas penyuluh BP4 dalam menekan angka perceraian di Kota Makassar masih kurang maksimal.
PENGARUH KONTESTASI POLITIK DESA TERHADAP KONFLIK AHMADIYAH DI GEGERUNG-LOMBOK BARAT Mohamad Baihaqi Alkawy
Harmoni Vol. 19 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v19i1.431

Abstract

Penyerangan terhadap Jemaat Ahmadiyah di Gegerung-Lombok terjadi pada 2005-2006 dan 2010. Pada tahun itu kontestasi pemilihan kepala desa bakal dilaksanakan. Beberapa bulan menjelang pemilihan kepala desa, salah satu tokoh agama kerap menyampaikan ceramah yang bernada provokatif. Belakangan diketahui bahwa tokoh agama tersebut berafiliasi dengan salah satu kontestan calon kepala desa. Penelitian ini mengungkapkan bahwa konflik dan kekerasan terhadap Jemaat Ahmadiyah di Gegerung terjadi secara instrumental yang disebabkan oleh adanya kepentingan politik tokoh agama dan salah satu kandidat dalam pemilihan kepala desa setempat. Sekaligus menunjukkan bahwa konflik dan kekerasan terhadap Jemaat Ahmadiyah tidak hanya disebabkan oleh faktor perbedaan keyakinan antara Jemaat Ahmadiyah dan warga Desa Gegerung-Lombok Barat. Bukan pula terjadi semata karena adanya fatwa MUI dan peraturan diskriminatif bupati Lombok Barat. Keduanya tidak berhubungan secara langsung sebagai pemicu konflik dan kekerasan. Konflik dan kekerasan terhadap Ahmadiyah di Desa Gegerung justru terjadi karena adanya campur tangan politisi dan tokoh agama di yang menjadikan perbedaan sebagai komoditas politik.

Page 1 of 2 | Total Record : 11