cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences)
ISSN : 25982087     EISSN : 25982095     DOI : -
Core Subject : Health,
Journal of Current Pharmaceutical Sciences is a scholarly journal and expects to Publish articles related to the science of pharmaceutical science became the main focus of the problem at this time. This journal may publish research results as well as the results of theoretical studies and reviews. JCPS has had an ISSN print version 2598-2087 and has an online version 2598-2095 since Vo. 1 No.1 year 2017.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2019): March 2019" : 6 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PASIEN KEMOTERAPI KANKER PAYUDARA PESERTA JKN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Noor Aisyah; Saftia Aryzki; Amaliyah Wahyuni; Tri M Andayani; Diah A Puspandari
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 2 No 2 (2019): March 2019
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.784 KB)

Abstract

Data from IARC in 2012 as many as 1.7 million women were diagnosed with breast cancer. Breast cancer is catastrophic, high-cost and life-threatening complications. The claim data for INA-CBGs for cancer is one of the diseases that absorbs the biggest costs. The factors that influence the real costs of breast cancer patients are length of stay, severity, class of care and age. The aim of the study was to determine the factors that affect the real costs of breast cancer chemotherapy patients hospitalized JKN participants in Ulin Banjarmasin Hospital. The study is a pharmacoeconomic analysis study with a hospital perspective on direct medical costs, data taken retrospectively. The study sample was a hospital financial file and a medical record of breast cancer patients at JKN participants for the period of January-October 2017 in Ulin Banjarmasin Hospital with 259 episodes of treatment. To find out the factors that influence the real costs using multivariate linear regression correlation analysis. The results showed that the factors that influence the real costs of chemotherapy patients in breast cancer hospitalized JKN participants in RSUD Ulin Banjarmasin were severity (p = 0,000) and treatment class (p = 0,000). The total cost of medicine from 259 episodes of care is Rp. 669,577,809, average real costs with chemotherapy treatment episodes at severity level I amounted to Rp.4,502,210, II severity level Rp.8,239,624 and III severity level Rp.7,403,713.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli Novia Ariani; Monalisa Monalisa; Dwi Rizki Febrianti
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 2 No 2 (2019): March 2019
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.513 KB)

Abstract

Tanaman pepaya merupakan tumbuhan perdu yang berbatang tegak dan basah. Hampir semua bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional salah satunya adalah biji pepaya. Secara tradisional biji pepaya dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare dan penyakit kulit. Kandungan yang terdapat pada biji pepaya merupakan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak biji pepaya terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan mengetahui diameter zona hambat dari berbagai konsentrasi ekstrak. Jenis penelitian ini adalah non eksperimental dengan metode sumuran. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 1,25%, 2,5%, 5%, dan 10%. Kontrol positif yang digunakan adalah Amoxicillin 25 µg/10 ml akuadest dan kontrol negatif etanol 96%. Penentuan zona hambat dengan melihat adanya zona bening disekitar sumuran, kemudian zona bening tersebut diukur diameternya menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Ekstrak biji pepaya dengan konsentrasi 1,25%, 2,5%, 5%, dan 10% dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan diperoleh rata-rata hambatan secara berturut-turut sebesar 3,6 mm, 4,44 mm, 5,56 mm, dan 6,65 mm. Konsentrasi hambat minimum ekstrak biji pepaya dihasilkan pada konsentrasi 1,25%.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN PELAWAN (Tristaniopsis obovate. Benn) DENGAN METODE PENANGKAPAN RADIKAL BEBAS 2,2’-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL Muhammad Farid Al Kadri; Titik Sunarni; Gunawan Pamudji; Irfan Zamzani
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 2 No 2 (2019): March 2019
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.755 KB)

Abstract

Radikal bebas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit degenaratif, sehingga perlu adanya senyawa antioksidan lainnya untuk mengurangi radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ektrak etanol daun pelawan (Tristaniopsis obovate. Benn) dibandingkan dengan senyawa rutin. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak daun pelawan menggunakan metode penangkapan radikal bebas 2,2’-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dan rutin sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun pelawan dan pembanding rutin maka semakin besar pula persen penangkapan radikal bebas DPPH. Hasil aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun pelawan dengan IC50 sebesar 14,020 ppm dan standar rutin dengan IC50 sebesar 4,837 ppm. Free radical is one of the causes of degenerative diseases; therefore, it is needed another antioxidant to diminish cell damage. This research aims at investigating antioxidant activity of ethanol extract of Pelawan leaf (Tristaniopsis obovate. Benn) compared to regular substance. The testing of antioxidant activity of Pelawan leaf’s extract utilized the method of capturing 2,2’-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) free radical and regular substance as a standard of comparison. The result shows that the increase of concentration of ethanol extract impacted the high percentage of the capture of DPPH free radical. The result of antioxidant activity of Pelawan leaf’s extract with IC50 was14.020 ppm, and regular standard with IC50 was 4.837 ppm.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN RAMANIA (Bouea macrophylla Griffith) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH MENCIT PUTIH (Mus muscullus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN Eka Kumalasari; Yugo Susanto; Maulida Yulia Rahmi; Dwi Rizky Febrianty
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 2 No 2 (2019): March 2019
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.593 KB)

Abstract

Diabetes mellitus is the disease of impaired metabolism that results when the pancreas does not produce enough insulin or when no body can effectively use insulin produced so as to cause an increased concentration of blood glucose. The treatment of diabetes mellitus can be an injection and tablet form which could result in the use of long term side effects. prevent it can use alternative treatment using Bouea macrophylla. Ramania is plants typical of South Kalimantan, active ingredients that is flavonoid and saponin which was is one of a substance efficacious as antidiabetic. This research from pre and post test with control group desain. Totaled white mice (Mus musculus) male to be used is 25 mices, devided into 5 groups is control negative (CMC Na 0,5%), control positif (Glibenklamid 3 mg/kgBB), extract 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB and 500 mg/kgBB. Observation agains in lowering blood glucose levels each groups test done on the day 7th and 14th after hiperglikemia induced by alloxan. Data the results of the analysis General Linear Model show that extract can in lowering blood glucose levels on white mice male that induced by alloxan significantly p<0,05. Doses of extract most effective in lowering blood glucose levels mice is 500 mg/kgBB.
STABILITAS FISIK KRIM M/A EKSTRAK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN VARIASI SETIL ALKOHOL SEBAGAI STIFFENING AGENT Nining Nining; Naniek Setiadji Radjab; Winda Sulistiyaningrum
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 2 No 2 (2019): March 2019
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.187 KB)

Abstract

Buah jambu biji memiliki aktivitas antioksidan dan kapasitas pembersihan radikal bebas. Kandungan vitamin C-nya lebih tinggi dari jeruk. Penggunaan antioksidan adalah pendekatan yang efektif untuk mencegah gejala yang berkaitan dengan penuaan kulit akibat cahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meformulasikan dan mengevaluasi stabilitas fisik krim topikal yang mengandung 5% vitamin C dari ekstrak buah jambu biji dengan berbagai konsentrasi setil alkohol sebagai stiffening agent. Serbuk buah jambu biji diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Selanjutnya, krim m/a dibuat dengan metode peleburan dengan konsentrasi setil alkohol 2,5%; 3,5%; dan 4,5% (yaitu F1, F2 & F3). Evaluasi telah dilakukan pada berbagai parameter seperti organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, reologi, dan pemisahan fasa. Ekstrak buah jambu biji mengandung 37,27% vitamin C. Formulasi ekstrak jambu biji dalam krim menunjukkan homogen dan tidak ada variasi yang signifikan dalam organoleptik dan pH. Daya sebar krim F1 adalah semifluid sedangkan krim F2 & F3 adalah semistiff. Hasil rheogram menunjukkan aliran plastik dengan thixotropy. Berdasarkan metode sentrifugasi, F1 & F2 terjadi fase pemisahan kecuali F1. Hasil freeze-thaw tidak menunjukkan pemisahan fase selama periode percobaan. Berdasarkan hasil, stabilitas fisik yang baik ditunjukkan pada F3 yang mengandung 4,5% setil alkohol.
ANALISIS RISIKO INTERAKSI OBAT TERHADAP RESEP PASIEN KLINIK ANAK DI RUMAH SAKIT DI BANJARMASIN Hendera Hendera; Sri Rahayu
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 2 No 2 (2019): March 2019
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.658 KB)

Abstract

Faktor fisiologi tubuh pasien anak menjadi pertimbangan terhadap mekanisme obat di dalam tubuh. Pencegahan terjadinya Interaksi Obat pada kasus DRP’s pasien anak menjadi perhatian bagi Apoteker dan tenaga kesehatan dalam menentukan terapi obat. Berkembangnya teknologi mobilphone memberikan kemudahan bagi Apoteker dalam melakukan pencegahan terjadinya interaksi obat. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi besarnya risiko kejadian interaksi obat pada resep yang dijadikan sampel kemudian dilanjutkan penentuan level signifikasi menggunakan aplikasi android drug Interaction Checker Medscape. Metode penelitian secara retrospektif dengan teknik observasional cross-sectional. Data yang digunakan adalah resep pasien di Klinik Anak salah satu RS di Banjarmasin. Pengambilan sampel dengan non-probability menggunakan Quota sampling. Data dianalisis dengan analisis uji chi square. Jumlah sampel sebanyak 358 resep dengan total populasi 7990 resep, diperoleh sebanyak 177 resep (49,44%) mempunyai resiko terjadinya interaksi obat dan 181 resep (50,56%) tidak terjadi interaksi obat. Hasil uji analisis deskriptif dengan analisis uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antar banyaknya jumlah obat dalam satu resep dengan besarnya kejadian interaksi obat dengan nilai probabilitas atau Asymp.Sig (2-sided) = 0,000 nilai ini lebih kecil dari α=0.05, hasil odds ratio menunjukkan bahwa pasien yang menerima ≥ 3 macam obat dalam satu resep berisiko 29.313 kali lebih tinggi mengalami interaksi obat (95% CI, 16.226 - 52956). Level interaksi obat terbesar dengan kategori Significant sebanyak 300 kejadian (78,53%), Minor sebanyak 52 kejadian (13,61%) dan kategori Mayor sebanyak 30 kejadian (7,85%). Sebagian besar kejadian interaksi obat terjadi secara Farmakodinamik.

Page 1 of 1 | Total Record : 6